Hari Minggu ini Mamaku berencana ingin mengumpulkan seluruh anggota keluarganya, termasuk kakakku Martin yang lebih memilih tetap tinggal di tempat kostnya dan juga kakak pertamaku Marvel yang sedari Mama menikah beberapa waktu yang lalu belum menyalemoatkan waktunya untuk pulang ke rumah ini. Dengan paksaan dari Mamaku akhirnya kedua kakak laki-lakiku tersebut mau menanuhi undangan Mama untuk datang ke rumah ini. Rencananya Mamaku ingin memperkenalkan kakak pertamaku kepada keluarga barunya Mama dan juga Mamaku ingin agar kami bisa saling mengenal lebih jauh satu sama lain.Sebenarnya aku kurang suka atas acara yang akan Mamaku ini adakan. Namun demi kepulangan kedua kakakku tersebut ada baiknya aku menuruti saja. Dan kesempatan ini akan aku gunakan untuk merencanakan sesuatu untuk kebaikan keluarga kami kedepannya.Aku pun sebenarnya sudah menceritakan alasan kenapa sampai kakak Martin keluar dari rumah ini. Namun sepertinya Mamaku menanggapinya dengan setengah hati dan berpikir ji
Ternyata benar dugaan kami selama ini. Benar-benar ada niat yang terselubung dari mereka. Sudah beberapa bukti telah kami kumpulkan. Selain kesaksian Kak Marvel yang memergoki suami Mama bersama wanita lain di dalam hotel, juga aku sendiri dan Mbak Imah yang berhasil merekam kejahatan yang di lakukan oleh ketiga anggota keluarganya yang lain.Sewaktu Mbak Imah mengambilkan handuk untukku. Saat hendak masuk ke kamarku. Mbak Imah mendapati nenek Surti beserta kedua anaknya berjalan mengendap-endap dan masuk ke dalam kamar Mama. Mungkin pikiran mereka mencari waktu yang tepat. Selain Mama yang memang sudah kembali melakukan pekerjaannya di luar rumah. Juga Kak Martin yang sudah kembali pulang dan tinggal bersama kami lagi. Setelah perundingan kami waktu makan malam yang lalu. Kami sepakat untuk mengawasi segala gerak gerik yang dilakukan oleh keluarga baru Mama.Mereka mengira kali ini adalah waktu yang pas untuk bersaksi. Namun keberuntungan sedang memihak pada kami yang bertujuan untuk
"Fit, sudah kamu istirahat dulu. Biar Bulek sama Mbakmu saja yang beresin ini semua." ucap Bulek Sri seraya mengambil piring yang ada di tanganku. Keluarga kami baru saja selesai mengadakan syukuran tiga bulan atas kehamilan keduaku ini.Acara telah selesai dan karena banyaknya tamu undangan yang datang memenuhi undangan dari kami. Semua keluarga berkumpul di rumah kami. Termasuk bapak dan juga Bang lham beserta istri dan anaknya.Dalam kesempatan ini aku berniat untuk mendengarkan cerita dari Bulek Sri yang belum sempat kami tanggapi. Menceritakan tentang apa yang telah terjadi pada rumahnya. Rumah yang bersebelahan dengan rumah mantan Ibu mertuaku."Lek, tempo hari Bulek pernah berniat untuk cerita tapi belum jadi karena Fitri dan Mas Zainal sibuk dengan pekerjaan kita." Fitri membuka pembicaraan."Iya, Lek, mumpung kita sekarang lagi santai, Bulek bisa cerita sekarang." Zainal mendukung ucapan istrinya."Iya, Bulek akan menceritakan masalah Bulek. Sebenarnya masalah ini masih ada s
"Iya, lakukan terus pengintaian kalian!" seruku pada seseorang orang yang berada yang ku percaya untuk mengawasi gerak-gerik dari Guntur suami Mama beserta dengan gundiknya.Aku sama sekali tidak menyangka bahwa dengan mudahnya Mamaku terperdaya dengan orang macam dia. Dan juga Keluarganya yang menggunakan kesempatan ini untuk menumpang hidup serta mengambil keuntungan dari kebaikan yang Mamaku berikan kepada mereka.Awalnya aku memilih untuk keluar dari rumah karena aku merasa kenyamanan di rumahku sendiri telah hilang. Namun dari fakta yang di dapati oleh Kakak sulungku dan juga adikku sendiri. Aku memutuskan untuk kembali pulang ke rumah orangtuaku sendiri dan bertekat untuk membukakan mata Mama agar bisa melihat siapa yang sebenarnya sudah beliau pelihara.Satu persatu fakta mulai kami dapati. Aku dan juga orang-orang yang mendukung keutuhan Keluargaku akan berusaha untuk meyakinkan Mama dengan menunjukkan bukti yang sudah ada di tangan kami. Tinggal menunggu saat yang tepat semu
"Iya, sampaikan bukti yang sudah dapatkan!" Aku menjawab telepon dari orang kepercayaanku. Aku menyuruh orang kepercayaan untuk mengumpulkan bukti atas kecurangan yang di perbuat oleh suami baru Mamaku.Sedari awal aku sudah menyadari gelagat mencurigakan dari suami dan keluarga baru yang di bawa pulang Mama-ku. Sebenarnya kami bertiga tidak menyetujui atas pernikahan Mama ini. Pasalnya baru saja mereka saling mengenal, itu dari yang pernah Mama ceritakan ada anak-anaknya. Entah bagaimana laki-laki itu berhasil meluluhkan hati Mamaku. Karena selama ini banyak yang berusaha untuk mendapatkan hati Mama, namun nyatanya tidak ditanggapi oleh Mama. Baik itu dari teman sesama pebisnis maupun teman semasa pendidikan dulu. Tidak untuk kali ini. Dengan mudahnya Mama mau menerima lamaran dari orang yang baru beberapa hari beliau kenal. Tidak hanya status usianya yang jauh di bawah Mamaku, juga dia yang ternyata seorang pengangguran.Aku sebagai seorang laki-laki merasa malu. Malu karena cibiran
Aku memang sengaja berniatan untuk kembali ke kampung. Bukan untuk menyambangi rumah kami di sana. Melainkan sekedar ingin menunjukkan pada mereka, terutama pada perempuan yang telah membuangku begitu saja. Aku bisa membuktikan bahwa setelah lepas darinya hidupku juga keluargaku jauh lebih baik. Sengaja aku datang ke sana bersama dengan Dian, kekasih baruku. Biar saja, orang-orang pun tidak ada yang tahu jika aku telah beristrikan seorang janda kaya yang usiahnya jauh di atasku. Hanya sekedar status bagiku. Jika tidak karena keadaan yang memaksa dan juga karena harta yang di milikinya tidak mungkin aku akan sampai nekat melakukan hal yang membawa resiko. Karena tidak mungkin muda bagiku untuk bisa mendapatkannya, kecuali dengan cara yang licik tentunya. Iya itu hanya aku dan keluargaku yang tahu. Bagaimana bisa aku sampai terpikirkan hal tersebut. Tentunya aku dapatkan informasi tersebut dari salah satu teman ibuku yang menyarankanku untuk mencoba hal tersebut. Iya dengan mengunakan
Di suatu pagi. Imah yang pada saat itu hendak pergi berbelanja, di urungkannya langkah kakinya tersebut yang telah berada di luar rumah, karena ada sesuatu yang ia lupakan. Iya, daftar catatan belanja yang sudah ia catat sebelumnya terlupa di meja dapur. Saat ia kembali lagi ke dalam rumah bermaksud untuk mengambil kertas catatan yang sempat ia lupakan. Imah mendengar percakapan antara antara dua orang yang tidak asing di telingnya yaitu percakapan antara ibu dan anak yang tidak lain adalah Bu Surti dan juga Mila putrinya. "Mil, bagaimana kamu sudah ada target apa belum?" tanya Bu Surti yang pada saat itu mereka berada di ruang keluarga di depan layar televisi sambil menonty acara favorit mereka. Mereka tidak menyadari bahwa ada sepasang telinga yang sedang mendengarkan perbincangan mereka berdua. Imah memang kembali dan masuk melalui pintu belakang karena di rasa lebih cepat. Sedangkan Mbok Onah pada waktu tersebut sedang di sibukkan dengan sampah yang berada di halaman belakang.Ima
Di kediaman Zainal. Saat ini mereka sedang bersantai bersama di ruang keluarga. "Mas, tadi di warung tidak sengaja aku bertemu dengan anaknya Mas Guntur." Zainal yang baru saja menyesap kopinya dari cangkir yang di berikan oleh Fitri. Dia meletakkan kembali cangkir yang berada di tangannya ke atas meja yang berada di depannya. Dan kemudian ia menoleh ke arah istrinya."Maksud kamu anaknya si Guntur dengan istri yang baru saja di nikahinya." Fitri mengangguk mengiyakan ucapan suaminya."Benar, Mas. Benar-benar pertemuan yang tidak terduga. Aku kira pelangan biasa. Karena sudah gak kebagian tempat makanya aku persilahkan untuk masuk ke dalam. Setelah mereka menghabiskan makanannya sepertinya tidak langsung segera beranjak ke tempat kasir. Sepertinya mereka sekalian beristirahat. Terus aku tanya, apakah mereka dari perjalanan jauh. Mereka menjawab kalau sebenarnya mereka dari kota dan datang ke sini untuk mencari kampung tempat di mana salah seorang dari keluarga mereka. Gak taunya kam