"Anda juga sering melakukan hal seperti ini dengan Felix ya?" kata Rogger yang akhirnya memutuskan untuk bertanya.
Mendengar pertanyaan Rogger barusan, Chaterine jadi teringat kembali dengan Felix. Ia jadi terlarut senang saat membahas Felix.
"Iya, aku juga sering pergi berdua saja dengan Felix. Meskipun pada akhirnya dimarahi, dia tetap mau melakukannya. Aku baru pertama kali merasakan rasanya hidup tanpa di dampingi pengawal pada saat itu, aku sungguh menikmatinya." ujar Chaterine yang tanpa sadar malah bercerita.
"Anda benar ... pasti hidup anda tidak mudah. Setiap hari anda harus melakukan jadwal yang sibuk dan ditemani oleh banyak pengawal, pastinya terkadang anda merasa tidak nyaman." ujar Rogger menanggapi cerita Chaterine.
"Apa ini? Kenapa hatiku terasa sakit mendengarnya? Nona lebih dekat dengan Felix dari pada pengawal lainnya, itu sudah menjadi hal yang biasa bagi semua orang. Aku sebelumnya juga begitu, tapi kenapa sekarang perasaanku jadi tid
Dukung author dengan cara memasukkan novel ini ke daftar pustaka. Dukungan dari kalian, sangat berarti untuk author:)
"Segera siapkan mobil untuk nona!" teriak pengawal tersebut."Hei, tidak perlu. Tidak masalah jika aku hanya berjalan beberapa langkah saja, tidak perlu sampai menyiapkan mobil untukku." kata Chaterine mencegah pengawal tersebut."Tidak, Tidak bisa. Jika nona tidak mau menunggu mobilnya disiapkan sebentar, saya akan mengambil tandu untuk mengantar anda hingga ke rumah utama." kata pengawal tersebut bersikeras tidak membiarkan Chaterine berjalan."Hah .... orang orang rumah ini selalu saja bersikap berlebihan," batin Chaterine menarik nafas berat."Ya sudah, terserah saja." mau tidak mau, Chaterine menunggu mobil yang sedang menuju ke gerbang tempat ia berhenti sejenak.Akhirnya mobil yang dikirim dari rumah utama itu pun sampai, Chaterine dan Rogger masuk ke dalamnya dan diantar hingga ke depan rumah utama. Seperti biasa, para pelayannya sudah menunggu di depan halaman rumah.Saat Chaterine turun dari mobil, mereka pun melakukan tugasnya. Ad
"Aku biasanya tidak akan segelisah ini karna yakin dengan kemampuan Felix. Tapi ... kali ini lawannya adalah Rogger, dari segi kekuatan pun pasti Rogger yang akan menang karna tubuhnya dua kali lebih besar dari Felix." Chaterine merasakan cemas dalam hatinya."Tunggu dulu, pelatih. Bukankah ini tidak adil? Biasanya mereka dipilih sesuai standar yang sama kan? Tapi kali ini, bagaimana bisa Felix dengan Rogger? Itu akan merugikan Felix!" Chaterine tidak terima, karna di sparing kali ini sudah jelas sekali siapa yang akan menang."Nona ... anda tidak mengganggap remeh Felix kan? Dia adalah pengawal pribadi nona, tentu saja kekuatannya tidak bisa di ragukan lagi. Percayalah, sparing kali ini kami juga sudah menyeimbangkan kekuatan di antara mereka, jadi nona tidak perlu merasa khawatir." Pelatih menenangkan Chaterine yang terlihat gelisah.Mendengar perkataan pelatih barusan, mau tidak mau Chaterine hanya bisa diam. Jika ia melarang sparing kali ini, pengawal lainny
"Nona, anda tidak menangis kan?" tanya Felix yang cemas mendengarkan suara detakan jantung Chaterine yang sangat cepat.Chaterine yang semula menempelkan wajahnya ke dada Felix kini memandang Felix,"Memangnya aku tidak boleh menangis? Aku juga manusia, tau." kata Chaterine yang menjawabnya dengan gurauan."Wajah anda jadi jelek jika menangis," Felix tersenyum hangat, menatap wajah Chaterine yang terus membuat hatinya tenang."Biar saja, aku tidak apa apa jika jadi jelek." Chaterine semakin memeluknya dengan erat."Iya iya, anda jelek pun saya juga suka. Tapi nona, mau sampai kapan anda memeluk saya begini? Perhatian orang orang mulai tertuju pada kita," ujar Felix yang baru saja melepaskan pelukannya.Karna terbawa suasana, Chaterine jadi lupa jika ia dan Felix masih berada di atas ring. Suara tepuk tangan yang tadi bergemuruh pun sekarang mulai jarang terdengar.Chaterine langsung melepaskan pelukannya,"Maaf, karna terlalu senang, aku jadi
"Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Chaterine terheran heran."Saya ada urusan sebentar." kata Felix beralasan."Ya sudah, tapi jangan lama lama." ujar Chaterine yang akhirnya mengizinkan.Akhirnya Chaterine pun pergi. Tatapan mereka langsung berubah drastis begitu Chaterine pergi."Ada apa kamu kemari? Mau mengejek ku?" Rogger memulai percakapan terlebih dahulu."Jangan terus berfikir buruk tentangku. Untuk apa aku mengejekmu? Tanpa perlu kulakukan pun, kekalahan hari ini sudah cukup membuat harga dirimu terluka." Felix langsung menyerangnya dengan kata kata."Cih, di depan nona saja kamu bersikap lembut. Tapi ternyata ini sifat aslimu ya, apa kamu juga punya sifat lainnya yang belum nona ketahui?" Rogger membalas penghinaan yang ia terima."Mana mungkin, tentu saja sikap lembutku pada nona adalah sifatku yang asli. Karna hanya padamu, aku menunjukkan sisiku yang lain." ujar Felix dengan makna yang tersirat di dalamnya."Jangan
"Sebenarnya ini sudah ada sejak lama. Aku diam diam meminta seorang arsitek membuatkan nya untukku tanpa sepengetahuan ayah dan ibu," kata Chaterine sambil sibuk mencari kursi yang bisa ia jadikan pijakan untuk naik.Felix pun langsung mengangkat tubuh Chaterine yang ringan itu dengan cepat. Ia menggendong Chaterine hingga ke atas anak tangga pertama. Felix pun memegangi tubuh Chaterine dari bawah agar ia tidak kehilangan keseimbangan.Chaterine pun menatap Felix sambil tersenyum. Seperti biasa, Felix memang lah orang yang peka dan bisa di andalkan. Chaterine pun merasa beruntung karna bisa memiliki orang seperti Felix sebagai pengawalnya."Saat ini, kamulah orang yang mengetahui keberadaan ruangan ini selain aku. Dan seterusnya juga akan seperti itu," ujar Chaterine sambil menengok ke belakang pada Felix yang tengah memeganginya.Felix merasa senang, meskipun bukan hal yang besar, tapi perkataan Chaterine barusan menunjukkan bahwa ia percaya padanya. "Sa
"A ... Apa maksudmu? Kenapa tiba tiba bicara begitu?" tanya Chaterine yang jadi khawatir setelah mendengar perkataan Felix yang seolah sebentar lagi akan terjadi hal buruk padanya."Saya tau dengan keamanan yang dijaga super ketat seperti sekarang ini, bahkan tikus pun tidak akan bisa menyentuh nona. Tapi saya mengatakan hal ini hanya untuk berjaga jaga saja." ujar Felix.Chaterine pun hanya terdiam setelah mendengarkan perkataan Felix barusan. Suasana sekarang ini terasa canggung, karna Felix dan Chaterine hanya diam saja dan tidak mencoba untuk mengajak bicara duluan.Hingga tak terasa, langit sudah menjadi gelap seutuhnya. Mereka berdua benar benar telah melewati hari bersama. Beberapa jam sudah berlalu, kini masuk jam dimana jadwal Chaterine untuk makan bersama kedua orang tuanya hampir tiba."Nona, sebaiknya anda pergi sekarang. Saya khawatir jika tuan sudah pulang dan sedang mencari anda saat ini, Sekarang juga sudah masuk jam makan malam, jadi lebi
"Nona, apa yang sedang anda lakukan diluar begini?" tanya Renata yang tiba tiba muncul dengan dua buah mangkuk dessert di tangannya.Chaterine pun kaget mendengar suaranya,"Tentu saja aku sedang menunggu mu. Memangnya siapa lagi?" kata Chaterine."Sekarang puding anda sudah datang, ayo cepat ke dalam, kita sudah tidak punya waktu lagi untuk bersiap siap." ujar Renata dengan cepat cepat mengajak Chaterine kembali ke dalam kamar.****"Dimana Chatty? Kenapa belum datang juga?" Cervan khawatir dengan putrinya yang tak kunjung datang padahal waktu makan malam hampir tiba."Duh, sayang. Putriku pasti sedang bersiap sekarang, apa kamu tidak tau jika para wanita itu lama saat berdandan?" saut Riria yang menganggap wajar keterlambatan Chaterine."Tidak seperti biasanya. Apa sekarang i
"Bukannya semua sudah selesai kita bahas saat rapat tadi?" tanya Chaterine."Sebenarnya setelah rapat, ayah segera kembali ke ruangan karna membicarakan siapa pasanganmu untuk pemotretan besok dengan anggota lainnya. Maka dari itu, ayah sampai mencarimu ke kantin karna ingin menyampaikan hal ini." kata Cervan serius.Chaterine mencoba mengingat ingat kembali kejadian saat di kantin tadi,"Ah ... benar, ayah sampai mencariku ke kantin tadi." pikir Chaterine.Chaterine malah jadi teringat dengan kejadian menyebalkan tadi siang saat di kantin,"Ah, lupakan saja. Aku jadi malas mengingatnya," batin Chaterine."Lalu?" Chaterine hanya menanggapi sewajarnya."Semuanya setuju dan sudah ditetapkan, pasangan untuk pemotretanmu besok adalah Andreas Rostin." perkataan Cervan di suasana yang hening tersebut, sontak mengejutkan Chaterine yang mendengarnya."A ... Apa?" Chaterine tercengang, nama yang tidak asing untuknya, kenapa harus pria itu yang me
Kini Andreas merasa panik, ia berusaha memikirkan segala cara agar posisinya saat ini dapat ia pertahankan. Karna tentu saja dengan pembatalan kontrak ini, yang mendapatkan rugi hanya dirinya saja, karna bahkan JIAN GROUP bisa membayar model yang lebih terkenal darinya.Andreas pun langsung berlutut di bawah kaki Cervan. Ia terus memohon dengan melas, meminta kemurahan hati Cervan untuk memaafkannya. “Ti, tidak! Saya mohon, jangan lakukan itu.” ujarnya.Cervan pun menatap Andreas dengan jijik, karna ia baru menyesal setelah melakukannya. “Cih, harusnya kamu pakai dulu otakmu itu sebelum melakukan sesuatu yang sia-sia. Apa kamu terlalu menganggapku remeh hanya karna mendapatkan satu kali kontrak denganku?” ucap Cervan yang terus menyombongkan dirinya sendiri.Dengan mengesampingkan harga diri maupun rasa gengsinya, Andreas mengucapkan kata maaf dari mulutnya sendiri. “Saya bersalah! Saya minta maaf!” teriaknya terus memoh
Cervan tersenyum mendengar pertanyaan pertama yang di ucapkan reporter barusan, seolah sudah memprediksinya. “Untuk saat ini, hal itu masih rahasia. Namun seluruh dunia bisa mengetahuinya sendiri besok. Karna, kami akan langsung mengeluarkan produk terbaru kami dan meluncurkannya ke pasaran mulai dari besok. ” jawab Cervan dengan percaya diri.Setelah itu, berbagai pertanyaan seputar produk baru yang akan di keluarkan JIAN GROUP terus di keluarkan. Chaterine dan Cervan, terus menjawabnya dengan bergantian. Dari tadi, Andreas seolah tidak di beri kesempatan untuk menjawab.Namun setelah sekian lama, akhirnya ada wartawan yang bertanya mengenai hubungan di antara Andreas dan Chaterine. Apalagi dengan pernyataan Andreas tadi pagi yang bisa membuat orang salah paham, publik langsung mengambil kesimpulan tersendiri bahwa ia dan Chaterine memang benar sepasang kekasih.“Bagaimana dengan hubungan di antara tuan muda Andreas dan juga nona Chateri
Chaterine seolah memberi sinyal lewat tatapannya. Ia secara tidak langsung meminta Rogger untuk segera meraih ponsel yang di berikan padanya. Melihat arti dari tatapan Chaterine padanya, membuat Rogger mau tidak mau harus meraih ponsel yang di berikan padanya dengan terpaksa. Akhirnya, Rogger memfotokan mereka hingga beberapa kali dengan raut wajah yang terkesan terpaksa. Setelah selesai, Rogger mengembalikan ponsel milik pria tadi dengan wajahnya yang cemberut. Ia merasa muak dengan para pria yang sengaja mendekati Chaterine, meskipun Chaterine sebenarnya sudah memberikan ijin. Setelah selesai, banyak sekali yang mengucapkan rasa terimakasih pada Chaterine. Chaterine pun membalasnya dengan senyum andalannya. Kemudian ia segera pergi untuk mencari ayahnya. **** Dari saat memfotokannya tadi hingga kini, raut wajah Rogger sama sekali tidak be
Saat hendak menjawab bisikan Chaterine padanya barusan, Felix merasakan adanya tanda-tanda kedatangan orang dengan suara ketukan langkah kaki. Felix dengan cepat menutupi wajahnya kembali dengan mantel yang ia bawa. “Nona, sepertinya ada yang datang.” bisiknya sambil menengok ke arah datangnya suara. Mendengar hal itu, Chaterine pun panik. Ia langsung memikirkan segala cara untuk menyembunyikan keberadaan Felix. Berbeda pada saat di kamarnya, di studio ini tidak ada celah untuk bersembunyi. “Ba, bagaimana ini? Kamu harus bersembunyi!” ujar Chaterine dengan panik. Meskipun Chaterine terlihat resah memikirkan bagaimana cara agar Felix bisa tidak ketahuan, justru Felix malah terlihat santai saja. Felix tersenyum melihat nona nya yang manis itu terlihat gelisah. “Saya tidak perlu bersembunyi,” katanya dengan santai. Ekspresi wajah Chaterine langsung berubah jadi tercengang melihat Felix yang masih bisa tersenyum di situasi seperti in
Sebagai seorang model yang baru saja merangkak naik, tentu saja menjaga citra dan harga diri merupakan hal yang paling penting untuk Andreas. Bagaimana jadinya jika ia di kabarkan telah melakukan pelecehan, bertindak semena mena, serta membuat berita bohong soal hubungan diantara mereka? Tentu saja hal ini akan berdampak pada karir yang baru saja ia rintis itu.Setelah mengingat kembali hal itu, setidaknya membuat rasa bersalah Chaterine berkurang meskipun hanya sedikit. Chaterine merasa ia juga sudah bertindak sewajarnya dan cukup berbaik hati pada Andreas yang telah sering kali membuatnya merasa tidak nyaman.Di tengah keheningan saat itu, tiba-tiba Chaterine di kejutkan dengan lengan besar seorang pria yang seketika menariknya dari balik tembok. Tangan pria itu langsung menarik tubuh Chaterine, kemudian menutup mulutnya agar tidak berteriak sehingga menarik perhatian banyak orang.Namun anehnya, pria ini tidak menutup mulut Chaterine dengan kain yang telah di
Chaterine mencoba untuk melepaskan tangan Andreas yang sedang melingkar di pinggangnya. Chaterine tak ingin membuat keributan ataupun membuat dirinya terlihat aneh. Jadi Chaterine mencoba untuk melepaskannya senatural mungkin. Namun tetap saja tangan Andreas tidak bisa lepas dari pinggangnya, Andreas sengaja melingkarkan kedua tangannya dengan erat di pinggang Chaterine sambil tersenyum seolah tak tau apa-apa. Chaterine terpaksa melanjutkan pemotretan yang sedang berlangsung itu dengan senyuman palsu yang ia tunjukkan. Ia harus menahan amarahnya, apalagi kini ayahnya sedang tidak ada disini. “Pemotretannya sudah selesai. Terimakasih untuk kerja keras kalian hari ini.” tak lama kemudian, akhirnya pemotretan itu selesai dengan hasil yang memuaskan. Pada akhirnya, Chaterine bisa bertahan dengan baik hingga akhir. Begitu pemotretan selesai, Chaterine langsung menarik tangan Andreas dan mengajaknya untuk pergi ke sebuah ruangan yang sama sekali tidak ada o
**** Chaterine dan Rogger masuk ke dalam studio, menghampiri ayahnya yang tengah sibuk berbicara dengan rekan-rekannya. "Ayah!" teriak Chaterine memanggilnya. Cervan langsung menengok ke arah suara yang familiar tengah memanggil namanya,"Sayang, kenapa kamu baru menyusul? Dari tadi ayah sudah menunggumu." kata Cervan senang melihat putrinya kembali. "Tadi ada sedikit masalah. Mau tidak mau aku harus menyelesaikannya," Chaterine tidak mengatakannya dengan jelas, karna takut Cervan akan turun tangan nantinya. "Masalah? Apa para cecunguk itu mengganggumu?" ekspresi Cervan seketika langsung berubah marah, ia mengeryitkan dahinya begitu mengetahui putrinya sempat berada dalam masalah. Tentu saja Chaterine tidak bisa bilang jika Andreas lah yang menyulitkannya tadi. Mengingat sikap Cervan yang sedikit emosian jika menyangkut tentangnya, membuat Chaterine tentu
Chaterine dan para pengawalnya pun jadi tak sengaja terkejut oleh perkataan asal Andreas.Padahal, Chaterine sudah cukup lama tak bertemu dengannya, mereka juga tidak pernah butuh waktu bersama.Bagaimana bisa Andreas membuat berita bohong seperti itu?.Kini Chaterine tidak bisa lagi menahan dirinya, ia mengungkapkan semua perasaan kesal yang menumpuk di hati."Apa apa yang kamu maksud barusan? Apa kamu sudah gila? Jangan bohong!"Chaterine membocorkan Andreas dengan penuh emosi.Namun lagi, Andreas mengatakan hal yang bisa membuat orang lain salah paham."Duh sayang, kenapa kamu malah marah begini? Media sudah terlanjur mengetahui hubungan kita, harusnya kita tidak perlu menutup nutupinya lagi sekarang."ujar Andreas bual."Rupanya kamu sudah benar-benar gila. Cepat tarik ucapanmu itu atau akan ku potong lidahmu," kata Chaterine dengan membunuh membunuh.Saat Chaterine ingin sege
Andreas pun langsung tersenyum, ia sampai lupa jika masih ada Cervan di sampingnya karna terpana dengan kecantikan Chateirne yang sudah lama tidak ia lihat."Sebuah kehormatan untuk saya bisa menjalin kerja sama dengan anda hari ini, tuan." Andreas dengan cepat langsung menyesuaikan situasi, ia melupakan Chaterine sejenak agar Cervan merasa tenang terlebih dahulu."Ya, memang sudah seharusnya begitu." kata Cervan memutar mata malas.Para wartawan pun langsung mengambil gambar saat Cervan, Chaterine dan Andreas sedang berbincang dengan santai. Setelah mendapatkan gambar itu, tentu saja pihak surat kabar akan langsung membuat artikel bohong di media.Tiba tiba direktur Candra pun datang dari dalam, ia langsung menghampiri mereka bertiga yang pada saat itu tengah berkumpul."Tuan, ada hal yang perlu anda periksa di dalam." kata Candra menyela pembicaraan.Cervan langsung menatap Candra seolah berkata, apa kamu tidak tau jika aku sedang berbicara? Beran