Share

177. Haris

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-10 20:59:59
Di ruang kerja berukuran besar dengan cahaya lampu yang temaram di malam hari. Haris duduk diam dengan tatapan tertuju lurus ke luar jendela tapi kosong. Dia sedang tenggelam dalam kesunyian hidupnya.

Sekilas terlintas hari-hari ketika bersama Risha di masa lalu. Pikiran itu tiba-tiba saja melintas seperti roll film yang diputar kembali di dalam otaknya, mengingatkan dirinya akan perasaan yang tak pernah diungkapkan pada Risha.

Haris mengingat jauh ke masa remaja mereka, di mana dia selalu menjadi pelindung Risha.

“Apa dia masih ingat semua?” Haris bicara pada dirinya sendiri.

Haris masih mengingat jelas, ketika Risha sedih, dialah yang selalu ada di sisi Risha, menenangkannya dan selalu membuat Risha dalam kondisi aman.

Haris tersenyum tipis, jika ingat masa lalu, maka dia juga ingat kebodohannya dulu.

Dulu Risha selalu pulang bersamanya. Mereka begitu dekat, hingga Haris merasa jika bisa menggapai Risha. Namun, apalah dia yang memiliki kesempatan tapi tidak pernah mengamb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
ayok Haris....kamu pasti bisa move on...Risha udh bahagia dgn Tama...kamu jg hrs bahagia meski tanpa Risha... eh...semoga ga ada kejadian yg diharapkan antara Haris & Alma.... xixixixi...
goodnovel comment avatar
Wida
jodoh kan harus dgn alma
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
RIS lu it emg bnran Cemen koq wkwkwkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   178. Pengawal Lily

    Risha dan Adhitama saling pandang mendengar pertanyaan Lily soal pengawal. Mereka tak mungkin menjelaskan dengan detail karena Lily pasti akan kebingungan. "Pengawal itu tidak seram, dia malah akan melindungi Lily," ucap Risha. Lily diam mencerna apa yang bundanya sampaikan. Tatapan matanya beralih ke jendela lalu anak itu mendekat ke arah pintu mobil. Lily menempelkan dagu ke kaca, entah apa yang sedang anak itu pikirkan. Beberapa menit berselang mereka akhirnya tiba di sebuah perusahaan yang menyediakan jasa keamanan. Seorang staff langsung mempersilahkan mereka masuk untuk bertemu bagian yang mengurusi hal semacam ini. "Perkenalkan saya Anjas, saya sudah diberitahu sekretaris Anda tentang keinginan Anda memakai jasa kami." Adhitama mengangguk, matanya tertuju pada beberapa lembar kertas di atas meja. "Ini beberapa biodata bodyguard yang sudah kami pilihan sesuai dengan permintaan Anda." Adhitama mengambil kertas itu dari meja, dia juga memberikan satu ke Risha agar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   179. Apa Yang Terjadi?

    Pagi itu Haris tiba di kantor dengan perasaan gelisah karena tidak ingat apa yang terjadi semalam. Dia benar-benar lupa apa yang terjadi di klub hingga dia tiba-tiba berada di kamar. Haris hanya ingat jika mendengar suara musik yang keras, banyak minum, dan terus meminta bartender menuangkan minuman beralkohol di gelasnya. “Kenapa aku tidak ingat apa pun?” Haris merasa bodoh sampai memukul kepalanya. Haris bersikap biasa saat turun dari mobil. Dia masuk perusahaan dan pergi ke ruang kerjanya. Saat sampai di sana, Haris bertemu dengan Alma. “Anda sudah baik-baik saja, Pak?” tanya Alma saat menyapa, “semalam Anda mabuk berat.” “Ya,” jawab Haris tampak canggung ketika melihat Alma yang ternyata membantunya pulang. Alma lebih tenang dari biasanya, tapi sikapnya agak canggung dan aneh meski berusaha menyapa Haris dengan ramah seperti biasa. Alma bahkan menghindari kontak mata langsung dari Haris. Haris mendekat ke Alma. “Terima kasih karena semalam membantuku, maaf sudah mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   180. Hari Pertama

    Pengawal Lily mulai bertugas hari itu. Dia datang ke rumah Adhitama dan siap melakukan pekerjaannya. “Lily, ini Kak Audrey yang akan menjaga Lily di sekolah dan di mana pun Lily pergi,” ucap Adhitama memperkenalkan pengawal Lily. Gadis berumur dua puluh dua tahun itu tersenyum dan mengangguk pada Lily. Lily langsung melebarkan senyum. Dia terlihat senang karena berpikir akan ada yang menemaninya terus dan dia ajak bermain. “Kak Audrey akan sama Lily terus, kan?” tanya Lily pada Adhitama. “Iya, tentu saja. Lily harus menurut misal Kak Audrey melarang Lily melakukan hal yang membahayakan atau salah,” ujar Adhitama. Lily mengangguk senang. Di hari pertama Audrey bekerja. Adhitama masih mengantar Lily ke sekolah. Risha dan Adhitama memperlakukan Audrey dengan baik dan tidak membedakannya sama sekali. “Namanya Audrey, dia bodyguard yang akan menjaga Lily selama di sekolah dan di luar sekolah juga. Saya harap jika terjadi sesuatu pada Lily anda juga bisa memberitahu Audrey,” kata A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   181. Pertanyaan Mengejutkan

    Hari berikutnya. Alma berangkat bekerja dan bersikap biasa saja saat melihat Haris datang. Haris merasa canggung saat melihat Alma, pikirannya tidak bisa tenang karena merasa kalau dirinya sudah berbuat macam-macam pada Alma. Haris berada di ruang kerjanya. Dia masih bingung dan tidak bisa tenang, lalu beberapa saat kemudian Alma datang membawa berkas yang perlu dia periksa. “Ini perlu Anda tandatangani segera,” ucap Alma sambil memberikan berkas yang dibawanya. Haris menatap Alma, lalu memberanikan diri bertanya, “Apa kamu baik-baik saja?” “Kenapa saya harus tidak baik?” tanya balik Alma. Setelah mengatakan itu, Alma meninggalkan ruangan Haris begitu saja. Tentu saja sikap tak acuh Alma mendadak membuat Haris merasa sesak. Dia seperti sedang dicampakkan karena perubahan sikap sekretarisnya itu. Namun, Haris juga tidak tahu, perasaan apa yang dirasakannya. ** Saat siang hari. Alma menemui Haris di ruang kerja. Seperti pagi tadi Alma masih tak banyak bicara. “Pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   182. Aneh

    Risha mengajak Lily pergi ke rumah Audrey. Seperti keinginan Lily, mereka membawa banyak makanan ke sana karena Lily bercerita jika kasihan kepada pengawalnya itu. Mereka datang saat pagi di hari Minggu yang cerah. Sebelumnya Risha dan Lily mengantar Adhitama ke lapangan golf, lalu pergi ke alamat rumah Audrey yang Risha miliki. “Bener ini rumahnya,” gumam Risha sambil mengecek kembali alamat rumah yang dipegangnya. Risha dan Lily turun, lalu Risha mengetuk beberapa kali pintu rumah itu tapi tidak ada jawaban. “Mungkin Kak Audrey tidak di rumah, gimana kalau lain waktu saja kita datang lagi? Sekarang kita pulang dulu?” tanya Risha pada sang putri. Lily tampak kecewa tidak bisa bertemu Audrey, lalu mengangguk patuh. Risha menggandeng Lily menuju mobil. Tanpa Risha sadari, Audrey yang keluar rumah untuk lari pagi ternyata melihat Risha dan Lily dari kejauhan. Namun, bukannya menemui, dia malah sengaja bersembunyi. Risha dan Lily kembali ke lapangan golf untuk menunggu A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   183. Pura-pura

    Hari itu, Risha dan Adhitama berencana mengajak Lily pergi ke dokter lain. Hari itu wajah Risha tampak pucat seperti tak sehat. Risha tak mengalami morning sickness yang parah, tapi tetap saja kondisi ini membuat Adhitama cemas. "Apa tidak sebaiknya kamu istirahat di rumah saja? Atau lain hari saja kita perginya?" tanya Adhitama sambil meraih tangan Risha. "Aku baik-baik saja kok Mas," balas Risha, "Kita tidak boleh menunda pemeriksaan Lily," imbuhnya. Akhirnya mereka tetap pergi meski kondisi Risha agak kurang baik. Adhitama dan Risha menuju rumah sakit yang berbeda dari sebelumnya untuk bertemu dengan dokter spesialis anak.Mereka lantas menjelaskan dari awal gejala dan kondisi Lily tapi tidak jujur bahwa sudah mendapat vonis dari dokter lain. “Dia sering mimisan, Dok,” kata Adhitama. “Apa sebelumnya sudah pernah diperiksa?” tanya dokter karena melihat Lily yang tampak baik-baik saja. “Belum, Dok.” Risha berbohong agar Lily mendapat pemeriksaan dan diagnosa lagi. “Papa say

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   184. Kabur

    Di Mahesa Grup Alma tampak berdiri di depan pintu ruangan Haris. Dia menghela napas kasar lalu mengetuk pintu sebelum membukanya. “Pak, saya pamit pulang dulu,” ucap Alma dari ambang pintu. Haris menatap Alma. Sekretarisnya itu ingin langsung pergi tapi Haris lebih dulu mencegah. “Bisa tunggu sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.” Haris mencoba memberanikan diri membicarakan tentang kejadian malam itu di rumahnya saat dia mabuk. Alma terdiam. Dia ragu tapi memilih mengangguk mengiyakan. Alma masuk ruangan. Lalu berdiri di depan meja Haris. “Soal malam itu, apa terjadi sesuatu di antara kita? Apa aku melakukan sesuatu yang buruk padamu? Kamu tahu,seperti aku memaksamu tidur denganku?” tanya Haris dengan cepat agar Alma tidak menyela. Alma terkejut mendengar ucapan Haris. Dia panik tapi berusaha tetap tenang. “Apa Anda serius menanyakan ini pada saya?" tanya Alma. "Saya yakin Anda malam itu sedang berhalusinasi karena mabuk,” imbuhnya.Haris memilih diam, tapi dia memanda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   185. Hasil Tes Asli

    Hari itu menjadi hari yang menegangkan karena Risha dan Adhitama harus pergi ke rumah sakit untuk melihat hasil tes darah Lily. Risha dan Adhitama menunggu giliran karena kebetulan hari itu banyak pasien yang datang. Risha sesekali meremas jemarinya, dia benar-benar takut jika kondisi Lily memang buruk, selama hasil laboratorium dari dokter baru ini belum keluar, Risha berharap ada keajaiban. “Kita harus benar-benar memprioritaskan Lily jika memang kondisinya tidak baik. Aku akan melakukan segala cara agar Lily sembuh,” ucap Risha karena sangat cemas. Adhitama melihat Risha yang gelisah. Dia menggenggam telapak tangan Risha untuk menenangkan. “Iya,” balas Adhitama, “kamu jangan berpikir macam-macam dulu. Ingat kamu semalam yakin akan ada keajaiban untuk Lily," imbuh Adhitama. Risha menatap pada Adhitama, lalu menganggukkan kepala. Akhirnya giliran mereka bertemu dokter tiba. Risha dan Adhitama kini sudah di dalam ruangan, duduk berhadapan dengan dokter yang sedang membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status