Beranda / Pernikahan / Aku Mundur Kau Hancur, Bang! / Bab 20. Rencana Baru Binsar

Share

Bab 20. Rencana Baru Binsar

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-06 23:23:48

“Berhenti!” teriak Alva tiba-tiba.

Bu Risda, Rosa dan Binsar menghentikan langkah, lalu menoleh ke arah Alva. Alva berjalan menyusul mereka. Sementara Arfan dan Andre hanya bisa terpana. Belum juga sempat mereka menanyakan di mana tadi Alva menemukan anak-anak Elma. Suasana begitu tegang sedari tadi. Tak ada waktu buat berbincang.

“Apa hakmu menghentikan kami, hah!” Binsar yang menyahut pertama kali. Risda terlihat tegang. Rosa mencibir merendahkan Alva.

“Maaf, aku baru saja membawa anak-anak dari ruangan Bu Elma. Bu Elma hampir kehilangan nyawanya. Karena sentuhan jemari putri Anda, dan belaian tangan mungil jagoan Anda di pipinya, istri Anda menolak ajakan malaikat maut yang hendak membawanya. Oh, iya satu lagi. Istri anda tidak mau mati mungkin juga karena putra Anda merengek minta nenen di dadannya!” tutur Alva tanpa sara sungkan sedikit pun.

“Jaga mulutmu! Sopan kalau bicara!” Binsar meletakkan Tampan dengan kasar lalu mengejar Alva dengan tangan yang sudah mengepal. Secepatnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 21. Kartu Debit, Kartu Kredit dan Ponsel Milik Elma

    “Baik, tapi kita tunggu Elma dipindahkan ke ruang perawatan dulu, ya! Baru kita pulang. Biar Binsar yang berjaga di sini!” Arfan terkecoh juga. Lelah, letih, jiwa dan raga karena semua peristiwa menyangkut Elma hari ini membuatnya memutuskan itu. Tidak ada salahnya dia istirahat beberapa jam di rumah Elma. Besok pagi-pagi sekali akan kembali ke sini, begitu pikirnya.Tak ada yang melihat senyum samar penuh kelegaan di sudut bibir Binsar.“Maaf, keluarga Bu Elma!” Seorang perawat membuka pintu ruangan.“Ya, Suster!” Binsar gegas menghampiri.“Pasien akan kita pindahkan ke ruangan rawat, ya! Maaf, apakah administrasinya tadi sudah diurus, soalnya malam-malam begini bagian administrasi sudah tutup. Kami hanya memastikan saja kepada keluarga?”“Sudah Suster, saya yang mengurusnya tadi! Semua sudah beres. Saya meminta ruang rawat VIP buat Bu Elma.” Andre menengahi.“Iya, Pak, benar. Saya sudah mengeceknya. Saya hanya memastikan kepada keluarga saja. Kami akan memindahkan pasien ke sana! K

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 22. Kecurigaan Andre

    “Duduk di sini, Om akan pesankan susu buat kalian!” titah Alva meletakkan Tampan di sebuah kursi. Terpaksa dia menggunakan meja paling sudut, karena semua meja sudah terisi penuh di warung kopi yang tak pernah sepi itu. Pada umumnya pengunjung di warung itu adalah para keluarga pasien yang rawat inap. Itu sebabnya warung itu buka selama dua puluh empat jam.“Om, belikan buat mama juga, ya! Kita bawa masuk ke kamar mama nanti! Boleh, ya, Om! Mama kurus banget tadi, kasian Mama. Vita akan suruh Mama minum susu, biar gendut kayak adek, iya, kan, Om?” celoteh Vita dengan wajah serius. Mata jernihnya tampak penuh permohonan.“Mama belum boleh minum susu dari luar! Semua makanan dan minumannya masih di bawah pengawasan Dokter! Nanti, kalau sudah keluar dari rumah sakit, baru kita belikan mama kalian susu satu gallon, ok?” Alva menjentik lembut hidung gadis kecil itu. Vita menatapnya bingung.“Memangnya boleh beli susu satu gallon, Om?” tanyanya dengan kening berkerut.“Boleh, Om yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 23. Gerak Cepat Alva Menolong Elma

    “Aku tidak punya cara untuk itu, Al! Lagi pula, aku bayari biaya operasi Bu Alma, itu untuk menebus kesalahanmu karena telah menculiknya! Bukan apa-apa!”“Ok, stop, aku malas berdebat denganmu!! Sekarang, kau bawa anak-anak ini pulang ke rumah! Suruh Bibik mengurus mereka! Nih, gendong si Tampan!”Alva berdiri lalu menyerahkan Tampan yang masih tertidur ke dalam gendongan Andre.“Om, Oom mau ke mana?” Vita sontak bangkit dan memegangi tangan Alva.“Oom akan menolong mama kalian dulu, ya, Sayang! Ada masalah gawat. Vita tolong ikuti arahan Om! Ok, Vita anak yang baik! Jangan cengeng! Om tidak suka anak yang cengeng!”“Kita mau ke kamar Mama, Om!” Gadis kecil itu mulai menangis. Perasaannya terllau muda untuk memahami situasi ini. Baginya, Alva telah berbohong. Alva mengingkari janji yang tadi dia ucap. “Tadi, Om bilang, setelah minum susu kita ke akmar Mama! Kalau gitu, kita mau sama Nenek saja, Om! Nenek ….”“Ssst! Diam, ya! Dengarkan Om baik-baik! Bisa diam!” Alva meninggikan suaran

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 24. Alva Merekam Sepasang Pezina Di Toilet

    “Hallo …. Apakah tidak ada yang menjaga pasien? Hallo, selamat malam …. Bu Elma, Anda sendirian, tidak ada yang menjaga Ibu, ya?” Alva sengaja berteriak dengan kencang.Binsar sontak melepaskan mulut Riris yang sempat menyatu dengan mulutnya. Tangan dia lepas dari bagian tertentu di tubuh wanita itu. Keduanya tersentak kaget. Tatapan tajam Binsar sangat menyalahkan Riris. Wanita itu terlihat pucat dan kebingunganSementara di luar Alva sengaja memancing keduanya agar keluar. Dia yakin sekarang bahwa ada sesuatu di antara suami Elma dan Riris. Alva harus menangkap basah mereka.“Aaaus, miiinum ….”Alva tersentak, repleks menoleh ke ranjang pasien. Mata perempuan kurus itu terpejam rapat, namun bibirnya bergerak pelan, seperti merintih kehausan.“Bu Elma? Anda haus? Ibu mau minum?” tanya Alva memastikan pendengarannya barusan.“Minuum, tolong ….” rintih Elma pelan, nyaris tak terdengar.“Sebentar, suami Ibu ke mana? Kenapa Ibu sendirian?” Alva sengaja pura-pura tidak tahu keberada

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 25. Tangis Elma, Tangis Terima Kasih

    “Hah, aku terjerat lagi! Tadi anak-anaknya, sekarang ibunya! Kenapa aku tak bisa lepas dari mereka!” keluh Alva meremas kasar rambut gondrongnya. Sementara Binsar dan Riris sudah hilang di ujung lorong.“Auus, to … long …!” Rintihan Elma kembali terdengar.“Astaga, Bu Elma?” Sontak Alva berbalik lalu setengah berlari mendekati ranjang pasien.“Maaf, Bu Elma, saya lupa. Suami Anda baru saja pergi. Saya sampai lupa kalau tadi Anda minta minum,” ucapnya seraya meraih gelas berisi air putih yang tak lagi hangat di atas nakas. Membuka pipet yang masih berbungkus, lalu mendekatkan gelas ke arah mulut Elma.“Ini minumnya, Bu! Coba buka mulutnya!”Elma menggerakkan bibir, lalu membukanya perlahan. Sepertinya begitu kesulitan.“Sedikit lagi buka bibir, Ibu! Semuatnya pipet ini saja!” titah Alva memasukkan ujung pipet di antara celah bibir kering dan terkelupas milik Elma. Wanita itu menurut. Matanya masih saja terpejam.“Ya, berhasil, sekarang hisap pelan pipetnya, ya, Bu! Pelan-pelan saja!

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 26. Pertengkaran Para Benalu

    “Mama …. Dompet dan ponsel Elma hilang …!”Bu Risda dan Rosa sontak berlari ke arah kamar utama. Riris yang sedang berganti baju juga langsung membuka pitu kamar dan berlari ke kamar Binsar. Baju tidur yang dia kenakan belum terkancing seluruhnya. Itu membuat dada gadis itu terlihat nyata. Apalagi dia sedang tak memakai bra. Namun, sedikitpun dia tak menyadarinya. Teriakan Binsar di tengah malam buta itu membuat seisi rumah panik.Hanya Arfan yang tak mendengar apa-apa. Pria itu tetap tidur dengan begitu lelap di kamar tamu. Suara dengkurnya terdengar kencang. Dia tidur persis seperti orang pingsan. Apalagi jika siangnya dia kelelahan.“Mama! Tolong, Ma!” sekali lagi Binsar menjerit.“Kenapa kau, ha! Ada apa? Seperti melihat setan saja, kau, kutengok!” Risda ikut berteriak. Ketiga perempuan itu kini sudah berada di kamar Binsar.“Lihat, Ma! Tas Elma isinya tinggal sebungkus tisyu saja! Ke mana dompet dan hp-nya, Ma!” Binsar mengacak-acak isi tas Elma, lalu menuangkan isinya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 27. Riris Berdarah

    “Minta maaf? Kau mau aku minta maaf! Jangan harap! Yang ada aku akan menyelidiki hubungan kalian! Aku jadi curiga, penyakit Elma tambah parah bukan hanya karena tumor yang kian berkembang di rahimnya. Tetapi karena makan hati akibat ulah kalian! Aku akan selidiki itu!” ancam Rosa.“Selidiki aja! Sampai kering pun badan Kakak, Kakak gak akan temukan bukti apa-apa! Dan aku sangat tersinggung dengan tuduhan Kakak! Aku juga akan memikirkan cara untuk membalas sakit hatiku pada Kakak!” balas Riris tak mau kalah.“Memangnya apa yang bisa kau lakukan, hah! Kau mau apa?” Rosa naik pitam, dia mendorong bahu Riris dengan kasar. “Liat penampilanmu ini! Apa maksud kamu gak kancing baju, ha? Mau pamer buah dada kau, ya? Cih! Dasar perempuan murahan!” tuding Rosa sambil meludah di dekat Riris.“Kak Rosa gak bisa giniin aku! Tante … aku mau pulang kampung saja! Aku akan bilang sama Bapak perbuatan kalian ini!” ancam Riris berjalan ke arah pintu.“Apa kau bilang? Mau ngadu kepada bapakmu! Ngadu k

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 28. Drama Riris Untuk  Membalas Dendam

    “Eh, Riris! Op! Sini aku bantu! Ayo!” Arfan repleks menangkap tubuh ramping namun sangat sintal itu.“Pening, Bang! Kepala saya pening!” Riris mengalungkan tangannya di leher Arfan sambil memejamkan mata. Kepala dia sandarkan di bahu sang pria.“Abang bantu ke kasur kamu, ya! Ayo, jalan pelan-pelan!” bujuk Arfan merasa risih sekali sebenarnya. Apalagi saat merasakan tonjolan di dada Riris menempel erat di dadanya. Terasa begitu kencang dan hangat. Piyama tidur gadis itu yang tak terkancing sempurna, ditambah tak ada pelapis bra, membuat degup jantung Arfan tak karuan. Jiwa kelaki-lakiannya bergejolak hebat.“Saya tidak sanggup berjalan, Abang. Sepertinya pelipis saya terlalu banyak mengeluarkan darah. Saya kehilangan banyak darah, kepala saya pening, Abang!” rengek Riris makin mengeratkan pelukan.“Begitu, ya? Ya, sudah saya gendong saja kamu, ya! Hep!”Arfan yang lugu dan polos tak tahu akan drama wanita itu. Tanpa ragu dia menggendong tubuh sintal Riris menuju ranjang. Lalu dia let

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07

Bab terbaru

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 200. Tamat (Binsar Meninggal)

    “Vita, sambil tengokin adek, ya! Tante mau buatkan jus buah!” titah Nirmala seraya bangkit. Ini hari keempat dia menemani anak-anak Elma. “Ya, Tante. Buatin buat Vita sekalian, ya, Tan! Gerah banget, nih!” sahut Vita tetap fokus dengan buku pelajaran di tangannya. Gadis kecil berusia delapan tahun itu akan menghadapi ujian kenaikan kelas besok. Itu sebab dia harus belajar keras hari ini. “Tampan mau jus enggak, biar Tante bawa sekalian?” teriak Nirmala lagi. “Mau, Tan! Pakai es yang banyak, ya!” sahut bocah laki-laki berusia lima tahun dari halaman. Dia tengah asik bermain bola sendirian. Keringat mengucur deras di dahi dan punggungnya. Nirmala bergerak ke dalam rumah. Vita tenggelam dengan bukunya ketika Tampan bergerak mendekati pintu pagar. Bola yang sedang dia mainkan terlempar ke luar. Berusaha menjangkau bola melalui celah besi pagar, bocah itu mulai putus asa. “Kakak, bolanya keluar!” teriaknya sedih. “Biar aja, ambil bola yang lain aja! Jangan keluar!” sang kakak b

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 199. Karma Karena Sikap Tak Adil Keluarga Kepada Andre

    “Andre, kalian datang?” Serempak Sinulingga, Riani dan Anyelir menoleh. “Bagaimana keadaan Kak Elma, Kak Anyelir?” tanya Nara setelah menghirup napas beberapa kali. terlihat dia begitu kelelahan dengan perut yang kian membesar. Di usia kandungan yang ke tujuh bulan, wanita itu memang mulai mudah lelah. “Elma masih ditangani Dokter. Kamu baik baik saja? Ngapain ikut ke rumah sakit ini kalau kamu sendiri dalam keadaan hamil besar begini?” tanya Anyelir membantu Nara untuk duduk. “Aku khawatir, takut Kak Elma kenapa napa. Secara dia pernah hampir meninggal dulu karena serangan kanker rahim, kan?” dalih Nara sedih. “Kok bisa Elma drop, apa yang terjadi?” tanya Andre cemas. “Ini semua salah mama,” lirih Riani bersuara. Semua terpana. “Mama melakukan apa lagi” Andre menatapnya gusar. “Mama gak bisa terima kalau ternyata Alva enggak bakal pernah bisa punya anak. Mama sedih. Mama tak bisa menerima kenyataan. Nyatanya, Mama tk bisa berbuat apa-apa. Alva sudah menjatuhkan pilihan.

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 198. Elma Drop

    “Maksud kamu? Mama … harus pergi dari sini?” tanya Alva menyipitkan kedua netranya. terkejut mendengar permintaan Elma. “Ya, maaf! Aku tidak mau Mama ada di sini! Di rumah ini. Setidaknya sampai hatiku kembali tenang,” lirih Elma lalu berjalan pergi meninggalkan kegaduhan. “Elma kau mengusir mama? Berani kau mengusir ibu mertuamu, hah?” Riani hendak mengejar Elma, tetapi segera ditahan oleh Anyelir. “Kau tidak bisa mengusirku, Elma! Mana janjimu untuk minta talak pada anakku? Mana janjimu akan menikahkan Alva dengan Nirmala! Kau penipu, Elma!” teriaknya memaki-maki Elma. Sontak Elma menghentikan langkah. Berbalik, lalu menatap ibu mertuanya penuh kecewa. Jemarinya memijit kening, pandangannya tiba-tiba gelap. Elma ambruk ke lantai. “Sayang!” Alva menangkap tubuhnya. “Elma, Sayang …! Kamu kenapa? El?” panggilnya seraya menepuk lembut pipi Elma. Namun, tak ada respon. “Denyut nadinya lemah banget!” seru Anyelir panik saat meraba pergelangan tangan Elma. “Kenapa? Kak Elma ken

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 197. Elma Mengusir Ibu Mertua

    “Alva …?” Riani tersentak kaget. “Apa maksud kamu, Nak? Rencana apa? Mama enggak paham?” lanjutnya memasang wajah paling sedih. Dramanya masih berlanjut. “Enggak usah pura-pura lagi, deh, Ma! Dion, segera nyalakan proyektornya!” perintah Alva kepada anak buahnya. Dion dan Yopi segera melaksanakan perintah. Infokus mereka sorotkan ke dinding kamar. Menit berikutnya sebuah video rekaman sudah diputar. Rekaman dari CCTV di hotel tempat Alva dan Nirmala sempat berada di sebuah kamar tanpa busana. Terlihat jelas saat dua orang pria menurunkan tubuh Alva dan Nirmala dari dalam sebuah mobil. Keduanya lalu membawa Alva dan Nirmala masuk ke dalam kamar hotel. “Apa ini?” teriak Riani tiba tiba. “Hentikan itu! Mama enggak sanggup melihat hal yang menakutkan seperti itu!” pintanya pura-pura memelas. Alva melambaikan tangan, sebagai isyarat agar Dion menghentikan dulu memutar videonya. “Kenapa Mama enggak nanya, kenapa aku dan Nirmala bisa dalam keadaan tak sadarkan diri seperti itu? H

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 196. Penyelidikan Alva Membongkar Rahasia Sang Bunda

    “Kau bilang apa barusan? Alva akan menikahi Nirmala, setelah menalak kamu?” Riany tersentak kaget. kedua bola matanya membulat sempurna. Sedikitpun dia tak menyangka, semua harapannya begitu mudahnya terlaksana. Awalnya, tak muluk cita-citanya. Cukuplah Elma setuju Alva menikahi Nirmala. Dia sudah sangat bahagia. Karena dengan begitu, dia akan mendpat cucu dari Nirmala. Anak kandung Alva, darah dagingnya, penerus marga dan keturunannya. Tak apa meski Nirmala hanya istri kedua. Sebab kalau mengharap cuuc dari Elma, itu sangat tidak mungkin. Elma pernah diponis menderita kangker rahim. Sudah dilakukan operasi besar juga. Besar kemungkinan rahim Elma sudah diangkat juga. Harapannya ternyata dikabulkan Tuhan berlipat ganda. Bukan hanya Alva yang akan menikahi Nirmala, tetapi juga Elma akan mengundurkan diri sebagai menantunya. Artinya, Nirmala akan menjadi satu satunya istri buat Alva. Ratu di keluarga Sinulingga, hanya Nirmala saja. Keturunan langsung keluarga besar itu. Bukan Elma,

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 195. Nirmala Bukan Madu

    “Kenapa kau bisa tidur dengan Alva! Dasar kau memang manusia tak tau terima kasih! Kurang baik apa Elma sama kamu selama ini! Kenapa kau malah mencuri suaminya! Dasar kau memang keturunan Bina tang! Kau mau menyakiti hati Elma, iya? Kurang baik apa dia sama kamu, Nirmala …! Kenapa begini balasanmu!” lanjut Riani lagi memaki dan mengumpat dengan kata kata kasar.“Ma! Ada apa ini?” Elma mendorong pintu kamar langsung menerobos masuk ke dalam. “Nirmala, kau sudah pulang?” tanyanya menoleh kepada Nirmala.“Lihat perempuan sundal ini, Elma! Dia sudah berjinah dengan suamimu! Dia tega berselingkuh di belakangmu, Elma," teriak Riani pura-pura histeris.“Aku tidak selingkuh, Tante! Bang Alva yang sudah menjebak aku, entah apa yang terjadi aku enggak sadar. Saat aku bangun, aku sudah berad di dalam sebuah kamar hotel bersama Bang Alva. Bang Alva yang sudah perkosa aku, Tante!” jerit Nirmala tak terima tuduhan sang Tante.“Jangan ngarang kamu! Jangan pura-pura jadi korban! Akui saja, kalau ka

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 194. Drama Sang Ibu Mertua

    “Elma …! Kau ngomong apa! Menikah apa?! Aku tidak mau …!” teriak Alva histeris. Elma tak menghiraukan. Langkahnya makin panjang keluar dari kamar.“Kak El, aku juga enggak mau nikah sama Bang Alva!” Nirmala ikut berteriak. Namun, dia tak bisa mengejar Elma. Dia maish sibuk mengenakan seragam sekolahnya kembali.“Elma … tunggu!” Alva menangkap lengan Elma dari belakang. Terpaksa Elma menghentikan langkah. Namun, detik berikutnya sebuah tamparan langsung dia layangkan tepat di pipi Alva.“Sudah kubilang, jangan pernah sentuh aku lagi! Aku jijik padamu, paham!” tegasnya lalu meneruskan langkah.Alva terperangah, meraba pipinya yang panas. Elma sedang benar-benar marah. Dia bisa berbuat apa sekarang? Tak ada, selain pasrah.“Aku akan buktikan kalau aku tidak bersalah,” ucapnya lirih. Sebuah tekat terpatri di dalam benak. Semua ini akan bisa diusut tuntas. Akan dia buktikan kalau dia bukan pria bejat seperti anggapan Elma saat ini.“Bang Al, saya harus meningglkan Abang! Saya akan setiri

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 193. Permintaan Mengejutkan Dari Elma

    Elma berdiri kaku di ambang pintu, menatap nanar pemandangan di atas ranjang. Suaminya berbaring dengan tanpa busana sehelai benang. Hanya ujung kain sepre yang menutup bagian selangkangan.Sementara Nirmala, gadis yang selama ini sudah menumpang hidup di rumahnya. Dia biayai pendidikanya, dia tanggung makan dan biaya hidupnya. Saat ini, dia dapati tengah berda di satu ranjang yang sama dengan suaminya. Dalam keadaan sama. Bahu, pundak dan dada atas gadis itu terlihat tanpa penutup apapun juga. Hanya sehelai selimut tipis yang menutupi batas kaki hingga wilayah dada.“Kalian?” lirihnya tercekat. Hilang suara di kerongkongan. Langit serasa runtuh, kini ambruk menimpa dirinya. Searas seluruh tubuhnya remuk. Redam, tak lagi berbentuk. Elma merasakan sakit, sangat sakit, tapi entah di bagian mana.Entah dengan kekuatan apa, dia akhirnya berhasil menggerakkan kakinya. Meski tungkainya terasa tak bertenaga. Elma merasa tubuhnya ringan, melayang, tubuhnya lalu menghampiri kedua sosok yang

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 192. Elma Datang Ke Hotel

    “Nirmala bangun! Nirmala …! Banguuuun!” Alva mengguncang bahu polos Nirmala. Panik yang melanda pria itu membuat dia bingung harus berbuat apa sekarang. Pacu jantungnya semakin tidak karuan. Bingung, takut, khawatir, marah, kecewa, bercampur dan mengaduk perasaannya.“Eeeehm …, di mana ini? Palaku sakit banget, mataku sepat ….” racau Nirmala masih saja terpejam. Hanya bibirnya yang bergerak gerak saat berusaha berucap.“Buka mata kamu! Lihat apa yang terjadi ini, Nirmala! Bangun!” perintah Alva meski dia sendiri hanya mampu bersuara tanpa bisa bergerak. Otaknya serasa buntu untuk memerintahkan anggota badan untuk berbuat sesuatu meski hanya untuk mengenakan pakaiannya kembali.“Astaga! Apa yang telah terjadi ini sebenarnya? Apa yang telah aku lakukan? Kenapa aku ada di kamar ini?” Alva memukul mukul keningnya.“Oooough …! Ini di mana?” Nirmala menguap panjang, lalu mengulet lagi hendak melanjutkan tidur.“Bangun Nirmala! Kita dalam masalah besar!” sergah Alva sekali lagi menggunca

DMCA.com Protection Status