Beranda / Romansa / Akibat Hancurnya Rumah Tangga / 01. Kejutan Yang Tak Diinginkan

Share

Akibat Hancurnya Rumah Tangga
Akibat Hancurnya Rumah Tangga
Penulis: hyufeyi

01. Kejutan Yang Tak Diinginkan

Penulis: hyufeyi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-18 09:07:53

 “Sepertinya itu memang benar ayahmu!”

Yohan meletakkan roti yang ada di tangannya dan melihat ke arah yang ditunjuk oleh Daniel.

Seorang lelaki lima puluh tahunan awal nampak sedang berbelanja di sebuah outlet pakaian di Mall itu. Yohan bisa mengenali sang ayah dengan mudah.

“Wah, sedang berbelanja untuk ulang tahun pernikahan mungkin?” sahut Ayu seraya tersenyum.

Namun Yohan tidak bereaksi apapun, ia masih melihat ke arah sana dengan jantung yang berdebar aneh. Apalagi saat seorang wanita menghampiri ayahnya dan menggandeng lengan lelaki itu.

Wanita yang bukan ibu dari Yohan tentu saja, Yohan tidak mengenali dia, bukan sekretaris Pak Darius, sang ayah, maupun saudaranya. Dan hal yang membuat Yohan bertambah kaget adalah saat Pak Darius mencium pipi wanita itu.

Yohan berdiri tanpa sadar, tidak menghiraukn teman-temannya yang bertanya ia segera berjalan lurus menuju ke tempat itu. Ia hanya berpikir untuk menemui ayahnya dan meminta penjelasan.

“Papa?” tegur Yohan yang sebenarnya ia berharap ia hanya salah orang dan ayahnya pasti sedang berada di kantor saat ini.

Namun harapan itu pupus saat dia menoleh dan mata mereka bertatapan. Pak Darius, ayah dari Yohan nampak terkejut sekali dengan kehadiran Yohan di sana, seperti tidak menyangka.

“Yohan? Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya dengan gugup.

“Papa sendiri ada urusan apa di jam kerja seperti ini?” Yohan balik bertanya. “Bukankah papa mengatakan jika ada meeting penting di luar kota? Dan siapa wanita tadi?”

Beberapa pertanyaan yang bertubi-tubi dilontarkan oleh Yohan membuat Pak Darius sepertinya kebingungan untuk menjawabnya. “Kita bicarakan ini di rumah, kau sedang belajar, bukan? Butuh uang saku tambahan?”

“Tidak, aku tidak butuh uang, aku hanya ingin tahu apa yang papa lakukan di sini, apakah mama tahu?” desak Yohan

“Yohan …,”

“Oh, siapa ini? Yohan?” wanita tadi terlihat membawa barang belanjaannya datang mendekati mereka. “Wow, sudah besar sekali anak ini.”

Yohan menyipitkan matanya. “Anda siapa? Kenapa bisa bersama dengan papa?” selidiknya.

 “Papa bilang kita bicarakan ini di rumah dan …,”

“Sudahlah,” wanita itu menyela. “Dia bukan anak kecil lagi, sudah sepantasnya tahu apa yang terjadi,” ujarnya sembari menggandeng lengan Pak Darius.

Pak Daris menggeleng, “Tidak, ini akan menjadi masalah besar dan lagi bukankah kau berjanji untuk menyerahkan ini padaku?”

“Sudah terlanjur, dia melihat kita. Apa salahnya memberitahu yang sesungguhnya? Cepat atau lambat dia akan melihat kebenarannya.”

“Ini bukan waktu yang tepat.”

Yohan memijit kepalanya pening, “Katakan padaku sekarang!” desaknya yang merasa sudah habis kesabaran. “Aku tidak mungkin pulang setelah melihat ayahku bersama dengan wanita lain seperti ini.”

“Yohan!”

“Yohan, aku bukan wanita lain, aku adalah istri kedua dari ayahmu. Jadi kami sah-sah saja untuk ke manapun kami mau!” ujar wanita itu yang seolah seperti sambaran petir di siang bolong.

Seperti tidak mempercayai apa yang baru saja dia dengar, Yohan menatap kedua orang di hadapannya itu dengan shock. “Istri kedua? Apa maksudnya? Pa, siapa wanita ini?”

“Kau pikir aku berbohong?” celetuk wanita itu. “Aku istri papamu juga, kami sudah menikah, memang sudah saatnya kau tahu.”

“Jangan berbohong!” bentak Yohan dengan nada yang cukup tinggi. Teman-teman Yohan yang mendengarnya cukup terkejut.

Wanita itu tersenyum dan bersedekap tangan, “Kenapa kau tidak bertanya pada ayahmu sendiri? Kau pikir aku mau jalan dengan seseorang yang bukan suamiku sendiri?”

“Jadi papa berselingkuh?” Yohan menatap Pak Darius. “Papa berselingkuh dengan wanita ini?” tunjuknya.

“Jangan menuduhku!” bentak wanita itu. “Aku dan papamu sudah berpacaran sejak dia belum menikah dengan ibumu, jadi kita tidak berselingkuh!”

 Yohan mengepalkan tangannya erat. “Itu sama saja anda perusak rumah tangga orang lain!” bentaknya.

“Apa kau bilang? Anak kurang ajar tidak tahu diri!!”

“Cukup!” Pak Darius melerai. “Kita bicarakan ini di rumah!” ujarnya sembari menarik tangan wanita itu untuk pergi.

Tentu saja Yohan tidak terima, “Papa!!” bentaknya. “Benar-benar pengecut!!”

“Kita bicara di rumah!” Pak Darius menegaskan.

Yohan semula hendak mengejar mereka dengan emosi yang penuh, namun untungnya Daniel dengan cepat menahan sahabatnya itu. “Hilangkan emosimu dulu jika ingin bicara dengan mereka.”

Pikiran Yohan serasa begitu penuh dan tidak bisa berbaik sangka lagi. Apakah itu artinya tadi ayahnya benar-benar mendua? Pak Darius sosok ayah yang baik dan tidak pernah macam-macam, apakah ini benar-benar nyata?

“Aku tidak akan mengizinmu pergi jika emosimu masih belum stabil,” ujar Daniel yang begitu mengerti watak dari Yohan. “Jangan gegabah, kau harus mendengarkan penjelasan dari kedua sisi juga,”

“Semuanya sudah jelas saat mereka bermesraan seperti itu!”

Tanpa mempedulikan apa kata Daniel, Yohan segera menyambar tasnya dan pergi. Dengan keadaan seperti ini tentu saja Yohan tidak bisa untuk tenang lagi, yang ia butuhkan adalah penjelasan dari mereka.

***

Kemarahan Yohan yang begitu membara ternyata harus kembali terpicu karena saat dirinya pulang, ia melihat mobil selingkuhan ayahnya terparkir di halaman rumah. Bagaimana jika ibunya mengetahui hal ini?

“Papa benar-benar keterlaluan!” seru Yohan masuk ke dalam ruang tengah dan menunjuk ayahnya. “Bagaimana bisa membawa wanita itu masuk ke dalam rumah ini, hah?”

Bu Fiona, wanita itu, segera berdiri. “Ini rumah ayahmu, yang berarti rumahku juga. Kau seharusnya belajar sopan santun!” balasnya.

“Sopan santun?” Yohan tertawa. “Haruskah saya memberikan anda kaca? Di mana sopan santun anda dengan menjadi selingkuhan seseorang yang sudah menikah? Rendah sekali harga diri anda!”

“Yohan jaga bicaramu!” tegur Pak Darius. “Bukankah papa sudah bilang kita akan membicarakan ini baik-baik?”

Yohan segera menengok ke arah lelaki itu. “Setelah aku tahu papa berselingkuh, papa pikir aku akan bicara baik-baik? Tidak. Berani sekali papa menduakan mama dengan wanita tidak tahu diri ini?”

“Kurang ajar!” Bu Fiona mendorong tubuh Yohan kasar. “Berani sekali anak ini! Asal kau tahu, aku dan papamu sudah berpacaran lama sejak sebelum dia bertemu ibumu!”

“Karena papa sudah menikahi mama berarti anda tidak berhak lagi mengganggu rumah tangga mereka!” seru Yohan tidak ingin kalah.

Bu Fiona tertawa sinis, “Tidak, Yohan sayang. Kami tidak pernah putus, kami sudah menikah duluan, papamu menikahi ibumu karena memang sudah rencana kami. Kau mana paham, kau sendiri bahkan lahir tanpa diinginkan oleh ayahmu sendiri.”

“Apa?” Yohan terbelalak kaget. “Perempuan murahan perusak rumah tangga orang lain tidak berhak mengatakan hal semacam itu padaku! Bukankah kelakuan anda lebih murahan daripada seorang pecundang?”

“Yohan jaga bicaramu!” tegur Pak Darius.

Yohan segera menengok, “Kenapa? Aku benar bukan? Dia wanita murahan dan penggoda! Berani sekali merusak rumah tangga orang lain! Oh jangan-jangan dia memakai guna-guna hingga membuat papa takluk seperti ini dan …,”

‘PLAK!’

Satu tamparan keras mendarat di pipi sebelah kiri Yohan hingga membuat lelaki itu terdorong ke belakang beberapa langkah.

“Papa?”

Bab terkait

  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   02. Kekerasan dan Pengkhianatan

    “Aku tidak pernah mengajari anakku untuk berkata tidak sopan seperti itu apalagi terhadap seorang wanita!” Pak Darius menatap Yohan dengan tajam sementara Bu Fiona bersedekap tangan puas.“Jika semuanya bisa dibicarakan dengan baik-baik saja kenapa harus memancing keributan seperti ini? Anak kurang ajar!”Yohan tertegun dan meraba pipinya yang terasa begitu perih dan panas, ini bertama kalinya Pak Darius memukulnya dan mengatakan hal yang begitu menyakitkan.“Jadi, papa lebih membela wanita itu daripada aku?” tanyanya menatap Pak Darius tidak percaya. “Bukankah aku anak papa?”“Sudahlah!” Bu Fiona menyela. “Mungkin memang sudah saatnya kau tahu, daripada kami menyembunyikan ini terus. Akan lebih baik juga jika kau yang menjelaskan pada ibumu nanti.”Entah kenapa setiap kali wanita itu bicara emosi Yohan selalu tersurut. “Jika kau berani memberitahu mama, aku tidak segan untuk melakukan sesuatu! Sebaliknya, aku berikan waktu pada kalian untuk mengakhiri hubungan terkutuk itu!!”“Kau ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   03. Serangan Fakta Yang Mematikan

    Daniel berjalan menyusuri koridor rumah sakit dan mencari nomor kamar tempat Yohan dirawat. Lelaki itu membawa satu paperbag berisi makanan dan juga kebutuhan untuk sahabatnya itu.Yohan yang berbaring di tempat tidur berusaha bangkit. Kakinya mendapatkan beberapa jahitan serta tangan kiri harus digips untuk beberapa waktu.“Bubur dan juga jus, makanlah.” Daniel mengeluarkan isi paperbag yang ia bawa. “Berhentilah bertengkar dengan ayahmu, dia mencabut semua uangmu dan kau terancam tidak bisa ikut ujian.”“Dia memang membenciku, mungkin aku bukan anaknya.”Daniel menarik nafas panjang, satu yang tidak suka dari Yohan adalah anak ini selain pemarah juga sering menyalahkan dirinya sendiri, susah menerima masukan dari orang lain juga.***Yohan berada di rumah sakit sekitar lima hari saja, ibunya tidak mengizinkan untuk kembali ke apartemen, Yohan harus pulang ke rumah sampai keadaannya benar-benar pulih.Sebenarnya Yohan malas sekali harus pulang dan bertemu dengan Pak Darius setiap har

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   04. Munculnya Awal Baru

    “Yohan, papa mohon, jangan begini terus!” Pak Darius berulang kali mencoba untuk membujuk. “Kau bukan anak kecil lagi, kasihan mama jika terus-terusan kau tahan seperti ini!”Duka Yohan sangatlah mendalam, ia benar-benar tidak mengizinkan ibunya untuk diproses pemakaman. Yohan akan mengamuk dan menyalahkan semua orang.“PERGI!! Ini semua karena selingkuhan papa! Dia membunuh mama!!” seru Yohan menangkis tangan Pak Darius dan kembali memeluk tubuh ibunya yang telah kaku itu.“Yohan, jika kau tetap seperti ini! Papa tidak akan terus menunggu. Kita harus memulai kremasi pada mama!” tegas Pak Darius.Lagi-lagi Yohan menggelengkan kepala, “Mama tidak akan pergi ke manapun! Dia akan tetap di sini bersamaku!” ujarnya berkeras.Yohan hendak memegang tangan wanita itu saat dirinya menangkap sesuatu yang tergenggam di jemari tangan ibunya yang sudah kaku. “Oh?” Dengan perlahan Yohan menariknya.Jantung lelaki itu berdetak dengan sangat kencang saat melihat apa yang tertera pada kertas itu.“Su

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   05. Rencana Yang Jahat

    Tahun mungkin sudah silih berganti, orang juga banyak berubah. Akan tetapi pemuda yang berdiri dengan pakaian rapi berwibawa ini masih memberikan kesan yang sama seperti delapan tahun yang lalu.“Ini Kak Yohan, dokter dan juga rekan kerja Kak Alvin di rumah sakit,” kata Diana memperkenalkan.Pak Darius merasakan kakinya lemas tak bertulang, jantung berdetak dengan sangat cepat. Ini bukan mimpi, Yohan ini benar-benar Yohan yang telah menghilang delapan tahun yang lalu.“Bagaimana bisa …,” Bu Fiona pun tak kalah kaget, matanya terbelalak lebih pada menyiratkan kebencian yang begitu mendalam. Rasa senang yang beberapa saat lalu ia rasakan kini hilang entah ke mana.“Saya Yohan, rekan kerja Dokter Alvin di departemen yang sama. Senang sekali bisa berkunjung!” sapa Yohan dengan senyum tersungging seolah kemenangan telah berhasil ia raih.Entah bagaimana dia bisa mengatur dirinya untuk tetap setenang itu. “Tidak heran Dokter Alvin begitu cakap, dia memiliki orang tua sehebat kalian. Pasti m

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   06. Di Bandara (Flashback)

    Delapan tahun lalu saat kremasi Bu Stefani selesai dilaksanakan, Pak Darius menyimpan guci itu ke dalam tempat yang sudah disediakan, kemudian menaruh sebuah karangan bunga kecil di sampingnya. Berdoa untuk beberapa saat sebelum kemudian menutup tempat itu.“Sudah selesai? Kita pulang sekarang, ada beberapa perobotan rumah yang harus kita beli sekarang juga,” Bu Fiona menggandeng tangan Pak Darius tidak sabar.Daniel yang melihat itu lagi-lagi harus menahan rasa marahnya, Bu Stefani baru saja dikremasi, Yohan tidak tahu di mana, lalu wanita ini dengan santainya mengajak berbelanja?“Aku harus mencari Yohan dulu,” ucap Pak Darius. “Setelah itu baru kita berbelanja.”“Anak itu akan pulang sendiri. Sudahlah, jangan dipikirkan lagi,” Bu Fiona mulai kesal jika pembicaraan tentang Yohan terjadi.Sudah tidak bisa menahan dirinya sendiri, Daniel segera angkat bicara, “Yohan bukan seseorang yang akan berpikir realistis saat sedang marah, apakah anda tidak cemas terjadi sesuatu dengannya?”“Ap

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   07. Awal Kehidupan Baru (Flashback)

    “Jadi, anak itu tidak akan kembali?” Bu Fiona bersedekap tangan sembari mendekati Pak Darius yang duduk di ruang tengah. Sejak kehadiran Daniel yang cukup singkat tadi membuat Pak Darius banyak terdiam.“Sudahlah, lebih baik seperti ini. Kau tidak akan mencarinya, kan?”Pak Darius menggeleng, “Dia sudah tidak menganggap aku ayahnya,” ujar lelaki paruh baya itu datar.“Ya sudah, kau masih memiliki dua anak yang lebih baik dari dia, jangan pikirkan Yohan lagi!! Sudah cukup semua tentang dia dan ibunya.”“Kau dulu pernah berkata, apapun yang akan terjadi aku tetap boleh mengurus Yohan dengan baik. Tapi apa ternyata?”Bu Fiona mendekati Pak Darius kemudian merengkuh bahunya, “Dengar, ini tujuan kita dari awal, jangan pernah lupa dan jangan goyah. Kita udah sampai di tahap yang kita inginkan sejak awal! Jangan memikirkan mereka lagi!”Pak Darius terdiam.“Yohan sudah bukan anakmu lagi. Ingat, kau sebenarnya juga tidak pernah menginginkan anak itu dari awal!” tegas Bu Fiona.“Mama!! Kakak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29

Bab terbaru

  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   07. Awal Kehidupan Baru (Flashback)

    “Jadi, anak itu tidak akan kembali?” Bu Fiona bersedekap tangan sembari mendekati Pak Darius yang duduk di ruang tengah. Sejak kehadiran Daniel yang cukup singkat tadi membuat Pak Darius banyak terdiam.“Sudahlah, lebih baik seperti ini. Kau tidak akan mencarinya, kan?”Pak Darius menggeleng, “Dia sudah tidak menganggap aku ayahnya,” ujar lelaki paruh baya itu datar.“Ya sudah, kau masih memiliki dua anak yang lebih baik dari dia, jangan pikirkan Yohan lagi!! Sudah cukup semua tentang dia dan ibunya.”“Kau dulu pernah berkata, apapun yang akan terjadi aku tetap boleh mengurus Yohan dengan baik. Tapi apa ternyata?”Bu Fiona mendekati Pak Darius kemudian merengkuh bahunya, “Dengar, ini tujuan kita dari awal, jangan pernah lupa dan jangan goyah. Kita udah sampai di tahap yang kita inginkan sejak awal! Jangan memikirkan mereka lagi!”Pak Darius terdiam.“Yohan sudah bukan anakmu lagi. Ingat, kau sebenarnya juga tidak pernah menginginkan anak itu dari awal!” tegas Bu Fiona.“Mama!! Kakak

  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   06. Di Bandara (Flashback)

    Delapan tahun lalu saat kremasi Bu Stefani selesai dilaksanakan, Pak Darius menyimpan guci itu ke dalam tempat yang sudah disediakan, kemudian menaruh sebuah karangan bunga kecil di sampingnya. Berdoa untuk beberapa saat sebelum kemudian menutup tempat itu.“Sudah selesai? Kita pulang sekarang, ada beberapa perobotan rumah yang harus kita beli sekarang juga,” Bu Fiona menggandeng tangan Pak Darius tidak sabar.Daniel yang melihat itu lagi-lagi harus menahan rasa marahnya, Bu Stefani baru saja dikremasi, Yohan tidak tahu di mana, lalu wanita ini dengan santainya mengajak berbelanja?“Aku harus mencari Yohan dulu,” ucap Pak Darius. “Setelah itu baru kita berbelanja.”“Anak itu akan pulang sendiri. Sudahlah, jangan dipikirkan lagi,” Bu Fiona mulai kesal jika pembicaraan tentang Yohan terjadi.Sudah tidak bisa menahan dirinya sendiri, Daniel segera angkat bicara, “Yohan bukan seseorang yang akan berpikir realistis saat sedang marah, apakah anda tidak cemas terjadi sesuatu dengannya?”“Ap

  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   05. Rencana Yang Jahat

    Tahun mungkin sudah silih berganti, orang juga banyak berubah. Akan tetapi pemuda yang berdiri dengan pakaian rapi berwibawa ini masih memberikan kesan yang sama seperti delapan tahun yang lalu.“Ini Kak Yohan, dokter dan juga rekan kerja Kak Alvin di rumah sakit,” kata Diana memperkenalkan.Pak Darius merasakan kakinya lemas tak bertulang, jantung berdetak dengan sangat cepat. Ini bukan mimpi, Yohan ini benar-benar Yohan yang telah menghilang delapan tahun yang lalu.“Bagaimana bisa …,” Bu Fiona pun tak kalah kaget, matanya terbelalak lebih pada menyiratkan kebencian yang begitu mendalam. Rasa senang yang beberapa saat lalu ia rasakan kini hilang entah ke mana.“Saya Yohan, rekan kerja Dokter Alvin di departemen yang sama. Senang sekali bisa berkunjung!” sapa Yohan dengan senyum tersungging seolah kemenangan telah berhasil ia raih.Entah bagaimana dia bisa mengatur dirinya untuk tetap setenang itu. “Tidak heran Dokter Alvin begitu cakap, dia memiliki orang tua sehebat kalian. Pasti m

  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   04. Munculnya Awal Baru

    “Yohan, papa mohon, jangan begini terus!” Pak Darius berulang kali mencoba untuk membujuk. “Kau bukan anak kecil lagi, kasihan mama jika terus-terusan kau tahan seperti ini!”Duka Yohan sangatlah mendalam, ia benar-benar tidak mengizinkan ibunya untuk diproses pemakaman. Yohan akan mengamuk dan menyalahkan semua orang.“PERGI!! Ini semua karena selingkuhan papa! Dia membunuh mama!!” seru Yohan menangkis tangan Pak Darius dan kembali memeluk tubuh ibunya yang telah kaku itu.“Yohan, jika kau tetap seperti ini! Papa tidak akan terus menunggu. Kita harus memulai kremasi pada mama!” tegas Pak Darius.Lagi-lagi Yohan menggelengkan kepala, “Mama tidak akan pergi ke manapun! Dia akan tetap di sini bersamaku!” ujarnya berkeras.Yohan hendak memegang tangan wanita itu saat dirinya menangkap sesuatu yang tergenggam di jemari tangan ibunya yang sudah kaku. “Oh?” Dengan perlahan Yohan menariknya.Jantung lelaki itu berdetak dengan sangat kencang saat melihat apa yang tertera pada kertas itu.“Su

  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   03. Serangan Fakta Yang Mematikan

    Daniel berjalan menyusuri koridor rumah sakit dan mencari nomor kamar tempat Yohan dirawat. Lelaki itu membawa satu paperbag berisi makanan dan juga kebutuhan untuk sahabatnya itu.Yohan yang berbaring di tempat tidur berusaha bangkit. Kakinya mendapatkan beberapa jahitan serta tangan kiri harus digips untuk beberapa waktu.“Bubur dan juga jus, makanlah.” Daniel mengeluarkan isi paperbag yang ia bawa. “Berhentilah bertengkar dengan ayahmu, dia mencabut semua uangmu dan kau terancam tidak bisa ikut ujian.”“Dia memang membenciku, mungkin aku bukan anaknya.”Daniel menarik nafas panjang, satu yang tidak suka dari Yohan adalah anak ini selain pemarah juga sering menyalahkan dirinya sendiri, susah menerima masukan dari orang lain juga.***Yohan berada di rumah sakit sekitar lima hari saja, ibunya tidak mengizinkan untuk kembali ke apartemen, Yohan harus pulang ke rumah sampai keadaannya benar-benar pulih.Sebenarnya Yohan malas sekali harus pulang dan bertemu dengan Pak Darius setiap har

  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   02. Kekerasan dan Pengkhianatan

    “Aku tidak pernah mengajari anakku untuk berkata tidak sopan seperti itu apalagi terhadap seorang wanita!” Pak Darius menatap Yohan dengan tajam sementara Bu Fiona bersedekap tangan puas.“Jika semuanya bisa dibicarakan dengan baik-baik saja kenapa harus memancing keributan seperti ini? Anak kurang ajar!”Yohan tertegun dan meraba pipinya yang terasa begitu perih dan panas, ini bertama kalinya Pak Darius memukulnya dan mengatakan hal yang begitu menyakitkan.“Jadi, papa lebih membela wanita itu daripada aku?” tanyanya menatap Pak Darius tidak percaya. “Bukankah aku anak papa?”“Sudahlah!” Bu Fiona menyela. “Mungkin memang sudah saatnya kau tahu, daripada kami menyembunyikan ini terus. Akan lebih baik juga jika kau yang menjelaskan pada ibumu nanti.”Entah kenapa setiap kali wanita itu bicara emosi Yohan selalu tersurut. “Jika kau berani memberitahu mama, aku tidak segan untuk melakukan sesuatu! Sebaliknya, aku berikan waktu pada kalian untuk mengakhiri hubungan terkutuk itu!!”“Kau ti

  • Akibat Hancurnya Rumah Tangga   01. Kejutan Yang Tak Diinginkan

    “Sepertinya itu memang benar ayahmu!”Yohan meletakkan roti yang ada di tangannya dan melihat ke arah yang ditunjuk oleh Daniel.Seorang lelaki lima puluh tahunan awal nampak sedang berbelanja di sebuah outlet pakaian di Mall itu. Yohan bisa mengenali sang ayah dengan mudah.“Wah, sedang berbelanja untuk ulang tahun pernikahan mungkin?” sahut Ayu seraya tersenyum.Namun Yohan tidak bereaksi apapun, ia masih melihat ke arah sana dengan jantung yang berdebar aneh. Apalagi saat seorang wanita menghampiri ayahnya dan menggandeng lengan lelaki itu.Wanita yang bukan ibu dari Yohan tentu saja, Yohan tidak mengenali dia, bukan sekretaris Pak Darius, sang ayah, maupun saudaranya. Dan hal yang membuat Yohan bertambah kaget adalah saat Pak Darius mencium pipi wanita itu.Yohan berdiri tanpa sadar, tidak menghiraukn teman-temannya yang bertanya ia segera berjalan lurus menuju ke tempat itu. Ia hanya berpikir untuk menemui ayahnya dan meminta penjelasan.“Papa?” tegur Yohan yang sebenarnya ia be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status