Share

Mulai dekat

Penulis: Wiens K
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah kejadian hari itu, Mia semakin dekat dengan Gilang. Pria itu tak lagi menghindar dan bersikap baik padanya. Gilang memang bukan pria brengsek yang meninggalkan wanita setelah apa yang mereka lakukan, dia punya rasa tanggung jawab dengan apa yang sudah ia perbuat.

"Kamu jadian sama, Mia?" tegur Robi.

"Gue ... ya, begitulah." Gilang tak menampik kedekatannya dengan Mia.

"Gue ikut senang, akhirnya lo laku juga." Robi tertawa.

"Sial*n lo!" Gilang meninju lengan Robi.

Sebenarnya Gilang sama sekali tidak ingat kejadian malam itu, dia hanya takut akan timbul masalah di kemudian hari gara-gara malam itu.

Kedekatan Gilang dengan Mia membuat para mahasiswi patah hati. Pemuda itu tak lagi sendiri, di mana ada Gilang di sana pasti ada Mia.

Wanita mana yang tidak silau dengan kekayaan, Gilang adalah tiket menuju ke sana. Tentu saja Mia tak melepaskan pria itu begitu saja.

"Gilang, nanti malam kamu mau ke klub?" tanya Mia sebelum pulang.

"Mmm ... belum tahu," sahut Gilang, dia tak mau wanita itu datang ke klub seperti kemarin.

"Aku ikut ya, bosan di rumah," rengek wanita itu.

"Aku belum tahu," elak Gilang sambil berlalu.

Kalau Mia nanti malam ikut semua bisa kacau, harusnya dia bisa mabok dengan tenang tanpa dia. Namun bukan Mia namanya kalau dia mudah menyerah.

Saat malam tiba wanita itu menyelinap keluar dari rumah, ia menghubungi Robi menanyakan keberadaannya, kemudian dia pergi ke klub untuk menemuinya.

Dentuman musik mengalun kencang membelah malam, para penikmat malam larut dalam hingar-bingar dunia malam. Ada yang bersama pasangan, ada juga yang mencari pasangan sekedar kencan semalam.

Mia turun dari taksi kemudian melenggang masuk klub, dia mencari Robi yang katanya sedang berada di tempat itu. Mata wanita itu akhirnya menangkap sosok pria yang sedang dicari.

"Rob!" Mia menepuk pundak Robi.

"Hai!" Robi tersenyum, dia asyik bergoyang mengikuti irama musik.

"Mana Gilang?" Mia tak melihat Gilang bersama Robi.

"Dia nggak jadi datang," sahut Robi santai sambil menenggak minumannya.

"Kok, kamu nggak bilang sih!" gerutu Mia kecewa.

"Kamu tadi nanya aku di mana, bukan nanyain Gilang." Robi malah asyik dengan alunan musik.

Mia sangat kecewa, ternyata Robi tidak bersama Gilang. Pria itu memesan segelas long island untuk Mia.

"Ayo minum, jangan manyun aja!" seru Robi.

"Nanti aku mabok," tolak Mia saat tahu minuman yang datang beralkohol.

"Ini manis, coba dulu!" Robi menyodorkan ke bibir Mia.

Mia mencoba dengan meminum sedikit, rasanya pahit, manis dan terasa panas di tenggorokan.

"Enak 'kan?" Robi tertawa melihat Mia mau mencoba minuman itu.

Tubuh Mia mulai terasa hangat, kepalanya mulai ringan, suara musik yang memekakkan telinga kini terasa enak didengar.

"Ini permen." Robi meminta Mia membuka mulutnya.

"Permen apa ini kok pahit?" Mia meminum minumannya menetralkan rasa pahit di mulutnya.

"Itu karena minuman ini, makanya permennya jadi terasa pahit."

Robi mengajak Mia menari ke hall, semakin malam wanita itu merasa tubuhnya begitu ringan. Entah kenapa malam ini ia merasa sangat bahagia.

"Gimana, asyik 'kan?"

"Asyik banget Rob!" pekik wanita itu senang.

Robi membawa Mia ke sudut gelap, berdansa sambil berpelukan. Tubuh Mia semakin panas, rasa aneh geli berbaur menjadi satu, dia ingin dipeluk dan dicumbu. Robi tersenyum melihat Mia belingsatan menahan napsu.

"Pulang yuk!" ajak Robi.

Wanita itu berjalan mengikuti Robi, saat mereka keluar dari pintu klub, Gilang masuk ke tempat itu, dia terkejut melihat Robi sedang bersama dengan Mia.

"Kalian di sini?" tegur Gilang.

"Gilang, kamu dari mana sih? Aku nungguin kamu dari tadi," rengek Mia langsung bergayut manja pada Gilang.

"Kamu mabok?" Gilang mencium aroma alkohol dari mulut Mia.

"Sedikit," jawab Mia sambil tertawa.

"Minum apa dia, Rob?" Gilang menatap teman prianya.

"Long island seperempat aja udah kayak gitu, makanya mau kuantar pulang, ya udah kalau gitu gua cabut ya bye ...." Robi meninggalkan Mia bersama Gilang.

"Eh ... Rob!" panggil Gilang bingung, akan tetapi Robi terus berlalu.

Gilang kesal pada Robi, sudah bikin Mia mabok, malah ditinggalin sekarang dia yang ketiban sial ngurusin wanita ini.

"Aku antar pulang," ujar Gilang memacu mobilnya ke rumah Mia.

Tiba di depan rumah, Mia malah menolak turun dari mobil. Wanita itu ingin melakukan hal lain bersama Gilang.

"Aku nggak mau pulang, kita ke hotel aja yuk!" ajak Mia tanpa rasa malu.

"Duh Mia, gue mau happy malah ngurusin elu, kampr*t!" umpat Gilang kesal.

"Please!" Mia memohon.

"Gue antar ke hotel, ya," ucap Gilang.

Mereka pergi ke sebuah hotel lalu memesan kamar, rencananya Gilang hanya mengantar Mia setelah itu ia akan pergi dari sana.

Setelah memesan kamar, Gilang mengantar Mia ke kamar, wanita itu memeluk lehernya dengan erat.

"Mia lepasin, aku mau pulang!" Gilang mencoba melepaskan pelukan tangan Mia.

"Sini aja," rengek Mia manja.

Mia sudah terpengaruh obat yang diberikan oleh Robi, pria itu bukan memberinya permen tapi obat perangsang. Obat itu membuat sensasi melayang dan menambah birahi.

"Aku mau kamu, Gilang," bisik Mia menciumi leher Gilang.

"Mia, apaan sih kamu!" Gilang mencoba menghindar.

"Aku nggak tahan lagi, Gilang!" Wanita itu melucuti pakaiannya sendiri.

Gilang yang memang belum pernah melakukan hal sejauh itu jantungnya langsung berdebar tak karuan, kemarin dia melakukan karena sedang mabok, apa seperti ini juga kelakuannya malam itu.

"Mia, sadar dong!" seru Gilang menepuk pipi Mia agar sadar.

"Aku sadar!" bentak Mia.

Kali ini dia berusaha membuka baju Gilang, pria itu mencoba menepis tangan Mia yang mulai menyentuh tubuhnya.

"Please ...."  Mia meminta Gilang diam dan membiarkan dia bekerja.

"Mia ...."

Gilang mendorong tubuh Mia, setelah berhasil lepas dari cengkramannya dia bergegas keluar meninggalkan wanita itu lalu pulang ke rumah. Gagal sudah acara dugemnya malam ini.

Wanita itu merebahkan tubuhnya yang hampir telanjang dengan perasaan kesal, marah. Rasa yang menggelora campur aduk menjadi satu. Dia kembali memakai pakaiannya, kemudian keluar dari hotel lalu memesan taksi. Saat itu dia hanya ingin mengejar Gilang.

Sampai di rumah Gilang uring-uringan, sudah dua kali Mia mengacaukan malamnya. Dulu hidupnya begitu tenang sebelum wanita itu masuk ke dalam dunianya. Sekarang mau bersenang-senang saja susah.

"Si*l!" umpat Gilang emosi.

Dia melempar kemejanya sembarangan, lalu menghempaskan tubuhnya di ranjang. Mencoba memejamkan mata melupakan kesialan yang telah ia lalui malam ini.

Bel pintu berbunyi berkali-kali, Gilang yang sudah terlelap tak mendengar suara bel di rumahnya. Dirga, papanya Gilang terbangun lalu bergegas memeriksa keluar.

"Siapa malam-malam begini bertamu?" gerutu pria itu.

"Mbak, Mas Gilangnya sudah tidur, besok aja ketemunya," bujuk satpam penjaga rumah.

"Aku mau ketemu Gilang!" Mia terus memencet bel pintu berkali-kali.

Pintu itu terbuka, Dirga membuka pintu dengan raut wajah kesal. Dia heran melihat seorang wanita muda sedang berdebat dengan satpam di depan pintu rumahnya.

"Ada apa ini?" seru Dirga melerai kedua orang di depan pintunya.

"Gilang!" Mia langsung memeluk Dirga yang ia sangka Gilang, wajah mereka memang mirip hanya berbeda usia.

"Kamu siapa?" Dirga berusaha melepaskan pelukan wanita itu.

"Gilang, kamu tega ninggalin aku di hotel ...." rengek Mia.

"Hah, hotel?" Dirga langsung syok, dia tak percaya putranya meninggalkan wanita di hotel dalam kondisi seperti ini.

Mia terus meracau bicara tanpa sadar, Dirga menyuruh satpam membawa wanita itu ke kamar tamu agar tak menimbulkan keributan di luar.

"Kasih dia minum susu!" Dirga memerintahkan pelayan memberi susu agar Mia sadar dari maboknya.

Setelah meminum susu Mia mulai tenang kemudian dia tertidur pulas, Dirga membiarkan wanita itu tidur di ruang tamu di temani pelayan rumahnya.

Pria tua itu memutuskan kembali ke kamar untuk beristirahat, besok pagi dia akan menanyai wanita itu apa yang telah terjadi, dan putranya Gilang harus menjelaskan padanya semua kekacauan ini.

***

Bab terkait

  • Akibat Cinta Terlarang   Tanggung jawab

    Setelah keributan yang terjadi tadi malam, pagi itu Dirga sudah menunggu Gilang di ruang makan. Gilang yang tidak mengerti kejadian itu langsung duduk menghampiri papanya dengan santai."Tadi malam kamu dari mana?" tanya Dirga mulai menginterogasi putranya."Biasa," jawab Gilang tanpa beban."Tadi malam ada wanita mabok nyariin kamu!" suara Dirga mulai meninggi, Gilang terkejut tak biasanya sepagi ini papanya marah-marah."Apa, siapa?" Gilang mengeryit bingung."Lihat di kamar tamu, wanita itu tidur sedang di sana!" Dirga menatap tajam putranya yang masih kebingungan.Mendengar ucapan papanya, Gilang bangkit dan memeriksa kamar tamu, betapa terkejutnya saat melihat Mia tengah tidur di kamar itu."Hah, Mia?" Gilang semakin bingung, dia kembali ke ruang makan dengan wajah tak berdosa."Pacarmu?" tanya Dirga sinis."Bukan, anu ...." Gilang semakin bingung menjelaskan tentang siapa Mia sebenarnya."Dia bilang kamu tin

  • Akibat Cinta Terlarang   Restu

    "Apa, menikah?" Ratih, ibu Mia terkejut mendengar ucapan pemuda yang baru saja diperkenalkan oleh putrinya."Maaf Bu, kami sudah ---" Gilang menunduk takut."Ada apa ini, Mia?" Wanita itu menatap putrinya yang malah tersenyum bahagia."Aku dan Gilang mau menikah, Bu. Tolong restui saja kami." Mia memohon pada sang ibu yang terlihat kecewa.Ratih membesarkan Mia seorang diri setelah kepergian suaminya. Dia putri satu-satunya yang menjadi harapan hidupnya, belum juga lulus kuliah dan mendapatkan kerja sekarang malah meminta restu untuk menikah.Meski penampilan Gilang terlihat baik dan mapan, Ratih ingin putrinya menjadi wanita mandiri. Bukan seperti ini yang ia rencanakan sebelumnya.Ratih meminta waktu untuk membicarakan hal ini berdua dengan putrinya, dia menyuruh Gilang pulang, dan akan memberi keputusan nanti.Setelah Gilang pergi, Ratih menatap putrinya dengan lekat, mencoba memahami apa sebenarnya yang dia inginkan."Apa y

  • Akibat Cinta Terlarang   Menikah

    Hari bahagia itu akhirnya tiba, hari di mana Mia dan Gilang mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Mia lah yang paling berbahagia, impian hidup bergelimang harta sudah menjadi kenyataan, sementara Gilang harus menelan pil pahit yang akan ia jalani seumur hidup.Pesta pernikahan diadakan dengan sangat mewah di salah satu hotel bintang lima, beberapa mahasiswi yang dulu mengidolakan Gilang harus kecewa saat mendengar kabar pernikahan pria yang menjadi idaman mereka.Mereka langsung terbang berbulan madu ke pulau dewata setelah acara resepsi pernikahan selesai. Semua sudah diatur oleh Dirga, Gilang hanya tinggal melaksanakan.Turun dari pesawat, mereka langsung diantar kesebuah villa mewah, Mia sangat bahagia ini kali pertama dalam hidupnya tidur di villa semewah ini. Dia langsung memeriksa ruangan dan sekitar, kamar tidur yang dihias dengan mawar merah berbentuk hati serta sebuah ucapan selamat dari pihak villa, ada juga kolam renang private, Dirga benar-ben

  • Akibat Cinta Terlarang   Hidup baru

    "Mia pulang dulu, Bu," pamit Mia pada sang ibu setelah melepas rindu."Ingat pesan Ibu, jadilah istri yang baik, berbakti pada suami juga mertuamu," pesan Ratih pada putrinya sebelum pergi.Tak lupa Ratih membawakan rendang kesukaan besannya sebagai ucapan terima kasih. Wanita itu juga berpesan pada Gilang agar menjaga putrinya dengan baik."Baik, Bu. Kami pulang dulu," pamit Gilang sambil mencium tangan Ratih sebelum pulang.Tak ada hal yang paling menyenangkan selain melihat putrinya bahagia, meski awalnya dia sempat kecewa dengan keputusan Mia. Kini Ratih merasa lebih tenang, setidaknya apa yang diinginkan oleh Mia sudah menjadi kenyataan.Rupanya Dirga sudah pulang dan sedang bersantai di ruang keluarga saat mereka tiba di rumah. Mia langsung menyapa lalu mencium tangan mertuanya dengan hormat."Dari mana kalian?" tanya Dirga pada putra dan menantunya."Dari rumah Ibu, ini dibawain rendang kesukaan Om sama Ibu." Mia menunjukkan bu

  • Akibat Cinta Terlarang   Merintis usaha

    "Gimana Bro, jadi kita mau buka usaha?" tanya Robi saat bertemu Gilang."Ya jadi dong, gue sekarang udah punya istri nanti kukasih makan apa kalau gue nggak punya kerjaan," sahut Gilang."Gue kira lo nggak serius sama, Mia." Robi terkekeh."Awalnya gitu, tapi kulihat dia baik, papaku juga sayang sama dia, ya sudah lah lo tau kan gue pria yang nggak neko-neko kalau soal cewek.""Gue tahu lo dengan baik, Bro. Berapa cewek yang kamu pacarin selama ini, dan gue tahu lo bukan cowok brengsek, meski lo sering diselingkuhin sama cewek lo." Robi kembali tertawa diikuti Gilang.Mereka sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMP, Robi mengenal baik sahabatnya itu mereka hanya suka mabok tapi tidak pernah bermain perempuan.Awal Gilang mulai mabok gara-gara diselingkuhin sama pacarnya waktu SMA, dia berusaha melupakan wanita itu dengan mabok setiap malam. Ditambah lagi kepergian mamanya yang membuatnya merasa sangat kehilangan.Untuk urusan bercin

  • Akibat Cinta Terlarang   Salah sasaran

    Siang itu Gilang menemui papanya di kantor dia mengutarakan niat untuk membuka pub di hotel Grand Hill. Melihat putranya begitu bersemangat, Dirga mendukung rencana Gilang."Jadi butuh biaya berapa, nanti kabari Papa," tukas Dirga, Gilang sangat senang mendapat dukungan dari papanya.Hari-hari Gilang sibuk mempersiapkan usahanya, dia sering keluar membuat Mia merasa kesepian, setiap malam tidur sendirian. Di tambah lagi libidonya yang tinggi sering membuat ia gelisah.Sebagai seorang istri dia ingin merasakan kehangatan dan kebahagia di ranjang. Masa pengantin baru berlalu begitu saja, kadang saat merasa kesepian dia menyentuh, meraba bagian tubuhnya memuaskan hasratnya sendiri.Malam itu dia tak tahan hasratnya terlalu menggebu hingga tak bisa memejamkan mata. Mia keluar dari kamar, pergi ke dapur mengambil minuman dingin di kulkas, lalu duduk di ruang keluarga menonton TV menghibur diri.Dirga yang belum terlelap mendengar lamat-lamat suara TV, p

  • Akibat Cinta Terlarang   Hasrat terlarang

    Setelah memarkir mobil Dirga langsung turun dan bergegas masuk ke rumah, Mia memperhatikan wajah mertuanya yang memerah penuh keringat, pria itu juga terlihat gelisah. "Om, sakit?" Mia mengikuti sampai ke kamar. "Kayaknya masuk angin," sahut Dirga melucuti pakaiannya yang basah dengan keringat. "Mau dikerokin?" tawar Mia cemas, tidak biasanya Dirga seperti itu. "Nggak usah, Om mau istirahat aja." Suara Dirga terdengar berat seperti menahan sesuatu. Mia meninggalkan Dirga, setelah wanita itu pergi ia ke kamar mandi mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Namun senjata tuanya malah tegang dan berdenyut hebat. Cukup lama berdiri di bawah kucuran air shower, menunggu sampai juniornya kembali tidur, akan tetapi juniornya seolah melawan. Di dalam kamar Mia memakai baju tidur, menyemprot parfum dan body cream ke seluruh tubuh. Bersiap menyambut Gilang pulang agar saat dia mencium aroma wangi tubuhnya selanjutnya --- Mia merinding membayan

  • Akibat Cinta Terlarang   Aniversary

    Semenjak kejadian itu tanpa sepengetahuan Gilang, Mia setiap malam rutin tidur di kamar papanya, jam dua malam dia baru pindah ke kamar sebelum suaminya pulang. Pasangan beda usia itu menikmati malam-malam penuh dosa selayaknya pasangan muda yang sedang dimabuk cinta. Dirga tak bisa menolak godaan menantunya yang selalu masuk ke kamar dengan pakaian seksi, kadang sengaja tanpa mengenakan dalaman dan langsung menyerang Dirga. Wanita itu selalu ketagihan untuk bercinta dengan Dirga, tak hanya mendapat kepuasan, Dirga juga memanjakan Mia dengan uang. Dia sangat royal sebagai ganti atas pelayanan panas yang ia dapatkan setiap malam. "Sayang, mau dipijitin," rengek Mia manja saat di kamar Dirga. "Dipijitin pakai tangan apa bibir?" goda pria tua itu nakal. "Mau dua-duanya." Mia menarik tali kimononya lalu melepaskan begitu saja. Dia sudah terbiasa tampil polos di depan mertuanya tanpa rasa malu lagi, mata tua itu berbinar melihat pem

Bab terbaru

  • Akibat Cinta Terlarang   Putusan

    Empat puluh hari telah berlalu, Mia mulai menata kembali hidupnya setelah kehilangan sang ibu, sekarang bisa bebas bertemu dengan Bintang membuatnya bertahan menghadapi apapun yang akan datang. "Gilang, hari minggu aku mau ajak Bintang nonton sebelum aku balik ke panti." Mia menghubungi mantan suaminya. "Boleh, mmm... apa kamu siap ketemu sama Ali?" Hati Gilang tiba-tiba bergemuruh mendengar Mia mau kembali ke panti. "Siap-siap saja, toh dia sudah bersama istrinya.""Kalau ada apa-apa kabari aku, ya.""Tenang dia tak akan menggangguku," hibur Mia sebelum mengakhiri percakapan. Di kantornya Gilang tengah merenung sambil memainkan ponsel, ia sedang menunggu kabar dari pengacara yang mengurus perceraiannya. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan, dia merubah posisi duduk saat asisten membuka pintu dan mempersilahkan seorang pria masuk. "Silahkan, sudah ditunggu sama Bapak," ucap wanita cantik itu kemudian mengangguk pada Gilang memberi hormat sebelum pergi. "Ah... Pak Thomas, apa

  • Akibat Cinta Terlarang   Perdamaian

    Sesuai janjinya Gilang membawa Bintang ke rumah Mia, pertemuan itu membuat Mia sangat bahagia, kehadiran putranya mampu menghapus duka dan kecewa.Meski awalnya Bintang canggung, kesabaran Mia membuat anak itu akhirnya mulai akrab dengannya. Setelah acara doa selesai mereka berbincang di ruang tamu, Bintang menyukai pesawat mainan yang dibeli Mia untuknya. "Terima kasih sudah membawa Bintang ke sini," ucap Mia pada Gilang. "Seharusnya aku misahin kalian," desah Gilang penuh sesal. "Kamu membesarkan dia dengan baik, buktinya dia sehat.""Mmm... Aku, aku tidak pernahbersamany, karena dulu aku benci dengannya.""Aku mengerti, ucapkan terima kasihku pada istrimu yang sudah merawat anakku dengan baik."Ucapan Mia membuat Gilang membelalakkan mata, dia tidak nyaman dengan sebutan istri untuk Tini. "Om... Pulang, yuk!" rengek Bintang. Kedua orang dewasa yang pernah menjadi pasangan suami istri itu saling tatap, kemudian keduanya sama-sama tersenyum. "Bintang sudah ngantuk, ya?" Mia me

  • Akibat Cinta Terlarang   Menghibur diri

    Adzan subuh membuat Mia terbangun, ia baru sadar ada orang yang tidur di sampingnya, pelan-pelan ia turun dari ranjang agar tak membangunkan Gilang yang tertidur pulas. Setelah mandi Mia melakukan salat subuh, lalu ke dapur membuat teh, sambil menunggu tehnya dingin ia mengecek ponsel dan menghapus nomor Ali dari penyimpanan nomor kontak. Dia tak mau mengulang kesalahan yang sama lagi, saat ini dia hanya ingin sendiri menjalani hidup ini dengan damai, menenggelamkan waktu dengan mengurus panti. Sambil menyeruput teh hangat pikiran Mia berkelana, sepertinya Tuhan belum mengijinkan ia untuk bahagia, setelah kehilangan ibu kini ia menelan pil pahit saat tahu kenyataan saat pria yang ia anggap bisa membuka hati ternyata mempunyai istri. "Kamu baik-baik saja kan?" suara Gilang mengagetkan Mia. "Yah... Aku gak apa-apa, kamu nggak pulang?" Gilang ikut duduk, Mia langsung mengambil gelas dan membuatkan teh untuk Gilang. "Tadi malam aku mau pulang tapi kunci mobil nggak tahu nyelip di m

  • Akibat Cinta Terlarang   Akhir dari sandiwara

    Ali memacu mobilnya seperti orang kesetanan, dia tak peduli kalaupun mobil mereka nanti menabrak sesuatu, harga dirinya telah diinjak-injak dan rasa cemburu membakar dadanya melihat Gilang memeluk Mia dan mengakui sebagai istrinya.Puspita yang duduk di samping bergidik ngeri menahan napas sambil berpegangan erat pada kursi, dia benar-benar takut mati, perjalanan itu seperti perjalanan terakhir baginya. Ali tak bicara sepatah katapun dia hanya fokus pada jalanan dan emosi yang mendidih di kepala.Sementara itu Mia berbaring dengan tubuh meringkuk membelakangi Gilang yang masih duduk menemani, pria itu berencana pergi kalau Mia sudah tertidur.Jam dua belas malam Gilang memeriksa ponsel dan mendapatkan sebuah pesan dari Robi yang ternyata sudah pulang duluan, dalam hati ia mengumpat kesal karena ditinggal pulang.Mia sudah tertidur dengan tenang, pelan-pelan Gilang berdiri lalu mematikan lampu kamar sebelum pergi, dia terkejut saat membuka pintu semua sudah gelap. "Hah... gelap semua

  • Akibat Cinta Terlarang   Tamu tak diundang

    Acara berlangsung kidmat, Mia juga sudah bisa mengendalikan diri kedatangan Fatimah menjadi penyejuk sekaligus penenang buatnya.Usai acara tamu satu persatu pulang, tinggal Robi, Gilang, Ali, Yusuf, Fatimah dan Ani. Mereka pun bahu membahu menyusun kursi dan meletakkan di teras, agar mobil bisa parkir di dalam, tenda dan kursi memang dipinjamkan sampai acara tahlil selesai setiap ada warga yang membutuhkan.Ke empat pria itu kembali berbincang di teras, sementara Mia, Fatimah dan Ani berada di ruang tamu."Mbak Ani baiknya istirahat, kamu sudah capek seharian bantuin, pakailah kamar belakang buat tidur," ucapa Mia."Baik Mbak, kalau begitu saya istirahat dulu. Oh... ya besok Mbak Mia mau dimasakin apa? Saya mau ke pasar sekalian ambil baju di warung.""Ah... apa aja, tolong ambilkan tas di kamar saya," pinta Mia."Pakai ini aja." Tiba-tiba Ali berada di pintu mengeluarkan dompet lalu mengambil lima lembar uang berwarna merah."

  • Akibat Cinta Terlarang   Firasat Fatimah

    Sebelum memulai percakapan dengan Gilang, Mia menghela napas, mencoba mencairkan suasana canggung di antara mereka."Terima kasih atas kedatanganmu, andai Ibu melihat dia pasti sangat senang.""Ibu orang baik, aku tidak bermasalah dengannya, ini sebagai wujud penghormatan terakhirku pada beliau.""Aku ikut senang mendengar kamu sudah menikah, semoga kamu berbahagia." Mia tersenyum."Itu... hanya sebuah kebetulan, tidak ada yang tahu soal itu, bahkan Robi juga tidak tahu." Gilang menghela napas kemudian berjalan ke jendela memandang keluar."Kenapa bisa begitu?" Mia memandang punggung Gilang yang sengaja membelakanginya."Apa dia tidak cerita, pria yang bersamamu waktu itu?""Dia hanya cerita kalau kamu menikahi calon istri yang dijodohkan oleh orang tuanya, hanya itu.""Memang begitu, pengasuh Bintang tiba-tiba pulang, kamu ingat waktu aku menuduhmu membawa Bintang, saat itu Bintang pergi dari rumah mencari pengasuhnya jadi aku

  • Akibat Cinta Terlarang   Canggung

    Gilang dan Robi ikut mengiringi mengantar jenazah almarhum Ratih ke pemakaman, mereka mengikuti semua prosesnya karena tak tega melihat Mia yang sangat terguncang. Sepanjang prosesi hanya menangis, bagai robot tak bernyawa tidak tahu harus bagaimana. Usai menabur bunga di pusara sang bunda, Mia kembali meraung memeluk batu nisan, Gilang berjalan mendekati Mia, tetapi langkahnya terhenti saat seorang pria telah lebih dulu merengkuh tubuh Mia dan memeluknya. Pria itu sedari tadi ada di rumah Mia, Gilang tidak kenal dengannya. Melihat pemandangan itu timbul tanya di dalam dada, tapi di saat seperti ini tak mungkin ia mencari tahu siapa dia. Robi menepuk pundak Gilang, dengan isyarat ia bertanya tentang pria itu, Gilang menggelengkan kepala karena tidak tahu siapa pria tampan berbadan tegap yang bersama Mia. "Kamu nggak kenal?" bisik Robi agar tak didengar orang lain. "Lah... elu yang ngobrol sama dia dari tadi, gimana sih?" sahut Gilang sewot, ad

  • Akibat Cinta Terlarang   Kehilangan

    Ratih terjaga karena perutnya sangat sakit, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, melihat putrinya tidur di pangkuan Ali yang juga sama-sama terlelap.Wanita itu tersenyum sambil menahan sakit yang luar biasa, dia tak ingin putrinya tahu kalau dia sedang kesakitan."Tuhan, jika sudah waktuku aku sudah siap, putriku sudah menemukan pria pelindungnya aku titipkan dia padamu," bisik Ratih pelan.Dengan sangat pelan dia mengambil obat yang ada di samping tempat tidur lalu meminumnya, sebisa mungkin dia tak mengeluarkan suara agar putrinya dan Ali tidak terbangun. Untuk beberapa saat sakitnya mulai berkurang, Ratih kembali berbaring sambil menatap putrinya.Hawa dingin datang menusuk tulang suasana kamar menjadi sedingin kulkas, sosok putih lamat-lamat berjalan mendekat seorang pria datang dan duduk di tepi ranjang menatap Ratih sambil tersenyum ramah."A-ayah ...." suara Ratih tercekat melihat sosok pria yang ternyata suaminya.P

  • Akibat Cinta Terlarang   Cinta dan luka

    Mia melangkah masuk ke rumah sakit beriringan dengan Ali, mereka saling berpegangan tangan sambil berbincang hangat menuju ruang perawatan.Saat masuk ke dalam kamar, nampak sang ibu sedang disuap oleh wanita yang menaninya, melihat putrinya masuk bersama Ali, Ratih tersenyum bahagia."Ibu sudah bangun?" sapa Mia dia pun melepaskan tangan Ali berjalan mendekati sang ibu."Kamu sudah datang, harusnya tadi istirahat aja di rumah, ada Ani yang temani Ibu di sini, kalian pasti capek.""Ah... Nggak kok Bu, justru kasihan kalau Ani jagain Ibu di sini. Namamu Ani, maaf kita belum kenalan, ayo kita makan aku tadi beli rice bowl." Mia mengajak wanita muda yang membantu ibunya makan bersamanya."Tadi ada pesan dari perawat, Mbak Mia disuruh nemuin dokter di ruangannya," ucap Ani menyampaikan pesan yang ia terima."Oh... Baik, kalau begitu kita makan dulu, ayo Mas keluarin makanannya."Ali membuka kantong berisi mak

DMCA.com Protection Status