Share

Bebasnya Bagas dan Helena

Di perjalanan, Darren disuguhkan dengan antrean berbagai kendaraan. Lolongan klakson saling bersahutan seakan-akan berteriak agar kemacetan segera terurai.

Darren membuka kaca, kemudian bertanya kepada seorang pengamen jalanan. "Dek, ada apa di depan?"

"Di sana ada tabrakan beruntun, Tuan," jawab sang pengamen sambil menunjuk.

"Sudah lama?"

"Belum, Tuan. Polisi saja belum datang."

Sayup terdengar jeritan orang-orang membuat Darren bergidik ngeri. Setelah berucap terima kasih dan memberi beberapa lembar uang kepada pengamen itu, Darren menutup kaca.

Matanya melihat ke belakang melalui kaca spion. "Astaga! Kejebak, deh. Gak bisa maju mundur."

Lolongan sirine dari mobil polisi dan ambulan menambah tegang suasana kala itu. Dalam hati, Darren berharap semoga tidak ada para karyawannya yang menjadi korban. Seketika dirinya ingat Rossi. Gegas ia mengusap layar ponselnya yang memang ia simpan di atas dasbor.

"Astaga! Angkat Bu!" ucap Darren panik karena Rossi tak kunjung menerima panggila
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status