Hari yang ditunggu telah tiba. Hari kelulusan Jamie di Universitas Trinity Toronto, Kanada.
Upacara kelulusan akan diadakan siang hari di aula terbesar gedung kampus yang berada di lantai dasar. Sebuah ruang berbentuk lingkaran menyerupai teater yang akan digunakan untuk menampung lebih dari lima ratus mahasiswa mahasiswi. Upacara kelulusan juga akan digelar selama empat hari.
Jamie beruntung mendapat tanggal upacara kelulusan yang sama dengan Leslie di bulan November.
Walaupun langit terlihat mendung, tetapi tak membuat Jamie murung. Ia sudah sangat menantikan harinya sejak ujian terakhir diselenggarakan.
Jamie sudah bangun sejak pagi dan pergi ke salon. Ia memakai gaun terbaiknya dibalik jubah hitam yang menjadi pakaian wajib mahasiswa mahasiswi yang akan menerima gelarnya. Ia sangat tak sabar dan terus menerus merengek agar Liam—ayahnya, segera berangkat dan membawa mereka ke kampus.
“Jamie, ini masih dua jam lagi. Perjalanan ke kampusmu ta
Hari kelulusan Jamie dapat dikatakan berakhir dengan tak mulus. Kebahagiannya mendadak berubah menjadi ketakutan karena kehadiran Elena. Riasannya hancur dan gaunnya kotor. Jamie sangat, sangat, sangat kesal. “Mengapa dia harus datang di acara kelulusanku?” Jamie menggerutu dalam hati. Setelah Jamie beserta keluarganya sempat bersitegang dengan keluarga Cathains dan Elena, mereka keluar gedung kampus. Anna—ibunya, sedang membantu Jamie merapikan riasan serta membersihkan gaunnya ketika melihat keluarga Cathains dan Elena berderap meninggalkan gedung kampus menuju pelataran. Dua mobil SUV berwarna hitam sudah menunggu. Mereka semua masuk ke dalam mobil tersebut. Hanya Jamie dan keluarganya menatap dingin ke arah mereka. Sedangkan tamu undangan lainnya begitu terpukau dengan penampakan kelima laki-laki anggota keluarga Cathains dan Elena. Jamie baru menyadari satu hal. Napasnya tersekat di tenggorokan. “Jadi … laki-laki di malam Halloween juga … masih s
“Kalian pergilah lebih dulu. Aku akan menunggu Orson dan teman-temannya tiba,” pinta Darick pada Damien, Talon, Zaros, Carden dan Elena. Keluarga Cathains memiliki sebuah misi. Mengawasi sebuah keluarga dari sejak pertama kali Darick dan Damien berubah. Darick dan Damien berubah pun tak pernah dengan sengaja menjadikan manusia lain menjadi seperti mereka atau menjadikan anggota kelompoknya. Darick dan Damien hanya membantu mereka yang membutuhkan pertolongan bagi mereka yang belum ingin mati karena urusannya belum selesai. Setelah Darick dan Damien mengubah mereka, Darick dan Damien memberi waktu pada mereka untuk menyelesaikan urusannya masing-masing, kemudian memberi pilihan. Mati atau mengikutinya. Beberapa dari mereka memilih mati karena urusan mereka di dunia telah selesai, Darick dan Damien mengabulkannya, tetapi tak sedikit memilih mengikuti Darick dan Damien. Dengan begitu, mereka terikat perjanjian dan memiliki misi yang sama. ‘Ingat, kalian tak bole
Adreana baru saja kembali. Dia meminta Thana menatap matanya agar dapat mengirimkan ingatannya. Adreana dapat melakukan hal tersebut pada siapa pun yang dia inginkan hanya dengan membuka ingatan sembari bertatapan. Thana seketika terjatuh. Tatapannya yang semula bingung berubah menjadi terkejut, lalu berganti kosong, lambat laun berubah sedih dan setelah beberapa detik memberikan tatapan bengis. Noir menghampiri Thana dan menanyakan apa yang terjadi. Armand menceritakan yang terjadi pada Elena. Noir akhirnya berjongkok di hadapan Thana dan beberapa anggota kelompoknya ikut mendekat. Thana menggelengkan kepalanya berkali-kali. Dia meraih lengan Noir dan meremasnya. “ARGHHHHHHH … TIDAAKKK!!! Aku akan membunuhnya! Aku akan mencabik-cabik pembunuh adikku! Arrrgghhhh!!!” Thana histeris dan Noir mendekap Thana. Thana adalah kakak dari Elena. Dia baru mengetahui kematian Elena. Suara jeritannya memenuhi seluruh kastil tertinggal di kota Querfurt, Jerman. Tha
“Mom, aku khawatir. Apa tak sebaiknya kalian datang dan tinggal di sini bersamaku?” Jamie sangat khawatir setelah membaca berita tentang kekacauan kota Toronto tak lama setelah dirinya pindah ke San Fransisco.Jamie berulang kali membaca berita yang beredar di internet. Berita yang membahas kejadian aneh yang terjadi di Toronto. Seakan-akan ada yang meneror kota itu, membuat suasana mencekam.Kejadian itu telah merenggut nyawa delapan belas korban dalam waktu tiga hari. Di antaranya, pekerja kantoran yang baru pulang lembur, ada juga pekerja pusat perbelanjaan, anak sekolah yang baru pulang main dari tempat temannya, serta beberapa dari mereka yang bekerja di klub malam dan masih banyak lagi.Sebelum meninggalkan tempat, semua saksi menyatakan mereka dalam keadaan sehat. Namun, di pagi harinya mereka semua ditemukan tak jauh dari lokasi terakhir mereka dalam keadaan kehabisan darah. Yang menjanggalkan, tak ada setetes darah pun di sekitar me
Seorang vampire tua berjalan terseok-seok di dalam hutan yang lebat dan lembab. Dia masih terus berderap menaiki bukit sampai tiba di depan gerbang. Sebuah pagar besi berkarat yang tinggi berdiri di depannya. Si vampire tua susah payah mendorong pagar hitam, memasuki pekarangan luas yang kering dan hampa. Dia berhenti saat ketika hampir sampai di tangga kastil tertinggal dan tak terjamah manusia. Sebuah kastil berbatu cokelat dan dipenuhi lumut, Kastil Das Dunkle Schloss di kota Querfurt, Jerman. Si vampire tua akhirnya terjatuh, tetapi masih berusaha merangkak masuk ke dalam kastil. Walaupun banyak kerutan di wajahnya yang menampakkan usia tak lagi muda, tetapi tubuhnya tampak gagah. Sepertinya dia berubah menjadi vampire di usia tuanya. Pakaiannya lusuh dan kotor. Tubuh gagahnya pun seperti telah tercabik-cabik. Taringnya masih menyembul dan matanya merah menyala. Bekas darah masih tercetak jelas di sekitar mulut, leher sampai ba
Kelompok Darick adalah sekelompok vampire vegetarian yang berusia ratusan tahun. Mereka tak pernah ingin menjadi vampire. Hidup tanpa tahu kapan ajal akan menjemput dan menyaksikan manusia di sekitar mereka mati, berganti dengan manusia baru lagi. Namun, apa dayanya ketika mereka tak memiliki kuasa atas hidup mereka sendiri. Contohnya Darick, Damien dan ayahnya. Mereka tak tahu perempuan yang mendatangi kediaman mereka di saat mereka makan malam merayakan ulang tahun ayahnya, akan membantai mereka. Atau Carden yang tak sengaja berada di tempat yang salah, belum lagi si kembar Talon dan Zaros, juga Orson dan yang lainnya. Walau begitu, mereka semua yang terpaksa berubah jadi vampire pun tak ingin mengubah manusia menjadi seperti mereka. Mereka memutuskan tak menyentuh manusia, hidup berdampingan dengan manusia dan menyembunyikan identitas mereka dari manusia. Ketika Darick dan Damien terpaksa harus mengubah mereka pun semata-mata karena mere
Hari pertama Jamie memulai kerja. Ia bekerja sebagai salah satu petugas teller bank. Ia sengaja datang lebih pagi untuk memberi kesan baik sebagai karyawan baru. Jangan sampai hari pertama telat dan semua biaya pendidikan sampai apartemen yang telah Liam keluarkan menjadi sia-sia. Jamie juga sudah lebih baik sekarang. Ia tak lagi merasa canggung menegur orang asing. Jika dulu Jamie selalu menunggu temannya yang memperkenalkan diri, sekarang dirinya lebih dulu memperkenalkan diri pada para seniornya dan atasannya. Ia pikir dirinya akan berada lama di perusahaan itu, jadi ia harus bisa beradaptasi dengan baik. Anna—ibunya, telah mengabari Jamie beberapa hari lalu, tetangga di sebelah kediaman mereka bukan vampire yang mereka temui di acara kelulusan Jamie. Awalnya, Anna hanya membahas tetangga sebelah kediamannya yang menurut petugas keamanan keluarga Johnson telah pindah, dalam grup percakapan lingkungan mereka. Namun, karena sedang banyak kejadian di
Leslie tiba di apartemen Jamie pada Kamis malam. Jamie membantu Leslie merapikan barang-barangnya. Keduanya sembari mengingat-ingat awal perjumpaan saat di Sekolah Menengah Atas. Tak menyangka mereka akan bersahabat bahkan sampai menjadi teman sekamar sekaligus rekan kerja.“Terima kasih, Jams. Ini sangat berarti bagiku.”“Kau diterima karena kemampuanmu sendiri, L. Aku tak ikut campur sama sekali.”Leslie tahu Jamie tak ikut campur, tetapi memberitahu ada lowongan pekerjaan dan bersedia menampungnya saja sudah sangat berjasa bagi Leslie. Mereka berdua terbawa suasana, mata Leslie berkaca-kaca. Mereka pun saling berpelukan.Jamie menceriakan suasana dengan menyetel musik, kemudian menari-nari dan mengajak Leslie agar tak bersedih lagi. Keduanya yang sudah lelah berberes dan menari-nari, akhirnya istirahat di kamar masing-masing.Esok harinya, di saat Jamie bekerja, Leslie memilih untuk berkeliling sekitar apartemen Jamie.
Di tengah kecurigaan Jamie, dirinya teringat Darick pernah mengatakan Zaros memanipulasi pikiran seseorang di kantor pusat tempat dirinya bekerja agar melakukan perubahan pada data Jamie. Dengan begitu, Noir dan kelompoknya tak dapat menemukan keluarga Jamie. Jamie akhirnya mulai mencurigai Zaros. Ia juga berkali-kali melihat sosok Damien, Talon, Zaros, Carden, Gabriel dan Adam di sekitarnya, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang ingin menemuinya. Jamie menoleh pada Damien dengan tajam. “Apa kau pikir aku tak melihatmu dari jendela kamarku?!” ketusnya. “A-Aku … itu … hm, maaf, Jamie,” jawab Damien menyesal. Jamie menunjuk Talon, Zaros Carden dan Gabriel dengan mata berkaca-kaca. “Aku tahu Talon membersihkan apartemenku setiap datang! Aku tahu Gabriel dan Adam pernah mengunjungiku, tetapi kepergok oleh Josh, ‘kan?! Aku juga tahu Carden mengisap makhluk gaib di sekitarku! Aku tahu pasti yang membawa kalian berpindah pasti Zaros!” Talon, Zaros, Carden dan Gabriel gelagapan. “M-Maa
Adam mempersilakan mereka maju dan menghiraukan ucapannya karena dia akan bersembunyi di tempat persembunyiannya.“Apa dia minta mati kali ini?!” Darick menyeringai sadis.Darick melindungi kediaman itu dengan kekuatannya dan hanya manusia yang dapat masuk ke dalam kediaman itu. Sayangnya, Darick dan kelompoknya tak bisa membedakan aroma manusia yang satu dan lainnya. Jika manusia sudah masuk ke dalam kediaman yang Darick lindungi, tentunya manusia yang memiliki kekuatan bisa menggunakan kekuatan dalam kediaman itu.Darick juga melindungi pikiran dirinya dan kelompoknya dari kelompok lain. Oleh karena itu, hanya Darick dan kelompoknya yang bisa masuk ke dalam pikiran satu sama lain, seperti Carden yang selalu membaca pikirannya.Dan sekarang, ada manusia yang berani masuk ke dalam kediamannya bahkan memecahkan kaca kediaman itu. Tentu saja, Darick dan kelompoknya sudah mengetahui siapa yang berani melakukan itu berdasarkan pengalaman.Mereka melesat mencari asal kaca pecah yang ternya
Darick berdecak kesal. “Sudah aku bilang jangan menemui Jamie lagi! Dia sudah cukup sedih sekarang!” perintahnya.“Kalau dia belum melupakan kita, dia pasti senang bertemu dengan kita, Darick!” Carden membujuk Darick.“Tetapi masalahnya tak semudah itu, Carden!” desis Darick sembari menggertakkan giginya.Zaros menunduk dan mengakui kesalahannya. “Aku tak memanipulasi pikirannya karena tak ingin Jamie melupakan kenangan bersama kita!” Zaros membela diri.“Ya, bagus itu!” jawab Adam yang tiba-tiba kembali lagi setelah selesai merajuk dan tak sengaja menguping mereka.“Masalahnya … aku memanipulasi pikiran orang lain dan membuat seolah kejadian yang Jamie alami adalah mimpi,” ungkap Zaros.Mereka semua terkejut dengan apa yang baru saja Zaros ungkapkan. “Apa maksudmu?” tanya Damien, Talon, Carden dan Adam bersamaan.Zaros memang mendapat perintah
“Mengapa setega itu pada Jamie, Darick?” tanya Zaros sedih.“Salah siapa?” hardik Darick.Darick melihat Zaros hanya mengerucutkan bibirnya. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu pengikutnya yang lain.“Halo, Darick,” sapa pengikutnya dari balik ponsel.“Earl, aku titipkan dia padamu,” tutur Darick.“Kau akan kembali sekarang? Kita tak jadi bertemu?” Earl sebenarnya tahu Darick datang bukan untuk menemui dirinya.“Maaf, aku harus segera kembali. Pastikan kau dan Kalen tak ketahuan olehnya, oke?” Darick memperingatkan Earl agar tak mengulang kesalahan seperti Damien dan Carden. “Dia sangat pintar mengenali vampire.”“Kau tak ingin berpamitan dulu dengannya? Aku sering melihat dia bersedih,” ungkap Earl membujuk Darick.Darick tersenyum tipis. “Tidak. Ini untuk kebaikannya juga. Penyihir itu pasti akan menja
Jamie menghela napas pasrah. Ia ingin menceritakan pada Josh yang sebenarnya terjadi. Namun, Jamie ragu sekaligus takut kalau sampai apa yang mereka katakan benar.Ia memilih menelan semua sendiri dan berusaha menganggap kejadian itu hanya mimpi, walaupun masih tak percaya itu hanya mimpi. Namun, sekeras apa pun dirinya mengelak, tak ada orang lain yang tahu kejadian itu selain dirinya, sekalipun Josh yang bersama dengannya saat kejadian.Satu yang pasti, itu bukan penglihatan karena Jamie sudah bisa membedakan mimpi biasa dan mimpi pertanda melalui penglihatan. Lagi pula, dalam penglihatan biasanya hanya kilasan kejadian yang akan terjadi dan tak sedetail yang dirinya alami.Jamie mulai menjalani aktivitasnya setelah cuti dan membiarkan kejadian itu menjadi misteri.“Jamie! Akhirnya kau kembali dari cuti!” sambut Mr Lewis.“Dasar tua bangka! Semua yang aku alami karenamu!” geram Jamie dalam hati.“Selamat pagi,
Jamie merasa sesak dan bersandar pada kursi meja makan. Lama-kelamaan tubuhnya terkulai lemas dan dirinya hampir terjatuh dari kursi. Leslie buru-buru menahan tubuh Jamie. “Ada apa, Jams? Jams! Jamie!” Jamie mendengar suara Leslie semakin lama semakin menghilang dan matanya mulai berkaca-kaca. “Apa yang terjadi? Apa itu benar-benar hanya mimpi?” batinnya. Leslie menampar pelan wajah Jamie. “Jams! Jamie!! Ya Tuhan, ada apa denganmu?!” Jamie terkesiap karena tamparan pelan dan suara memekakkan telinga yang berasal dari Leslie. Ia menoleh dan melihat raut wajah Leslie yang panik serta khawatir dengan dirinya. Jamie melihat Leslie sepanik itu saat dirinya hampir terjatuh dari kursi atau saat dirinya berteriak dari dalam kamarnya. Jadi, rasanya tak mungkin kalau memang dirinya baru kembali dari Roxbury setelah tak mengabari berhari-hari dan Leslie memasang raut wajah biasa saja. “Jadi, aku hanya bermimpi?” gumam Jamie lirih. “Sepertinya tid
Jamie kebingungan karena berada di dalam ruang gelap. Ia menoleh ke kanan dan kirinya, kemudian menyadari tadi dirinya tak menyalakan lampu karena langsung tertidur. “Apa sekarang sudah malam? Jadi aku tidur seharian?” gumam Jamie sendiri sembari bangkit dari tidurnya. Jamie merasa lapar yang luar biasa dan perutnya mulai mengeluarkan bunyi. Ia merasa heran karena biasanya Darick atau Adam yang membangunkan dirinya. “Aneh, biasanya Darick akan mengetuk pintu untuk membangunkan aku,” gumamnya lagi. “Apa dia terlalu lelah setelah pertempuran?” Jamie mendesis seraya memiringkan kepalanya. “Tapi … dia vampire. Apa vampire bisa lelah juga?” “Aku rasa Adam masih sibuk mengurus Gabriel,” gumamnya sambil meraba dinding untuk mencari sakelar lampu dekat pintu kamar. Jamie menyalakan lampu dan matanya membulat saat melihat ruangan di sekelilingnya. Ruangan itu tak lagi berdinding kayu dan tak ada jendela kayu besar yang tertutu
Zaros merasa ngeri dengan tatapan Jamie. Dia sudah menjadi vampire ratusan tahun, tetapi baru kali itu ada manusia yang menatapnya tajam sampai dia merasa takut.Zaros berderap ke belakang Darick. “Aku hanya disuruh, Jamie.”“Iya, tetapi … apa harus pakai penyadap?” tanya Jamie tak percaya. “Itu namanya … melanggar hak privasi!”“Kami tak menaruh di kamar mandi, Jamie,” ucap Carden setelah membaca pikiran Jamie. Dia tahu Jamie panik. “Lagi pula, penyadap tak seperti kamera CCTV.”“Kami juga hanya menaruhnya di ruang terbuka.” Damien menimpali Carden untuk menenangkan Jamie.Seperti biasa dan seperti yang semua orang tahu, mereka bagai ayah dan anak. Sekalipun Carden berbohong, Damien tak akan menyentuh tangannya untuk mendeteksi kebohongan Carden. Namun, dia dan Carden sekarang memang hanya mengatakan yang sejujurnya pada Jamie.“Bagaimana caranya kal
Zaros kembali membawa Gabriel dalam keadaan selamat, tetapi kurang sehat karena Gabriel terlihat pucat. Bukan karena Gabriel menjadi vampire, melainkan kedinginan. Pasalnya, suhu di Arlington, Vermont saat itu satu derajat celcius. Baik Arlington, maupun Roxbury, keduanya merupakan kota dengan kelembaban di atas sembilan puluh dua persen. Selama awal tahun rata-rata per bulan untuk hari kering hanya tiga sampai lima hari, hari berkabut tujuh sampai sembilan hari dan sisanya hari salju. Sinar matahari muncul hanya di hari-hari tertentu tak lebih dari lima jam. “Kau baik-baik saja, Gabriel?” tanya Jamie khawatir. Darick dan Damien hampir memarahi Zaros yang selalu ceroboh dan terburu-buru. Mereka paham Zaros pasti sangat ingin membantu pertempuran mereka dengan Noir dan kelompoknya semalam, tetapi khawatir juga Gabriel terkena hipotermia. Darick dan Damien mengurungkan niat untuk memarahi Zaros karena mereka juga salah. Mereka tak menyadari Gabriel tak