Home / Romansa / Akibat Sumpah Sebelum Menikah / Kronologis Kejadian (2)

Share

Kronologis Kejadian (2)

Author: Dwrite
last update Last Updated: 2023-03-16 14:35:04

Beberapa kali Fariz membenturkan kepala ke meja kafe. Di tengah kesadaran yang perlahan melemah, dia frustrasi memikirkan tentang kenyataan yang sebenarnya terjadi. Dia mulai dilema antara mengungkap semuanya pada Suci, atau menyimpannya sendiri, mengingat keduanya memiliki risiko yang sama-sama tinggi.

Di tengah kekalutan pikiran dan pandangan yang mulai berkunang-kunang, Fariz menyipitkan mata saat melihat siluet tubuh seseorang yang mulai menghampiri.

"Mamang gocar?" celetuk Fariz saat melihat wanita itu mulai memapahnya.

"Mamang pala lo!" sentak Feby sembari menoyor kepala Fariz. "Sia-sia gue permak semua di Thailand kalau masih lo anggap laki." Dia kesal sendiri dan beberapa kali menoyor kepala Fariz yang memang setengah sadar dan hanya sesekali menanggapi.

Kepayahan Feby memapah tubuh besar Fariz sembari memastikan bahwa sekitaran kafe benar-benar sepi. Lalu melempar tubuh lelaki itu ke kursi belakang mobil sementara dia memberi kode pada Lola dan Didip.

"Eh, eh, lu ngapain
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
miss calla
Tambahin dong thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Butuh Waktu

    "Jadi, semuanya berjalan baik, ya?"Suci mengernyitkan dahi. Dia tak mengerti dengan arah pembicaraan Lola."Apa maksud kamu, La?""Mau sampe kapan kamu dibegoin sama Fariz, Ci?" sambung Lola yang membuat Suci semakin tak mengerti."Aku nggak ngerti." Suci menggeleng pelan. "Dia nggak sebaik yang kamu pikir, Ci. Suami kamu bener-bener picik. Aku sengaja baru buka sekarang karena tahu saat itu kondisi kamu masih rentan. Aku nggak bisa terus tinggal diam setelah apa yang terjadi. Mas Ferry pantas dapet keadilan, kematiannya nggak wajar. Apa yang Bang Didip bilang itu Bener. Fariz yang udah nyebabin kecelakaan Mas Ferry. Bukan cuma minta anak buahnya buat ngejar, dia juga ngerencanain kecelakaan itu dengan putus rem motornya!"Deg! Suci tertegun lama. Entah apa yang ada di pikirkan saat ini, yang pasti cara perempuan itu mengepalkan tangan dan meremas gamis yang dikenakan sudah cukup membuktikan bahwa sedikit banyaknya dia mulai termakan ucapan Lola. "Sebenarnya aku udah move on dari

    Last Updated : 2023-03-16
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Kelimpungan

    "Pa, Bu. Titip Suci, ya! Ada beberapa hal yang terjadi, jadi kita butuh waktu buat sama-sama nenangin diri. Fariz nggak bisa langsung jemput sekarang, karena Suci pasti nggak mau."Fariz memulai panggilan video call dengan ibu dan bapak Suci, sejam setelah sang istri pergi. "Maaf, ya, Pa, Buk. Fariz belum bisa bener-bener bahagiain Suci. Fariz udah bikin anak Bapak dan Ibuk kecewa, karena terus ngulur-ngulur waktu. Fariz ngaku salah, dan lagi berusaha memperbaiki diri."Dari balik layar ponsel, Pak Ahmad dan Bu Sulis berpandangan. Keduanya yang seolah sudah bisa memprediksi mengangguk pelan tanda mengerti."Wes, rapopo, to, Le. Bapak sama ibuk ngerti. Suci kalau ada masalah, kan begitu. Semoga kamu juga bisa ngerti, kasih dia cukup waktu. Jangan dipaksa, tunggu istrimu luluh sendiri. Yang sabar, ya!" Bu Sulit menyemangati sang menantu yang terlihat murung itu. ***Dua minggu kemudian ...."Udah berapa lama dia begitu?" tanya Bobby pada Tebe saat melihat Fariz membentur-benturkan kep

    Last Updated : 2023-03-17
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Setia Kawan

    Embun di dedaunan mulai berguguran terkena terpaan angin pagi, sementara Mentari mengintip malu-malu dari balik jendela yang terbuka. Bau tanah basah menyeruak indra penciuman perempuan berkerudung biru yang menjorokkan kepala keluar kamar dari balik jendela. Ternyata hujan semalam bukan hanya menyisakan hawa dingin yang menerpa, melainkan rindu yang kembali menyapa.Dua pekan berlalu sejak perpisahan itu. Suci masih terjaga dengan perasaan yang sama. Ketika ego dan nuraninya bergelut dalam satu waktu, sulit baginya untuk memilih antara mengedepankan hati atau logika. Sebagai perempuan berpendirian tinggi, tak mudah baginya menerima kenyataan yang ada dengan tangan terbuka. Butuh waktu untuk meyakinkan diri, bahwa apa yang terikat di masa lalu tak akan bisa memengaruhi masa kini. Namun, nyatanya semua yang diharapkan tak selalu berjalan sesuai keinginan. Benang merah yang mengikat masa lalunya dan Fariz, sudah serupa jurang yang siap menenggelamkan.Hingga rasa kecewa yang bersarang,

    Last Updated : 2023-03-18
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Menyamar

    Bobby menghela napas lagi. Dia mengangguk meski tak yakin. "Iye, iye. Nggak terima banget lu.""Bodo." Sherly memalingkan pandangan. "Tapi janji, ya! Habis ini lo mau minta maaf sama Suci!" tuntut Bobby kemudian."Masih gue pikirin."Bobby meraih pergelangan tangan Sherly, lalu mencengkeramnya erat. Lekat lelaki itu menatap wanita berkulit eksotis yang berdiri di hadapan."Nggak bisa. Sebelum berangkat ke sini lo udah janji sama gue."Sherly tertegun, entah kenapa tiba-tiba dia merasa salah tingkah dengan tatapan Bobby. "Ya, tapi--""Kita lakuin ini buat Si Jamal!" tukas Bobby, kali ini mereka sudah mengubah posisi berhadapan, dengan kedua tangan yang bertautan, "walaupun dia cuma beban, tapi kita sayang, kan?"Sherly menatap kedalaman mata Bobby. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang tanpa alasan. "Kalian kenapa, sih?"Fariz yang sejak tadi mendengar suara keributan yang Bobby dan Sherly timbulkan, entah sejak kapan sudah berdiri di tengah-tengah keduanya. Sontak Bobby dan Sherl

    Last Updated : 2023-03-18
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Bertemu Teman Lama

    "Kira-kira butuh berapa lama bikin Suci sadar kalau yang ada di depannya itu laki Pe'a-nya?" tanya Sherly lagi."Menurut gue dari awal dia emang udah nyadar, cuma sengaja diem-diem bae. Orang Si Jamal sama sekali nggak ada bakat jadi intel, baru mulai aja dia udah mencuri perhatian. Mana teriak-teriak nawarin somay gratis lagi.""Ya udahlah. Kita liat aja sampe mana usaha dia."Bobby mengangguk, di atas bangku yang hanya muat untuk dua orang itu, dia sengaja merapatkan tubuh. Mengambil kesempatan dalam kesempitan. Sherly yang mulai menyadari bahwa tangan Bobby sudah beralih merangkul bahunya, langsung menatap tajam. "Ngapain lo pegang-pegang?"Bobby nyengir. Tak lama dia kembali menurunkan tangannya. "Dikit doang."Beralih pada Fariz. Selesai menghidangkan semua pesanan gratis untuk semua anak-anak pengajian serta staf masjid. Momen yang dia tunggu-tunggu akhirnya tiba, saat Suci yang sejak tadi duduk tak tertarik di pojokkan masjid, akhirnya sudi untuk singgah sebentar. Dengan se

    Last Updated : 2023-03-19
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Penjelasan

    "Ee,eeh. Itu Si Jamal mau dibawa ke mana?" Bobby beranjak dari tempatnya, saatmenyadari Fariz sudah menghilang dari pandangan bersama dengan lelakiberpakaian thobe (gamis laki-laki) setinggi sama.Sherly menahan tangan Bobby, sebelum sempat lelakiitu berlari menghampiri. "Udah, biarin aja! Diliat dari interaksinya,kayaknya mereka udah kenal lama. Mending kita balikin gerobak siomaynya, teruscari makan," usulnya sembari melenggang pergi mendahului.Dua langkah di belakang, Bobby mengekori wanitaberambut cepak dengan kaus dan celana jins tersebut. Sampai saat anak-anak yangsemula berpencar makan siomay, kembali mengerubungi untuk mengembalikan piringsisa tadi. Sembari menerima uluran-uluran piring yang disodorkan, dari dalamtas pinggang yang melingkar, Sherly mengeluarkan segepok uang pecahan dua puluhribuan untuk dibagikan.Bobby tertegun di tempat. Dia sadar bagian itu takada dalam skenario dan sudah pasti inisiatif dari wanita itu sendiri."Apa?" sungut Sherly saat meliha

    Last Updated : 2023-03-19
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Modus

    "Guebangga banget sama lo, Mon." Bobby merangkul bahu Sherly di tengahperjalanan pulang.Matahari hampir tenggelam, awan kelabu yangmenggumpal di langit sudah bersiap menurunkan hujan. Beruntung mereka sempatmengembalikan gerobak siomay ke rumah sang penjual, setelah memberi tambahanbonus di luar uang muka yang sudah Fariz berikan.Wanita itu tersenyum tipis. "Harus. Gue, kanemang wanita yang berpendidikan dan berprestasi." Dia menepuk dada bangga."Dih." Bobby memutar bola mata."Jadi, sekarang lo udah bisa bener-bener ikhlasin Fariz?""Belum tentu.""Ye, nih anak.""Tergantung mood, situasi, dan kondisi.""Serah lo aja, Mon."***"Dari mana aja kalian?" tanya Farizsetibanya Bobby dan Sherly ke kontrakan bersamaan dengan serentaknya hujanderas yang turun ke permukaan."Jalan-jalan. Menikmati udara segar pedesaan.Ya, nggak, Mon?" jawab Bobby sekenanya sembari menyenggol lengan Sherly.Wanita itu hanya mengedikkan bahu, lalumendaratkan bokong di atas bangku bambu yang ada di

    Last Updated : 2023-03-19
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Yakin dan Percaya

    "Mbaaak ...." Fariz berteriak untuk yang ke sekian kalinya, sembari melempar payung serampangan. "Susu sama snack-nya ketinggalan. Saya ambil sendiri, ya. Nanti totalin!"Di balik etalase kaca Suci memejamkan mata, sembari menekan pelipisnya. "Totalin semua, ya! Makasih." Fariz tersenyum begitu manis sembari meletakkan belanjaan yang dia ambil serampangan dari mulai yang tergantung sampai yang dipajang. Suci menghela napas panjang. Dia mengangkat kepala menatap lelaki yang sengaja menghindari pandangannya. "Kesetnya nggak dijual," sahutnya menahan jengkel saat melihat Fariz menyertakan keset ke dalam belanjaan. "Kalau ini?" Fariz menggeser botol minum yang diletakkan di atas etalase. "Itu punya saya." Suci masih berusaha tetap terlihat sabar."Kalau yang ini?"Suci menengadah, kesabarannya sudah benar-benar di ambang batasnya. Dia tahu tujuan Fariz mengulur-ulur waktu hanya untuk berlama-lama bercengkerama dengannya. "Itu sendal saya, Mas.""Oh, kirain. Ya udah yang ini a--""Ud

    Last Updated : 2023-03-21

Latest chapter

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Doa yang Menyertai

    "Assalamualaikum.""Waalaikumsallam."Faqih menyambut kedua sepupunya yang baru saja datang berkunjung. Dengan kaki yang tak lagi pincang, dia menuntun Akmal dan Hafiz masuk, lalu menjamu mereka seadanya karena kebetulan Suci memang ada jadwal mengisi materi akhir pekan ini."Om Fariz ke mana, Qih?" tanya Hafiz. Pandangannya menyapu sekeliling rumah sederhana milik orang tua Suci yang hampir sebulan keluarga Omnya tempati."Ada, tuh di kamar. Nggak tahu dah si Bapak ngapain? Begitu Ibuk pergi dia nggak keluar-keluar, padahal toko udah seharusnya buka dari tadi.""Bapak bisa denger, Faqih ...!" Terdengar suara teriakan Fariz dari dalam kamar. "Bapaknya lagi sibuk bukannya dibantuin, malah lu omelin."Faqih nyengir, lalu mengusap tengkuk. "Faqih tahu Bapak lagi ngapain juga enggak," elaknya."Bapak lagi packing. Dahlah, lu kasih orson atau teh manis aja dulu tuh anak berdua. Bentar lagi bapak kelar," titahnya kemudian."Iya, ini juga lagi." Faqih berlalu ke dapur dan kembali dengan nam

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Pensiun Dini

    DiaperDynamo : Bangke! Ngetik begitu doang ampe setengah jam.SleepyRingleader : Sebenernya gue nggak sanggup melakukan ini (emot nangis)Winni Tiny Bunny : Dah, bubar-bubar! Susah kalau berhubungan sama Bavak-bavak bucin dan laperanSleepyRingleader : Diem lu, Terong! Makanya kawin, biar tahu enaknya. Bukan nyevongin mesin tato mulu. Madesu, lu!Fariz melempar ponselnya ke samping kursi yang diduduki dengan perasaan dongkol. Bukannya mendapat solusi dari permasalahan yang terjadi, mereka justru saling adu argumen dan saling menyalahkan siapa yang salah di sini.Tak lama ponselnya berbunyi. Panggilan video dari Bobby tampak di layar."Halu.""Gud morning, Brother!" Wajah Bobby memenuhi layar ponsel Fariz saat sambungan video call tersambung. Terlihat, lelaki di seberang sana tengah asik menyeruput kopi dengan baground Sherly yang sibuk momong adik Salsa yang tahun ini baru masuk TK."Gue mau ngobrol tentang hal penting, bisa pindah dari sono? Backgroundnya kurang sedep di pandang mat

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Sebuah Rencana

    Suci dan Fariz saling melempar pandang. Sesekali mereka memerhatikan Ainun yang tampak canggung. Perempuan 22 tahun itu memilin-milin ujung kerudungnya yang lebar setelah menyaksikan kejadian melorotnya sarung yang Faqih kenakan, hingga berakhir dengan mengurung dirinya dia kamar."Ekhem, uhuk, hatchi!""Mas!" Suci menyikut perut buncit suaminya saat Fariz mencoba mencairkan suasana dengan cara yang cukup berlebihan."Jadi, Ainu--""Ini ada titipan--"Suci dan Ainun membuka percakapan secara bersamaan. Mereka terkekeh setelahnya. Begitulah perempuan."Maaf kalau saya datang nggak kasih kabar dulu, ya, Bu, Pak. Jadi, nggak enak." Ainun tersenyum kikuk, entah kenapa dia merasa tak enak dengan apa yang baru saja terjadi. Faqih pasti malu sekali."Nggak apa-apa, Nun. Kalau tentang si Faqih-- dia mah udah biasa mempermalukan diri kali!" Enteng sekali Fariz mengatakan."Mas!" Sekali lagi Suci menegur sang suami. Matanya menyipit mengingatkan.Ainun tertunduk, kulit wajahnya yang kuning lang

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Melorot

    Sepulangnya check up. Suci langsung mempersiapkan makan siang untuk keluarga kecilnya. Sementara kedua orang tuanya langsung pamit pulang setelah berbincang-bincang sebentar tentang kondisi kesehatan Pak Ahmad. Di sela menyiapkan makan, Suci langsung menceritakan tentang keresahannya setelah mendapati kondisi kedua orang tuanya yang tak lagi bugar. Perempuan itu juga mengatakan tentang undangan H. Sulton yang jatuh pada lusa. Setelah membaca situasi, Suci merasa tak yakin bisa kembali ke Jakarta untuk waktu yang cukup lama.Mendengar penjelasan istrinya, Fariz mulai memutar otak. Di satu sisi dia tak sanggup Ldr dengan anak dan istrinya, tapi di sisi lain ada pekerjaan yang tak sepenuhnya bisa dia tinggalkan. Setelah cukup lama memikirkan di sela makan siang. Dia memutuskan untuk mendiskusikannya dengan Bobby."Bapak beneran nggak makan lagi Ikan setelah tragedi Denok dipepes Ibuk?" Pertanyaan Faqih memecah lamunan Fariz dan Suci yang masih bergelut dengan pikiran masing-masing. "Me

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Nasehat Keluarga

    "Loh, ada Ibu!" Suci keheranan heran saat melihat ibunya tengah duduk di samping Faqih. Tanpa basa-basi perempuan dengan kerudung instan dan gamis biru itu langsung menyambar tangan Bu Sulis. "Kapan ibu dateng?" tanyanya kemudian."Belum lama, Nduk!" Senyum dari wajah teduh itu masih sama hangatnya. Dia mengelus punggung tangan Suci yang masih erat digenggamnya. "Kenapa nggak kasih tahu ibu kalau nenek dateng?" Suci yang merasa tak enak, langsung beralih pada Faqih yang masih santai menyeruput es teh manis."Faqih udah nawarin, Buk. Tapi nenek nggak mau, katanya biarin aja, takutnya ganggu." Lembut dan terarah Faqih menjelaskan."Padahal ibu nggak lagi ngapa-ngapain juga di belakang." Ibu kandung Faqih itu duduk di kursi kosong samping Bu Sulis. Ketiga memilih untuk berbincang-bincang sejenak di depan teras, sebelum beranjak masuk. "Bukannya kamu lagi mandiin burung kata Faqih?" Kali ini giliran ibunya yang bertanya pada Suci."Oh, iya. Bentar aja tadi. Terus lanjut jemur baju. Ini

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Salah Paham

    Pagi hari di Pesantren Al-Huda. Terlihat Salsa dan Aisha celingukan di depan ruangan pengurus asrama putri."Kok, nggak ada, ya, Sha?" tanya Salsa sembari mengintip dari balik kaca. "Belum dateng kali," terka Aisha yang mengikuti Salsa di belakangnya. "Tapi, ini udah jam setengah sembilan." Salsa melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Karena ustadzah yang mengajar sedang berhalangan, dia dan Aisha izin sebentar untuk menemui seseorang. "Salsa, Aisha!"Refleks, dua remaja putri itu menoleh bersamaan. Terlihat di sana, Ainun tengah menggendong seorang bayi berusia enam belas bulan. "Eh, Mbak Ai!" seru Salsa dan Aisha hampir bersamaan. "Cari siapa?" Bergantian Ainun menatap gadis-gadis remaja di hadapannya. "Ini, loh, Mbak. Kita lagi cari Tante Suci," tutur Salsa. "Huum, mau nitip sesuatu," tambah Aisha yang langsung disikut Salsa. Anak sulung Bobby-Sherly itu memberiku kode agar Salsa tak membocorkan rencananya untuk memberi sesuatu pada untuk Faqih. "Loh, bukannya Bu

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Gara-Gara Burung

    Suci melipat tangan di atas dada menatap bapak dan anak yang sedang sibuk menangkap burung berjenis Murai Batu yang terbang di sekeliling kamar Faqih. Di ambang pintu, perempuan empat puluhan tahun itu memerhatikan Fariz yang tak berhenti mengoceh mempertanyakan, kenapa bisa burung yang baru saja dia beli seharga tiga setengah juta itu tiba-tiba keluar dari sangkarnya? Beruntung kamar yang Faqih tempati mempunyai sirkulasi udara yang rapat dan terhalang teralis kawat. Jadi, burung mungil itu tak sampai kabur keluar. Di tengah kepanikan yang ada, Fariz masih harus dihadapkan dengan sang istri, serta hutang penjelasannya pada Suci terkait keberadaan burung yang ia beri nama Inem itu. Kalau bukan karena mulut polos Faqih yang asal nyeplos. Mungkin keadaannya tak akan serunyam ini. "Kamu nggak ada niat bantu, Buk?" cicit Fariz yang mulai menyerah dalam kukungan tatapan tajam Suci. "Emang kehadiran Inem udah berdasarkan persetujuanku?" Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan lagi, me

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Simpanan Bapak

    Baru sehari sejak kepindahannya ke rumah ini. Niat hati ingin bermanja-manja dengan sang istri tanpa halang dan rintangan setelah sebelumnya menanggung malu karena salah mengenali. Fariz masih harus dihadapkan dengan Faqih yang kecelakaan sebab kecerobohannya sendiri. Mendapati Suci melimpahkan semua perhatiannya pada sang putra sejak mereka kembali kemarin. Pagi ini Fariz memutuskan untuk menenangkan diri dengan nongkrong di teras depan ditemani secangkir kopi. "Eh, baru ya, Mas?" Seorang tetangga yang tak sengaja melintas, menyapa Fariz yang masih sarungan hanya dengan kaus kutang. "Iya, baru keluar." Santai saja dia menjawab dengan cengiran khasnya. "Bukan, maksud saya baru di sini." Ralat bapak-bapak yang hanya sedikit lebih tua dari Fariz. "Oh, iya. Saya sekeluarga baru pindah kemarin," terangnya. "Oalah, mantune Pak Ahmad, ya? Yang dari Jakarta?""Iya, Pak.""Ngomong-ngomong kesibukannya apa?" Tanpa diminta lelaki bertubuh tambun itu sudah mengambil tempat di samping Fariz

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Dirawat di Rumah

    Mendengar celetukan Salsa yang ditujukan untuk membela dirinya, Faqih tersenyum lebar, lalu menyodorkan jari membentuk hati, lalu bergumam tanpa suara seolah merangkai satu kata. "Alapyu."Salsa yang menyadari itu langsung membuang muka padahal hatinya amat berbunga-bunga."Astagfirullah si Salsa. Mau marah, tapi, kok bener, ya." Sementara Fariz yang masih tak percaya hanya bisa menggaruk rambutnya. "Mau heran, tapi ini anaknya si Bobby.""Mas!" Suci menyikut lengan Fariz, menegurnya.Sesaat keheningan menyelimuti, sampai saat ponsel Fariz yang berbunyi di dalam saku, menginterupsi."Siapa?" tanya suci begitu melihat Fariz menatap layar ponselnya."Papa.""Ya udah buruan angkat!" pinta Suci. Fariz menurut dan bergegas menyambungkan panggilan dengan orangtuanya yang kini menetap di Palembang."Halo, assalamualaikum." Panggilan dari seberang Fariz loundspeaker agar bisa didengar semuanya."Waalaikumsallam. Gimana kabar Faqih?""Bok, ya sebelum cucu yang ditanya anaknya dulu, to, Pa!"

DMCA.com Protection Status