Share

Kemunduran Bagas

Hari demi hari kesehatan Rossi berangsur membaik. Wanita paruh baya itu menyibukkan diri di dapur. Ia kekeh ingin menyiapkan sarapan untuk putranya.

"Kenapa sepagi ini ada di sini?" tanya Sadewo.

"Maaf, sudah berani memakai dapur punya Mas," ujar Rossi.

"Emm ... maksud Mas bukan itu. Tapi, harusnya kamu istirahat. Biarkan bibi yang memasak."

"Aku sudah terbiasa. Sudah lama juga tidak membuatkan masakan kesukaan putraku."

Sadewo hanya menghela napas.

"Bi, tolong buatkan saya nasi goreng!" titah Sadewo kepada pembantunya.

"Baik, Tuan."

Sadewo pergi meninggalkan dapur. Seiring dengan kepergiannya, Rossi mengatakan kepada sang pembantu agar dirinya saja yang membuatkan nasi goreng untuk Sadewo. Ucapan Rossi samar terdengar oleh Sadewo. Senyum pun terukir lebar.

Aneka menu sudah terhidang di meja makan.

"Bi, tolong panggilkan Tuan. Biar saya yang panggil Darren," kata Rossi.

"Baik, Nya."

Tok tok tok!

Rossi mengetuk pintu seraya memanggil Darren. "Ge, sarapan sudah siap!"

Selang be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status