"Oh, hai."Sedingin itu? Dan siapa wanita di samping Arthur? Kurasa dia tidak punya kekasih.Setelah melihat Arthur dan mendapatkan jawaban, sejujurnya Caca kehilangan kata-kata. Dia ingin menimpali, tapi bingung karena dia shock melihat Arthur yang bersama seorang wanita. Selama ini dia tahu kalau Arthur tidak punya kekasih.Dan melihat wanita di hadapannya juga terlihat kaku menatapnya, Caca jadi merasa makin kikuk."Kalian berdua ingin ikut naik ke atas atau kalian ingin menunggu lift selanjutnya karena kami sedang buru-buru."Sampai akhirnya Arthur bertanya, karena baik Caca maupun Amar, dua-duanya belum ada yang melangkah masuk ke dalam lift."Oh iya, kami akan naik lift ini."Amar tidak menjawab. Dia membiarkan Caca meresponnya karena dia ingin memberikan Caca kesempatan karena dirinya tahu siapa Arthur.Dan sebenarnya di sini bukan hanya Caca yang kebingungan. Ada seorang wanita di sana yang juga tidak menyangka dengan sikap suaminya.Kami bahkan datang ke sini tidak saling ber
Oh, untung saja pintu ini cepat terbuka. Kalau tidak aku akan semakin mual berada di sana. Apa mereka tidak tahu kalau itu adalah tempat umum dan tidak boleh melakukan yang seperti itu di tempat umum? Atau memang zaman sudah berubah?Sebenarnya yang seperti itu bukan suatu hal yang dilarang juga. Tidak ada larangan untuk saling bercinta di Perancis.Mereka berhak melakukan apa pun, tapi bagi Caca yang memang masih punya rasa dengan Arthur dan tahu bagaimana sikap Arthur yang biasa memperlakukan semua wanita yang sedang bersama Arthur itu jauh dari prediksinya.Makanya sejujurnya dia sangat syok.Sekarang dirinya merasa lega karena dia sudah tidak lagi ada di dalam lift yang sama.Caca lebih cepat diikuti oleh Amar yang sejujurnya juga merasa tak nyaman dengan sikap Caca yang terpancing oleh adegan di belakangnya.Dia sangat mencintai pria itukah? Dan apa seharusnya aku merasa bersyukur karena sudah membuat pria itu ketahuan belangnya kalau dia sebenarnya tidak baik untuk Caca? Bermain
Syukurlah Amar pergi dulu ke toilet. Aku khawatir sekali dia tahu kalau aku memperhatikan Arthur di sana.Sementara itu saat Amar baru saja izin ke kamar mandi, seorang wanita yang duduk bersama dengannya merasa lebih baik. Sungguh dia tidak mau Amar berpikir macam-macam apalagi tadi saat mereka masuk restoran Amar juga sudah sempat bertanya padanya.Flashback On."Caca, aku minta maaf ya. Mungkin kalau kemarin di rektorat aku tidak membuatnya marah padamu dan berpikir kalau kau sudah menikah denganku, dia tidak mungkin bersama dengan wanita lain.”Mereka sudah cukup jauh dari lift saat Amar mengutarakan semua rasa bersalahnya ini."Ah, Amar kukira kau salah berpikir begitu. Aku hanya kaget saja dia sudah memiliki kekasih dan kurasa wanita itu sudah dikenalnya lebih lama daripada aku." Jawaban yang membuat Amar mengerutkan dahinya saat menatap Caca Mereka baru saja duduk di restoran dan memang mereka berjalan lebih cepat daripada dua orang yang ditinggalkannya tadi di lift."Jadi men
Amar: Kau dapat info apa?Amar tak berbasa-basi setelah dia mengangkat telepon itu dia langsung menanyakan apa kepentingan orang yang menghubunginya.Detektif: Pak Amar, saya sudah mendapatkan bagian tubuhnya yang bisa kita gunakan untuk tes DNA. Apa Bapak bisa memberikan bagian tubuh yang ingin diuji juga?Amar: Ah, kau menanyakan itu? Tapi ngomong-ngomong cepat sekali kau kerjanya. Kalau dapatkan dari mana?Detektif: Dari sampel rumah sakit Pak. Kebetulan dia sedang melakukan pengecekan darah jadi saya mengambil sedikit sampelnyaAmar: Baguslah kalau begitu. Aku akan mengabarimu besok.Detektif: Baik kalau begitu Pak.Telepon pun dimatikan dan saat ini Amar tersenyum lega karena ini adalah salah satu bagian penting untuk mengecek kebenaran dari intuisinya.Kalau terbukti kau memang tidak ada hubungan dengan Caca aku yakin sekali dia pasti berhubungan dengan Rania atau suaminya. Dia pasti adalah Marsha!Amar ke kamar mandi memang bukan untuk buang hajat. Tapi untuk menghubungi seseor
"Aku sudah bilang kalau aku akan hidup bahagia dengannya."Alila memang tidak berniat untuk cerita tentang kondisinya. Lagi pula dia sudah menerima kalau dirinya akan diuji oleh Arthur. Jadi ini adalah masa pembuktian. Dia sama sekali tidak terganggu dengan wanita yang datang ke apartemen Arthur. Cuma sesuatu yang dilihatnya tadi memang mengganggunya.Caca. Apa yang membuatmu sangat menarik bagi Arthur? Kenapa matanya selalu saja memperhatikanmu?Arthur memang bicara dengan Rania dan dia tadi juga bicara dengan Reza dan Rich. Tapi Alila yang ada di sampingnya dan memperhatikannya lebih bisa melihat langsung kalau sebenarnya pria itu sangat peduli sekali pada seseorang yang juga bisa ditatap oleh Alila.Ini yang membuatnya sulitApa menariknya dia sampai bisa mengalihkanmu? Nah inilah yang ingin diketahui oleh Alila lebih jauh. Dan dia sedikit banyak adalah orang yang mirip seperti Reza yang tidak suka dikalahkan.Akan kubuktikan kalau suatu saat nanti kau pasti sangat menyukaiku. Kau
"Sugar Daddy!"Sesaat setelah Arthur masuk ke dalam kamarnya rasanya kepalanya pening sekali mengingat semua yang tadi diucapkan oleh Alila."Jadi Kau lebih suka menjadi sugar baby tua bangka seperti dia ketimbang aku menawarkanmu cinta sejati dan kita hidup bersama selamanya dalam satu ikatan keluarga. Kau istriku dan aku akan menjagamu. Apa itu terlihat buruk untukmu?"Sejujurnya semua yang dikatakan oleh Alila itu sangat berpengaruh sekali dalam pikiran Arthur. Rasanya seperti otaknya juga berpikir tentang hal yang sama."Apa kurangnya aku?" tanyanya pada dirinya sendiri saat matanya menatap ke arah cermin besar di dalam kamarnya.Arthur merasa dirinya lebih sempurna. Bukankah dia lebih muda? Lebih memiliki tenaga? Lebih memiliki waktu untuk mereka bersama? Tapi kenapa harus menjual diri pada laki-laki yang sudah tua dan usianya bahkan sudah setengah abad?"Kalau dia adalah mantan tunangan Nyonya Rania sudah pasti usianya setengah abad bukan?"Dari pemikiran inilah Arthur mengambil
"Percobaan.""Perc- apa maksudmu Alila?"Arthur yang tidak mengerti maksud Alila dia tentu saja jadi makin gemas."Oh tadi itu sebenarnya aku ingin bikin quichee, salad, egg roll dan aku juga --""Berapa banyak bahan makanan yang kau habiskan dari dalam kulkas?”Tapi sepertinya Arthur juga tidak mau mendengar semua penjelasan dari Alila. Dan kini dia memberikan sebuah pertanyaan yang membuat Alila mengangkat bahunya."Aku tidak tahu."Lagi-lagi jawabannya membuat Arthur memutar bola matanya dan dia pun mendekat ke arah kulkas sambil menahan kesal."Kau membuat isi kulkasku berantakan! Belum lagi dengan semua makanan yang kau siapkan ini. Sampah-sampahnya. Lantainya kotor sekali!”Arthur menunjuk semua tempat yang tadi disebutkan olehnya. Juga semua yang berserakan dan membuatnya kesal."Rapikan! Aku ingin semuanya kembali seperti semula dan jangan pernah memasak dengan bahan-bahan yang ada di dalam sana. Sekarang aku jadi tidak punya makanan karena ulahmu!”"Lalu aku harus memasak pak
"Kau serius, Alila?"Setahu Shaun, Alila adalah anak orang kaya sedunia yang tidak perlu harus bekerja untuk mendapatkan uang. Jelas saja dia kaget dengan permintaan Alila tersebut. Rasanya memang sulit dipercaya. Tapi saat dia melirik wanita yang duduk di sampingnya mengangguk, Shaun mau tidak mau harus percaya, bukan?"Maaf untuk semua yang terjadi padamu.""Hei, aku meminta tolong padamu untuk mengatakan pada ibumu aku ingin bekerja di sana. Kenapa kau minta maaf? Tidak bisakah aku bekerja di tokomu?""Ah, aku minta maaf untuk kejadian yang menimpamu. Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu sampai kau harus bekerja, tapi kalau kau ingin bekerja di tempat kami, ya tentu saja bisa. Aku juga akan part time di sana. Karena mamaku akan marah padaku jika aku tidak membantunya. Hehehe….""Wah… jadi kau akan jadi teman kerjaku?""Jika kau tidak keberatan.""Hihi, tentu saja tidak. Kau kan juga lumayan pintar, mungkin kau juga bisa jadi temanku mengerjakan PR bareng."Setahu Alila anak terpi