Share

200. Kabur

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Adhitama menatap Haris yang bingung dengan ucapannya. Dia mencoba membaca apa yang kakak angkat Risha itu pikirkan kemudian berkata," Iya, mereka tidak pacaran."

Adhitama menyesap sedikit kopi yang baru saja dia buat lalu berjalan pergi dari pantry.

Terang saja sikapnya itu membuat Haris kebingungan. Haris ingin mengejar Adhitama untuk bertanya lebih rinci, tapi dia mengurungkan niat karena masih ada karyawan lain di sana.

"Sial! Ada apa denganku? Kenapa ada perasaan senang mendengar Alma tidak berpacaran dengan Andre," gumam Haris.

Haris akhirnya kembali ke ruang kerjanya. Namun, setelah mendengar cerita Adhitama tadi dia merasa tidak bisa fokus bekerja.

"Apa aku pastikan sendiri ke Alma? Tapi untuk apa?" Haris kembali berperang dengan pikirannya sendiri.

Sore harinya sekitar jam tiga, Andre kembali ke kantor. Dia menemui Adhitama untuk meminta tandatangan, tapi terkejut mendapati Adhitama sudah rapi hendak pulang.

"Apa Anda sudah mau pulang Pak?" Andre merasa tak enak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
tyaswahyoe
setelah nanti km kabur n tertangkap lagi km bakalan kena hukuman yg lebih berat sevia...kenapa nggak nyadar2 muku sih
goodnovel comment avatar
Wida
astaga sevia bner2 psikopat
goodnovel comment avatar
Ayu Nida
tuh kan makin curiga sama author nya, memang berpihak sama si sapi buktinya si sapi selalu lolos dari hukuman ahh... lama² jadi males nih bacanya author nya selalu saja mengulur ulur biar novel ini makin panjang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   201. Terluka

    Sevia menyembunyikan perawat itu di kamar mandi. Dia bersikap tenang, lalu berjalan keluar kamar mendorong troli. Sevia waspada, untungnya polisi tidak menyadari kalau dia bukanlah perawat. Sevia bisa keluar dari tempat itu dengan tenang, lantas bergegas meninggalkan rumah sakit. “Mas Adhitama pikir bisa menjebloskanku ke penjara begitu saja? Dia tidak akan bisa melakukan itu!” Sevia melepas maskernya, lalu mencari taksi begitu berhasil keluar dari rumah sakit. Sevia sudah berada di taksi. Dia mendapat uang di kantong seragam perawat untuk kabur, Sevia juga membawa gunting di saku pakaian yang dia gunakan. Tak lama kemudian taksi yang dinaiki Sevia sampai di sekolah Lily. Dia mengawasi sekolah itu dan mencari keberadaan Lily. Jika Sevia tidak bisa membalas Risha, maka dia akan menjadikan Lily sasaran. Pikirannya sudah tak waras, hal yang paling Sevia inginkan sekarang hanyalah menyakiti Risha sejauh yang dia bisa. “Lihat saja, apa Risha masih bisa tertawa kalau anaknya m

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   202. Karma Setimpal?

    Risha sangat panik ketika mendapat kabar dari Lily. Dia gemetar hingga membuat Adhitama bingung."Kenapa Sha? Ada apa?"“Mas,ada yang menyerang Lily. Lily bilang Audrey terluka, ayo kita ke rumah sakit sekarang," kata Risha.“Apa?” Adhitama sangat terkejut. “Audrey dibawa ke rumah sakit mana?” tanyanya sambil menyambar kunci mobil.Risha menyebutkan nama rumah sakit itu kemudian bergegas keluar dari rumah bersama Adhitama.Di sisi lain. Lily terus menangis sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Dia berada di mobil yang sama dengan Audrey, Lily terus menatap Audrey yang kesakitan.“Kak Audrey akan baik-baik saja, kan? Maaf ya, Kak Audrey.” Lily bicara sambil terus menangis.Audrey melihat Lily tidak bisa berhenti menangis. Dia mencoba tersenyum sambil mengangguk meski kesakitan. Jika saja tidak memiliki tujuan lain, tentu saja Audrey tidak akan membiarkan dirinya terluka seperti ini.Sesampainya di rumah sakit. Audrey langsung dibawa masuk IGD. Lily mengikuti bersama wanita yang tadi

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   203. Duka Cita

    Setelah Sevia tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi keluarganya, Adhitama dan Risha terlihat lebih tenang.Hari itu mereka datang menjenguk Audrey yang masih mendapat perawatan di rumah sakit.Adhitama heran, bagaimana bisa pengawal yang dia bayar mahal malah terluka saat menjaga putrinya.Berbeda dari Risha yang terlihat bersimpati, Adhitama memandang heran dan curiga ke Audrey.“Terima kasih,” ucap Audrey saat Risha menyodorkan jeruk yang sudah dia kupas.“Apa keluargamu tidak tinggal di kota ini? Kenapa tidak ada seorang pun yang menjengukmu.” Adhitama bertanya dengan nada dingin.“Saya sudah tidak punya orangtua, dan tidak ada saudara,” balas Audrey.Risha hanya diam mendengarkan sambil menawari Lily jeruk seperti yang dia berikan ke Audrey.“Kamu tahu ‘kan sebagai pengawal Lily kamu sudah membuat kesalahan, bisa saja putriku terluka kemarin.” Adhitama menatap tajam Audrey. “Jika sampai itu terjadi apa kamu bisa bertanggungjawab?” tanyanya.Audrey meletakkan jeruk yang ada d

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   204. Tak Mau Jujur

    Suasana di dalam mobil yang dikendarai Adhitama pulang bersama Risha dan Lily hening. Meskipun berita duka yang mereka dengar bukan dari orang terdekat mereka, tapi tetap saja ada rasa sedih sebagai manusia. Adhitama menoleh Risha yang memandang keluar jendela, meraih tangan wanita itu lalu membawanya ke depan bibir dan menciumnya penuh cinta."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Adhitama penuh kelembutan. “Kenapa sejak tadi diam? Mana Rishaku yang cerewet.”"Tidak ada," balas Risha lalu tertawa. Dia menoleh bangku belakang di mana Lily duduk di sana. Anak itu ternyata tertidur."Lily pasti lelah, sejak pagi kita ajak dia ke rumah sakit menjenguk Audrey lalu ke rumah Alma," kata Risha."Kamu sendiri, apa kamu tidak lelah? Seharusnya kamu tidak perlu pergi ke pemakaman adik Alma," balas Adhitama. “Aku tidak mau kalau kamu sampai masuk rumah sakit lagi.”"Mana mungkin aku tidak ikut? Mas tahu Alma beberapa kali membantuku menjaga Lily. Dia juga butuh dukungan, aku malah seperti melihat diri

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   205. Lily Maunya Itu

    Sore itu Kakek Roi pergi ke rumah Adhitama untuk bertemu Lily. Saat sampai di sana Risha, Adhitama juga Lily menyambutnya hangat.Terutama Lily, beberapa hari tak bertemu dengan buyutnya membuat anak itu kegirangan bahkan sangat antusias.“Kakek Buyut!” Lily yang senang melihat kedatangan Kakek Roi bergegas menghampiri pria tua itu lalu menggandengnya.Kakek Roi senang. Dia berjalan bersama Lily juga dua cucunya menuju ruang keluarga.“Apa benar informasi yang aku terima soal Sevia?” tanya Kakek Roi sesaat setelah mereka duduk.“Benar, dia sudah mati karena kecelakaan, saat berusaha kabur setelah menusuk Audrey,” jawab Adhitama.Kakek Roi terkejut, tapi juga lega karena akhirnya wanita jahat itu mati.“Baguslah. Wanita itu memang lebih baik tidak ada di dunia ini,” ucap Kakek Roi.“Mungkin itu karma. Dia tidak mau mempertanggungjawabkan kesalahannya di dunia, jadi biar dia mempertanggungjawabkannya di akhirat,” balas Adhitama yang selalu saja geram jika mengingat perbuatan Sevia.“Buy

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   206. Rahasia Kita

    Audrey datang ke rumah Adhitama setelah kondisinya membaik. Dia ke sana bermaksud untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya karena membuat Lily hampir celaka. “Kak Audrey!” teriak Lily saat melihat Audrey datang. Risha dan Adhitama langsung menoleh ketika mendengar Lily berteriak. Audrey mengangguk ke Risha dan Adhitama, lalu memandang Lily yang sudah berdiri di depannya. “Bagaimana kondisimu?” tanya Risha. “Sudah lebih baik, terima kasih,” jawab Audrey sopan. “Saya ke sini karena mau bertemu Lily,” ucap Audrey lagi. Seperti tahu apa yang ada di pikiran Audrey, Lily berkata, “Kak Audrey mau berhenti kerja? Nggak boleh! Lily nggak ngizinin!” Adhitama dan Risha sampai terkejut dengan sikap Lily. Audrey tersenyum canggung, lalu meminta izin pada Risha dan Adhitama agar bisa bicara berdua dengan Lily, dan dia mendapat izin. “Kak Audrey tidak boleh dipecat!” Lily berpikir jika Audrey akan berhenti bekerja karena dipecat papanya. Audrey diam sejenak, lalu bertanya, “Apa Lily mau

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   207. Kecewa

    Kakek Roi mengundang Risha dan Adhitama makan malam di rumahnya hari itu. Mereka sudah berkumpul dalam situasi yang hangat. Lily juga ikut ke sana, tapi anak itu malah sibuk bermain dengan Audrey dan melewatkan makan malamnya. “Ternyata kalian masih mempertahankan Audrey," ucap Kakek Roi. Adhitama menoleh pada Lily yang sedang bermain sampai tertawa, lalu membalas, “Ya, Kakek lihat sendiri. Lily hanya mau Audrey, bahkan saat aku menawari mencarikan pengganti dia menolak sampai merengek.” Kakek Roi melihat keceriaan Lily, lalu terlihat mencemaskan sesuatu. “Sebenarnya aku menyelidiki siapa Audrey, tapi aneh karena aku sama sekali tidak bisa menemukan informasi apa pun tentangnya.Bahkan masa lalunya seperti apa juga tidak ada,” ujar Kakek Roi. Adhitama tidak menyangka Kakek Roi akan bertindak sejauh itu. Namun, dia juga merasakan hal aneh, tapi mencoba mengabaikan itu. “Coba kamu pastikan lagi ke agensi yang menaunginya, cek dan pastikan asal-usul juga informasi tentang Audrey,” u

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   208. Kejutan

    Sesampainya di rumah. Risha masih diam, bahkan dia mengabaikan Adhitama. Adhitama bingung dengan sikap Risha. Meski Risha kecewa dengan kejujuran kakek Roi, tapi apa harus sampai seperti ini? “Sudah, tidak usah terlalu memikirkan kebohongan Kakek, nanti malah kamu stres dan berpengaruh ke kesehatanmu,” ucap Adhitama akhirnya bersuara setelah sejak tadi ikut diam. Risha terkejut. Dia menoleh pada Adhitama dengan tatapan tidak senang. “Mas bilang tidak usah memikirkan? Setelah semua ketakutan yang aku rasakan, Mas Tama berkata seenak ini? Mas benar-benar tidak paham perasaanku!” amuk Risha geram. Adhitama terkejut karena Risha sampai mengamuk seperti itu. Saat dia ingin menjelaskan, Risha sudah lebih dulu meninggalkannya. Dia bergeming melihat Risha yang masuk kamar Lily. Adhitama merasa reaksi Risha berlebihan. Namun, dia mencoba memahami jika mungkin perasaan Risha sedang sensitif saja. ** Saat tengah malam. Adhitama memutuskan pergi ke kamar Lily. Dia melihat Risha berbaring

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Memelukmu

    Alma tak menyangka Haris akan menahannya di rumah pria itu. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menerima dan mengikuti apa keinginan Haris. Bahkan seperti apa yang pria itu katakan, sudah ada banyak baju untuknya di sana.Meskipun agak canggung kepada pembantu rumah, tapi Alma mencoba untuk bersikap baik.Seperti pagi itu, dia bangun pagi lantas pergi ke dapur untuk membantu menyiapkan sarapan.Awalnya pembantu rumah Haris kaget bahkan memohon Alma untuk tidak melakukan itu. Namun, Alma bersikeras, dia berkata tidak mau menumpang dan makan secara cuma-cuma di sana.“Sudah sewajarnya, karena Mba Alma calon istri Tuan Haris.”Ucapan pembantu membuat Alma menghentikan gerakan tangannya memotong wortel, dia menoleh karena kaget.Bagaimana bisa pembantu rumah tahu kalau dia calon istri Haris?“Apa Pak Haris bilang aku ini calon istrinya?” tanya Alma setengah tak percaya.“Iya, dia bahkan meminta kami menjaga Mba Alma seperti menjaga keluarga sendiri,” kata pembantu itu. “Syukurlah kare

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 7 : Masih Saja Jomlo

    Keesokan harinya. Andre sudah bersiap pergi bersama Adhitama untuk mengurus masalah di anak cabang perusahaan Mahesa yang terdapat di Jogja.Mereka sarapan lebih dulu di restoran hotel, ada Risha dan Lily juga di sana.“Semalam Anda pergi ke mana, Pak?” tanya Andre. Dia tampak menekuk bibir saat melihat Adhitama hanya diam seolah tak mendengar pertanyaannya.“Kita jalan-jalan, Om Andre mau, tapi pas diketuk-ketuk pintunya, Om Andre tidak keluar,” jawab Lily.“Hampir saja aku pikir kamu mati di kamar,” ledek Adhitama, “tapi mendengar suara dengkuranmu yang seperti babi, aku yakin kamu hanya tidur,” imbuh Adhitama.Andre memasang wajah masam. Dia malu lalu melihat Risha yang tertawa.“Mana mungkin kamar di hotel bintang lima tidak kedap suara,” balas Andre.Adhitama dan Risha sama-sama menahan tawa.Andre memilih menyantap makanannya, saat itu dia melihat Mahira masuk restoran bersama kedua orang tuanya.Lily melihat Mahira, dia menatap benci karena sudah dibuat menangis oleh gadis itu

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 6 : Keluarga Aneh

    Ternyata, saat Andre tidur, Adhitama mengajak Risha dan Lily pergi keluar. Mereka pergi ke alun-alun kidul Jogja dan duduk-duduk di sana.Lily sangat senang. Anak itu sibuk bermain gelembung sabun sampai tertawa begitu bahagia. Dia berlari-lari sambil tertawa senang mengejar gelembung yang berterbangan tertiup angin.“Padahal sudah malam, tapi anak-anak masih betah main begituan,” kata Risha mengamati beberapa anak kecil yang juga bermain gelembung seperti Lily.“Namanya juga anak-anak,” balas Adhitama.Mereka duduk memakai tikar plastik yang tadi dibeli dari penjual seharga sepuluh ribu. Risha hanya tersenyum menanggapi balasan Adhitama dan terus memperhatikan Lily yang sedang bermain.Sudah lama tidak melihat Lily sesenang itu saat berlarian. Risha lega putrinya bisa kembali ceria. Risha masih memandang ke arah Lily, lalu melihat anak itu berbicara dengan anak kecil seusianya.Adhitama juga memperhatikan sang putri, sebelum memalingkan pandangan lalu menyandarkan kepala di pundak Ri

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 5 : Gadis Aneh

    Sesampainya di Jogja, Adhitama meminta sopir yang menjemput untuk mengantar mereka ke hotel yang sudah Adhitama pesan. “Kenapa tidak ke rumah?” tanya Risha terkejut. Andre tampak biasa. Dia hanya melirik sekilas ke Adhitama yang duduk di belakang bersama Risha dan Lily. “Kemarin kamu bilang pembantumu sedang ke luar kota, jadi tidak ada yang membersihkan rumah. Aku takut rumahnya berdebu dan kalian bisa alergi,” ujar Adhitama menjelaskan. “Aku sudah bilang kalau Si mbok udah balik ke rumah,” kata Risha mengingatkan. “Aku sudah terlanjur booking kamar, sudah menginap saja di hotel, lagi pula hanya beberapa hari,” balas Adhitama tetap kukuh menginap di hotel. Risha menghela napas kasar. Akhirnya dia pasrah saja. Mereka sampai di hotel dan langsung pergi ke kamar yang dipesan. Saat Andre hendak masuk kamar, Adhitama mencegah asistennya itu. “Aku mau bicara sebentar,” kata Adhitama. “Apa, Pak?” tanya Andre. “Aku nitip Lily,” kata Adhitama lalu berlalu pergi. Andre terkejut kar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 4 : Usil

    Pagi itu. Adhitama bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan. Dia sedang mengikat dasi, lalu menoleh pada Risha yang sedang mengambilkan jas miliknya. “Oh ya sayang, aku akan pergi ke Jogja untuk mengurus pekerjaan,” kata Adhitama. Risha mengambil jas yang tergantung di lemari, lalu menoleh pada Adhitama sambil bertanya, “Kapan Mas Tama pergi? Aku mau ikut, sekalian melihat kantor di sana.” “Tapi bukan weekend, lusa aku berangkat,” jawab Adhitama. “Ya sudah, tidak apa-apa. Nanti aku ikut sama Lily juga, sekali-kali Lily libur juga tidak apa-apa. Sepertinya dia juga butuh liburan,” ucap Risha. “Oke kalau begitu. Nanti akan aku minta Andre untuk memesankan tiket untuk kalian juga,” ujar Adhitama sambil mengembangkan senyum. “Iya, tapi jangan beritahu Lily dulu ya Mas, takutnya dia nanti heboh." Risha tahu bagaimana sifat Lily, bisa-bisa anak itu akan menanyakan setiap detik kapan mereka pergi. Adhitama tersenyum penuh arti kemudian mengangguk paham. Adhitama akhirnya berangkat ke

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 3 : Ada Apa Dengan Haris

    Setelah makan malam yang sedikit menegangkan itu, Haris dan Alma beranjak pulang. Risha dan Adhitama juga memilih mengantar keduanya sampai ke halaman. “Hati-hati di jalan,” ucap Risha bersamaan dengan Haris dan Alma yang berjalan menuju mobil.Alma mengangguk lalu masuk mobil, begitu juga dengan Haris.Haris melajukan mobil meninggalkan rumah Risha. Sepanjang perjalanan, Haris melihat Alma terus saja diam. Sikap Alma membuatnya berpikir, apakah gadis itu marah karena tindakan tegasnya ke staf HRD.“Apa kamu marah?” tanya Haris untuk memastikan.“Tidak,” jawab Alma dengan suara agak lirih.Haris diam sejenak, berpikir jika Alma sudah menjawab seperti itu artinya dia tidak perlu memperpanjang masalah.“Bagaimana tadi, apa kamu sudah dapat baju untuk pernikahan kita?” tanya Haris. Untuk memecah rasa canggung dia memilih membahas hal lainnya.“Belum karena tadi Kak Risha harus menjemput Lily yang sakit,” jawab Alma dengan suara datar.Haris merasa Alma bersikap sedikit aneh. Dia kembal

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 2: Tidak Berkontribusi

    Tanpa memberitahu, Malam harinya Haris menjemput Alma di rumah Risha. Saat sampai di sana, dia pergi ke kamar Lily dan bocah itu langsung meminta gendong karena masih sakit. “Kenapa badannya hangat?” tanya Haris saat menggendong Lily. “Dia demam, makanya tadi dijemput dari sekolah,” jawab Risha. Haris kaget, lalu menoleh Lily yang menyandarkan kepala di pundak. “Lily sakit? Sudah minum obat belum?” tanya Haris. “Sudah,” jawab Lily. "Lily bobok aja ya." Haris membujuk. Lily menggeleng lalu berkata," Lily maunya digendong Paman Haris.” Haris memeluk Lily, membiarkan anak itu bersikap manja, lalu kembali membujuk dan mengajak Lily berbaring di kasur. Haris mengambil buku cerita di nakas kemudian membacakan cerita untuk Lily. Alma juga ada di sana, ikut mendengarkan Haris bercerita. “Aku tinggal sebentar,” kata Risha pamit dan Alma membalasnya dengan anggukan kepala. Risha berjalan keluar dari kamar Lily. Saat menuruni anak tangga, dia melihat Adhitama yang baru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 1 : Dari Butik Ke Sekolah

    Hari itu Risha mengajak Alma pergi ke butik untuk melihat baju pernikahan. Mereka sudah ada di butik dan sedang melihat-lihat katalog untuk memilih model mana yang cocok.Saat masih memilih, Alma memberanikan diri untuk mengajak Risha mengobrol. “Kak, entah ini hanya perasaanku saja atau memang benar, tapi aku lihat akhir-akhir ini Lily jadi pemurung, apa ada masalah?” tanya Alma sambil mengalihkan tatapan dari desain gaun di katalog ke Risha. “Bukan masalah besar. Dia hanya sedih karena Audrey sudah tidak bekerja dengan kami lagi dan juga dia kehilangan adiknya,” jawab Risha. Alma mengangguk-angguk paham. Dia merasa bersimpati dan kasihan. “Mungkin nanti kalau anakku lahir, aku akan minta Lily yang memberinya nama supaya Lily senang dan sedikit terhibur,” ujar Alma. Risha terkejut sampai menoleh Alma. “Jangan, bisa-bisa nanti anakmu malah diberi nama yang aneh-aneh Sama Lily.” Alma tertawa kecil mendengar jawaban Risha. Mereka masih sibuk mengobrol sambil melihat-lihat baju

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   260. Aku Sangat Menyayangi Kalian

    Pagi itu Lily pergi ke rumah sakit untuk menemui Risha. Dia sangat tidak sabar, sampai-sampai berjalan dengan cepat agar bisa segera menemui Risha. “Bunda!” Lily berlari ke arah ranjang ketika sampai di ruang inap Risha. Risha terkejut tapi juga senang karena Lily ada di sana. “Bunda, adiknya Lily sudah tidak ada, ya?” tanya Lily dengan tatapan sedih. Risha mengangguk. “Bunda nggak akan sakit lagi, kan?” tanya Lily lagi. “Iya,” balas Risha sambil memulas senyum. Adhitama mendekat, lalu mengusap rambut Lily dengan lembut. “Kenapa hari ini Lily tidak mau sekolah?” tanya Risha. “Nggak mau, Lily maunya sama Bunda,” jawab Lily sambil memainkan telunjuk di atas sprei. Adhitama dan Risha saling tatap. “Bagaimana di rumah Kakek Roshadi? Apa di sana seru?” tanya Adhitama. Lily hanya diam menunduk, tapi kemudian menjawab, “Iya Kakek Roshadi juga punya kolam ikan.” “Iya, Kakek membuat itu spesial untuk Lily karena Lily suka sama ikan Koi,” balas Adhitama. “Em ... kalau Lily suka di

DMCA.com Protection Status