Share

90. Papa Di Mana?

last update Last Updated: 2024-08-26 20:51:10

Di malam yang sama Risha berada di kamarnya yang ada di rumah Haris.

Risha tampak melamun, padahal dia sedang memegang ponsel yang menayangkan live penjualan produk My Lily oleh staffnya.

Risha sempat membaca komentar dari konsumennya tadi. Kebanyakan dari mereka melayangkan protes karena krim pagi My Lily sangat susah didapat dan harus memakai cara pra pesan lebih dulu.

Mereka juga menyayangkan kenapa My Lily tidak memiliki reseller sehingga mereka bingung jika kehabisan produk.

Risha juga tadi sempat membaca ada konsumen yang kesal karena dia hanya melakukan live sekali dan setelahnya tidak pernah lagi.

Namun, bukan hal itu yang membuat Risha melamun. Melainkan ucapan Adhitama soal peristiwa kebakaran yang menimpa pria itu puluhan tahun lalu.

“Apa selama ini dia salah paham? Jelas-jelas aku yang membawanya keluar dari pondok itu saat kebakaran, tapi kenapa bisa dia malah mengira itu Sevia?”

Risha berpikir keras, hingga bertanya-tanya kenapa Sevia mengaku-ngaku kala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
kan Risha ga bisa bohong
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Ayo Lily bawa papa terus dekat sama bunda hihihi
goodnovel comment avatar
vieta_novie
meski benci, tp Risha masih menyimpan rasa utk Tama...sayang nya Tama ga peka, jd ga maksimal berjuang nya....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   91. Tidur Satu Kamar

    Risha mengintip dari jendela rumah lantas keluar saat melihat Adhitama di depan pagar rumah Haris.Adhitama ternyata tidak berbohong dan hal itu membuat Risha sangat terkejut dan buru-buru meminta satpam rumah membuka pagar.“Sejak kapan kamu ada di sini?” tanya Risha. Dia memandang satpam yang menunduk kemudian meninggalkannya dan Adhitama.“Sejak tadi,” jawab Adhitama.Udara berembus kencang, Risha merasakan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang.“Masuklah, di sini dingin,” ucap Risha dengan kening berkerut.Adhitama mengangguk dan berjalan masuk ke rumah Haris, hingga saat kakinya baru saja menginjak ruang tamu, dia melihat Lily berlari menghampirinya.“Papa!” Lily berteriak mendekati Adhitama lalu memeluk.Adhitama membuka tangan lebar lalu mendekap erat Lily ke dalam pelukannya.“Kok badannya Papa dingin?” tanya Lily saat memeluk Adhitama.“Iya karena terkena AC mobil,” jawab Adhitama lalu melepas pelukan agar bisa memandang wajah Lily.“Ke kamar Lily, yuk. Biar Papa nggak di

    Last Updated : 2024-08-27
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   92. Penasaran

    Adhitama tak menjawab pertanyaan Haris. Dia mengabaikan pria itu lalu membuka pintu mobil. Namun, Haris dengan sigap merebut kunci mobil dari tangan Adhitama. "Apa yang kamu lakukan? Apa kamu sedang menantangku berkelahi?" Adhitama bertanya dengan kesal. "Iya, ayo segera pergi dari sini, aku tidak ingin Risha melihatmu babak belur," ketus Haris. Adhitama diam, dia akhirnya masuk ke dalam mobil dan membiarkan Haris mengemudi. Sementara itu Risha masih memerhatikan. Dia masuk kembali dan langsung menuju kamar untuk menemani Lily tidur setelah mobil Adhitama yang dikendarai Haris mulai meninggalkan rumah.Risha berpikir Haris pasti hendak mengantar Adhitama pulang. Risha mencoba tenang tapi entah kenapa tidak bisa kembali memejamkan mata. Dia masih gelisah melihat Adhitama pucat tadi. Di sisi lain, Adhitama yang berada satu mobil bersama Haris tampak memejamkan mata. Pria itu menyandarkan punggungnya dan sesekali masih terbatuk. Adhitama tak peduli Haris mau membawanya k

    Last Updated : 2024-08-28
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   93. Kondisi

    Risha menggelengkan kepala pelan saat sadar dia tidak boleh bertanya yang macam-macam ke Lily. Dia lantas mengalihkan pembicaraan meski masih seputar bagaimana bisa Lily mendengar Rara berbicara seperti itu. “Aku bangun tidur terus nyari Bunda, eh malah hampir saja salah masuk kamar,” ucap Lily dengan polosnya.Risha tersenyum kemudian membelai rambut Lily. Percakapan dengan anaknya sedikit meredam rasa cemas Risha yang akan mendengar penjelasan dari dokter soal kondisi Lily nanti.Risha masih menunggu, dia menoleh ke kanan dan kiri kemudian melihat jam.Risha heran kenapa dokter belum muncul juga, hingga dia memutuskan mendekat ke meja perawat.Risha menanyakan ke perawat karena ini sudah lebih dari lima belas menit dari waktu perjanjiannya bertemu dokter itu.Perawat menatap heran, membuat Risha merasa diremehkan.Apa waktunya dinilai tidak berharga?Saat Risha masih menunggu jawaban dari si perawat, dokter tampak datang dan tersenyum. Dokter itu memberi kode ke perawat dan langsun

    Last Updated : 2024-08-28
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   94. Yang Pria Itu Pilih

    Sevia benar-benar masuk rumah sakit karena terpleset di lokasi pemotretan. Wanita itu merintih kesakitan seolah mengalami cidera parah, bahkan terlalu berlebihan dengan berkata jika kakinya patah.“Ini tidak patah, hanya memar saja,” kata dokter karena Sevia terus saja histeris.Sevia juga mengalami lecet di beberapa titik di tangan dan kaki, tapi tidak buruk. Dia tidak mengalami kondisi fatal.Namun, kejadian jatuhnya Sevia terlanjur viral di berbagai media masa. Ini karena adanya rekaman video yang tersebar.Sevia masih terus mengeluh kesakitan, dia bahkan memarahi dokter yang sedang memeriksa.“Tapi ini sakit. Aku yang tahu kondisiku, enak banget hanya bilang memar!” amuk Sevia.Dokter hanya bisa sabar menghadapi Sevia, dia tidak peduli dengan ocehan Sevia karena yang terpenting dia sudah menjalankan tugasnya dengan baik.“Hubungi Mas Adhitama suruh ke sini.” Sevia merengek meminta Tere untuk menghubungi Adhitama.“Buat apa? Lagi pula sudah ada aku, kenapa harus merepotkan Pak Adhi

    Last Updated : 2024-08-28
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   95. Rumah Itu Masih Sama

    Adhitama tak menjawab pertanyaan Risha, dia membuang muka ke arah jendela restoran dan melihat Andre sudah sampai di sana menggunakan ojek daring. Andre tampak membetulkan tatanan rambutnya lebih dulu sebelum bergegas mendekat ke meja Adhitama untuk meminta kunci mobil pria itu. Andre tak lupa menyapa Risha juga Lily. Bahkan senyuman manis Andre dibalas dengan senyuman tak kalah manis oleh Lily. Setelah Andre pergi membawa mobilnya, Adhitama meminta kunci mobil Haris yang Risha bawa. Meskipun terlihat malas, tapi Risha memberikannya ke Adhitama. Pria itu dan Lily bangun dari kursi lalu berjalan bergandengan menuju pintu. Saat sampai di dekat mobil, Risha yang merasa kesal karena pertanyaannya tidak dijawab oleh Adhitama memilih memersilahkan Lily duduk di depan bersama pria itu. "Lily duduk saja di depan sama Papa, biar Bunda di belakang," kata Risha. Lily girang kemudian membuka pintu bagian depan, sedangkan Adhitama hanya memandang datar Risha yang melengos tak sudi

    Last Updated : 2024-08-29
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   96. Aku Akan Datang

    Sevia mencoba terus menghubungi Adhitama. Dia sangat kesal karena Pria itu tidak mau datang ke rumah sakit menjenguknya. Untuk yang kesekian kali, Sevia berusaha menghubungi Adhitama, hingga dia sangat terkejut karena nomornya malah diblokir. “Ap-apa maksudnya ini? Bagaimana bisa Mas Adhitama melakukan ini?” Sevia begitu emosi karena Adhitama benar-benar mengabaikannya. Sevia saat ini sudah dipindah di ruang inap. Dia yang duduk di ranjang pesakitan melihat Tere yang sibuk menerima panggilan karena banyaknya awak media yang penasaran dengan kondisi Sevia saat ini. Tere mengakhiri panggilan, lalu menghampiri Sevia yang masih memandangnya. “Kamu harus membuat konferensi pers untuk menjelaskan kondisimu saat ini. Bagaimana kalau besok? Bukankah dokter bilang besok kamu sudah boleh pulang?" Tere bertanya pada Sevia setelah menjelaskan. Dia tak menyangka pertanyaan yang biasa saja menurutnya itu bisa membuat Sevia sangat murka. “Aku itu masih sakit, apa kamu tidak bisa

    Last Updated : 2024-08-29
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   97. Tamparan

    Sevia kebingungan tetapi karena tak ingin sampai Risha berpikir dirinya takut, akhirnya Sevia kembali membalas pesan Risha. Dia memberitahukan rumah sakit tempatnya dirawat sekarang. [Baiklah, aku akan datang besok.] Sevia membaca pesan dari Risha, entah kenapa dia takut sampai tangannya gemetar, meski begitu dia berusaha tetap tenang. ** Keesokan harinya. Risha berniat menitipkan Lily ke rumah Kakek Roi. Selain karena Pria tua itu terus menanyakan kapan mereka menginap lagi, Risha juga merasa lebih aman menitipkan Lily di sana. Setidaknya ada banyak pembantu yang bisa membantu mengawasi. “Nanti di sana Lily jangan nakal, ya. Harus nurut sama Buyut,” ucap Risha menjelaskan. Lily mengangguk mendengar ucapan Risha. “Memangnya kamu mau ke mana?” Adhitama yang dulu sama sekali tak peduli pada Risha, kini sampai ingin tahu alasan Risha ingin menitipkan Lily. “Aku ada urusan penting, kamu tidak perlu tahu,” jawab Risha, “kamu juga tidak perlu mengantar kami,” ucap Risha k

    Last Updated : 2024-08-30
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   98. Benar-benar Ingin Berpisah

    Sevia yang mendengar semua ucapan Risha semakin ketakutan, dia tak menyangka niatnya membuat Risha terpukul gagal total, dan malah dia yang harus menerima kenyataan bahwa Risha memegang kartu matinya.“Gila! Bagaimana bisa kamu selicik dan sejahat itu, memanfaatkan kebaikan orang yang memiliki trauma masa kecil demi keuntungan pribadi.”Risha kembali bicara dan membuat Sevia geram.Risha terkejut karena Sevia tiba-tiba saja tersenyum dan memandangnya rendah.“Lalu kenapa tidak kamu beritahu saja Mas Tama? Meskipun aku tidak hamil anaknya, tapi kamu tidak tahu apa yang sudah kami lakukan, berapa kali kami bercinta dan bermesraan sebelum kamu menghilang.”Risha tertawa mendengar ocehan Sevia, dengan enteng menjawab,” Aku tidak peduli, aku juga sudah mengajukan gugatan cerai padanya, hari ini pengacaraku akan datang menemuinya. Kamu tahu? Aku tidak pernah menginginkan bisa kembali bersama Mas Tama, hanya saja aku juga tidak akan diam membiarkannya jatuh ke tangan jalang jahat sepertimu.”

    Last Updated : 2024-08-30

Latest chapter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status