"Kenapa kamu memilihkan pakaian sebanyak ini?" tanya Chaterine melihat begitu banyak pakaian yang sedang di jejer di ranjangnya.
"Ah, nona sudah selesai mandi rupanya. Saya sedang bingung memilih pakaian untuk anda pakai hari ini, menurut nona mana yang lebih bagus?" tanya Renata meminta pendapat Chaterine.
"Sudahlah, carikan jas dan kemeja saja untuk ku pakai." kata Chaterine yang menanggapinya dengan malas.
"Tidak, mana bisa begitu? Hari ini kan anda akan bertemu dengan orang orang penting saat rapat nanti, anda harus menunjukkan pesona anda dong." ujar Renata dengan penuh semangat.
"Yasudah, aku akan pakai setelan blazer ini." kata Chaterine setelah melihat lihat.
"Baiklah," ucap Renata dengan sorot mata yang berbinar binar.
Renata segera mengembalikan pakaian lainnya ke dalam lemari. Sementara Chaterine segera memakai pakaian yang dipilihnya sendiri tadi.
Chaterine pun mulai selesai di rias, ia hanya memakai riasan natural.
Dukung author dengan cara memberikan komentar dengan rate bintang 5,dukungan dari kalian sangat berarti untuk author:)
Semua karyawan pada saat itu hanya bisa menatap Chaterine dengan kagum. Mereka sangat bangga sekali bisa jadi bagian dari JIAN GROUP dan bisa dapat kesempatan untuk melihat Chaterine secara dekat."Mari saya antar ke ruang rapat, tuan dan nona. Tuan Candra dan yang lainnya sudah menunggu," kata salah seorang pengawal Cervan yang menghampirinya begitu masuk ke dalam kantor.Chaterine dan rombongannya pun mengikuti pegawai tersebut hingga ke salah satu ruangan yang berada di lantai 2. Sementara para karyawan lainnya kembali bekerja begitu selesai menyambut Chaterine."Nona! Akhirnya anda datang juga. Saya dan putra saya sudah menantikan anda sejak tadi," kata Candra yang merupakan direktur di JIAN GROUP."Benarkah?" ujar Chaterine yang hanya menanggapi bualan Candra sewajarnya."Tentu saja. Putraku, apa yang kamu lakukan? Cepat beri salam pada nona Chaterine," kata Candra tergesa gesa."Selamat datang, nona. Saya tidak menyangka kita bertemu k
"Maafkan saya yang sudah tidak sopan ini. Apa yang di katakan putra tuan Candra memang benar, tapi ... saya rasa itu pendapat yang ketinggalan jaman." kata Chaterine menarik perhatian."Bagaimana bisa ketinggalan jaman? Coba jelaskan," kata Cervan yang semakin tertarik."Mengenai pendapat Leo yang memikirkan kerugiannya, itu adalah hal yang wajar yang tentu saja pernah dialami para produsen seperti kita. Tapi menurut saya, pemikiran seperti itu adalah pemikiran lawas dan lebih baik dibuang saja. Apa anda sekalian ingin mendengarkan tentang pendapat saya?" ujar Chaterine yang semakin membuat lainnya penasaran.Semua orang mengangguk dan menatap Chaterine seolah menantikan penjelasannya. Hanya ada satu orang yang tidak suka, yaitu Candra. Sepertinya ia marah karna tadi Chaterine mengambil kesempatan putranya untuk mencari muka."Tunggu dulu, tuan tuan! Bukankah hal yang wajar jika para produsen seperti kita mengkhawatirkan kerugian? Bukankah hal yang baru s
Akhirnya presdir pun keluar dari ruangan rapat dengan cepat karna ada hal mendesak yang harus ia urus. Diikuti dengan para karyawannya yang mengikutinya di belakang."Tunggu dulu, nona!" teriak Candra yang mencoba menghentikan Chaterine saat hendak berdiri daru kursinya."Apa ada lagi hal yang harus kita berdua bicarakan, tuan Candra," tanya Chaterine dengan sopan."Anda tidak usah berpura pura sopan begitu, sekarang sudah tidak ada lagi yang memperhatikan kita." kata Candra."Iya ya, baguslah kalau begitu. Sekarang cepat katakan ada apa, aku mau segera menyusul ayahku." ujar Chaterine."Anda sengaja kan? Berbuat seperti tadi untuk membuat saya dan anak saya malu," kata Candra mengungkit kembali masalah yang tadi."Yang mana ya? Aku lupa," ujar Chaterine berpura pura tidak ingat."Tidak usah berpura pura lupa seperti itu, nona. Anda sengaja kan mempermalukan saya tadi dengan bicara seolah tidak mengenali anak saya, padahal anda berdua
Mungkin karna sudah mulai masuk jam makan siang, kantin jadi lebih ramai dengan dipenuhi para karyawan yang sedang makan. Chaterine yang datang pada saat itu pun jadi menarik banyak perhatian karyawan lainnya. "Kamu mau makan apa? Biar aku yang pesankan?" tanya Chaterine begitu sampai di kantin. "Jangan, nona! Biar saya saja yang memesan makanannya, nona tunggu saja disini. Saya tidak akan lama," kata Rogger mencegah Chaterine. "Loh, kenapa? Aku sudah biasa kok memesan makanan, kamu tidak perlu merasa tidak enak seperti itu." ujar Chaterine. "Aku tidak bisa mengatakan pada nona jika sebenarnya aku takut tuan mengetahui hal ini dan akan memecatku nantinya." batin Rogger. "Ti ... Tidak apa apa, ini kan pertama kalinya saya kesini dengan nona. Jadi saya ingin memesankan makanan untuk nona," ujar Rogger. "Ya sudah kalau begitu, aku minta tolong ya." kata Chaterine sambil tersenyum hangat. Akhirnya Rogger pergi untuk memesan makanan
"Sayang, tunggu dulu---" usaha Cervan yang mencoba menghentikan anaknya."Kali ini, jangan lagi menghukum Rogger karna kesalahan yang tidak ia perbuat. Ayo Rogger, kita pulang." Chaterine menarik tangan Rogger dengan cepat dan segera mengajaknya pergi.Rogger merasa tidak enak, ia berfikir karnanya, Chaterine dan Cervan sampai harus bertengkar di depan banyak orang. Meskipun kuasa Cervan lebih tinggi dari Chaterine, tapi saat ini Rogger adalah pengawal pribadi Chaterine meski hanya seminggu. Jadi, perintah Chaterine lah yang harus ia prioritaskan saat ini. Mau tidak mau, ia harus mengikuti Chaterine dan mengabaikan Cervan."Apa anda akan pulang sendiri tanpa tuan?" tanya Rogger begitu tiba di dekat parkiran mobil khusus."Iya, aku sedang malas satu mobil dengan ayah." kata Chaterine menengok ke sekelilingnya."Baiklah, kalau begitu saya akan mencari kendaraan untuk pulang. Atau nona mau saya minta supir di rumah mengirim mobil untuk kita pulang?" t
"Anda juga sering melakukan hal seperti ini dengan Felix ya?" kata Rogger yang akhirnya memutuskan untuk bertanya.Mendengar pertanyaan Rogger barusan, Chaterine jadi teringat kembali dengan Felix. Ia jadi terlarut senang saat membahas Felix."Iya, aku juga sering pergi berdua saja dengan Felix. Meskipun pada akhirnya dimarahi, dia tetap mau melakukannya. Aku baru pertama kali merasakan rasanya hidup tanpa di dampingi pengawal pada saat itu, aku sungguh menikmatinya." ujar Chaterine yang tanpa sadar malah bercerita."Anda benar ... pasti hidup anda tidak mudah. Setiap hari anda harus melakukan jadwal yang sibuk dan ditemani oleh banyak pengawal, pastinya terkadang anda merasa tidak nyaman." ujar Rogger menanggapi cerita Chaterine."Apa ini? Kenapa hatiku terasa sakit mendengarnya? Nona lebih dekat dengan Felix dari pada pengawal lainnya, itu sudah menjadi hal yang biasa bagi semua orang. Aku sebelumnya juga begitu, tapi kenapa sekarang perasaanku jadi tid
"Segera siapkan mobil untuk nona!" teriak pengawal tersebut."Hei, tidak perlu. Tidak masalah jika aku hanya berjalan beberapa langkah saja, tidak perlu sampai menyiapkan mobil untukku." kata Chaterine mencegah pengawal tersebut."Tidak, Tidak bisa. Jika nona tidak mau menunggu mobilnya disiapkan sebentar, saya akan mengambil tandu untuk mengantar anda hingga ke rumah utama." kata pengawal tersebut bersikeras tidak membiarkan Chaterine berjalan."Hah .... orang orang rumah ini selalu saja bersikap berlebihan," batin Chaterine menarik nafas berat."Ya sudah, terserah saja." mau tidak mau, Chaterine menunggu mobil yang sedang menuju ke gerbang tempat ia berhenti sejenak.Akhirnya mobil yang dikirim dari rumah utama itu pun sampai, Chaterine dan Rogger masuk ke dalamnya dan diantar hingga ke depan rumah utama. Seperti biasa, para pelayannya sudah menunggu di depan halaman rumah.Saat Chaterine turun dari mobil, mereka pun melakukan tugasnya. Ad
"Aku biasanya tidak akan segelisah ini karna yakin dengan kemampuan Felix. Tapi ... kali ini lawannya adalah Rogger, dari segi kekuatan pun pasti Rogger yang akan menang karna tubuhnya dua kali lebih besar dari Felix." Chaterine merasakan cemas dalam hatinya."Tunggu dulu, pelatih. Bukankah ini tidak adil? Biasanya mereka dipilih sesuai standar yang sama kan? Tapi kali ini, bagaimana bisa Felix dengan Rogger? Itu akan merugikan Felix!" Chaterine tidak terima, karna di sparing kali ini sudah jelas sekali siapa yang akan menang."Nona ... anda tidak mengganggap remeh Felix kan? Dia adalah pengawal pribadi nona, tentu saja kekuatannya tidak bisa di ragukan lagi. Percayalah, sparing kali ini kami juga sudah menyeimbangkan kekuatan di antara mereka, jadi nona tidak perlu merasa khawatir." Pelatih menenangkan Chaterine yang terlihat gelisah.Mendengar perkataan pelatih barusan, mau tidak mau Chaterine hanya bisa diam. Jika ia melarang sparing kali ini, pengawal lainny
Kini Andreas merasa panik, ia berusaha memikirkan segala cara agar posisinya saat ini dapat ia pertahankan. Karna tentu saja dengan pembatalan kontrak ini, yang mendapatkan rugi hanya dirinya saja, karna bahkan JIAN GROUP bisa membayar model yang lebih terkenal darinya.Andreas pun langsung berlutut di bawah kaki Cervan. Ia terus memohon dengan melas, meminta kemurahan hati Cervan untuk memaafkannya. “Ti, tidak! Saya mohon, jangan lakukan itu.” ujarnya.Cervan pun menatap Andreas dengan jijik, karna ia baru menyesal setelah melakukannya. “Cih, harusnya kamu pakai dulu otakmu itu sebelum melakukan sesuatu yang sia-sia. Apa kamu terlalu menganggapku remeh hanya karna mendapatkan satu kali kontrak denganku?” ucap Cervan yang terus menyombongkan dirinya sendiri.Dengan mengesampingkan harga diri maupun rasa gengsinya, Andreas mengucapkan kata maaf dari mulutnya sendiri. “Saya bersalah! Saya minta maaf!” teriaknya terus memoh
Cervan tersenyum mendengar pertanyaan pertama yang di ucapkan reporter barusan, seolah sudah memprediksinya. “Untuk saat ini, hal itu masih rahasia. Namun seluruh dunia bisa mengetahuinya sendiri besok. Karna, kami akan langsung mengeluarkan produk terbaru kami dan meluncurkannya ke pasaran mulai dari besok. ” jawab Cervan dengan percaya diri.Setelah itu, berbagai pertanyaan seputar produk baru yang akan di keluarkan JIAN GROUP terus di keluarkan. Chaterine dan Cervan, terus menjawabnya dengan bergantian. Dari tadi, Andreas seolah tidak di beri kesempatan untuk menjawab.Namun setelah sekian lama, akhirnya ada wartawan yang bertanya mengenai hubungan di antara Andreas dan Chaterine. Apalagi dengan pernyataan Andreas tadi pagi yang bisa membuat orang salah paham, publik langsung mengambil kesimpulan tersendiri bahwa ia dan Chaterine memang benar sepasang kekasih.“Bagaimana dengan hubungan di antara tuan muda Andreas dan juga nona Chateri
Chaterine seolah memberi sinyal lewat tatapannya. Ia secara tidak langsung meminta Rogger untuk segera meraih ponsel yang di berikan padanya. Melihat arti dari tatapan Chaterine padanya, membuat Rogger mau tidak mau harus meraih ponsel yang di berikan padanya dengan terpaksa. Akhirnya, Rogger memfotokan mereka hingga beberapa kali dengan raut wajah yang terkesan terpaksa. Setelah selesai, Rogger mengembalikan ponsel milik pria tadi dengan wajahnya yang cemberut. Ia merasa muak dengan para pria yang sengaja mendekati Chaterine, meskipun Chaterine sebenarnya sudah memberikan ijin. Setelah selesai, banyak sekali yang mengucapkan rasa terimakasih pada Chaterine. Chaterine pun membalasnya dengan senyum andalannya. Kemudian ia segera pergi untuk mencari ayahnya. **** Dari saat memfotokannya tadi hingga kini, raut wajah Rogger sama sekali tidak be
Saat hendak menjawab bisikan Chaterine padanya barusan, Felix merasakan adanya tanda-tanda kedatangan orang dengan suara ketukan langkah kaki. Felix dengan cepat menutupi wajahnya kembali dengan mantel yang ia bawa. “Nona, sepertinya ada yang datang.” bisiknya sambil menengok ke arah datangnya suara. Mendengar hal itu, Chaterine pun panik. Ia langsung memikirkan segala cara untuk menyembunyikan keberadaan Felix. Berbeda pada saat di kamarnya, di studio ini tidak ada celah untuk bersembunyi. “Ba, bagaimana ini? Kamu harus bersembunyi!” ujar Chaterine dengan panik. Meskipun Chaterine terlihat resah memikirkan bagaimana cara agar Felix bisa tidak ketahuan, justru Felix malah terlihat santai saja. Felix tersenyum melihat nona nya yang manis itu terlihat gelisah. “Saya tidak perlu bersembunyi,” katanya dengan santai. Ekspresi wajah Chaterine langsung berubah jadi tercengang melihat Felix yang masih bisa tersenyum di situasi seperti in
Sebagai seorang model yang baru saja merangkak naik, tentu saja menjaga citra dan harga diri merupakan hal yang paling penting untuk Andreas. Bagaimana jadinya jika ia di kabarkan telah melakukan pelecehan, bertindak semena mena, serta membuat berita bohong soal hubungan diantara mereka? Tentu saja hal ini akan berdampak pada karir yang baru saja ia rintis itu.Setelah mengingat kembali hal itu, setidaknya membuat rasa bersalah Chaterine berkurang meskipun hanya sedikit. Chaterine merasa ia juga sudah bertindak sewajarnya dan cukup berbaik hati pada Andreas yang telah sering kali membuatnya merasa tidak nyaman.Di tengah keheningan saat itu, tiba-tiba Chaterine di kejutkan dengan lengan besar seorang pria yang seketika menariknya dari balik tembok. Tangan pria itu langsung menarik tubuh Chaterine, kemudian menutup mulutnya agar tidak berteriak sehingga menarik perhatian banyak orang.Namun anehnya, pria ini tidak menutup mulut Chaterine dengan kain yang telah di
Chaterine mencoba untuk melepaskan tangan Andreas yang sedang melingkar di pinggangnya. Chaterine tak ingin membuat keributan ataupun membuat dirinya terlihat aneh. Jadi Chaterine mencoba untuk melepaskannya senatural mungkin. Namun tetap saja tangan Andreas tidak bisa lepas dari pinggangnya, Andreas sengaja melingkarkan kedua tangannya dengan erat di pinggang Chaterine sambil tersenyum seolah tak tau apa-apa. Chaterine terpaksa melanjutkan pemotretan yang sedang berlangsung itu dengan senyuman palsu yang ia tunjukkan. Ia harus menahan amarahnya, apalagi kini ayahnya sedang tidak ada disini. “Pemotretannya sudah selesai. Terimakasih untuk kerja keras kalian hari ini.” tak lama kemudian, akhirnya pemotretan itu selesai dengan hasil yang memuaskan. Pada akhirnya, Chaterine bisa bertahan dengan baik hingga akhir. Begitu pemotretan selesai, Chaterine langsung menarik tangan Andreas dan mengajaknya untuk pergi ke sebuah ruangan yang sama sekali tidak ada o
**** Chaterine dan Rogger masuk ke dalam studio, menghampiri ayahnya yang tengah sibuk berbicara dengan rekan-rekannya. "Ayah!" teriak Chaterine memanggilnya. Cervan langsung menengok ke arah suara yang familiar tengah memanggil namanya,"Sayang, kenapa kamu baru menyusul? Dari tadi ayah sudah menunggumu." kata Cervan senang melihat putrinya kembali. "Tadi ada sedikit masalah. Mau tidak mau aku harus menyelesaikannya," Chaterine tidak mengatakannya dengan jelas, karna takut Cervan akan turun tangan nantinya. "Masalah? Apa para cecunguk itu mengganggumu?" ekspresi Cervan seketika langsung berubah marah, ia mengeryitkan dahinya begitu mengetahui putrinya sempat berada dalam masalah. Tentu saja Chaterine tidak bisa bilang jika Andreas lah yang menyulitkannya tadi. Mengingat sikap Cervan yang sedikit emosian jika menyangkut tentangnya, membuat Chaterine tentu
Chaterine dan para pengawalnya pun jadi tak sengaja terkejut oleh perkataan asal Andreas.Padahal, Chaterine sudah cukup lama tak bertemu dengannya, mereka juga tidak pernah butuh waktu bersama.Bagaimana bisa Andreas membuat berita bohong seperti itu?.Kini Chaterine tidak bisa lagi menahan dirinya, ia mengungkapkan semua perasaan kesal yang menumpuk di hati."Apa apa yang kamu maksud barusan? Apa kamu sudah gila? Jangan bohong!"Chaterine membocorkan Andreas dengan penuh emosi.Namun lagi, Andreas mengatakan hal yang bisa membuat orang lain salah paham."Duh sayang, kenapa kamu malah marah begini? Media sudah terlanjur mengetahui hubungan kita, harusnya kita tidak perlu menutup nutupinya lagi sekarang."ujar Andreas bual."Rupanya kamu sudah benar-benar gila. Cepat tarik ucapanmu itu atau akan ku potong lidahmu," kata Chaterine dengan membunuh membunuh.Saat Chaterine ingin sege
Andreas pun langsung tersenyum, ia sampai lupa jika masih ada Cervan di sampingnya karna terpana dengan kecantikan Chateirne yang sudah lama tidak ia lihat."Sebuah kehormatan untuk saya bisa menjalin kerja sama dengan anda hari ini, tuan." Andreas dengan cepat langsung menyesuaikan situasi, ia melupakan Chaterine sejenak agar Cervan merasa tenang terlebih dahulu."Ya, memang sudah seharusnya begitu." kata Cervan memutar mata malas.Para wartawan pun langsung mengambil gambar saat Cervan, Chaterine dan Andreas sedang berbincang dengan santai. Setelah mendapatkan gambar itu, tentu saja pihak surat kabar akan langsung membuat artikel bohong di media.Tiba tiba direktur Candra pun datang dari dalam, ia langsung menghampiri mereka bertiga yang pada saat itu tengah berkumpul."Tuan, ada hal yang perlu anda periksa di dalam." kata Candra menyela pembicaraan.Cervan langsung menatap Candra seolah berkata, apa kamu tidak tau jika aku sedang berbicara? Beran