"Apa yang sudah Mama lakukan kepada Syifa dan Akbar!" teriak Rudi saat berdiri di hadapan Ningrum. "Kamu benar-benar tidak tahu sopan santun, apa yang perempuan itu katakan sampai kamu berani berteriak di hadapan Mama kandungmu sendiri!" bentak Ningrum sambil berdiri."Syifa tidak mengatakan apapun kepadaku, sekarang Mama jujur apa yang sudah kalian lakukan kepada Akbar," jawab Rudi dengan pandangan penuh emosi."Gawat, apa jangan-jangan Rudi sudah memasang cctv di rumah ini," batin Ningrum sambil mengamati seisi ruang keluarga."Baik jika Mama tidak mau jujur aku akan bawa kasus ini ke kantor polisi biar kalian bertiga mendekam di tahanan," ucap Rudi sambil menatap wajah ketakutan Ningrum dan kedua putrinya."Rudi! Jaga ucapanmu dia itu Mama kandungmu," bentak Andre yang tiba-tiba ada di belakang Rudi.“Sekarang kalian cepat jujur atau aku akan benar-benar menyeret kalian ke kantor Polisi," ucap Rudi sambil mulai memegang tangan sherin."Mama! Tolong Sherin Ma," rengek Sherin kepada
Keesokan harinya setelah menikmati sarapan pagi itu Ningrum mengajak Rudi untuk berbicara ke ruang kerja sang ayah. Setelah selesai menikmati makanannya Rudi bergegas menemui sang Mama di ruang kerja sang ayah. Ningrum yang sudah duduk di meja kerja sang suami langsung mempersilahkan Rudi duduk di sofa yang ada di ruangan itu. "Ada apa Mama menyuruhku kesini," tanya Rudi penasaran. "Mama hanya ingin menawarkan kerjasama yang dimana kerjasama itu sangat menguntungkan buatmu, Mama dan Syifa," jawab Ningrum sambil berjalan ke arah sang putra."Kerjasama apa maksud Mama," tanya Rudi sambil menoleh ke arah sang mama."Begini Mama akan melepaskan Syifa dan Putra haramnya itu tapi kamu harus ikuti kemauan Mama," jawab sang mama sambil tersenyum. "Cepat katakan apa yang harus Rudi lakukan," jawab Rudi penasaran. "Kamu harus bersedia menikah dengan Anita dalam waktu dekat dan menjauhi Syifa serta anaknya," ucap sang mama sambil berjalan ke depan Rudi. "Tidak, Rudi belum mau menikah lagi p
"Kenapa kamu meminta kami untuk pergi dari rumah ini," tanya Ruli sambil berdiri dari tempat duduk."Maaf Pak saya hanya ingin sedikit merenovasi rumah Bapak dan Ibu, agar sedikit lebih nyaman untuk dihuni," jawab Rudi dengan tenang."Renovasi, apa kamu serius Mas," tanya Syifa heran. "Iya, aku juga sudah menyiapkan rumah sementara untuk orang tuamu, sambil menunggu rumah ini selesai di renovasi," ucap Rudi sambil tersenyum. Setelah mendengar penjelasan sang menantu Pak Ruli dan keluarganya pun pindah ke rumah yang sudah disiapkan oleh Rudi. Malam ini adalah adalah malam pertama Rudi dan Syifa tidur dalam satu kamar. Setelah sekian lama mereka tidur terpisah sejak berada di rumah orang tua Rudi.Rudi yang sejak lama memendam rasa rindu dan hasratnya kepada sang istri langsung minta Syifa untuk melayaninya. Syifa yang saat itu tidak ada pilihan lain akhirnya terpaksa menuruti kemauan sang suami. Rudi yang sangat merindukan belaian sang istri langsung menggauli Syifa dengan begitu ber
Ternyata Ningrum mengajak Andre dan kedua putrinya ke sebuah restoran mewah. Setelah menunggu hampir 20 menit Anita dan keluarganya datang di restoran yang sama. Andre yang tidak tahu dengan rencana pertemuan ini sedikit terkejut saat melihat Anita dan keluarganya datang di restoran yang sama."Kenapa mereka juga ada disini," bisik Andre kepada sang istri saat melihat kedatangan Anita dan keluarganya."Sudah kamu diam saja, tadi pagi aku yang menghubungi mereka dan meminta bertemu disini," jawab Ningrum sambil berbisik kepada Andre."Selamat malam Om, Tante," sapa Anita sambil mencium pipi Ningrum dan mencium tangan Andre."Selamat malam Sayang, aduh calon menantu Tante semakin hari semakin cantik ya," puji Ningrum sambil menatap Anita."Calon menantu, apa Mama serius," bisik Sherin kepada Shania."Sudah kamu diam saja jangan banyak tanya, nanti dimarahi Mama baru tahu rasa kamu," jawab Shania sambil menutup mulut sang adik."Ngomong-ngomong dimana Rudi kenapa dia tidak ikut makan mala
Rudi dan Syifa terlihat bingung dengan apa yang diucapkan Ningrum. Syifa yang saat itu menggendong Akbar langsung berjalan ke arah paviliun dengan ditemani Mbok Inah. Rudi yang baru saja datang langsung di tarik sang Mama di meja makan."Ayo makan dulu, kamu pasti lapar setelah menempuh perjalanan jauh," ucap Ningrum sambil duduk di samping sang putra."Ada apa ini, kenapa Mama begitu baik kepadaku," batin Rudi sambil mulai mengambil nasi."Marni!" teriak Ningrum kepada pembantu barunya."Iya Nyonya," jawab Marni saat sudah berada di hadapan sang majikan."Cepat ambilkan minuman dingin untuk Rudi," perintah Ningrum kepada pembantu kesayangannya itu.Setelah meletakkan minuman yang diminta oleh sang majikan, Marni langsung bergegas untuk menuju ke kamarnya. Saat tiba di kamarnya dia terkejut saat melihat Syifa tidur di tempat tidurnya. Marni yang sudah kesal langsung menyeret Syifa keluar dari kamarnya."Ada apa Mbak, kenapa saya disuruh keluar?" tanya Syifa sambil kebingungan."Hei! Ka
Setelah bersiap-siap, Rudi dan keluarganya langsung berangkat menuju ke sebuah restoran. Rudi yang saat itu harus memarkirkan mobilnya tidak masuk bersama keluarganya. Saat Rudi masuk ke dalam restoran dia terkejut saat melihat Anita dan keluarganya berada di meja yang sama dengan keluarganya."Anita," ucap Rudi sambil terkejut saat melihat Anita ada di meja yang sama."Hai Sayang!" jawab Anita sambil sedikit berteriak dan berdiri untuk mencium pipi calon suaminya."Selamat malam Om, Tante," ucap Rudi sambil menjabat tangan Hermawan dan Santi yang ada di hadapannya."Selamat malam," jawab Santi dan Hermawan secara bersamaan.Rudi yang duduk di samping Anita terlihat risih saat Anita terus memeluk tubuhnya dari samping. Namun, dia berusaha untuk tetap tenang karena ingin menghormati keluarganya dan orang tua Anita. Rudi yang saat itu sedang menikmati makanan yang ada di hadapannya terlihat langsung terkejut saat mendengar Sebuah tanggal pernikahan disebut oleh Ayah Anita."Bagaimana ji
Semua persiapan pernikahan Rudi dan Anita sudah dipersiapkan dengan matang. Bahkan gedung dan seluruh caterin telah di pesan oleh Ningrum. Tanggal yang ditentukan pun tiba, akad dan ijab kabul akan dimulai beberapa jam lagi."Syifa," ucap Rudi yang sudah berada di dalam kamar Syifa."Kenapa kamu datang ke sini," jawab Syifa sambil membelakangi Rudi yang saat itu berdiri di depan pintu."Maafkan aku," ucap Rudi dan keluar meninggalkan Syifa yang sudah mulai meneteskan air matanya sambil terus memandangi wajah Akbar yang sedang tertidur pulas. "Ya Allah kenapa harus aku yang merasakan sakit ini, kenapa harus aku yang menyaksikan pernikahan suami ku," batin Syifa sambil meneteskan air matanya.Pernikahan yang indah, kasih sayang seorang mertua seketika hancur saat melihat sang suami mulai duduk di samping perempuan lain. Sekilas Syifa mengingat saat dimana Rudi membisikkan kata-kata indah sehingga dia rela menyerahkan kesuciannya. Namun, setelah semua di berikan kini dia harus menyaksika
Saat Ningrum sibuk mencari keberadaan Rudi di antara para tamu. Secara tidak sengaja Ningrum melihat Rudi duduk di salah satu ruangan sambil memeluk Akbar. Sekilas Ningrum melihat air mata sang putra jatuh saat memeluk Akbar."Kenapa kamu di ruangan ini!" bentak Ningrum hingga membuat Rudi terkejut."Mama," jawab Rudi sambil meletakkan Akbar lalu mengusap air matanya."Cepat jawab pertanyaan Mama, apa yang kamu lakukan di sini, dan kenapa kamu menangis saat memeluk anak haram itu?" tanya Ningrum dengan tegas."Tidak ada apa-apa Ma, aku hanya menyayangi Akbar seperti putra ku sendiri," jawab Rudi sambil berdiri dari tempat duduknya."Sekarang cepat ikut Mama, karena para tamu sudah menunggumu," ucap Ningrum sambil menarik tangan sang putra.Semua rangkaian acara sudah dilalui oleh Rudi dan Anita. Kini saatnya Rudi dan Anita bermalam di sebuah hotel mewah di kota Surabaya. Syifa yang melihat Rudi dan Anita pergi untuk menikmati malam pertama mereka hanya bisa terdiam sambil menahan agar