Share

Malam terburuk 2

Penulis: Black rose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mas...... aku mohon hentikan,"

Mas Arman sedikitpun tidak mendengarkan kata-kataku ia semakin buas dan menatapku  dengan liar. Kedua tangannya yang kekar mencengkeram kuat tubuhku hingga aku semakin tak berdaya.

Aku pasrah tidak berdaya air mataku tak henti-hentinya mengalir, tubuhku dan hatiku sangat menolak tetapi nafsu telah menggiring mas Arman melakukan ini.

"Aaakh sakit Mas.....," pekik ku saat tangannya mulai menjarah bagian dadaku.

Bukannya menghentikan kegiatan tangannya dan menyudahi semua ini Mas Arman justru menyumpal bibirku dengan bibirnya sehingga membuatku kesulitan bernafas.

Tangannya menggerayangi tubuhnya dan melucuti pakaian yang ku gunakan satu persatu. Dia sama sekali memperdulikan diriku yang tengah kesakitan karena perlakuan kasarnya, jangan tanya nikmat atau tidaknya karena pasti jawabnya adalah sangat tidak mengenakkan justru sangat menyiksa.

Dia mulai melakukan hal itu padaku, suara suara desahan yang keluar dari bibirnya membuat bulu kudukku merinding dan merasa jijik dengan diriku sendiri. Yang kurasakan hanyalah sakit dan sakit, dia seperti hewan buas yang sedang memangsa buruannya, begitu liar dan ganas. Sungguh kali ini dia benar-benar memperkosa diriku.

"Aaaaaahh Nita, makasih sayang......" Ucapnya kemudian tumbang di sampingku.

Hatiku hancur berkeping-keping mendengar ucapannya barusan, aku sudah sangat tersakiti dan tersiksa seperti ini dia masih sempat-sempatnya mengingat nama wanita itu di tengah pertumbuhannya denganku.

Ku tutupi bagian bawah dan dadaku dengan tanganku sambil menangisi diriku sendiri, aku memang adalah istri sah mas Arman tetapi aku tak rela bila diperlakukan seperti ini, walaupun saat hari-hari pertama pernikahan kami melakukan hal ini, tapi hari ini aku sangat tidak rela diperlakukan seperti wanita murahan dan yang membuatku sangat sakit adalah kata-kata yang dikeluarkannya dari bibirnya adalah nama dari wanita lain.

Aku menangis tanpa suara, rasa sakit yang kurasa malam ini berlapis lapis. Hatiku begitu terguncang ingin teriak sekuat mungkin tapi suaraku tercekat di kerongkongan, hanya air mata dan Tuhan yang menjadi saksi betapa hancurnya diriku malam ini.

Sambil tertatih ku punguti pakaian yang tergelak satu persatu di lantai, walau tulang-tulang ku rasanya ingin patah dan bagian bawahku terasa sangat nyeri, tapi tetap ku paksakan diriku untuk keluar dari ruang penyiksaan ini, semakin aku berlama-lama disini membuat rasa sakit ku semakin bertambah saja.

Guyuran air yang dinginnya menusuk kulit membuat tubuhku menggigil seketika, air mata pun turut membasahi ragaku. Tak henti-hentinya tanganku terus menggosok tubuhku dengan sabun dari ujung kaki hingga rambut, kejadian barusan membuat aku jijik dengan tubuhku sendiri. Bagaimana bisa ia membayangkan diriku sebagai wanita lain di tengah sakit yang ku rasa.

****

Badanku sangat nyeri terlebih bagian intim ku dan juga meriang semalaman, mungkin karena aku mandi di tengah malam. Kejadian semalam membuat diriku tak mau lagi melihat wajah mas Arman, karena jika aku melihat wajahnya bayang-bayang penyiksaan yang dilakukannya terekam sangat jelas dalam otakku.

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul delapan pagi, tapi aku sama sekali tidak menyiapkan sarapan untuk mas Arman. Aku tak peduli jika dia kelaparan, toh yang selalu dalam pikirannya adalah wanita itu, biarkan dia kelaparan dan meminta sarapan dari Nita.

"Nisa........" teriak mas Arman.

Kepalaku yang sedikit pusing membuatku enggan bangkit dari tempat tidur, tapi jika aku tak bangun bisa-bisa kepalaku meledak mendengar teriakan-teriakan mas Arman.

Dengan sempoyongan aku bangkit dari posisi telentang ku dan menghampiri sumber suara. Tanganku terus memijit pelipis kepalaku agar pusing yang ku alami mereda.

"Anisa dari mana saja kamu?" tanya mas Arman.

"Aku pusing mas, ada apa?" 

Matanya memindai tubuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki, aku tak terlalu memperhatikan ekspresi wajahnya karena duniaku rasanya seperti berputar-putar.

"Matamu kenapa bengkak begitu?" 

Aku hanyalah terdiam sembari terus memijit kepalaku.

"Ya sudah saya mau keluar cari sarapan, kamu mau nitip apa?"

"Terserah," balasku singkat.

Mas Arman pun bergegas mengambil kunci mobilnya kemudian pergi, mungkin mencari sarapan seperti yang dikatakannya barusan.

****

Pov Arman.

Setelah kejadian makan malam bersama Nita di rumah, sejak saat itulah Nita marah kepada diriku. Dia tidak mengangkat telepon dari ku, tidak membalas pesanku, dan dia juga menghindari aku di kantor padahal pekerjaan kami berdua adalah partner kerja, dia akan menghampiriku saat pekerjaan penting, dan tidak pernah mau menjawab pertanyaan diluar pekerjaan kantor.

Akibat sikapnya yang berubah 180 derajat itu membuatku bingung, dan terkadang menyalahkan diriku sendiri. Andai saja malam itu aku tidak berkata kasar pada Nita dia pasti tidak akan seperti ini.

"Nita sayang, jangan cuek seperti ini," 

"Jauhi aku urus saja istrimu yang kamu bela itu, anggap saja kita tidak pernah kenal," ucap Nita tanpa memandangku tangannya begitu lihai merapikan berkas-berkas yang baru ku tanda tangani.

"Sayang jangan gitu dong, kan cuma kamu paling aku sayang. Aku gak bisa kalau kamu terus-terusan kayak gini,"

"Bohong, semuanya bohong pasti kamu sudah jatuh cinta kan sama babu itu makanya kamu belain dia malam itu," ucapnya dengan lantang matanya pun terlihat berkaca kaca.

Ingin sekali aku memeluknya di saat seperti ini, tapi suasananya sangat tidak pas. Jika aku memaksakan diriku dia bisa saja memberontak dan rasa bencinya padaku semakin besar.

"Kalau kamu beneran cinta dan sayang sama aku, kamu gak akan mungkin membela dia jelas-jelas malam itu kami bela babu itu kan!"

"Tapi sayang Anisa memang tidak salah,"

"Tuh kan kamu masih bela babu itu bahkan kamu berani ngucapin nama dia di depan aku, sudah jelas Mas kalau kamu jatuh cinta sama dia!"

"Sayang dengerin aku dulu dong kamu jangan emosi dulu, dengerin kata aku dulu semuanya bisa dibicarain baik-baik," 

"Gak ada yang perlu dibicarakan lagi Mas aku sudah muak," ucapnya kemudian berlalu meninggalkan aku sendirian dalam ruangan ku.

Begitupun kira-kira pertengkaran ku dengan Nita kemarin di kantor, rupanya kemarahannya masih belum reda dia masih mengira aku membela Anisa. Memang ya laki-laki selalu salah di mata perempuan.

Sikap Nita membuatku frustasi sehingga aku memutuskan untuk pergi ke bar langganan ku dan minum beberapa minuman keras untuk menenangkan diriku sekaligus healing dan cuci mata disana.

Setelah menenggak beberapa botol kuputuskan untuk pulang dalam keadaan mabuk berat. karena takut berkendara aku meminta bantuan pria di bar yang ku kenal untuk mengantarku pulang , satu orang menyetir mobilku dan satu orang lainnya mengikuti dari belakang dengan motor tujuannya agar saat rekannya selesai mengantarku mereka dapat langsung pulang bersama.

Masih kuingat malam itu aku mengetuk-ngetuk pintu dengan sisa tenaga yang kumiliki, dan saat Anisa membuka pintu itu aku sudah tak sadar bagaimana keadaanku.

Aku sempat bermimpi melakukan making love (hubungan layaknya suami-istri) dengan Nita dan hal itu membuatku sangat senang dan begitu menikmatinya. Mungkin karena selama ini aku tak pernah menyentuh Anisa jadi hasrat kelelakianku begitu menggebu dalam mimpi itu, bahkan rasanya seperti nyata kenikmatannya begitu jelas terasa.

Namun saat aku terbangun kondisi kamarku sudah sangat acak-acakan, tubuhku terlilit selimut dan sedang dalam keadaan tidak berbusana. Aku menemukan bekas bercak darah di kasur dan selimut putihku, apakah semalam aku benar-benar melakukan hal itu? 

Melihat keadaan Anisa pagi ini aku yakin telah melakukannya, tapi ya sah-sah saja kan toh aku suaminya jadi aku tak bersalah apalagi berdosa.

Sejak kematian istriku sebulan lalu aku memang belum merasakan nikmatnya bercinta, biarpun Nita adalah kekasihku aku tak pernah melakukan itu padanya. Dan Anisa semenjak menikah dia belum berani menjalankan tugasnya untuk melayaniku di ranjang.

Bab terkait

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Pria aneh

    Setelah kepergian mas Arman ku paksakan diriku untuk mandi sekedar membersihkan badanku, aku tak mau memanjakan rasa sakit yang tengah bersarang di tubuhku karena jika dimanjakan sakit yang biasa saja bisa menjadi penyakit sebenarnya. Rasanya badanku sedikit ringan usai dibersihkan, kepalaku yang tadinya pusing sudah mulai membaik dan mataku yang tadinya berat pun sudah kembali normal. Hanya saja badanku masih terasa sedikit nyeri, mungkin akibat aktivitas semalam. Aku belum pernah melakukan hubungan layaknya suami-istri dengan mas Arman bisa jadi nyeri yang tengah ku rasakan merupakan bentuk ketidaksiapan dari tubuh. Suara deru mas Arman sudah terdengar, terlihat beberapa cemilan dan dua bungkusan yang ditentengnya dalam plastik. Kutebak isi dalam bungkusan tersebut adalah nasi kuning, aromanya begitu khas dan sangat kukenal. "Cepat sarapan dulu," ucapnya sambil berjalan ke ruang makan aku hanya mengikutinya dari belakang. Sebelum menyantap sarapan aku mencuci tangan terlebih dahu

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Penghinaan

    Ku hembusan nafasku secara perlahan, untuk menenangkan hatiku yang sedang berkecamuk dan di selimuti oleh ketakutan. Bibir ini terus melafazkan istighfar agar menjadi lebih tenang, dan berusaha berpikir positif. Ku yakinkan diri sendiri bahwa tidak ada apa-apa dan semua baik-baik saja, pria itu hanya kebetulan memarkirkan mobilnya dan tidak sedang mengintai ku. Ku tepis pikiran pikiran negatif yang sempat meracuni otakku. "Semoga yang sempat kupikirkan tadi tidak benar, dan semua baik-baik saja." kataku pada diri sendiri. Setelah keadaanku terasa lebih baik dari sebelumnya, ku seduh coklat hangat untuk menemaniku membaca novel. Hari-hariku selalu ditemani novel online berbeda jauh dengan dulu, jujur rasanya sangat membosankan. Setiap hari aku harus mengerjakan pekerjaan rumah, antar jemput Kayla, dan membaca novel online, semua kegiatan itu terasa sangat monoton. Tidak ada canda tawa yang mengisi kesunyian hari-hariku, berbeda jauh dengan dulu kala dimana setiap hari aku bebas mel

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Pesan dari orang yang tidak dikenal

    Apa yang bisa kau lakukan dengan tubuhmu yang kecil ini, dengan sekali sentakan aku mampu mematahkan tulang mu," ucap mas Arman datar dan dingin. Aku hanya diam dan kaku, tak bisa ku bayangkan bila mas Arman serius dengan kata katanya barusan, bagaimana jika dia benar-benar mematahkan tulang ku dengan kedua tangan kekarnya? "Jika kamu masih mau hidup dan selamat lebih baik ikuti saja semua kata-kata ku dan jangan pernah campuri urusan ku dan Nita," ucapnya "Dan ingat status mu saat ini hanyalah pembantu berkedok istri, jangan pernah kau ajari saya tentang pernikahan aku tak pernah tertarik padamu," lanjutnya. Berdebar jantungku berdebar nafasku tercekat saat tangan kirinya mencengkeram leherku dengan kasar, penampakan nya seperti malaikat pencabut nyawa yang siap mencabut nyawaku kapanpun. "Sa-sakit Mas," ucapku terbata-bata menahan sakit di pergelangan tangan dan leherku. Bukannya iba denganku mas Arman justru memperkuat cengkeramannya di tanganku menambahkannya rasa nyeri disan

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   menceritakan semua

    Tiba-tiba kakiku merasakan telah menginjak sesuatu, dan saat ku tengok ternyata aku menginjak sebuah kotak berwarna merah pekat dengan pita di atasnya, dengan cepat kuambil kotak itu dan masuk rumah kemudian kembali mengunci pintu dan berlari menuju kamar secepat mungkin karena aku penasaran apa isi kotak ini. *****Setelah tiba di kamar, aku langsung berkonsentrasi pada kotak yang ku temukan barusan. Ku bolak balikkan kotak merah ini berharap mendapat petunjuk siapa yang mengirimkan hadiah yang menurutku misterius, namun g,a kotak tersebut, tumpukan foto-foto mas Arman bersama Nita juga foto diriku ada di dalamnya pasti pengirim kado ini adalah seseorang yang sama dengan orang yang telah mengirimkan pesan padaku.Ku pandang foto-foto itu dengan hati yang pilu sulit tuk dijelaskan bagaimana perasaan ku saat ini. Marah, kecewa, sedih, dan sakit butiran kristal bening pun tanpa permisi lewat begitu saja.Sebuah kertas putih menyita perhatianku, mungkin ini adalah petunjuk dari si pengir

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Menyusun rencana

    "Sebenarnya kami selama ini mengawasi mu dari kejauhan dan juga mengetahui tabiat suamimu," jawab Papa dengan suara bergetar.Begitu sayangnya mereka terhadapku tanpa ku sadari mereka selalu ada di sekitarku, rasa bersalah dan menyesal kian bertambah pada keduanya. Aku hanya bisa menundukkan kepalanya sembari kedua tanganku menutup wajah, air mataku sudah mengalir deras disana.Aku menangis tanpa suara, Mama merengkuh tubuhku dan memberi kehangatan dalam di dalam hatiku. Dalam hatiku aku mengutuk diriku sendiri yang sangat bodoh tidak mempertimbangkan segalanya untuk mengambil keputusan terbesar dalam hidupku. Aku terlalu buta dan tidak mendengarkan orang-orang di sekitarku, memang benar petuah orang orang terdahulu ridho orang tua adalah ridho dari Allah, jika orang tua tidak meridhoi jalan yang kita pilih berarti Allah pun tak memberikan ridho-Nya. Nasi memang sudah jadi bubur, tapi bubur yang ku buat harus diperbaiki dengan sedikit perubahan akan membuat orang menjadi tertarik da

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Panik

    Kamu....." ucapku dan pria itu bersamaan saling menodongkan jari telunjuk sedangkan Mama dan Papa hanya terdiam heran dengan sikap kami."Anisa ya," ucap pria itu sambil tersenyum."Iya, kamu Rayhan bukan?" "Iya betul gak nyangka kita bisa bertemu lagi," "Kalian berdua sudah saling kenal?" lontar Papa sambil terus memperhatikan aku dan Rayhan."Rayhan ini teman SMA aku Pa tapi beda kelas dari kelas 1 sampai lulus," balasku diiringi senyum karena senang dapat bertemu dengan teman lama.Rayhan pun membalas pertanyaan Papa dengan tersenyum dan duduk di sebuah kursi yang masih kosong."Baguslah kalau kalian sudah saling mengenal, oh ya Nisa ini adalah orang yang selama ini mengumpulkan informasi tentang Arman dan kamu, dan sekarang dia juga yang Papa percayakan untuk mengurus proses perpisahan mu dengan Arman," terang Papa.Jadi selama ini Rayhan lah yang membantu Mama dan Papa mengontrol ku dari jauh, apakah dia juga yang mengirimiku pesan dan kado itu? "Nisa....," panggil Mama sambi

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Keributan di rumah sakit

    "Mbak Anisa mohon maaf sebelum ada yang ingin saya sampaikan," lanjutnya"Ada apa Rey?" spontan aku langsung bertanya karena jujur ada sedikit rasa penasaran."Sebenarnya mantan istri Arman itu....." "Nisa!"panggil seseorang yang suaranya tidak asing.Ya pemilik suara itu adalah mas Arman suamiku, wajahnya mengguratkan kecemasan."Ada apa dengan Kayla kenapa dia bisa di infus seperti ini,""Kata dokter Kayla terkena DBD Mas," balasku sesuai dengan perkataan dokter.Penyakit yang sedang di derita Kayla saat ini adalah DBD (Demam berdarah) merupakan suatu penyakit yang lumayan ganas dan menghawatirkan, jika terlambat penanganannya bisa menyebabkan kematian."Ini pasti kamu kan yang gak becus kan ngurus Kayla," ucap mas Arman sontak membuat emosiku menjadi tidak terkendali jika aku tidak memiliki etika mungkin aku sudah melayangkan tanganku ini di wajahnya."Mas ini di rumah sakit tolong jaga sikap," kataku setengah berbisik Rayhan nampak menatapku dengan iba."Halah memang kamu yang ti

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Menemui om Faisal

    [Aku ingin mereka menerima pelajaran dan konsekuensi atas perbuatan yang telah mereka lakukan][Baik lakukan apapun yang kamu inginkan Nak]Aku tidak ingin mas Arman dan Nita di pecat begitu saja karena pemecatan bukan jaminan mereka akan jera. Namun mereka berdua memang harus di berikan pelajaran agar dapat memberikan efek jera bagi keduanya, dan akulah yang akan melakukannya.Sore ini Kayla sudah diizinkan pulang oleh dokter karena keadaannya sudah pulih hanya saja Kayla harus meminum beberapa obat agar virus dalam tubuhnya benar-benar hilang dan sembuh total.Betapa bahagianya anak itu saat matanya melihat pemandangan luar rumah sakit, walaupun wajahnya masih pucat tapi senyumnya yang manis itu masih tetap indah.Hari ini aku sendirian yang membawa Kayla pulang menggunakan taksi online karena mas Arman seperti biasa susah di hubungi biarpun ia tahu putrinya sedang tidak sehat.Rencananya besok aku akan bertemu dengan om Faisal untuk mulai melancarkan aksiku membuat jera mas Arman d

Bab terbaru

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Penolakan halus

    "Mas bantuin dong, barang kamu banyak banget loh berat lagi," ucap Anisa sambil mengangkat karton yang lumayan berat berisi barang barang Arman.Arman memutar bola matanya dengan malas dan tidak menanggapi atau membantu Anisa."Mas bisa gak bantuin saya, ini juga kan semuanya barang barang kamu," kata Anisa lagi dengan suara yang sedikit lantang.Arman menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah Anisa."Kamu bisa diam gak sih, berisik banget heran saya angkat semuanya sendiri gak usah manja," sergah Arman, kemudian laki laki itu pergi ke kamarnya."Tapi kan Mas....""Nggak ada tapi tapian, saya mau mandi jangan berisik!"Memang keterlaluan pria itu, memberikan sedikit bantuan pada istrinya sangat berat di lakukan padahal itu semua adalah barang barang miliknya. Sebagai pria sejati yang baik seharusnya dia tidak melakukan itu, apalagi usia pernikahan mereka baru memasuki bulan pertama.'Apa yang harus ku lakukan untuk memberimu pelajaran mas, supaya kamu tuh tau aku istri bukan ba

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Hadiah dari pak Faisal

    "Bapak mau ngembaliin fasilitas saya dan Nita Pak? terimakasih banyak Bapak memang bos yang paling terbaik deh, saya janji tidak akan mengecewakan Pak bos," ucap Arman dengan girang bahkan dia mencium punggung tangan Faisal.'Dasar penjilat memangnya kau pikir aku orang bodoh? menjijikkan' batin Faisal dalam hati, sebenarnya dia sangat jijik dengan apa yang dilakukan Arman."Eits jangan girang dulu pak Arman, saya akan memberimu kendaraan yang tentunya cocok denganmu, ini kuncinya semoga kamu suka ya," balas Faisal sambil tersenyum dan memberikan sebuah kunci motor pada Arman."Kalau begitu saya pamit. Ingat ya besok pagi-pagi kalian langsung menuju ruangan cleaning servis!' lanjutnya.Arman dan Nita menatap nanar kunci motor yang kini tengah berada di telapak tangan mantan manajer itu. Apalagi saat mata mereka menatap sebuah motor matic keluaran lama terparkir dengan manis di hadapan keduanya. Meskipun kondisi mesin dan body motor itu masih sangat mulus, tapi menurut mereka motor itu

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   POV Rayhan

    POV Rayhan.Hari itu aku mendapat tugas dari klien untuk menyelidiki suami dari putrinya. Awalnya aku menolak bagi bagiku orang tuanya terlalu protektif terhadap putri semata wayangnya itu. "Maaf Pak tapi apakah ini terlalu berlebihan dan mengganggu privasi anak bapak?" tanyaku pada klienku."Justru ini untuk kebaikan anak saya, karena keadaannya berbeda dari yang lain saya curiga anak saya menikah karena dipaksa sehingga dia tidak menghubungi saya dan ibunya ketika menikah," jawab bapak itu.Aku paham setiap orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka, apalagi jika itu anak satu-satunya. Bisa dibayangkan sehancur apa hati para orang tua jika mendapati anaknya di sia siakan, tapi menurutku ini terlalu berlebihan toh mereka sudah dewasa dan dapat memutuskan yang terbaik untuk masa depan mereka sendiri."Saya dengar kamu adalah pengacara muda tapi sangat profesional, dan saya bersedia bayar berapapun yang kamu minta asal tolong selidiki tentang putri saya," kata bapak itu

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Di permalukan

    Ini pasti karena kamu nikah sama Anisa makanya rencana kita terbongkar, wanita itu memang pembawa sial Mas!" ucap Nita menambah emosi Arman kian memuncak."Aarrgh.... Anisa lagi Anisa terus, aku pusing Nita!""Kenyataannya memang begitu kan sejak Anisa masuk dalam kehidupanku kamu, kesialan terus menimpa kita," ucap Nita."Kamu juga kenapa pake bawa bawa namaku sih, kan aku juga kena batunya," Bukannya membujuk Arman agar tidak bertambah emosi, Nita justru membuat suasana hati Arman bertambah panas."Keluar kamu bikin saya tambah stres saja pergi kamu!" usir Arman pada Nita. lantas saja wanita itu keluar dari ruangan arman sambil mencebikkan bibirnya dan menghentak hentakan kakinya.Sungguh hari yang sangat memalukan bagi Arman dan Nita. Bagaimana tidak malu beberapa menit yang lalu kedok mereka berdua terbongkar di hadapan para staf."Apa apaan ini kamu mau bikin perusahaan ini bangkrut hah!" bentak pak Faisal pada Arman yang tadinya sangat percaya diri tingkat dewa.Wajahnya panas

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Rahasia Arman terbongkar

    "Bagaimana sayang kalau jika laporan ini di setujui oleh pak Faisal kita akan semakin kaya, aku bakal belikan apa saja yang kamu inginkan," ucap Arman pada Nita sambil memegang map berwarna biru."Kalau gitu nanti kita check-in hotel yuk, aku kangen....." balas Nita dengan manjanya sambil memainkan rambutnya dan tersenyum nakal, tentu saja sebagai pria normal gestur tubuh Nita membuat Arman menjadi panas dingin."Hmmm ya udah di sini aja kalau kangen," balas Arman."Nggak mau nanti ada yang lihat bisa berabe kita," "Makanya dulu dulu kamu sok jual mahal, sekarang malah ketagihan minta duluan," ujar Arman.h dong takutnya kami ninggalin aku padahal udah dapet enaknya," balas Nita dengan bibirnya agak di monyongin.Bibir seksi Nita yang di monyong kan pemiliknya, sontak membuat Arman semakin tidak tahan dan memagut bibir seksi sekertaris nya itu dengan ganas dan terjadilah pergulatan bibir antara Arman dan Nita.****"Halo assalamualaikum Om," sapa Anisa pada on Faisal melalui sambunga

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Diary pink

    "Kamu masih ingat dengan Desi?" tanyanya"Hmm ingat dia kan temanku masa SMA, dan dia juga teman sekelas ku bahkan kami dulu semeja," "Jadi begini mbak Anisa Desi itu adalah mantan istri suami mbak," ucap Rayhan berhasil membuat ku terkejut hingga hp di tanganku terjatuh."A-apa maksudmu? Desi ibu kandungnya kayla?" tanyaku sambil terbata-bata."Iya benar,"Desi Indarwati adalah teman sekolah sekaligus salah satu sahabat terbaik yang pernah ku miliki, Desi adalah sosok yang periang dia yang selalu menghiburku di saat-saat aku sedih karena di tinggal Mama dan Papa ke luar kota.Kenyataan yang tak pernah terpikirkan oleh diriku sedikit pun jika sahabat baikku pernah menjadi pasangan hidup suamiku. Sayangnya nasibnya tidak beruntung, mungkin selama menjadi istri mas Arman Desi mengalami penderitaan hingga akhir hayatnya.Yang ku ketahui Desi adalah anak yatim piatu sedari kecil dia tinggal bersama nenek dan bibinya."Dari mana kamu bisa tau jika Desi dulunya istri masa Arman," tanyaku p

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Menemui om Faisal

    [Aku ingin mereka menerima pelajaran dan konsekuensi atas perbuatan yang telah mereka lakukan][Baik lakukan apapun yang kamu inginkan Nak]Aku tidak ingin mas Arman dan Nita di pecat begitu saja karena pemecatan bukan jaminan mereka akan jera. Namun mereka berdua memang harus di berikan pelajaran agar dapat memberikan efek jera bagi keduanya, dan akulah yang akan melakukannya.Sore ini Kayla sudah diizinkan pulang oleh dokter karena keadaannya sudah pulih hanya saja Kayla harus meminum beberapa obat agar virus dalam tubuhnya benar-benar hilang dan sembuh total.Betapa bahagianya anak itu saat matanya melihat pemandangan luar rumah sakit, walaupun wajahnya masih pucat tapi senyumnya yang manis itu masih tetap indah.Hari ini aku sendirian yang membawa Kayla pulang menggunakan taksi online karena mas Arman seperti biasa susah di hubungi biarpun ia tahu putrinya sedang tidak sehat.Rencananya besok aku akan bertemu dengan om Faisal untuk mulai melancarkan aksiku membuat jera mas Arman d

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Keributan di rumah sakit

    "Mbak Anisa mohon maaf sebelum ada yang ingin saya sampaikan," lanjutnya"Ada apa Rey?" spontan aku langsung bertanya karena jujur ada sedikit rasa penasaran."Sebenarnya mantan istri Arman itu....." "Nisa!"panggil seseorang yang suaranya tidak asing.Ya pemilik suara itu adalah mas Arman suamiku, wajahnya mengguratkan kecemasan."Ada apa dengan Kayla kenapa dia bisa di infus seperti ini,""Kata dokter Kayla terkena DBD Mas," balasku sesuai dengan perkataan dokter.Penyakit yang sedang di derita Kayla saat ini adalah DBD (Demam berdarah) merupakan suatu penyakit yang lumayan ganas dan menghawatirkan, jika terlambat penanganannya bisa menyebabkan kematian."Ini pasti kamu kan yang gak becus kan ngurus Kayla," ucap mas Arman sontak membuat emosiku menjadi tidak terkendali jika aku tidak memiliki etika mungkin aku sudah melayangkan tanganku ini di wajahnya."Mas ini di rumah sakit tolong jaga sikap," kataku setengah berbisik Rayhan nampak menatapku dengan iba."Halah memang kamu yang ti

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Panik

    Kamu....." ucapku dan pria itu bersamaan saling menodongkan jari telunjuk sedangkan Mama dan Papa hanya terdiam heran dengan sikap kami."Anisa ya," ucap pria itu sambil tersenyum."Iya, kamu Rayhan bukan?" "Iya betul gak nyangka kita bisa bertemu lagi," "Kalian berdua sudah saling kenal?" lontar Papa sambil terus memperhatikan aku dan Rayhan."Rayhan ini teman SMA aku Pa tapi beda kelas dari kelas 1 sampai lulus," balasku diiringi senyum karena senang dapat bertemu dengan teman lama.Rayhan pun membalas pertanyaan Papa dengan tersenyum dan duduk di sebuah kursi yang masih kosong."Baguslah kalau kalian sudah saling mengenal, oh ya Nisa ini adalah orang yang selama ini mengumpulkan informasi tentang Arman dan kamu, dan sekarang dia juga yang Papa percayakan untuk mengurus proses perpisahan mu dengan Arman," terang Papa.Jadi selama ini Rayhan lah yang membantu Mama dan Papa mengontrol ku dari jauh, apakah dia juga yang mengirimiku pesan dan kado itu? "Nisa....," panggil Mama sambi

DMCA.com Protection Status