Home / Rumah Tangga / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / 84. Menempatkan Di Neraka

Share

84. Menempatkan Di Neraka

last update Last Updated: 2024-08-23 11:59:10

Setelah mendengar dan melakukan perjanjian dengan dokter, Adhitama, Risha dan Lily keluar dari ruang pemeriksaan.

Risha dan Adhitama menggandeng Lily di tengah, mendengarkan celotehan anak itu dan keinginan Lily yang tiba-tiba saja mengajak pergi ke kebun binatang.

"Ayolah, Bunda. Lily mau ke kebun binatang, mau lihat hewan-hewan seperti saat sama Paman Haris.”

Lily terus merengek sambil sesekali menghentak-hentakkan kaki.

Risha terlihat bingung karena Lily merengek. Bukannya dia tak mau menuruti permintaan Lily, tapi dia terlalu malas jika harus pergi bersama Adhitama.

"Papa masih ada urusan, Papa harus bekerja, kapan-kapan saja ya!" Risha menolak dengan halus.

Lily menoleh Adhitama, mata cantiknya memandang memelas ke sang papa.

"Papa sibuk?" tanya Lily manja.

"Tidak begitu," balas Adhitama.

Lily merasa memiliki dukungan, dia lantas kembali merengek pada Risha.

“Ayolah, Bunda!” Lily terus membujuk bahkan hampir menangis.

Risha tak punya pilihan dan berujung m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
kenapa ga dari dulu ngomongnya Tama, kalau sekarang Risha udah bodo amat
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
nahhhh gt donk ngmg jd jls.. jd bsa k tbak spa sbnr ny yg nylmetin lu Tam
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Tama ini nyebelin banget sih ,yg tolongin kamu itu Risha bukan si Kunti tau Lily pintar utk mendekatkan papa dan bunda nya hihihin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   85. Mencoba Memprovokasi

    Risha sejenak mengurungkan niat untuk pergi. Dia menoleh Adhitama yang menatapnya. Bahkan meski terdengar ingin percaya, tapi bagi Risha masih tak ada sorot kejujuran di mata Adhitama. Risha tidak bisa melihat perasaan Adhitama. Mungkin hati Risha sudah mati untuk bisa merasakan juga. "Jadi, apa kamu ingin bilang aku harus menyelamatkan nyawamu dulu supaya kamu bisa bersikap baik padaku?" Risha menatap dingin Adhitama sambil tersenyum sumbang. Risha tergelak ironi lantas kembali berkata," Bahkan kalaupun aku benar-benar pernah menyelamatkan nyawamu, aku tidak akan pernah memintamu untuk bersikap baik padaku sekarang." Risha berpaling pergi meninggalkan Adhitama. Dia mendekati Lily lantas mengajak anak itu kembali berjalan melihat binatang lain. Adhitama sendiri tertegun, dia merasa kejujurannya tentang alasan dibalik sikapnya ke Sevia tak berarti apapun bagi Risha. Adhitama merasa hatinya sakit. Dia frustasi memikirkan cara agar Risha bisa luluh kembali. Sungguh A

    Last Updated : 2024-08-24
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   86. Jujur?

    Lily tertidur pulas setelah puas dan lelah mengelilingi kebun binatang. Anak itu berada di pangkuan Risha yang tadi baru saja berdebat dengan Adhitama lagi.Risha ingin pergi ke rumah Haris karena sudah berjanji ke kakak angkatnya itu. Namun, Adhitama tak mau mengantar.Adhitama berkata bahwa Lily butuh istirahat untuk tindakan medis yang akan dilakukan besok.Risha mulai kesal menghadapi sikap Adhitama yang mulai menjadikan Lily sebagai alasan, kali ini Risha memang tidak bisa egois karena alasan yang diberikan Adhitama memang masuk akal.“Apapun yang ingin kamu tunjukkan sekarang, aku tetap tidak akan goyah dengan keputusan menginginkan perpisahan,” kata Risha.“Aku tidak akan melepasmu,” balas Adhitama dingin. “Apalagi sekarang ada Lily di antara kita.”Risha tertawa perih.“Apa kamu melakukan ini karena tahu Kakek Roi ingin menyerahkan 50 persen hartanya ke Lily?” tanya Risha. Dia enggan berbasa-basi lagi.Berbeda dari Adhitama, Risha memang lebih terbuka. Selain itu, Risha memilik

    Last Updated : 2024-08-24
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   87. Hak Sebagai Suami

    Risha diam mendengar Adhitama mengatakan suka padanya. Risha bingung, dia menatap heran pria itu dan malah bertanya apa dia tidak salah dengar.“Sha, aku sudah menurunkan egoku, jadi dengarkan aku!” kata Adhitama.“Kamu bahkan tidak menggunakan kata tolong, ucapanmu itu seperti perintah bukannya permintaan.” Meski menjawab dengan ketus, tapi dada Risha berdebar tak karuan mengingat ucapan Adhitama sebelumnya.“Aku meminta hakku sebagai suami, hak untuk didengarkan,” ucap Adhitama lagi.Risha membuang muka. Bersyukur bukan hak lain yang Adhitama minta.Namun, Risha masih pada pendirian. Dia tidak ingin sedikitpun membuka hati lagi untuk Adhitama.“Berkata menyukaiku tidak akan bisa mengobati rasa sakit yang sudah kamu buat. Menyukaiku juga tidak akan membuatku mengurungkan niat berpisah darimu,” kata Risha. “ Sebenarnya aku datang ke Jakarta tidak hanya untuk memeriksakan Lily, aku juga ingin mengajukan perceraian denganmu,”imbuhnya.“Aku tidak akan pernah setuju, aku tidak akan melepa

    Last Updated : 2024-08-24
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   88. Terbuka

    Seperti apa yang sudah dijadwalkan, Risha akhirnya datang ke rumah sakit bersama Adhitama untuk pengambilan sampel sum-sum tulang belakang Lily.Di sana Lily tampak ketakutan dan menangis sampai tak mau lepas dari gendongan Risha.“Nggak mau, Bunda.” Lily menangis saat perawat memintanya berbaring.“Nggak papa, itu hanya bentar kok. Lily jangan nangis, ya.” Risha berusaha membujuk sambil melepas rangkulan tangan Lily di lehernya tapi tak berhasil.“Lily, Lily mau cepat sembuh, kan? Lily juga hebat dan kuat, jadi jangan takut.” Adhitama membantu menenangkan dan membujuk putrinya.Lily sesenggukan saat menoleh Adhitama, terlihat jelas ketakutan karena dia tahu akan disuntik.“Papa pegangin tangan Lily biar tidak takut, Lily kan sudah pernah disuntik? Rasanya sama kok kayak digigit semut." Adhitama masih membantu Risha membujuk Lily.Adhitama dan Risha saling beradu pandang, sebelum Risha membuang muka ke arah lain.Setelah banyak orang yang membujuk akhirnya Lily mau. Anak itu menganggu

    Last Updated : 2024-08-25
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   89. Kebaikan Hati dan Selingkuh

    Risha memilih diam karena tak ingin lagi banyak bertanya ke Adhitama yang ujungnya hanya menunjukkan bahwa perasaannya ke pria itu masih ada. Risha menoleh ke arah pintu ruangan di mana tindakan pengambilan sum-sum tulang belakang Lily sedang berlangsung. Risha memandang jam di ponselnya lantas berpikir kenapa waktu berjalan sangat lambat. Risha merasa sudah lama berada di luar dan bahkan banyak bicara dengan Adhitama. Saat gelisah masih merundung Risha, ternyata seseorang datang menghampiri dan memanggil namanya. "Sha!" Risha menoleh ke sumber suara, tatapannya berubah saat melihat Haris ada di sana. "Kak Haris!" Tak ayal Adhitama yang ikut menoleh saling tatap dengan Haris. Keduanya tak saling bertegur sapa, Haris lebih memilih langsung berbicara pada Risha untuk menanyakan kondisi Lily. "Dokter sedang melakukan tindakan di dalam," jawab Risha. "Tenang saja! Seandainya Lily bener-bener sakit kita bawa saja dia berobat ke Singapura atau Malaysia," kata Haris. "

    Last Updated : 2024-08-26
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   90. Papa Di Mana?

    Di malam yang sama Risha berada di kamarnya yang ada di rumah Haris. Risha tampak melamun, padahal dia sedang memegang ponsel yang menayangkan live penjualan produk My Lily oleh staffnya. Risha sempat membaca komentar dari konsumennya tadi. Kebanyakan dari mereka melayangkan protes karena krim pagi My Lily sangat susah didapat dan harus memakai cara pra pesan lebih dulu. Mereka juga menyayangkan kenapa My Lily tidak memiliki reseller sehingga mereka bingung jika kehabisan produk. Risha juga tadi sempat membaca ada konsumen yang kesal karena dia hanya melakukan live sekali dan setelahnya tidak pernah lagi. Namun, bukan hal itu yang membuat Risha melamun. Melainkan ucapan Adhitama soal peristiwa kebakaran yang menimpa pria itu puluhan tahun lalu. “Apa selama ini dia salah paham? Jelas-jelas aku yang membawanya keluar dari pondok itu saat kebakaran, tapi kenapa bisa dia malah mengira itu Sevia?” Risha berpikir keras, hingga bertanya-tanya kenapa Sevia mengaku-ngaku kala

    Last Updated : 2024-08-26
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   91. Tidur Satu Kamar

    Risha mengintip dari jendela rumah lantas keluar saat melihat Adhitama di depan pagar rumah Haris.Adhitama ternyata tidak berbohong dan hal itu membuat Risha sangat terkejut dan buru-buru meminta satpam rumah membuka pagar.“Sejak kapan kamu ada di sini?” tanya Risha. Dia memandang satpam yang menunduk kemudian meninggalkannya dan Adhitama.“Sejak tadi,” jawab Adhitama.Udara berembus kencang, Risha merasakan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang.“Masuklah, di sini dingin,” ucap Risha dengan kening berkerut.Adhitama mengangguk dan berjalan masuk ke rumah Haris, hingga saat kakinya baru saja menginjak ruang tamu, dia melihat Lily berlari menghampirinya.“Papa!” Lily berteriak mendekati Adhitama lalu memeluk.Adhitama membuka tangan lebar lalu mendekap erat Lily ke dalam pelukannya.“Kok badannya Papa dingin?” tanya Lily saat memeluk Adhitama.“Iya karena terkena AC mobil,” jawab Adhitama lalu melepas pelukan agar bisa memandang wajah Lily.“Ke kamar Lily, yuk. Biar Papa nggak di

    Last Updated : 2024-08-27
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   92. Penasaran

    Adhitama tak menjawab pertanyaan Haris. Dia mengabaikan pria itu lalu membuka pintu mobil. Namun, Haris dengan sigap merebut kunci mobil dari tangan Adhitama. "Apa yang kamu lakukan? Apa kamu sedang menantangku berkelahi?" Adhitama bertanya dengan kesal. "Iya, ayo segera pergi dari sini, aku tidak ingin Risha melihatmu babak belur," ketus Haris. Adhitama diam, dia akhirnya masuk ke dalam mobil dan membiarkan Haris mengemudi. Sementara itu Risha masih memerhatikan. Dia masuk kembali dan langsung menuju kamar untuk menemani Lily tidur setelah mobil Adhitama yang dikendarai Haris mulai meninggalkan rumah.Risha berpikir Haris pasti hendak mengantar Adhitama pulang. Risha mencoba tenang tapi entah kenapa tidak bisa kembali memejamkan mata. Dia masih gelisah melihat Adhitama pucat tadi. Di sisi lain, Adhitama yang berada satu mobil bersama Haris tampak memejamkan mata. Pria itu menyandarkan punggungnya dan sesekali masih terbatuk. Adhitama tak peduli Haris mau membawanya k

    Last Updated : 2024-08-28

Latest chapter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status