Share

Bahagia

Penulis: Caitlinnl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

DISCLAIMER! Mungkin ada bahasa atau kata-kata kasar, jangan ditiru dikehidupan nyata yah, ini hanya sekedar cerita aja. Thanks!

_____

Keenam remaja tengah menikmati sarapan pagi mereka yang sudah dibelikan oleh, Galen tercinta. Tentunya ditambah dengan sekantong snack tempe, milik Galen.

Pagi-pagi makan bubur ayam, tim aduk apa gak diaduk???

"Hmmm enakkk" pekik Leara tertahan begitu selesai mengunyah bubur ayamnya yang masih hangat itu. Hal itu membuat para cowok itu menahan senyum.

Kehangatan ini, seperti sudah pernah terjadi, namun mereka tidak tahu kapan.

"Tapi enakan gak diaduk, Ra" ucap Farel yang masih setia dengan pendiriannya. "Bubur gak diaduk, is the best"

"Mana ada! Enakkan diaduk" balas Leara dengan pendiriannya. Mereka yang melihat perdebatan itu hanya tersenyum kecil.

Suasana mereka semakin bertambah hangat, berkat kehadiran Leara di tengah mereka. Namun yang menjadi pertanyaannya.

Apakah benar, jika Leara adalah sahabat mereka dulu? Tapi mengapa mereka tidak mengingat itu semua. Mereka tidak ingat akan semua itu, sebenarnya ada apa?

"Hari ini gue mau pulang" celetuk Leara, membuat 5 cowok itu langsung memandang ke arah Leara yang santai memakan buburnya.

"GAK!" ucap mereka berlima serempak dengan suara tegas, membuat Leara terkejut bahkan sampai tersedak makanannya.

"Uhukk..uhuk" Leara mengambil air mineral di sampingnya, dan meminumnya dengan cepat.

"Gausah teriak, kesedakkan" cemberut Leara

"Sorry.." ujar Allaric dengan perasaan bersalah

"Lo belum boleh pulang, Ra. Belum sembuh total" ucap Aksa dengan perhatian, membuat Leara menatap cowok itu dengan mata berkaca-kaca.

"Disini bosen, Sa" rengek Leara. Satu hal yang mereka ketahui setelah semalam mereka banyak bercerita.

Leara akan menjadi manja serta sensitif ketika Ia sedang sakit. Namun mereka tidak mempermasalahkan hal itu, karena kehadiran Leara membawa momen tersendiri bagi mereka.

"Jadi, gak boleh pulang nih?" tanya Leara dengan penuh harapan, berharap agar Ia bisa secepatnya pulang dan tidur di atas tempat tidurnya yang sangat nyaman.

Gelengan dari kelima cowok disana membuat Leara cemberut, namun tak urung Ia segera mamasukan sendok berisi bubur itu kedalam mulutnya.

"Al! Senyum dong, datar kek tembok aja" ucap Leara dengan polos, membuat mereka ingin tertawa.

Belum pernah mereka bertemu dengan seorang cewek yang dapat mengatakan hal itu kepada Allaric, karena mau dilihat dari manapun wajah datar dari seorang Allaric Raletair itu yang menjadi daya tarik.

"Kalian jangan datar-datar, senyum. Gue pengen liat kalian semua bahagia" ucapnya dengan berbinar-binar, entah mengapa Ia mengatakan itu semua

"Lo, udah jadi kebahagiaan kita semua, Ra" ucap Aksa dengan nada yang lembut. Para sahabat Aksa terkikik geli kecuali Allaric. Seorang Aksara, bisa berbicara dengan lembut, terlebih pada seorang perempuan.

Ucapan itu membuat hati Leara menjadi menghangat. Ia tidak tahu harus apa, yang terpenting Ia akan memberikan yang terbaik sebagai sahabat.

Ceklek

Pintu ruangan itu terbuka, membuat semua orang dalam situ langsung mengalihkan pandangan kearah pintu.

Terlihat seorang cowok tampan, dengan wajah yang terlihat kalem itu masuk ke dalam ruangan. Cowok itu memusatkan perhatiannya pada Leara seorang, tanpa menghiraukan tatapan kelima cowok itu.

"Jason!" pekik Leara sembari merentangkan tangannya.

"Sayangnya aku, kok bisa masuk rumah sakit?" tanya cowok itu sembari mendekat ke tempat tidur Leara.

Kelima cowok itu melotot kala mendengar penuturan dari cowok yang dipanggil Jason itu.

Grep

Jason memeluk Leara dengan erat, seolah dunia hanya milik mereka berdua.

"Ekhem.." dehem Allaric membuat kedua orang yang tengah berpelukan langsung terlepas begitu saja.

"Lo siapa?" kini giliran Aksara yang bertanya dengan nada dinginnya.

"Gue Jason Alendra Williams" ucap Jason memperkenalkan diri. Kelima cowok itu mengangguk mengerti.

Oh siapa yang tidak kenal dengan keluarga Williams? Alaska Cairo Williams cowok itu terlalu kenal, dan sekarang sudah menjadi seorang pemilik perusahaan terbesar. Ditambah dengan fakta akan keluarga mereka yang terlalu sempurna.

"Jadi, mama lo. Viona Audie Andara?" tanya Farel memastikan, bahwa sekarang Ia tengah berhadapan dengan anak dari kedua orang yang berpengaruh itu.

"Bener. Kenapa lo bisa tahu?" tanya Jason heran

"Siapa coba yang gak kenal, sama mama lo itu" balas Damian

"Terus lo ada hubungan apa sama Leara?" tanya Aksara to the point, tidak ingin membahas hal yang lain dulu.

"Gue pacarnya"

"Sahabatan kita"

Dua jawaban yang keluar secara bersamaan namun sangat berbeda, sudah bisa dipastikan yang mengklaim Leara sebagai pacar itu Jason.

Leara melirik Jason sekilas, "Mana ada, nanti yang ada cewek lo dateng ngamuk sama gue" ucap Leara memutar matanya dengan malas.

"Heh mana bisa gitu, kita udah sahabatan dari kecil. Cewek gue, bisa ditinggalin" memang jiwa playboy seorang Jason belum benar-benar hilang.

"Nyenyenye" ejek Leara.

"Kalian kok bisa sama Leara?" tanya Jason sengaja mengalihkan pembicaraan, sebelum Leara makin menjadi-jadi.

"Bisalah, secara gue ganteng" ucap Galen dengan sombongnya.

"Kalau lo lupa, ada dua sahabat lo yang ngalahin lo!" ucap Damian mengingatkan.

"Dih, emang pada dasarnya itu gue ganteng tiada tara."

"Gue masih ganteng lo, asal lo tahu" tambah Jason

"Malu woe, lawannya anak bapak Alaska" ejek Farel

"Halah, pada dasarnya. Semua orang tahu gue paling ganteng" narsis Galen. Memang selain penyuka segala macam tempe, Ia juga narsis...ckck.

"Udah, emang gue paling cantik disini!" ujar Leara dengan suara sedikit, Ia merasa jengah akan perdebatan tidak faedah.

______

Hari sudah mulai sore, Aksara dan para sahabatnya sedang berada dimarkas. Tenang saja, Leara sedang bersama Jason di rumah sakit.

Awalnya ada sedikit perdebatan, karena meninggalkan Leara bersama dengan cowok macam Jason. Tapi dengan yakin, Leara menyakinkan mereka, dan akhirnya mereka pergi ke markas.

Begitu memasuki markas, lebih tepatnya ruangan khusus para anggota inti. Mata mereka langsung menangkap objek yang ada diatas meja, kotak itu terlalu besar sehingga tidak mudah untuk tidak terlihat.

"Paan tuh?" tanya Damian yang sudah penasaran, lalu mendekat ke arah kotak itu.

Mereka mengerubungi kotak tersebut, perlahan tapi pasti kotak itu mulai terbuka. Galen yang sudah tidak sabar, akibat gerakan lama dari Damian, langsung menyambar tutup kotak tersebut.

"Lama lo, kambing!" kesal Galen menatap Damian, sedangkan cowok itu hanya mengeluarkan senyum tak berdosa.

Kotak itu berisi sebuah boneka, dan sebuah surat.

Boneka, yang sudah dicongkel matanya, tangan yang sudah putus, dan kotor.

Aksara mengambil surat itu, kemudian membukanya dan membaca dengan perlahan guna mengerti maksud dari surat tersebut.

"Kebahagiaan telah datang, maka mau mendekat! Berbahagialah selagi bisa, sebelum suara tangisan menghiasi hari kalian! - A

"Menurut kalian, ini dari siapa?" tanya Aksara begitu selesai membaca surat itu.

"A?" gumam Allaric

"Apa, dia orang jahat yah?" tanya Farel, isi surat seperti menginginkan mereka untuk tidak bahagia.

"Dia..orang yang sangat misterius" ucap Allaric, setelah berdebat dengan pikirannya sendiri.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bbi
mampir juga ka ke karya ku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aksara   Melindungi

    Sudah seminggu semenjak kejadian Leara, hal itu membuat Aksara dan para sahabatnya semakin dekat dengan Leara. Terlebih gadis itu juga cepat berbaur dengan mereka. Namun ada suatu yang mengganjal disini, Leara..tahu banyak soal mereka, sedangkan mereka tidak banyak mengetahui tentang mereka. Sebenarnya siapa gadis itu?? "Hari ini, mending kita ke rumah Aksara" celetuk Farel membuat mereka memfokuskan pada cowok itu "Dalam rangka apaan?" tanya Aksara dengan malas, bukan apa jika mereka pergi ke rumahnya sudah bisa dipastikan bahwa kamarnya akan menjadi sasaran empuk untuk dijadikan kapal pecah. "Boleh-boleh, lagian gue males di rumah" tambah Leara dengan semangat. Membuat Farel tersenyum karena ada dukungan dari Leara, karena Aksara maupun Allaric tidak bisa menolak permintaan dari seorang Leara Belle Denandra. Membuat Aksara akhirnya menyetujui usulan dari Farel, sekarang mereka sedang berada di kantin untuk mengisi perut mereka. Para siswa-si

  • Aksara   "BEL"

    Masa Lalu... Aksara Lio Diratha, cowok dengan tubuh atletis, mata tajam, dan tampang datar yang selalu menjadi ciri khas dari seorang most wanted SMA Citra Bangsa. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan dari seorang Aksara itu diketahui banyak orang. Terlebih menjadi seorang leader dari sebuah geng bernama XEROS membuat kepopularitasannya semakin meningkat. Wajah rupawannya selalu menjadi bahan pembicaraan anak-anak Citra Bangsa apalagi di kalangan kaum hawa. Bersama dengan para sahabatnya yang tidak kalah populer, membuat mereka juga sangat dihindari orang-orang agar tidak berurusan dan melakukan sesuatu yang mengusik ketenangan para inti Xeros tersebut. Jika dipikirkan bahwa hidupnya enak, memiliki orang tua yang selalu memberikan perhatian dan kebebasan, para sahabat yang selalu ada bersamanya, dan tidak lupa banyak orang-orang dibelakang yang selalu mendukungnya. Aksara menyimpan rindu dan cinta yang begitu dalam bagi seor

  • Aksara   Rencana Diavolos

    Setelah kejadian yang terjadi antara Leara dan Annabel. Para inti Xeros belum lagi bertemu dengan Leara, padahal mereka sekelas. Entah kemana perginya cewek itu. "Anna, lo itu keterlaluan" Ucap Galen menatap Annabel yang sedang duduk disamping Aksara. Cewek itu hanya memasang tampang datarnya dan tidak ada niatan untuk membela dirinya sendiri. "Kenapa lo lakuin itu?" Tanya Allaric, jujur saja cowok itu kurang menyukai dengan keberadaan Annabel. Kalau bisa dikatakan bahwa Ia berada di pihak Leara, cewek yang membawa sejuta kehangatan dengan mereka. "Aku lakuin itu, biar kalian gak ketipu sama muka polosnya" Ucap Annabel berusaha untuk selembut mungkin, tapi itu membuat beberapa dari mereka merasa jengah. "Gausah jadi orang yang sok tahu!" Sentak Aksara kemudian bangkit berdiri dari tempat duduknya. "Mending lo keluar dulu, gak baik cewek disini" Tegur Farel pada Annabel. Karena saat ini mereka sedang berada di markas Xeros yang terletak di belakang sekolah. Kebetulan juga pembelaja

  • Aksara   Xeros dan Leara

    Dengan amarah yang memuncak Aksara membabi buta melayangkan tinjunya pada Derma. Matanya tidak bisa berbohong ketika melihat keadaan Leara yang jauh dari kata baik-baik saja. Hatinya terluka dan itu membuatnya menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa melindungi orang terdekat. Semua ini karena dirinya. Jika saja Leara tidak berteman dengan mereka, bisa saja gadis itu sedang aman. Namun semua ini karena dirinya yang lagi dan lagi tidak bisa menjaga orang terdekatnya. Aksara meneteskan air matanya, karena perasaan yang campur aduk sedangkan Derma sudah terkapar tidak berdaya tapi masih tetap sadar. Aksara melangkahkan kakinya menuju ke Leara, dan langsung membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Lo gapapa kan?" Tanya Aksa dengan nada rendah, terdengar dengan jelas bahwa cowok itu masih menahan amarah. Sedangkan Leara masih membeku di tempat akibat perbuatan cowok itu. "Gapapa, tapi kaki gue sakit" Begitu mendengar Leara bilang sakit, Aksara langsung melepaskan pelukan itu dan berlut

  • Aksara   She is Special.

    Leara tersenyum melihat seorang cowok yang sudah berada di hadapannya, suasana pagi ini sedikit dingin membuat gadis itu merapatkan cardigan yang digunakannya. Ia melangkah ke arah cowok yang duduk di atas motor. "Pagi Allaric," sapa Leara begitu sampai di hadapan cowok itu "Pagi, Ara. Udah siap kan?" Leara mengangguk, dan menaiki motor Allaric yang cukup tinggi. Namun dengan bantuan cowok itu, dengan gampang gadis itu naik. Setelah dirasa Leara sudah duduk dengan nyaman, maka Allaric segera menancapkan gasnya dan menuju ke sekolah mereka. Cowok yang biasa menunjukkan tampang sangar, sekarang sedang tersenyum tipis. Walaupun tertutupi oleh helm, namun Allaric merasakan hangat dan senang. Ia tidak tahu mengapa respon tubuhnya selalu tertarik begitu berada di sekitar Leara. Seolah-olah ada magnet yang menariknya. Motor itu melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah jalanan pagi yang belum terlalu ramai. Dengan suasana pagi seperti itu membuat Leara menikmati setiap hembusan angin y

  • Aksara   Bunga Mawar

    Leara berdiri di depan kelasnya sambil menunggu Allaric. Cowok itu mengatakan bahwa Ia ingin bertemu karena ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Maka disinilah Ia, menunggu kedatangan Allaric.Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, jam keluar sekolah mereka itu jam 2.45 yang berarti sudah 15 menit Leara menunggu Allaric, namun cowok itu juga belum menunjukkan dirinya."Allaric mana sih?" gumam Leara sambil menatap ke arah jam tangan."Ra," panggil seseorang membuat Leara mendongakkan kepalanya. "Aksa..." ucap Leara dengan pelan. Sedangkan yang disebut namanya, tersenyum menanggapi."Lo lagi ngapain disini?" tanya Aksa begitu mendudukan dirinya di samping Leara."Lagi nungguin Allaric. Katanya dia mau ngomongin sesuatu, lo tahu dia dimana?" tanya Leara, membuat Aksa mengerutkan keningnya."Allaric, bukannya udah balik duluan?" batin Aksa bingung. Dia tadi dengan jelas melihat Allaric sudah menaiki motor dan keluar dari perkarangan sekolah. Bahkan setelah bel berbunyi, cowok itu langsung

  • Aksara   Bunga Mawar

    Leara berdiri di depan kelasnya sambil menunggu Allaric. Cowok itu mengatakan bahwa Ia ingin bertemu karena ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Maka disinilah Ia, menunggu kedatangan Allaric.Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, jam keluar sekolah mereka itu jam 2.45 yang berarti sudah 15 menit Leara menunggu Allaric, namun cowok itu juga belum menunjukkan dirinya."Allaric mana sih?" gumam Leara sambil menatap ke arah jam tangan."Ra," panggil seseorang membuat Leara mendongakkan kepalanya. "Aksa..." ucap Leara dengan pelan. Sedangkan yang disebut namanya, tersenyum menanggapi."Lo lagi ngapain disini?" tanya Aksa begitu mendudukan dirinya di samping Leara."Lagi nungguin Allaric. Katanya dia mau ngomongin sesuatu, lo tahu dia dimana?" tanya Leara, membuat Aksa mengerutkan keningnya."Allaric, bukannya udah balik duluan?" batin Aksa bingung. Dia tadi dengan jelas melihat Allaric sudah menaiki motor dan keluar dari perkarangan sekolah. Bahkan setelah bel berbunyi, cowok itu langsung

  • Aksara   PROLOG

    Los Angeles Internasional Airport, LAX Suasana malam tidak meredakan aktivitas banyak orang di bandara ini. Langit malam membuat lampu-lampu di bandara terkesan lebih indah. Tidak bisa dipungkiri bahwa perjalanan malam lebih menyenangkan dibandingkan dengan siang hari. Seorang cewek menarik koper hitam di sampingnya, pandangannya mencari tempat menunggu yang dekat dengan gatenya. Kacamata berwarna coklat muda itu bertengger di hidung mancungnya. High knee bootshitam mneyusuri jalan di bandara itu. Hingga langkah berhenti kala melihat sebuah papan, "waiting room"dan di sebelah ruangan itu adalah gatenya. Maka dengan elegan Ia berjalan dan menduduki kursi yang sudah tersedia disana. Baru saja mendaratkan tubuhnya di kursi, getaran ponsel membuat cewek itu langsung mengambil panggilan masuk tersebut. "Halo?" sapa gadis itu ketika panggilan sudah tersambung "Kapa

Bab terbaru

  • Aksara   Bunga Mawar

    Leara berdiri di depan kelasnya sambil menunggu Allaric. Cowok itu mengatakan bahwa Ia ingin bertemu karena ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Maka disinilah Ia, menunggu kedatangan Allaric.Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, jam keluar sekolah mereka itu jam 2.45 yang berarti sudah 15 menit Leara menunggu Allaric, namun cowok itu juga belum menunjukkan dirinya."Allaric mana sih?" gumam Leara sambil menatap ke arah jam tangan."Ra," panggil seseorang membuat Leara mendongakkan kepalanya. "Aksa..." ucap Leara dengan pelan. Sedangkan yang disebut namanya, tersenyum menanggapi."Lo lagi ngapain disini?" tanya Aksa begitu mendudukan dirinya di samping Leara."Lagi nungguin Allaric. Katanya dia mau ngomongin sesuatu, lo tahu dia dimana?" tanya Leara, membuat Aksa mengerutkan keningnya."Allaric, bukannya udah balik duluan?" batin Aksa bingung. Dia tadi dengan jelas melihat Allaric sudah menaiki motor dan keluar dari perkarangan sekolah. Bahkan setelah bel berbunyi, cowok itu langsung

  • Aksara   Bunga Mawar

    Leara berdiri di depan kelasnya sambil menunggu Allaric. Cowok itu mengatakan bahwa Ia ingin bertemu karena ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Maka disinilah Ia, menunggu kedatangan Allaric.Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, jam keluar sekolah mereka itu jam 2.45 yang berarti sudah 15 menit Leara menunggu Allaric, namun cowok itu juga belum menunjukkan dirinya."Allaric mana sih?" gumam Leara sambil menatap ke arah jam tangan."Ra," panggil seseorang membuat Leara mendongakkan kepalanya. "Aksa..." ucap Leara dengan pelan. Sedangkan yang disebut namanya, tersenyum menanggapi."Lo lagi ngapain disini?" tanya Aksa begitu mendudukan dirinya di samping Leara."Lagi nungguin Allaric. Katanya dia mau ngomongin sesuatu, lo tahu dia dimana?" tanya Leara, membuat Aksa mengerutkan keningnya."Allaric, bukannya udah balik duluan?" batin Aksa bingung. Dia tadi dengan jelas melihat Allaric sudah menaiki motor dan keluar dari perkarangan sekolah. Bahkan setelah bel berbunyi, cowok itu langsung

  • Aksara   She is Special.

    Leara tersenyum melihat seorang cowok yang sudah berada di hadapannya, suasana pagi ini sedikit dingin membuat gadis itu merapatkan cardigan yang digunakannya. Ia melangkah ke arah cowok yang duduk di atas motor. "Pagi Allaric," sapa Leara begitu sampai di hadapan cowok itu "Pagi, Ara. Udah siap kan?" Leara mengangguk, dan menaiki motor Allaric yang cukup tinggi. Namun dengan bantuan cowok itu, dengan gampang gadis itu naik. Setelah dirasa Leara sudah duduk dengan nyaman, maka Allaric segera menancapkan gasnya dan menuju ke sekolah mereka. Cowok yang biasa menunjukkan tampang sangar, sekarang sedang tersenyum tipis. Walaupun tertutupi oleh helm, namun Allaric merasakan hangat dan senang. Ia tidak tahu mengapa respon tubuhnya selalu tertarik begitu berada di sekitar Leara. Seolah-olah ada magnet yang menariknya. Motor itu melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah jalanan pagi yang belum terlalu ramai. Dengan suasana pagi seperti itu membuat Leara menikmati setiap hembusan angin y

  • Aksara   Xeros dan Leara

    Dengan amarah yang memuncak Aksara membabi buta melayangkan tinjunya pada Derma. Matanya tidak bisa berbohong ketika melihat keadaan Leara yang jauh dari kata baik-baik saja. Hatinya terluka dan itu membuatnya menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa melindungi orang terdekat. Semua ini karena dirinya. Jika saja Leara tidak berteman dengan mereka, bisa saja gadis itu sedang aman. Namun semua ini karena dirinya yang lagi dan lagi tidak bisa menjaga orang terdekatnya. Aksara meneteskan air matanya, karena perasaan yang campur aduk sedangkan Derma sudah terkapar tidak berdaya tapi masih tetap sadar. Aksara melangkahkan kakinya menuju ke Leara, dan langsung membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Lo gapapa kan?" Tanya Aksa dengan nada rendah, terdengar dengan jelas bahwa cowok itu masih menahan amarah. Sedangkan Leara masih membeku di tempat akibat perbuatan cowok itu. "Gapapa, tapi kaki gue sakit" Begitu mendengar Leara bilang sakit, Aksara langsung melepaskan pelukan itu dan berlut

  • Aksara   Rencana Diavolos

    Setelah kejadian yang terjadi antara Leara dan Annabel. Para inti Xeros belum lagi bertemu dengan Leara, padahal mereka sekelas. Entah kemana perginya cewek itu. "Anna, lo itu keterlaluan" Ucap Galen menatap Annabel yang sedang duduk disamping Aksara. Cewek itu hanya memasang tampang datarnya dan tidak ada niatan untuk membela dirinya sendiri. "Kenapa lo lakuin itu?" Tanya Allaric, jujur saja cowok itu kurang menyukai dengan keberadaan Annabel. Kalau bisa dikatakan bahwa Ia berada di pihak Leara, cewek yang membawa sejuta kehangatan dengan mereka. "Aku lakuin itu, biar kalian gak ketipu sama muka polosnya" Ucap Annabel berusaha untuk selembut mungkin, tapi itu membuat beberapa dari mereka merasa jengah. "Gausah jadi orang yang sok tahu!" Sentak Aksara kemudian bangkit berdiri dari tempat duduknya. "Mending lo keluar dulu, gak baik cewek disini" Tegur Farel pada Annabel. Karena saat ini mereka sedang berada di markas Xeros yang terletak di belakang sekolah. Kebetulan juga pembelaja

  • Aksara   "BEL"

    Masa Lalu... Aksara Lio Diratha, cowok dengan tubuh atletis, mata tajam, dan tampang datar yang selalu menjadi ciri khas dari seorang most wanted SMA Citra Bangsa. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan dari seorang Aksara itu diketahui banyak orang. Terlebih menjadi seorang leader dari sebuah geng bernama XEROS membuat kepopularitasannya semakin meningkat. Wajah rupawannya selalu menjadi bahan pembicaraan anak-anak Citra Bangsa apalagi di kalangan kaum hawa. Bersama dengan para sahabatnya yang tidak kalah populer, membuat mereka juga sangat dihindari orang-orang agar tidak berurusan dan melakukan sesuatu yang mengusik ketenangan para inti Xeros tersebut. Jika dipikirkan bahwa hidupnya enak, memiliki orang tua yang selalu memberikan perhatian dan kebebasan, para sahabat yang selalu ada bersamanya, dan tidak lupa banyak orang-orang dibelakang yang selalu mendukungnya. Aksara menyimpan rindu dan cinta yang begitu dalam bagi seor

  • Aksara   Melindungi

    Sudah seminggu semenjak kejadian Leara, hal itu membuat Aksara dan para sahabatnya semakin dekat dengan Leara. Terlebih gadis itu juga cepat berbaur dengan mereka. Namun ada suatu yang mengganjal disini, Leara..tahu banyak soal mereka, sedangkan mereka tidak banyak mengetahui tentang mereka. Sebenarnya siapa gadis itu?? "Hari ini, mending kita ke rumah Aksara" celetuk Farel membuat mereka memfokuskan pada cowok itu "Dalam rangka apaan?" tanya Aksara dengan malas, bukan apa jika mereka pergi ke rumahnya sudah bisa dipastikan bahwa kamarnya akan menjadi sasaran empuk untuk dijadikan kapal pecah. "Boleh-boleh, lagian gue males di rumah" tambah Leara dengan semangat. Membuat Farel tersenyum karena ada dukungan dari Leara, karena Aksara maupun Allaric tidak bisa menolak permintaan dari seorang Leara Belle Denandra. Membuat Aksara akhirnya menyetujui usulan dari Farel, sekarang mereka sedang berada di kantin untuk mengisi perut mereka. Para siswa-si

  • Aksara   Bahagia

    DISCLAIMER! Mungkin ada bahasa atau kata-kata kasar, jangan ditiru dikehidupan nyata yah, ini hanya sekedar cerita aja. Thanks!_____Keenam remaja tengah menikmati sarapan pagi mereka yang sudah dibelikan oleh, Galen tercinta. Tentunya ditambah dengan sekantong snack tempe, milik Galen.Pagi-pagi makan bubur ayam, tim aduk apa gak diaduk???"Hmmm enakkk" pekik Leara tertahan begitu selesai mengunyah bubur ayamnya yang masih hangat itu. Hal itu membuat para cowok itu menahan senyum.Kehangatan ini, seperti sudah pernah terjadi, namun mereka tidak tahu kapan."Tapi enakan gak diaduk, Ra" ucap Farel yang masih setia dengan pendiriannya. "Bubur gak diaduk, is the best""Mana ada! Enakkan diaduk" balas Leara dengan pendiriannya. Mereka yang melihat perdebatan itu hanya tersenyum kecil.Suasana mereka semakin bertambah hangat, berkat kehadiran Leara di tengah mereka. Namun

  • Aksara   Leara Belle Denandra

    DISCLAIMER! Mungkin ada bahasa atau kata-kata kasar, jangan ditiru dikehidupan nyata yah, ini hanya sekedar cerita aja. Thanks!_____Aksara dan sahabat-sahabatnya duduk di depan ruangan rumah sakit, menunggu kabar dari dokter yang menangani Leara."Dia gak bakal kenapa-kenapa, Sa" ucap Allaric menenangkan Aksara yang sudah duduk dengan kepala tertunduk.Yang masih ada dipikirannya, mengapa Leara menghubunginya? Mereka baru bertemu dan belum ada 1 minggu berkenalan. Sebenarnya ada hal apa yang tidak Ia ketahui."Kira-kira Leara kenapa yah?" tanya Galen membuat mereka menoleh kearah cowok itu"Dia ngapain sampai jam 2 pagi, disana?" tambah Farel membuat Allaric dan Aksara tersadar. Benar. Mereka terlalu mengkhawatirkan kondisi Leara sehingga tidak membuat mereka berpikir akan hal lain."Gausah nyimpulin sendiri, mending kita tunggu Leara selesai ditangani dokter" ucap Damian menengah. Ia tidak mau mere

DMCA.com Protection Status