Edo menghampiri Chelsea yang saat itu terbaring di tempat tidur dengan infus yang terpasang di tangan kirinya. Bukannya kasihan pada Chelsea, Edo justru nampak menyalahkan Chelsea karena telah sengaja masuk rumah sakit agar mendapatkan perhatian dari tuan Bram dan dirinya di salahkan. Wajah Chelsea yang saat itu terlihat memerah menahan sakit justru dibuat tambah sakit lantaran ucapan dari suaminya sendiri. "Kau sengaja kan, sengaja terlihat lemah agar keluarga simpati padamu? Tapi kau tidak berhasil Chelsea, yang memperhatikan dirimu hanya lah ayah, ibu dan lainnya sama sekali tidak peduli padamu termasuk aku, aku sama sekali tidak perduli apa yang saat ini menimpamu," ucap Edo yang kala itu dengan lantang berkata demikian."Aku sama sekali tidak pernah mencari perhatian pada keluarga mu Mas, sedikit pun aku tidak pernah. Selama menjadi istrimu, aku berdiri di bawah kakiku sendiri, tapi saat kau mengatakan kalau aku sengaja mencari perhatian, kau salah besar! Mana mungkin rasa sakit
Melihat putra kesayangannya itu datang, membuat perhatian nyonya Andin teralihkan pada Edo, saat itu Edo terdiam menanti kedatangan nyonya Andin yang menghampiri dirinya. "Edo, istrimu masuk rumah sakti?" tanya nyonya Andin. "Ya Bu, dia ada di rumah sakit sekarang," ucap Edo membenarkan. "Memangnya apa yang terjadi padanya? Kenapa dia bisa masuk rumah sakit, benar-benar merepotkan!" celetuk nyonya Andin kesal. "Entah lah Bu, ayah bilang dia mengalami kontraksi, sebenarnya aku tidak peduli Bu, gara-gara dia aku dimarahi oleh ayah." jawab Edo cetus. Nyonya Andin marah dan kesal kala mendengar cerita dari Edo, ia berpikir bahwa akhir-akhir ini tuan Bram memang sangat membela Chelsea, entah itu ia salah atau pun benar. Namun sekalipun Chelsea benar, ia akan tetap dianggap salah oleh nyonya Andin dan juga Edo yang memang tidak menyukainya. Di sore hari yang cukup sunyi, lantaran semua sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Ada yang memainkan game, ada yang memainkan ponsel dan
Esok paginya, keadaan Chelsea jauh lebih baik dari sebelumnya, ia terlihat lebih segar karena semalaman di temani oleh bu Yuli, meskipun diberikan kesempatan untuk bersama dengan sang ibu, namun Chelsea sama sekali tidak manja. Atau berkesempatan untuk mengatakan semua tentang kehidupannya selama ikut dengan suami, meskipun bu Yuli bertanggung jawab atas kebahagiaan yang seharusnya dirasakan oleh Chelsea, namun Chelsea nampak pasrah menghadapi semua ujian yang ada. Pagi ini suster membawakan makanan yang tersedia di rumah sakit, dan bu Yuli meminta agar dirinya saja lah yang menyuapi putrinya, dengan senang hati suster tersebut memberikan tugasnya pada sang ibu pasien, lalu setelah itu bu Yuli melempar senyum ketika mulai menyuapkan makanan itu pada Chelsea. Karena ada di rumah sakit sejak sore dan tidak ada satu pun sanak keluarga yang menjenguk, kecuali hanya tuan Bram, membuat ibu Yuli merasa curiga, lantaran rasa bingung itu terus datang membuat bu Yuli akhirnya memberanikan di
Tiba di kediaman tuan Bram, bu Yuli yang diizinkan untuk menemani Chelsea sampai melahirkan itu merasa sangat senang, karena ia akan bisa memantau keadaan Chelsea yang saat ini sedang hamil besar. Namun tidak dengan Chelsea yang merasa cemas kala itu, ia bingung harus bagaimana ketika ibunya akan tinggal bersamanya untuk beberapa waktu, tinggal bersama dengan nyonya Andin, ketiga adik iparnya, dan juga suami yang sama sekali tidak perduli padanya membuat Chelsea cemas. Cemas karena ia tidak mungkin bisa melihat bagaimana sikap mereka nanti saat tinggal bersama, tidak mungkin juga nyonya Andin akan merubah sikap nya di hadapan bu Yuli, seorang ibu miskin yang tidak memiliki apapun. "Selamat datang di rumah ini Bu, silahkan masuk," ucap tuan Bram menyambut dengan ramah. "Terima kasih banyak Tuan, terima kasih sudah diberikan izin saya untuk tinggal bersama dengan Chelsea, saya sangat senang," seru bu Yuli melempar senyum. "Iya Bu, Chelsea itu putrimu, jadi kau berhak tinggal bersama
1 bulan kemudianSaat Chelsea sedang olahraga bersama dengan bu Yuli di taman belakang, Chelsea merasa sangat lelah, perutnya terasa keram, apa yang ia rasakan satu bulan yang lalu terasa kembali, namun ini lebih sakit dari sebelumnya, ia merasakan sakit yang jauh lebih sakit hingga ia hampir saja terjatuh karena sempoyongan. Dengan cepat bu Yuli menangkap tubuh Chelsea dan mengajaknya untuk duduk, saat itu bu Yuli melihat ada sebuah cairan yang keluar mengotori kaki kanan Chelsea, Chelsea merintih kesakitan dan wajahnya sangat pucat sekali. "Ibu, perutku sakit sekali Ibu, tolong aku," rintih Chelsea memanggil nama ibunya. "Chelsea, seperti nya kau mau melahirkan, air ketuban mu sudah membasahi kakimu, kita harus masuk sekarang untuk memberi tahu suamimu atau semua keluarga mu," kata bu Yuli tak kalah panik. "Ibu, aku tidak kuat jika harus berjalan ke rumah, Ibu tolong panggil kan ayah Bu, aku sudah tidak kuat lagi." pinta Chelsea yang justru meminta untuk di panggil kan ayah mer
Saat sudah di perbolehkan berkunjung di ruang rawat, bu Yuli dan tuan Bram lah yang terlihat sangat bahagia kala melihat kedua cucu mereka dalam keadaan sehat dan bugar. Kebahagiaan mereka tidak bisa dibandung ketika melihat dua malaikat yang sedang tertidur lelap di samping kanan dan kiri Chelsea. "Ya ampun, lucu sekali kedua anakmu Chelsea, meraka sangat imut dan begitu cantik juga tampan," puji bu Yuli yang tidak bisa membendung kebahagiaannya. "Apa yang kau katakan itu benar bu besan, kedua cucu kita ini sangat cantik dan juga tampan sekali, aku sendiri tidak menggambarkan bagaimana bahagianya aku bisa melihat kedua cucuku ini," seru tuan Bram yang begitu sangat gemas saat menatap wajah meraka. "Benar Tuan, kita sangat beruntung karena bisa melihat cucu-cucu kita lahir dengan sehat dan selamat." jawab bu Yuli menambahkan kebahagiaannya. Nyonya Andin, Edo, dan lainnya hanya bisa terdiam menatap mereka yang seakan tidak menganggap meraka ada, saat itu Edo sama sekali tidak berni
"Ibu hanya mengingatkan saja pada ibumu ini, kau jangan tersinggung," ucap nyonya Andin melempar senyum. "Tentu saja aku tidak tersinggung Nyonya Besan, aku sangat senang karena telah diberikan kesempatan untuk datang merawat anak dan cucuku, aku sangat bahagia sekali karena bisa ada di samping Chelsea. Dan saat Chelsea sudah pulih nanti, aku akan pulang ke desa," seru bu Yuli yang saat itu tersenyum tipis menatap nyonya Andin. "Bagus, kalau begitu nikmati saja sisa waktumu di sini Ibu besan, karena sebentar lagi Chelsea pasti akan segera pulih dan kau akan kembali ke desa mu." jelas nyonya Andin tanpa ragu menyakiti hati bu Yuli. Bu Yuli hanya melempar senyum kala itu, ia tidak ada jawaban lain selain pasrah dan tersenyum, lalu setelah mengatakan itu nyonya Andin pun memilih untuk pergi, sementara Chelsea saat itu mendekati bu Yuli untuk memastikan keadaannya. "Ibu, apa kau tidak apa-apa?" tanya Chelsea yang saat itu mendekati bu Yuli lalu menyentuh pundaknya. "Tidak masalah say
Saat sore tiba, Chelsea membawa kedua anaknya keluar untuk mengantar kepergian ibu Yuli yang sudah berpamitan bahwa ia akan pulang ke desa hari itu juga, meskipun sedih karana ditinggalkan oleh ibu kandungnya di saat ia masih membutuhkan sosok ibu, namun Chelsea harus tegar dan tabah untuk kehilangannya, ia tidak bisa memaksa agar ibunya tetap tinggal bersamanya, ia juga merasa kasihan jika sampai ibunya akan merasa tidak nyaman karena sikap seluruh anggota keluarga. Untuk itulah Chelsea harus menerima keputusan yang tepat ibu Yuli, yaitu membiarkannya pulang ke kampung halaman nya. Chelsea berusaha untuk tidak menunjukkan wajah sedih nya, saat bu Yuli menghampiri dirinya dan mencium kening nya dengan penuh kasih sayang. "Ibu pulang dulu ya, kau jaga anak-anak mu dengan baik dan jangan lupa istirahat, kau pasti akan merasa sangat lelah, karena kau harus bekerja 24 jam untuk anak-anak mu," ucap bu Yuli memberikan pesan. "Jangan khawatir Bu, aku akan baik-baik saja, aku justru mencem