Share

234. Penyerangan

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 22:07:46

Audrey semakin bersikap baik pada Lily, setelah bocah itu membantunya hingga dia tidak perlu mengenakan gaun di acara ulang tahun perusahaan Adhitama.

Audrey bahkan menuruti keinginan Lily membeli es krim setiap pulang sekolah tiga hari ini.

Namun, tak Audrey sangka hari itu Lily meminta es krim lagi padanya.

“Kak Audrey, Lily mau es krim, ya.”

Lily menatap Audrey yang sedang menyetir. Dia mengedip-ngedipkan kelopak mata dengan lucunya untuk merayu Audrey.

Audrey menoleh pada Lily. Dia ingin menolak karena takut jika sampai anak itu sakit. Akan tetapi dia tidak bisa melakukan itu karena Lily pasti akan merajuk padanya.

“Baiklah, tapi ini yang terakhir, besok tidak ada lagi es krim,” kata Audrey mengiyakan dengan syarat.

“Asyik, makasih kak Audrey.” Lily sangat senang karena mendapat apa yang dia inginkan.

Audrey membelokkan mobil menuju kedai es krim seperti biasa. Dia memarkirkan mobil tak jauh dari kedai itu.

“Lily tunggu di sini saja,” kata Audrey saat akan keluar d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
wahhhh msh ad aj fans ny s kupret yg Mao clkain Lyli
goodnovel comment avatar
srivia
terima kasih up nya thor...
goodnovel comment avatar
Wida
nah bner Tama jgn menormalisasikan kejahatan anak di bawah umur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   235. Patah Hati

    Andre sangat syok dan masih tidak percaya Haris berkata Alma hamil. Belakangan ini dia sampai tidak fokus bekerja dan banyak melamun.Andre masih tidak menyangka. Bagaimana bisa Alma hamil anak Haris? Kapan mereka dekat? Kenapa semuanya mendadak sampai membuat Andre bertanya-tanya. Andre masih melamun, sampai dia terkejut ketika mendengar suara telepon. Dia segera menjawab karena ternyata Adhitama yang menghubungi.“Iya, Pak.” Andre menjawab dengan nada lemas.“Apa, iya, iya? Mana berkas yang harus aku periksa dan tandatangani, bukankah kamu bilang akan membawanya ke ruanganku?” Suara Adhitama terdengar menggelegar dari seberang panggilan. “Oh ya, Pak. Sebentar, saya bawakan ke ruangan Anda,” kata Andre lalu mengakhiri panggilan itu.Andre panik karena tidak fokus bekerja sampai lupa dengan tugasnya. Dia langsung mencari berkas yang Adhitama maksud, lalu segera membawanya ke ruang kerja Adhitama, sebelum terkena amuk atasannya itu.Adhitama menatap Andre yang baru saja masuk. Dia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   236. Hari Ulang Tahun

    Hari itu di kantor Risha. Ibu dari pelaku penyerangan terhadap Lily datang. Wanita itu terlihat sedih dan bingung berdiri di depan pintu, hingga salah satu staf Risha yang melihat mendekat.“Permisi, saya mau bertemu dengan Bu Risha,” kata wanita itu saat bertemu dengan salah satu staf di kantor Risha.“Maaf, Bu. Hari ini Bu Risha sangat sibuk, jadi tidak bisa menemui Anda,” kata staf itu.“Tolonglah, sebentar saja,” pinta wanita itu.Staf Risha menggeleng tetap tidak memberi izin. Wanita itu keluar dari kantor Risha, tapi ternyata tidak pergi dan malah menunggu di depan sampai siang untuk menemui Risha.Saat siang hari. Risha keluar dari ruang kerjanya, saat berpamitan untuk pulang, stafnya memberitahu soal kedatangan wanita tadi.“Mencariku?” tanya Risha terkejut.“Iya, Bu. Tadi saya sudah minta dia pergi karena Bu Risha sibuk, tapi sepertinya dia masih ada di depan,” kata staf.Risha sangat terkejut. Dia langsung keluar dan melihat wanita itu duduk di depan kantornya. Dia merasa k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   237. Lamaran?

    Siang menjelang sore, Alma terlihat berdiri di depan pintu ruang kerja Haris.Alma ragu, meski begitu dia memberanikan diri mengetuk pintu karena Haris memintanya datang.Setelah mendengar suara Haris memersilahkan, Alma masuk dan melihat Haris yang sudah berdiri dari kursinya. “Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya Alma mencoba bersikap biasa meski Haris sudah tahu semuanya. “Duduklah,” ajak Haris sambil berjalan menuju sofa. Alma bingung, kenapa Haris mengajaknya duduk di sana. Namun, dia tetap mengikuti dan duduk di sofa yang sudah Haris tunjuk. Haris duduk di depan Alma, membuat Alma semakin bingung lagi dengan apa yang ingin dilakukan atasannya itu. “Aku hanya ingin mengatakan kalau aku serius dan benar-benar menyukaimu. Aku mau bertanggung jawab,” ucap Haris dengan tatapan bersungguh-sungguh. Alma masih diam, berusaha mencerna maksud ucapan atasannya itu. “Tapi, karena menurut agama tidak boleh menikahi wanita yang sedang hamil, jadi aku akan menunggu,” ucap Haris lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   238. Tidak Tahu Caranya

    Malam hari Alma kedatangan tamu, dia terkejut ketika membuka pintu rumah dan melihat Haris datang memakai pakaian rapi, sedangkan Alma masih memakai pakaian rumahan.“Kenapa kamu belum siap?” tanya Haris.Alma bingung. Dia berpikir, apa Haris serius ingin mengajaknya pergi?“Kenapa kamu hanya diam? Apa kamu pikir ucapanku siang tadi tidak serius? Kenapa kamu selalu ragu dengan semua tindakan dan ucapanku?” tanya Haris mencecar.“Bu-bukan begitu, Pak.” Alma bingung menjawab.“Kalau begitu segera ganti bajumu. Terserah mau pakai baju apa pun tidak masalah,” perintah Haris.“Sebenarnya Pak Haris mau mengajak saya ke mana?” tanya Alma memastikan lebih dulu.“Makan malam,” jawab Haris.Alma mengangguk pelan, lalu segera masuk untuk mengganti pakaian dengan dres sederhana dan sedikit memoleskan make up tipis di wajah.Setelah selesai. Alma pergi bersama Haris dan tidak tahu pria itu mau mengajaknya makan di mana. Sepanjang perjalanan, Alma hanya diam sambil memandang jalanan yang mereka lew

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   239. Tidak Punya Keluarga

    Pukul tujuh malam Adhitama baru saja pulang. Dia melihat Lily yang sedang makan kue di ruang makan. Dia memandang penuh kasih sayang wajah Lily yang berseri-seri. “Wah, sepertinya enak sekali kuenya Lily.” Adhitama langsung menghampiri. Lily menoleh saat mendengar suara Adhitama, bocah itu melebarkan senyum ketika melihat sang papa yang sudah pulang. “Tolong suapi Papa, dikit aja!" pinta Adhitama sambil menarik kursi di samping Lily lalu duduk di sana. Lily menyuapi Adhitama, lalu bertanya, “Enak ‘kan, Pa?” “Hm … iya enak. Kue dari mana?” tanya Adhitama dengan mulut penuh. “Kak Audrey ulang tahun, terus Bunda beliin kue,” jawab Lily. “Iyakah? Adhitama terkejut. Lily mengangguk-angguk. “Mas Tama banyak kerjaan ya? Jam segini baru pulang,” sapa Risha sambil menghampiri Adhitama dan Lily. Adhitama menatap Risha yang baru saja datang, dia melihat raut wajah Risha yang sedikit berbeda. “Iya, baru saja pulang dan lihat Lily makan kue,” jawab Adhitama sambil beranjak da

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   240. Penggoda

    Hari itu Alma berangkat bekerja seperti biasa. Dia sudah sampai di perusahaan. Saat akan masuk lift, Alma melihat banyak staf yang memandang padanya, bahkan mereka saling bisik seolah mengabaikan keberadaannya di sana. Meskipun Alma tidak mendengar apa yang mereka bicarakan, dia merasa aneh. Hingga Alma memilih diam lalu masuk ke lift yang sama dengan para staf. Alma berdiri diam meski para staf menatapnya aneh. Dia melihat ke angka berjalan yang ada di atas pintu lift, begitu pintu terbuka di lantai ruangan Haris berada, Alma langsung keluar dari sana. Setelah menaruh tas di mejanya, Alma pergi ke ruangan Haris untuk membereskan meja Haris seperti biasa. Saat dia sibuk menata berkas kemarin agar siap diperiksa ketika Haris datang, ternyata pria itu sudah masuk ke ruangan. “Kamu datang pagi sekali?” Alma terkejut mendengar suara Haris sampai menoleh dengan cepat. “Anda yang datang lebih awal, Pak.” Alma membalas sopan. Haris hanya mengangguk. Tanpa Alma ketahui, ternyat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   241. Kondisi Rahasia

    Di sisi lain, tanpa sepengetahuan Adhitama. Risha pergi ke rumah sakit karena merasa kurang sehat. Risha tahu hanya akan membuat Adhitama cemas jika mengeluhkan kondisinya, hingga diam-diam dia memilih menemui dokter. “Saya mau periksa karena kaki saya bengkak sampai seperti ini,” kata Risha sambil memperlihatkan kedua kakinya saat sudah berada di dalam ruangan dokter. “Kenapa bisa sampai sebengkak ini? Apa Anda kurang gerak?” tanya dokter memastikan. “Saya melakukan kegiatan seperti biasa. Tidak banyak duduk juga tidak banyak jalan. Saya tidak tahu kenapa bisa sebengkak ini,” kata Risha menjelaskan. Dokter mencoba mengamati kaki Risha, lalu berkata, “Saya menyarankan agar Anda melakukan tes urine.” Risha setuju. Setelahnya dia memberikan sampel urine untuk tes laboratorium. Risha tidak pulang dan menunggu karena dokter meminta tes urine Risha diselesaikan hari itu juga. Risha akhirnya menunggu hasil laboratorium keluar. Dia duduk dengan ekspresi wajah bingung karena memikirka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   242. Jangan Membandingkan!

    Malam itu Risha dan Adhitama mengundang Alma dan Haris untuk makan malam di rumah. Risha bahkan mendatangkan chef ternama untuk menghidangkan makanan spesial untuk mereka. Setelah duduk di meja makan, Haris menyadari ada sesuatu yang kurang. Lily tidak ada bersama mereka di sana. “Di mana Lily?” tanya Haris. Dia memang tidak melihat gadis kecil itu menyambutnya datang tadi. “Oh, Lily sepertinya kecapean karena ada kegiatan fieldtrip di sekolah, jadi dia tidur lebih awal,” jawab Risha. Haris mengangguk. Dia menoleh pada Alma yang agak canggung karena diundang Risha ke sana. Alma duduk di sebelah Haris dan masih terlihat kurang nyaman. “Ayo makan!” ajak Risha sambil menatap pada Alma. Alma mengangguk. Mereka akhirnya menikmati hidangan malam itu sambil membahas hal-hal random. Hingga Risha memandang Alma kemudian bertanya — “Sudah berapa bulan usia kandunganmu?” Alma terkejut mendengar pertanyaan Risha, sampai-sampai dia menoleh pada Haris. “Sudah sebelas minggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status