Share

Pengakuan

Penulis: Wiens K
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Siang itu, Mia sedang bersantai di kamar, tiba-tiba celana dalamnya terasa basah, kemudian ia ke toilet untuk memeriksa, ternyata ia mengeluarkan cairan yang tidak biasa.

"Jangan-jangan aku mau melahirkan, duh ... gimana ini?" Mia mengambil ponsel menghubungi Dirga karena panik.

"Om, aku sudah ngeluarin cairan, dan sangat banyak," adu Mia gugup.

"Hah ... apa kamu sudah pecah ketuban?" Dirga ikut panik mendengar cerita Mia.

"Nggak tahu, Om."

"Kalau gitu cepat ke rumah sakit sekarang, biar Om nyusul!" pinta Dirga.

Mia langsung memesan taksi online untuk pergi ke rumah sakit, dia tidak merasakan mulas seperti orang yang mau melahirkan, akan tetapi cairan yang keluar lumayan banyak, hingga ia harus menggunakan pembalut agar tidak rembes keluar.

Sementara itu Dirga menghentikan rapatnya dan bergegas ke rumah sakit, saat akan masuk ke dalam mobil tiba-tiba dadanya kembali nyeri kali ini lebih panas dari biasanya. Dia berhenti sejenak menari

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Akibat Cinta Terlarang   Benci

    Ponsel Gilang bergetar, sebuah pesan masuk dari Mia memintanya datang menemaninya di ruang operasi. Namun Gilang tak menjawab, pikirannya kacau menghadapi kepergian papanya ditambah lagi dengan ucapannya sebelum meninggal."Om, temani aku di ruang operasi. Gilang nggak tahu ada di mana, aku takut Om." Mia juga mengirim pesan pada ponsel Dirga dan dibaca oleh Gilang."Sebentar." Gilang membalas pesan Mia di ponsel papanya."Terima kasih, Sayang." Balasan Mia membuat Gilang membelalakkan mata."Sayang, Mia memanggil Papaku Sayang?" Perasaan Gilang berubah menjadi curiga.Akhirnya Gilang memeriksa ponsel Dirga, jantungnya seakan berhenti berdetak membaca deretan percakapan romantis antara Papa dan istrinya."Mia, Papa --- kalian ---"Gilang baru sadar arti ucapan papanya sebelum pergi, rupanya ini yang telah mereka lakukan selama ini di belakangnya. Mereka telah menjalin kasih terlarang, pria itu kembali menangis tersedu, buk

  • Akibat Cinta Terlarang   Berpisah

    Gilang terbangun saat mendengar panggilan Bibi di luar kamar, dia menggeliat hingga tulang di tubuhnya berbunyi, tidur sambil duduk membuat badannya terasa sakit semua. Ia berdiri lalu berjalan membuka pintu."Ada Mas Robi di bawah," ucap Bibi saat Gilang membuka pintu."Terima kasih, Bi. Aku mau mandi dulu." Gilang berlalu ke kamarnya sendiri sambil menguap.Tidur semalam benar-benar tidak bisa menggantikan rasa lelahnya, bukan hanya tubuh tapi batin yang lebih lelah dari raganya.Hari ini dia akan ke rumah sakit membawa pulang bayi itu juga mengakhiri hubungannya dengan Mia. Kalau tidak ingat dosa ingin rasanya Gilang mencekik wanita itu biar ikut mati bersama kekasihnya, akan tetapi dia akan membalas perbuatan Mia dengan memisahkan dia dari putranya.Kamu mengkhianati ku sekian tahun, aku akan menyiksamu seumur hidup! geram suara hati Gilang dipenuhi rasa dendam.Setelah berpakaian rapi Gilang turun menemui Robi yang sudah menunggu di rua

  • Akibat Cinta Terlarang   Terluka

    Bukan hal mudah bagi seorang pria merawat bayi meskipun ada suster dan pembantu di rumah. Apa lagi ia sangat membenci bayi itu, Gilang tak pernah mau melihat bayi itu sejak dibawa pulang ke rumah."Suster bawa ke belakang kalau dia nangis!" teriak Gilang saat mendengar bayi itu menangis."Baik, Pak." Suster berlari ke belakang lalu menutup pintu agar tangis bayi itu tak terdengar oleh Gilang.Sejak ada bayi di rumah Gilang sering pulang larut malam, dia sengaja menghindar agar bertemu dengan bayi itu. Emosinya meluap saat melihat atau mendengar suaranya.Sedangkan Mia sendiri tak kalah terpuruk, setiap hari dia menangis tak keluar dari kamar meratapi putranya. Ditambah lagi saat air susunya keluar dia merasa benar-benar tersiksa.Beberapa kali Ratih mencoba mendatangi rumah Gilang, memohon agar bisa melihat cucunya, tetapi penjaga rumah tidak pernah mengizinkannya masuk."Maaf, Bu. Saya hanya menjalankan perintah," ucap penjaga untuk kesekia

  • Akibat Cinta Terlarang   Pertemuan singkat

    Usia bayi Mia sudah tiga bulan, sampai sekarang Gilang belum memberi nama bayi itu. Dia bahkan belum menggendong bayi itu sejak berada di rumah.Jangankan menggendong melihat saja dia malas, ia sengaja menghindar karena takut khilaf dan berbuat hal gila lalu mencelakai bayi itu."Maaf, Mas. Dedek sudah tiga bulan, Mas Gilang belum memberi nama, jadi siapa namanya?" Bibi memberanikan diri menanyakan nama untuk bayi itu."Terserah Bibi, mau kasih dia nama apa!" sahut Gilang ketus."Lo, kok terserah Bibi, Mas Gilang 'kan ayahnya!""Dia bukan anakku!" Gilang membelalakkan mata."Astagfirullah, Mas. Jangan begitu, kasihan anaknya." Bibi mengelus dada.Gilang meninggalkan Bibi, ia enggan membahas bayi itu. Surat kelahiran juga tidak diurus, Bibi diam-diam mengadukan itu pada Mia."Biar aku yang urus, Bi. Terima kasih, nanti kukirim ke rumah kalau sudah jadi suratnya." Mia membalas pesan Bibi padanya.Mia langsung mengurus akta

  • Akibat Cinta Terlarang   Peringatan

    Bintang sudah tumbuh menjadi bocah lucu, saat ini dia berusia delapan bulan, sudah bisa berdiri sambil berpegangan, suaranya juga kencang kalau sedang menangis atau tertawa."Bintang, ayo makan, Sayang!" panggil Tini pada anak asuhnya.Pagi itu Gilang sedang sarapan, dia mendengar suara anak itu tertawa bersama pengasuhnya di kamar."Bintang mau apa?" suara Tini terdengar begitu asyik mengobrol dengan Bintang.Selesai sarapan Gilang penasaran ingin melihat apa yang sedang mereka lakukan di kamar, setelah mengetuk pintu pria itu membuka handel pintu, si kecil itu tengah duduk di kursi bayi sambil mengunyah makanan yang disuap oleh Tini."Eh, Bapak. Maaf kalau kami bising," ucap Tini gugup saat majikannya menunjukkan wajahnya yang tanpa senyum."Kamu tadi panggil dia siapa?" tanya Gilang memandang Bintang yang tersenyum padanya tanpa dosa."Bintang," jawab Tini pelan, gadis takut kalau tuannya tidak suka dengan nama itu."Siapa y

  • Akibat Cinta Terlarang   Ulang tahun bintang

    Tak terasa waktu terus bergulir, dua hari lagi putranya genap berusia satu tahun, dan sampai saat ini Mia tak bisa bertemu dengan Bintang. Bibi juga tak lagi memberi kabar atau mengirimkan fotonya lagi, sejak kejadian hari itu Bibi mendapat ancaman dari Gilang dan tidak berani menghubungi Mia.Sebagai seorang ibu, rasanya sungguh berat harus hidup jauh dari putra yang telah ia kandung selama sembilan bulan.Hari ini, Mia mencoba menghubungi Robi sahabatnya, dia ingin meminta tolong agar membantunya merayakan hari ulang tahun sang putra."Rob, bisakah kamu membantuku sekali ini saja?" Sore itu Mia memohon lewat sambungan telepon."Ada apa, Mia?""Dua hari lagi putraku ulang tahun, kamu tahu 'kan selama ini aku tidak bisa menemuinya?""Iya, aku tahu. Jadi, aku harus bagaimana?" Robi merasa iba pada temannya itu."Aku sudah memesan tempat untuk merayakan ulang tahun Bintang, bisakah kamu membawa anakku ke sana. Tenang aku tidak akan munc

  • Akibat Cinta Terlarang   Panti asuhan

    Mia terus terbayang wajah Gilang yang begitu frustasi, dia tak menyadari kalau mobilnya terus melaju hingga ke pinggiran kota, saat itu ia memang tidak ingin pulang ke rumah. Dia terus mengikuti jalan yang entah nanti akan tiba di mana.Hari semakin sore, ia menepikan mobil berhenti untuk melepas lelah, tenggorokannya terasa kering karena dari pagi belum makan dan minum.Beberapa anak pria tengah bermain bola di lapangan, Mia tersenyum membayangkan kelak saat putranya besar pasti seperti mereka, akan kah dia bisa melihat masa-masa Bintang seperti itu.Lamunan Mia buyar saat sebuah bola mengenai kaca mobilnya, dia turun lalu mengambil bola itu, seorang anak berlari mendekat dengan wajah cemas."Maaf Tante, kami tidak sengaja." Anak itu menunduk takut."Tidak apa-apa, ini bolanya. Eh ... ini sudah hampir Magrib kenapa kalian masih main jam segini?" Mia menyerahkan bola itu, anak itu tersenyum senang saat menerima bolanya."Iya Tante, ini kami

  • Akibat Cinta Terlarang   Langkah baru

    Azan Subuh telah berkumandang, bu Fatimah membangunkan para penghuni panti, dia bergegas mengambil wudhu bersiap salat subuh. Mia yang tidak biasa melakukan hal itu merasa sangat berat untuk bangun, hingga sebuah tangan mungil menyentuh lengannya mengajak salat berjamaah."Tante, ayo kita salat nanti terlambat!" seru gadis kecil itu."Mmm ... terima kasih sudah bangunin Tante, siapa namamu?" Mia langsung duduk mengusir rasa kantuknya."Alisya."Mia mengikuti gadis kecil itu ke belakang mencuci muka, kantuknya langsung hilang saat air dingin mengguyur wajahnya, apa lagi setelah mengambil wudhu tubuhnya menggigil kedinginan.Mereka berangkat ke masjid salat berjamaah, terasa sangat berat buat Mia. Namun melihat semangat anak panti membuatnya merasa malu, masa iya dia kalah sama anak kecil.Selesai salat subuh, Mia kembali ke panti sambil berjalan beriringan dengan anak-anak panti. Fatimah tidak ikut karena salat di rumah, selesai salat wanita

Bab terbaru

  • Akibat Cinta Terlarang   Putusan

    Empat puluh hari telah berlalu, Mia mulai menata kembali hidupnya setelah kehilangan sang ibu, sekarang bisa bebas bertemu dengan Bintang membuatnya bertahan menghadapi apapun yang akan datang. "Gilang, hari minggu aku mau ajak Bintang nonton sebelum aku balik ke panti." Mia menghubungi mantan suaminya. "Boleh, mmm... apa kamu siap ketemu sama Ali?" Hati Gilang tiba-tiba bergemuruh mendengar Mia mau kembali ke panti. "Siap-siap saja, toh dia sudah bersama istrinya.""Kalau ada apa-apa kabari aku, ya.""Tenang dia tak akan menggangguku," hibur Mia sebelum mengakhiri percakapan. Di kantornya Gilang tengah merenung sambil memainkan ponsel, ia sedang menunggu kabar dari pengacara yang mengurus perceraiannya. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan, dia merubah posisi duduk saat asisten membuka pintu dan mempersilahkan seorang pria masuk. "Silahkan, sudah ditunggu sama Bapak," ucap wanita cantik itu kemudian mengangguk pada Gilang memberi hormat sebelum pergi. "Ah... Pak Thomas, apa

  • Akibat Cinta Terlarang   Perdamaian

    Sesuai janjinya Gilang membawa Bintang ke rumah Mia, pertemuan itu membuat Mia sangat bahagia, kehadiran putranya mampu menghapus duka dan kecewa.Meski awalnya Bintang canggung, kesabaran Mia membuat anak itu akhirnya mulai akrab dengannya. Setelah acara doa selesai mereka berbincang di ruang tamu, Bintang menyukai pesawat mainan yang dibeli Mia untuknya. "Terima kasih sudah membawa Bintang ke sini," ucap Mia pada Gilang. "Seharusnya aku misahin kalian," desah Gilang penuh sesal. "Kamu membesarkan dia dengan baik, buktinya dia sehat.""Mmm... Aku, aku tidak pernahbersamany, karena dulu aku benci dengannya.""Aku mengerti, ucapkan terima kasihku pada istrimu yang sudah merawat anakku dengan baik."Ucapan Mia membuat Gilang membelalakkan mata, dia tidak nyaman dengan sebutan istri untuk Tini. "Om... Pulang, yuk!" rengek Bintang. Kedua orang dewasa yang pernah menjadi pasangan suami istri itu saling tatap, kemudian keduanya sama-sama tersenyum. "Bintang sudah ngantuk, ya?" Mia me

  • Akibat Cinta Terlarang   Menghibur diri

    Adzan subuh membuat Mia terbangun, ia baru sadar ada orang yang tidur di sampingnya, pelan-pelan ia turun dari ranjang agar tak membangunkan Gilang yang tertidur pulas. Setelah mandi Mia melakukan salat subuh, lalu ke dapur membuat teh, sambil menunggu tehnya dingin ia mengecek ponsel dan menghapus nomor Ali dari penyimpanan nomor kontak. Dia tak mau mengulang kesalahan yang sama lagi, saat ini dia hanya ingin sendiri menjalani hidup ini dengan damai, menenggelamkan waktu dengan mengurus panti. Sambil menyeruput teh hangat pikiran Mia berkelana, sepertinya Tuhan belum mengijinkan ia untuk bahagia, setelah kehilangan ibu kini ia menelan pil pahit saat tahu kenyataan saat pria yang ia anggap bisa membuka hati ternyata mempunyai istri. "Kamu baik-baik saja kan?" suara Gilang mengagetkan Mia. "Yah... Aku gak apa-apa, kamu nggak pulang?" Gilang ikut duduk, Mia langsung mengambil gelas dan membuatkan teh untuk Gilang. "Tadi malam aku mau pulang tapi kunci mobil nggak tahu nyelip di m

  • Akibat Cinta Terlarang   Akhir dari sandiwara

    Ali memacu mobilnya seperti orang kesetanan, dia tak peduli kalaupun mobil mereka nanti menabrak sesuatu, harga dirinya telah diinjak-injak dan rasa cemburu membakar dadanya melihat Gilang memeluk Mia dan mengakui sebagai istrinya.Puspita yang duduk di samping bergidik ngeri menahan napas sambil berpegangan erat pada kursi, dia benar-benar takut mati, perjalanan itu seperti perjalanan terakhir baginya. Ali tak bicara sepatah katapun dia hanya fokus pada jalanan dan emosi yang mendidih di kepala.Sementara itu Mia berbaring dengan tubuh meringkuk membelakangi Gilang yang masih duduk menemani, pria itu berencana pergi kalau Mia sudah tertidur.Jam dua belas malam Gilang memeriksa ponsel dan mendapatkan sebuah pesan dari Robi yang ternyata sudah pulang duluan, dalam hati ia mengumpat kesal karena ditinggal pulang.Mia sudah tertidur dengan tenang, pelan-pelan Gilang berdiri lalu mematikan lampu kamar sebelum pergi, dia terkejut saat membuka pintu semua sudah gelap. "Hah... gelap semua

  • Akibat Cinta Terlarang   Tamu tak diundang

    Acara berlangsung kidmat, Mia juga sudah bisa mengendalikan diri kedatangan Fatimah menjadi penyejuk sekaligus penenang buatnya.Usai acara tamu satu persatu pulang, tinggal Robi, Gilang, Ali, Yusuf, Fatimah dan Ani. Mereka pun bahu membahu menyusun kursi dan meletakkan di teras, agar mobil bisa parkir di dalam, tenda dan kursi memang dipinjamkan sampai acara tahlil selesai setiap ada warga yang membutuhkan.Ke empat pria itu kembali berbincang di teras, sementara Mia, Fatimah dan Ani berada di ruang tamu."Mbak Ani baiknya istirahat, kamu sudah capek seharian bantuin, pakailah kamar belakang buat tidur," ucapa Mia."Baik Mbak, kalau begitu saya istirahat dulu. Oh... ya besok Mbak Mia mau dimasakin apa? Saya mau ke pasar sekalian ambil baju di warung.""Ah... apa aja, tolong ambilkan tas di kamar saya," pinta Mia."Pakai ini aja." Tiba-tiba Ali berada di pintu mengeluarkan dompet lalu mengambil lima lembar uang berwarna merah."

  • Akibat Cinta Terlarang   Firasat Fatimah

    Sebelum memulai percakapan dengan Gilang, Mia menghela napas, mencoba mencairkan suasana canggung di antara mereka."Terima kasih atas kedatanganmu, andai Ibu melihat dia pasti sangat senang.""Ibu orang baik, aku tidak bermasalah dengannya, ini sebagai wujud penghormatan terakhirku pada beliau.""Aku ikut senang mendengar kamu sudah menikah, semoga kamu berbahagia." Mia tersenyum."Itu... hanya sebuah kebetulan, tidak ada yang tahu soal itu, bahkan Robi juga tidak tahu." Gilang menghela napas kemudian berjalan ke jendela memandang keluar."Kenapa bisa begitu?" Mia memandang punggung Gilang yang sengaja membelakanginya."Apa dia tidak cerita, pria yang bersamamu waktu itu?""Dia hanya cerita kalau kamu menikahi calon istri yang dijodohkan oleh orang tuanya, hanya itu.""Memang begitu, pengasuh Bintang tiba-tiba pulang, kamu ingat waktu aku menuduhmu membawa Bintang, saat itu Bintang pergi dari rumah mencari pengasuhnya jadi aku

  • Akibat Cinta Terlarang   Canggung

    Gilang dan Robi ikut mengiringi mengantar jenazah almarhum Ratih ke pemakaman, mereka mengikuti semua prosesnya karena tak tega melihat Mia yang sangat terguncang. Sepanjang prosesi hanya menangis, bagai robot tak bernyawa tidak tahu harus bagaimana. Usai menabur bunga di pusara sang bunda, Mia kembali meraung memeluk batu nisan, Gilang berjalan mendekati Mia, tetapi langkahnya terhenti saat seorang pria telah lebih dulu merengkuh tubuh Mia dan memeluknya. Pria itu sedari tadi ada di rumah Mia, Gilang tidak kenal dengannya. Melihat pemandangan itu timbul tanya di dalam dada, tapi di saat seperti ini tak mungkin ia mencari tahu siapa dia. Robi menepuk pundak Gilang, dengan isyarat ia bertanya tentang pria itu, Gilang menggelengkan kepala karena tidak tahu siapa pria tampan berbadan tegap yang bersama Mia. "Kamu nggak kenal?" bisik Robi agar tak didengar orang lain. "Lah... elu yang ngobrol sama dia dari tadi, gimana sih?" sahut Gilang sewot, ad

  • Akibat Cinta Terlarang   Kehilangan

    Ratih terjaga karena perutnya sangat sakit, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, melihat putrinya tidur di pangkuan Ali yang juga sama-sama terlelap.Wanita itu tersenyum sambil menahan sakit yang luar biasa, dia tak ingin putrinya tahu kalau dia sedang kesakitan."Tuhan, jika sudah waktuku aku sudah siap, putriku sudah menemukan pria pelindungnya aku titipkan dia padamu," bisik Ratih pelan.Dengan sangat pelan dia mengambil obat yang ada di samping tempat tidur lalu meminumnya, sebisa mungkin dia tak mengeluarkan suara agar putrinya dan Ali tidak terbangun. Untuk beberapa saat sakitnya mulai berkurang, Ratih kembali berbaring sambil menatap putrinya.Hawa dingin datang menusuk tulang suasana kamar menjadi sedingin kulkas, sosok putih lamat-lamat berjalan mendekat seorang pria datang dan duduk di tepi ranjang menatap Ratih sambil tersenyum ramah."A-ayah ...." suara Ratih tercekat melihat sosok pria yang ternyata suaminya.P

  • Akibat Cinta Terlarang   Cinta dan luka

    Mia melangkah masuk ke rumah sakit beriringan dengan Ali, mereka saling berpegangan tangan sambil berbincang hangat menuju ruang perawatan.Saat masuk ke dalam kamar, nampak sang ibu sedang disuap oleh wanita yang menaninya, melihat putrinya masuk bersama Ali, Ratih tersenyum bahagia."Ibu sudah bangun?" sapa Mia dia pun melepaskan tangan Ali berjalan mendekati sang ibu."Kamu sudah datang, harusnya tadi istirahat aja di rumah, ada Ani yang temani Ibu di sini, kalian pasti capek.""Ah... Nggak kok Bu, justru kasihan kalau Ani jagain Ibu di sini. Namamu Ani, maaf kita belum kenalan, ayo kita makan aku tadi beli rice bowl." Mia mengajak wanita muda yang membantu ibunya makan bersamanya."Tadi ada pesan dari perawat, Mbak Mia disuruh nemuin dokter di ruangannya," ucap Ani menyampaikan pesan yang ia terima."Oh... Baik, kalau begitu kita makan dulu, ayo Mas keluarin makanannya."Ali membuka kantong berisi mak

DMCA.com Protection Status