“Mom, aku khawatir. Apa tak sebaiknya kalian datang dan tinggal di sini bersamaku?” Jamie sangat khawatir setelah membaca berita tentang kekacauan kota Toronto tak lama setelah dirinya pindah ke San Fransisco.
Jamie berulang kali membaca berita yang beredar di internet. Berita yang membahas kejadian aneh yang terjadi di Toronto. Seakan-akan ada yang meneror kota itu, membuat suasana mencekam.
Kejadian itu telah merenggut nyawa delapan belas korban dalam waktu tiga hari. Di antaranya, pekerja kantoran yang baru pulang lembur, ada juga pekerja pusat perbelanjaan, anak sekolah yang baru pulang main dari tempat temannya, serta beberapa dari mereka yang bekerja di klub malam dan masih banyak lagi.
Sebelum meninggalkan tempat, semua saksi menyatakan mereka dalam keadaan sehat. Namun, di pagi harinya mereka semua ditemukan tak jauh dari lokasi terakhir mereka dalam keadaan kehabisan darah. Yang menjanggalkan, tak ada setetes darah pun di sekitar me
Seorang vampire tua berjalan terseok-seok di dalam hutan yang lebat dan lembab. Dia masih terus berderap menaiki bukit sampai tiba di depan gerbang. Sebuah pagar besi berkarat yang tinggi berdiri di depannya. Si vampire tua susah payah mendorong pagar hitam, memasuki pekarangan luas yang kering dan hampa. Dia berhenti saat ketika hampir sampai di tangga kastil tertinggal dan tak terjamah manusia. Sebuah kastil berbatu cokelat dan dipenuhi lumut, Kastil Das Dunkle Schloss di kota Querfurt, Jerman. Si vampire tua akhirnya terjatuh, tetapi masih berusaha merangkak masuk ke dalam kastil. Walaupun banyak kerutan di wajahnya yang menampakkan usia tak lagi muda, tetapi tubuhnya tampak gagah. Sepertinya dia berubah menjadi vampire di usia tuanya. Pakaiannya lusuh dan kotor. Tubuh gagahnya pun seperti telah tercabik-cabik. Taringnya masih menyembul dan matanya merah menyala. Bekas darah masih tercetak jelas di sekitar mulut, leher sampai ba
Kelompok Darick adalah sekelompok vampire vegetarian yang berusia ratusan tahun. Mereka tak pernah ingin menjadi vampire. Hidup tanpa tahu kapan ajal akan menjemput dan menyaksikan manusia di sekitar mereka mati, berganti dengan manusia baru lagi. Namun, apa dayanya ketika mereka tak memiliki kuasa atas hidup mereka sendiri. Contohnya Darick, Damien dan ayahnya. Mereka tak tahu perempuan yang mendatangi kediaman mereka di saat mereka makan malam merayakan ulang tahun ayahnya, akan membantai mereka. Atau Carden yang tak sengaja berada di tempat yang salah, belum lagi si kembar Talon dan Zaros, juga Orson dan yang lainnya. Walau begitu, mereka semua yang terpaksa berubah jadi vampire pun tak ingin mengubah manusia menjadi seperti mereka. Mereka memutuskan tak menyentuh manusia, hidup berdampingan dengan manusia dan menyembunyikan identitas mereka dari manusia. Ketika Darick dan Damien terpaksa harus mengubah mereka pun semata-mata karena mere
Hari pertama Jamie memulai kerja. Ia bekerja sebagai salah satu petugas teller bank. Ia sengaja datang lebih pagi untuk memberi kesan baik sebagai karyawan baru. Jangan sampai hari pertama telat dan semua biaya pendidikan sampai apartemen yang telah Liam keluarkan menjadi sia-sia. Jamie juga sudah lebih baik sekarang. Ia tak lagi merasa canggung menegur orang asing. Jika dulu Jamie selalu menunggu temannya yang memperkenalkan diri, sekarang dirinya lebih dulu memperkenalkan diri pada para seniornya dan atasannya. Ia pikir dirinya akan berada lama di perusahaan itu, jadi ia harus bisa beradaptasi dengan baik. Anna—ibunya, telah mengabari Jamie beberapa hari lalu, tetangga di sebelah kediaman mereka bukan vampire yang mereka temui di acara kelulusan Jamie. Awalnya, Anna hanya membahas tetangga sebelah kediamannya yang menurut petugas keamanan keluarga Johnson telah pindah, dalam grup percakapan lingkungan mereka. Namun, karena sedang banyak kejadian di
Leslie tiba di apartemen Jamie pada Kamis malam. Jamie membantu Leslie merapikan barang-barangnya. Keduanya sembari mengingat-ingat awal perjumpaan saat di Sekolah Menengah Atas. Tak menyangka mereka akan bersahabat bahkan sampai menjadi teman sekamar sekaligus rekan kerja.“Terima kasih, Jams. Ini sangat berarti bagiku.”“Kau diterima karena kemampuanmu sendiri, L. Aku tak ikut campur sama sekali.”Leslie tahu Jamie tak ikut campur, tetapi memberitahu ada lowongan pekerjaan dan bersedia menampungnya saja sudah sangat berjasa bagi Leslie. Mereka berdua terbawa suasana, mata Leslie berkaca-kaca. Mereka pun saling berpelukan.Jamie menceriakan suasana dengan menyetel musik, kemudian menari-nari dan mengajak Leslie agar tak bersedih lagi. Keduanya yang sudah lelah berberes dan menari-nari, akhirnya istirahat di kamar masing-masing.Esok harinya, di saat Jamie bekerja, Leslie memilih untuk berkeliling sekitar apartemen Jamie.
Jamie dan Leslie berderap menuju apartemen hampir jam sepuluh malam. Selama perjalanan pulang keduanya hanya membahas tentang pekerjaan. Namun, tak begitu saat keduanya tiba di apartemen.Leslie yang sudah masuk duluan langsung berbalik pada Jamie yang baru selesai menggantungkan mantelnya. “Oke, tak ada siapa pun di sini. Sekarang katakan padaku.”“Apanya?” tanya Jamie kebingungan.Leslie hanya bersedekap di hadapan Jamie. Ternyata, bukan hanya Jamie yang sepanjang jalan menuju restoran lobster memikirkan kejadian tadi. Leslie justru sepanjang menikmati lobster pun mulai mengingat-ingat kejadian saat mereka masih remaja.Masih tak mendapat jawaban dari Jamie, sekarang kaki Leslie naik turun menunggu jawab. Jamie berderap melewatinya.“Aku tak mengerti maksudmu.”“Kau mengerti maksudku, Jams.”Jamie meminum air es untuk mendinginkan kepalanya sekaligus menghindari pertanyaan Leslie. Ia t
Butir-butir keringat di dahi Jamie masih tampak dan wajahnya masih pucat, sisa dari rasa takutnya saat tadi di dalam lift. Sekarang si vampire ingin berbicara dengannya. Jamie tak berminat berbicara dengan vampire. Ia tak tahu harus bagaimana. Jamie takut itu hanya alasan agar Jamie ikut dan Darick akan mengisap darahnya saat mereka hanya berdua. “Tapi … sepertinya dia yang menyelamatkanku dari Elena,” gumam Jamie dalam hati. Namun, tak dapat dipungkiri ucapan Anna—ibunya waktu itu berhasil membuat Jamie bergidik ngeri. Apalagi terakhir bertemu mereka di hari kelulusannya, mereka bersama Elena. Bisa jadi saat tak lapar, mereka mau menolong manusia, tetapi saat lapar mereka akan membunuh manusia di sekitar mereka. Jamie memicing sembari bertanya-tanya dalam hati. “Lalu, sekarang dia lagi lapar atau tidak, ya?” “Jamie?” panggil Leslie. Jamie tersadar dan menoleh pada Leslie di sebelahnya. Dia memberi kode dengan melirik pada Da
Leslie merasa bersalah pada Jamie karena dia yang selalu mendorong Jamie untuk pergi berkencan dan Jamie malah salah memilih kekasih. Leslie mengutuk Jordan.Jordan telah berusaha menghubungi Jamie melalui ponselnya, tetapi nomornya telah diblokir. Saat berpapasan di gedung kantor pun, Jamie mengabaikannya dan menganggapnya tak ada. Berbeda dengan Leslie yang justru menantap tajam padanya.Jamie menganggap perselingkuhan Jordan sebagai hukuman karena telah melanggar janji pada Josh dan menyalahkan dirinya. Leslie melotot saat mendengar ucapan Jamie yang menyalahkan diri ketika mereka berdua ada di ruang pantri kantor.“Dia yang berengsek! Mengapa kau jadi menyalahkan dirimu?! Josh juga tak jauh berbeda dengan Jordan. Dia pergi setelah menghabiskan malam denganmu! Sama-sama berengsek! Lupakan dia!”Jamie terperangah dengan ucapan Leslie. Ia tentu saja membela Josh. “Hubungan kami rumit, L. Aku tak bisa bicara tentang itu denganmu, tapi Jo
Saat Jamie di San Francisco sibuk membangun karirnya, Josh di negara bagian lainnya juga sibuk bekerja. Josh tak bisa terus menerus meminta uang dari William—ayahnya, apalagi dirinya sudah dewasa. Walaupun sebenarnya William tak keberatan demi keselamatan putranya, tetapi Josh ingin menghasilkan uang sendiri.Setelah pergi secara mendadak dari Toronto, keluarga Keith memilih tinggal di Quebec selama tiga tahun, kemudian pindah lagi ke Seattle dan sudah tinggal hampir tiga tahun.Berbeda dengan William yang bekerja sebagai seorang akuntan pribadi dan dapat bekerja dari kediamannya, Josh memilih bekerja sebagai staf gudang sebuah supermarket besar di Seattle. Menurut Josh, bekerja sebagai staf gudang lebih mudah dan setelah jam kerja Josh punya waktu untuk melacak keberadaan para vampire jahat yang memburunya. Ia ingin menepati janjinya pada Jamie, menghabisi para vampire jahat itu lebih dulu.Namun, rencana hanya rencana, hampir tiga tahun
Di tengah kecurigaan Jamie, dirinya teringat Darick pernah mengatakan Zaros memanipulasi pikiran seseorang di kantor pusat tempat dirinya bekerja agar melakukan perubahan pada data Jamie. Dengan begitu, Noir dan kelompoknya tak dapat menemukan keluarga Jamie. Jamie akhirnya mulai mencurigai Zaros. Ia juga berkali-kali melihat sosok Damien, Talon, Zaros, Carden, Gabriel dan Adam di sekitarnya, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang ingin menemuinya. Jamie menoleh pada Damien dengan tajam. “Apa kau pikir aku tak melihatmu dari jendela kamarku?!” ketusnya. “A-Aku … itu … hm, maaf, Jamie,” jawab Damien menyesal. Jamie menunjuk Talon, Zaros Carden dan Gabriel dengan mata berkaca-kaca. “Aku tahu Talon membersihkan apartemenku setiap datang! Aku tahu Gabriel dan Adam pernah mengunjungiku, tetapi kepergok oleh Josh, ‘kan?! Aku juga tahu Carden mengisap makhluk gaib di sekitarku! Aku tahu pasti yang membawa kalian berpindah pasti Zaros!” Talon, Zaros, Carden dan Gabriel gelagapan. “M-Maa
Adam mempersilakan mereka maju dan menghiraukan ucapannya karena dia akan bersembunyi di tempat persembunyiannya.“Apa dia minta mati kali ini?!” Darick menyeringai sadis.Darick melindungi kediaman itu dengan kekuatannya dan hanya manusia yang dapat masuk ke dalam kediaman itu. Sayangnya, Darick dan kelompoknya tak bisa membedakan aroma manusia yang satu dan lainnya. Jika manusia sudah masuk ke dalam kediaman yang Darick lindungi, tentunya manusia yang memiliki kekuatan bisa menggunakan kekuatan dalam kediaman itu.Darick juga melindungi pikiran dirinya dan kelompoknya dari kelompok lain. Oleh karena itu, hanya Darick dan kelompoknya yang bisa masuk ke dalam pikiran satu sama lain, seperti Carden yang selalu membaca pikirannya.Dan sekarang, ada manusia yang berani masuk ke dalam kediamannya bahkan memecahkan kaca kediaman itu. Tentu saja, Darick dan kelompoknya sudah mengetahui siapa yang berani melakukan itu berdasarkan pengalaman.Mereka melesat mencari asal kaca pecah yang ternya
Darick berdecak kesal. “Sudah aku bilang jangan menemui Jamie lagi! Dia sudah cukup sedih sekarang!” perintahnya.“Kalau dia belum melupakan kita, dia pasti senang bertemu dengan kita, Darick!” Carden membujuk Darick.“Tetapi masalahnya tak semudah itu, Carden!” desis Darick sembari menggertakkan giginya.Zaros menunduk dan mengakui kesalahannya. “Aku tak memanipulasi pikirannya karena tak ingin Jamie melupakan kenangan bersama kita!” Zaros membela diri.“Ya, bagus itu!” jawab Adam yang tiba-tiba kembali lagi setelah selesai merajuk dan tak sengaja menguping mereka.“Masalahnya … aku memanipulasi pikiran orang lain dan membuat seolah kejadian yang Jamie alami adalah mimpi,” ungkap Zaros.Mereka semua terkejut dengan apa yang baru saja Zaros ungkapkan. “Apa maksudmu?” tanya Damien, Talon, Carden dan Adam bersamaan.Zaros memang mendapat perintah
“Mengapa setega itu pada Jamie, Darick?” tanya Zaros sedih.“Salah siapa?” hardik Darick.Darick melihat Zaros hanya mengerucutkan bibirnya. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu pengikutnya yang lain.“Halo, Darick,” sapa pengikutnya dari balik ponsel.“Earl, aku titipkan dia padamu,” tutur Darick.“Kau akan kembali sekarang? Kita tak jadi bertemu?” Earl sebenarnya tahu Darick datang bukan untuk menemui dirinya.“Maaf, aku harus segera kembali. Pastikan kau dan Kalen tak ketahuan olehnya, oke?” Darick memperingatkan Earl agar tak mengulang kesalahan seperti Damien dan Carden. “Dia sangat pintar mengenali vampire.”“Kau tak ingin berpamitan dulu dengannya? Aku sering melihat dia bersedih,” ungkap Earl membujuk Darick.Darick tersenyum tipis. “Tidak. Ini untuk kebaikannya juga. Penyihir itu pasti akan menja
Jamie menghela napas pasrah. Ia ingin menceritakan pada Josh yang sebenarnya terjadi. Namun, Jamie ragu sekaligus takut kalau sampai apa yang mereka katakan benar.Ia memilih menelan semua sendiri dan berusaha menganggap kejadian itu hanya mimpi, walaupun masih tak percaya itu hanya mimpi. Namun, sekeras apa pun dirinya mengelak, tak ada orang lain yang tahu kejadian itu selain dirinya, sekalipun Josh yang bersama dengannya saat kejadian.Satu yang pasti, itu bukan penglihatan karena Jamie sudah bisa membedakan mimpi biasa dan mimpi pertanda melalui penglihatan. Lagi pula, dalam penglihatan biasanya hanya kilasan kejadian yang akan terjadi dan tak sedetail yang dirinya alami.Jamie mulai menjalani aktivitasnya setelah cuti dan membiarkan kejadian itu menjadi misteri.“Jamie! Akhirnya kau kembali dari cuti!” sambut Mr Lewis.“Dasar tua bangka! Semua yang aku alami karenamu!” geram Jamie dalam hati.“Selamat pagi,
Jamie merasa sesak dan bersandar pada kursi meja makan. Lama-kelamaan tubuhnya terkulai lemas dan dirinya hampir terjatuh dari kursi. Leslie buru-buru menahan tubuh Jamie. “Ada apa, Jams? Jams! Jamie!” Jamie mendengar suara Leslie semakin lama semakin menghilang dan matanya mulai berkaca-kaca. “Apa yang terjadi? Apa itu benar-benar hanya mimpi?” batinnya. Leslie menampar pelan wajah Jamie. “Jams! Jamie!! Ya Tuhan, ada apa denganmu?!” Jamie terkesiap karena tamparan pelan dan suara memekakkan telinga yang berasal dari Leslie. Ia menoleh dan melihat raut wajah Leslie yang panik serta khawatir dengan dirinya. Jamie melihat Leslie sepanik itu saat dirinya hampir terjatuh dari kursi atau saat dirinya berteriak dari dalam kamarnya. Jadi, rasanya tak mungkin kalau memang dirinya baru kembali dari Roxbury setelah tak mengabari berhari-hari dan Leslie memasang raut wajah biasa saja. “Jadi, aku hanya bermimpi?” gumam Jamie lirih. “Sepertinya tid
Jamie kebingungan karena berada di dalam ruang gelap. Ia menoleh ke kanan dan kirinya, kemudian menyadari tadi dirinya tak menyalakan lampu karena langsung tertidur. “Apa sekarang sudah malam? Jadi aku tidur seharian?” gumam Jamie sendiri sembari bangkit dari tidurnya. Jamie merasa lapar yang luar biasa dan perutnya mulai mengeluarkan bunyi. Ia merasa heran karena biasanya Darick atau Adam yang membangunkan dirinya. “Aneh, biasanya Darick akan mengetuk pintu untuk membangunkan aku,” gumamnya lagi. “Apa dia terlalu lelah setelah pertempuran?” Jamie mendesis seraya memiringkan kepalanya. “Tapi … dia vampire. Apa vampire bisa lelah juga?” “Aku rasa Adam masih sibuk mengurus Gabriel,” gumamnya sambil meraba dinding untuk mencari sakelar lampu dekat pintu kamar. Jamie menyalakan lampu dan matanya membulat saat melihat ruangan di sekelilingnya. Ruangan itu tak lagi berdinding kayu dan tak ada jendela kayu besar yang tertutu
Zaros merasa ngeri dengan tatapan Jamie. Dia sudah menjadi vampire ratusan tahun, tetapi baru kali itu ada manusia yang menatapnya tajam sampai dia merasa takut.Zaros berderap ke belakang Darick. “Aku hanya disuruh, Jamie.”“Iya, tetapi … apa harus pakai penyadap?” tanya Jamie tak percaya. “Itu namanya … melanggar hak privasi!”“Kami tak menaruh di kamar mandi, Jamie,” ucap Carden setelah membaca pikiran Jamie. Dia tahu Jamie panik. “Lagi pula, penyadap tak seperti kamera CCTV.”“Kami juga hanya menaruhnya di ruang terbuka.” Damien menimpali Carden untuk menenangkan Jamie.Seperti biasa dan seperti yang semua orang tahu, mereka bagai ayah dan anak. Sekalipun Carden berbohong, Damien tak akan menyentuh tangannya untuk mendeteksi kebohongan Carden. Namun, dia dan Carden sekarang memang hanya mengatakan yang sejujurnya pada Jamie.“Bagaimana caranya kal
Zaros kembali membawa Gabriel dalam keadaan selamat, tetapi kurang sehat karena Gabriel terlihat pucat. Bukan karena Gabriel menjadi vampire, melainkan kedinginan. Pasalnya, suhu di Arlington, Vermont saat itu satu derajat celcius. Baik Arlington, maupun Roxbury, keduanya merupakan kota dengan kelembaban di atas sembilan puluh dua persen. Selama awal tahun rata-rata per bulan untuk hari kering hanya tiga sampai lima hari, hari berkabut tujuh sampai sembilan hari dan sisanya hari salju. Sinar matahari muncul hanya di hari-hari tertentu tak lebih dari lima jam. “Kau baik-baik saja, Gabriel?” tanya Jamie khawatir. Darick dan Damien hampir memarahi Zaros yang selalu ceroboh dan terburu-buru. Mereka paham Zaros pasti sangat ingin membantu pertempuran mereka dengan Noir dan kelompoknya semalam, tetapi khawatir juga Gabriel terkena hipotermia. Darick dan Damien mengurungkan niat untuk memarahi Zaros karena mereka juga salah. Mereka tak menyadari Gabriel tak