Share

Bab 10

Dasar tukang teriak. Dia sama sekali tidak punya sopan santun di rumah orang lain. Walaupun rumah ini memang kelak akan menjadi milikku dan Mas Aksa. Aku tetap santai membantu membereskan buku pelajaran ke dalam tas untuk si kembar. Terdengar suara Ibu dan Mas Aksa yang sudah ikut nimbrung. Ibu tetap memaksa laki-laki bernama Varo itu untuk datang membawa keluarganya karena tidak mau malu di hadapan para tetangga. Sementara Varo juga tetap kekeh menolak.

“Ibu kenapa Ayah dan Uti berantem sama orang asing di depan?” tanya Melati penasaran. Kami bertiga sudah pergi lagi ke dapur. Aku masih berdiri di depan kompor untuk membuat sarapan. Sedangkan Mawar dan Melati sudah duduk di kursi mereka.

“Nggak tahu sayang. Biasa masalah orang dewasa. Kalian jangan tanya sama Ayah, Uti, Tante Rosi dan Tante Sintya ya,” pintaku agar mereka tidak di marahi. Si kembar menganggukan kepala mereka kompak.

Kedua putriku sudah pintar untuk duduk sendiri di kursi. Entah saja kapan Mawar dan Melati tumbuh deng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Teh Nimaz
duh kluarga bebalu.. mnding kbur ajh say gugat cerai.. bikin mati berdiri sma suami dn kluargnya modeln bgtumah .. kagak punya uteek..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status