Share

Bab 22. Kecemburuan Edwin

Menjelang petang, Edwin pulang. Dahinya berkerut saat melihat tiga paper bag.

"Apa ini?" gumamnya, lalu membuka isinya.

Ada beberapa pakaian bayi, baju khusus busui, dan juga mainan untuk bayi.

"Assalaamu'alaikum," salamnya, sembari memasukkan paper bag ke meja ruang tamu.

Istrinya keluar dengan menggendong Dianti. Dia menjawab salam.

Edwin mendekat, lalu bertanya, "Kamu beli baju busui sama buat Dianti? Terus, ada mainan juga?"

"Enggak, Mas. Itu tadi, mmm ...." Audrey tak meneruskan ucapannya, melainkan langsung meraih punggung tangan suaminya untuk dijabat dan dicium.

"Sebentar." Edwin menaruh tas kerjanya, lalu membuka catatan kecil di tali paper bag. "Selamat atas kelahiran putri pertamanya, dan menjadi ibu baru. Semoga Adik Dianti menjadi putri yang salihah dan berbakti kepada kedua orang tua. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku. Insyaa Allaah, selalu siap membantu. Jika suamimu jarang pulang, mungkin kamu bisa curhat padaku. Galang."

Pupil mata Audrey melebar, tak menyangka Galan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status