...Bibi Zhang langsung mengerti arti sentuhan Shen Yiyi. Setelah, dia mengusap setitik air yang sempat lolos dari kelopak matanya, bibi Zhang lalu memandang sang nona dan menantikan apa yang akan dikatakannya.“Bibi, sekarang kita belum bisa memastikan dengan pasti bahwa kue pada makanan itu beracun. Untuk itu, sekarang lihatlah ke bagian-bagian lain untuk memastikan. Dan beritahukan kepadaku jika kau menemukan sebuah petunjuk,” ucap Shen Yiyi mengarah kepada kondisi kucing-kucing liar lainnya.“Baik, Nona.” Secepat kilat bibi Zhang langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh sang nona kepadanya. Dengan detail, wanita tua itu langsung menyisir tempat-tempat yang biasanya disinggahi oleh para kucing liar itu.Dan sementara bibi Zhang mencari petunjuk, Shen Yiyi masih berdiri disitu guna mengamati tanda-tanda kematian yang bisa dilihatnya. Hanya saja, setelah dia beberapa waktu berdiri disana, dia tidak merasakan adanya sebuah kejanggalan.Mulut kucing itu terlihat normal tanpa ad
Pagi-pagi benar, Shen Yiyi menyuruh orang untuk membawa dua bungkusan itu ke laboratorium di pusat kota S. Sementara hasilnya belum keluar, Shen Yiyi memilih untuk menunggu di rumah dengan sedikit rasa khawatir di dalam dadanya.“Nona, berapa lama hasilnya akan keluar?” Bibi Zhang berdiri di samping Shen Yiyi yang sedang duduk di atas sofa. Posisi mereka saat ini sedang berada di ruang tamu sehingga bibi Zhang harus berbisik supaya orang-orang lain tidak mengetahuinya.Mendengar pertanyaan itu, Shen Yiyi hanya menggeleng. Dia sendiri tidak tahu kapan hasil itu akan keluar. Tetapi jika dilihat dari kecepatan laboratorium itu bekerja, Shen Yiyi bisa memastikan bahwa hasil itu akan keluar sebelum waktu makan siang.“Bibi Zhang, apakah tidak ada lagi pemberian dari keluarga Wei selain parcel ucapan selamat dan buah-buahan itu?”Shen Yiyi menatap bibi Zhang untuk memastikan. Gadis muda itu benar-benar takut jika Wei Yuna menyelipkan hal lainnya ke kediamannya sehingga Shen Yiyi ingin memas
...Keesokan harinya, Shen Yiyi memutuskan untuk menemui pria bermarga Han bersama dengan sopir Ding. Kemarin lusa, Han Suo telah dengan jelas memberitahukan permintaannya bahwa jika Shen Yiyi menginginkan data-data penting dari Kelopak Teratai, maka putri kediaman Shen harus menemuinya secara pribadi.Dari permintaan Han Suo, Shen Yiyi sebenarnya sudah bisa mengerti maksud dari perkataan itu. Han Suo bukanlah orang yang jahat dan dia juga bukan tim dari sepupu jahatnya. Dan menurut dari pengakuan Han Suo sendiri dari dua hari lalu, sudah jelas sekali bahwa pria muda bermarga Han itu benar-benar menyukainya. Jadi Shen Yiyi berpikir bahwa Han Suo tidak akan mungkin menyakitinya. Hingga pada akhirnya, Shen Yiyi memenuhi undangan dari Han Suo untuk berjumpa di kediamannya.Mobil yang ditumpangi Shen Yiyi akhirnya melesat dari Kediaman Shen menuju ke alamat yang sudah didapatkannya dua hari lalu dari paman Fang. Dan setelah Shen Yiyi menempuh 1,5 jam perjalanan, tidak lama kemudian samp
...Han Suo langsung menutupi kekesalannya. Shen Yiyi memang tidak mengenalinya sehingga Han Suo langsung mempersilahkan Shen Yiyi untuk duduk supaya mereka dapat mengobrol untuk mengurangi kecanggungan diantara mereka.“Apakah Nona Shen datang sendiri hari ini?” Han Suo terlihat mendahului Shen Yiyi dan duduk di atas sofa pada ruang tamu itu. Dengan juluran tangannya, Han Suo lalu mempersilahkan ‘kekasihnya’ itu untuk duduk dan mengobrol dengannya.“Iya. Saya datang sendiri seperti permintaan Tuan Han.” Shen Yiyi-pun menurut. Sambil mengikuti arah tangan Han Suo, Shen Yiyi berjalan perlahan, lalu kemudian dia duduk di seberang Han Suo, pada sofa panjang yang berjarak hanya 1,5 meter darinya.Ada sebuah senyuman getir di sudut bibir Han Suo sebelum dia menutupinya. ‘Sesuai permintaan anda’ bukanlah kata yang ingin didengar oleh Han Suo ketika dia berjumpa dengan wanita yang disukainya setelah mereka terpisah selama bertahun-tahun.Tapi apa daya. Shen Yiyi benar-benar tidak mengenali
...“Tuan Han….” Beberapa orang terlihat sedang menenteng kamera dan perlengkapan syuting ditangan mereka. Karena terkejut dengan kehadiran sosok dewi di kediaman Han, salah satu dari mereka sampai hampir menjatuhkan apa yang dia bawa sebelum temannya yang lain menolongnya untuk memegang barang-barang itu.“Er…. Apakah kedatangan kami mengganggu Tuan Han?” Situasi menjadi cukup canggung. Para tim produksi dari PH lain itu hari ini memang sengaja datang untuk menanda-tangani kerjasama dengan Yuan Xi. Hanya saja mereka tidak menyangka jika mereka akan berjumpa dengan sesosok dewi di dalam kediaman CEO dari Yuan Xi.Lima orang tim yang datang itu langsung ingin pamit undur diri dari kediaman Han. Mereka merasa tidak enak jika kedatangan mereka mengganggu waktu Han Suo dengan ‘kekasihnya’. Hanya saja, sebelum mereka pergi, Han Suo mencegah mereka. “Oh, tidak masalah. Silahkan masuk. Pelayan Fang yang akan membantu menjelaskan perihal kerjasama itu.”Mereka semua mengangguk setelah mend
...Shen Yiyi terdiam mendengar pertanyaan yang mengejutkannya itu. Tinggal bersama Han Suo jelas adalah sesuatu yang tidak akan mungkin dilakukannya karena dia sudah menikah dengan kakak Mu-nya. 'Lalu bagaimana caranya dia menjawab pertanyaan semacam itu?' batinnya.Shen Yiyi lalu mulai membuka mulutnya untuk berbicara dengan serius. Namun, sebelum dia bisa mengeluarkan kata-kata, Han Suo telah terlebih dahulu menyelanya dengan mengatakan hal lainnya.“Aku memiliki hadiah untukmu.” Han Suo lalu mengambil kotak hitam berpita pink disampingnya. Kotak itu sebelumnya memang sudah diletakkan di atas meja. Akan tetapi tadi, ketika pelayan Fang datang memberikan perlengkapan menyeduh teh, Han Suo memindahkan kotak itu ke atas sofa di dekatnya.Shen Yiyi sedari tadi memang tidak berfokus kepada kotak itu. Dia hanya memikirkan cara mendapatkan informasi tentang Lan Yuo sehingga dia baru menyadari bahwa Han Suo telah menyiapkan sebuah hadiah untuknya.“Yiyi, ambil-lah.” Sekali lagi Han Suo m
...Shen Yiyi mengalihkan jemarinya dari jepit rambut itu. Sesaat, Shen Yiyi tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Apakah dia akan berhenti sampai disini? Ataukah dia harus meladeni tuan Han itu? Batinnya sebelum Han Suo kembali menemuinya.“Yiyi, apa kau sudah lapar?” Han Suo segera bertanya setelah semua kru tim produksi sepenuhnya pergi dari sana. Dia terlihat menggulung kemeja bergaris biru yang dipakainya sembari dia berjalan menuju ke laci di ruang tamu itu untuk mengambil dompet kulit sebelum dia memasukkannya pada saku belakang celananya."Kira-kira tempat mana yang kau suka? Hm?" Han Suo tidak langsung melihat Shen Yiyi. Setelah dia mendapatkan dompet miliknya, kedua tangannya terlihat meraba di dalam laci itu untuk mengambil sebuah benda yang menyerupai kunci mobil.Shen Yiyi belum sempat membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan yang di dengarnya. Akan tetapi Han Suo terlebih dahulu memanggil pelayan Fang dan berbicara kepada pelayan itu mengenai cara reservasi di rest
...Shen Yiyi mengikuti Han Suo untuk masuk ke lobi Hotel Chin Yin. Lobi hotel itu tampak begitu luas dan mewah dengan sofa-sofa berwarna merah yang ditata rapi saling berhadapan dengan meja-meja berbentuk persegi empat diantara sofa-sofa itu. Sekilas, Shen Yiyi melihat, ada beberapa orang yang sedang melakukan pertemuan disana. Akan tetapi, Shen Yiyi tidak terlalu memperhatikannya karena dia diajak berbincang oleh Han Suo yang tiba-tiba menawarkan bantuannya lagi.“Yiyi, apakah tasmu berat? Aku akan membantumu membawanya. Hm?” Han Suo memelankan langkahnya sebelum akhirnya dia mengambil tas dari tangan Shen Yiyi.“Tuan Han, eh tidak perlu,” Shen Yiyi merasa bingung. Tas berwarna hijau dengan garis kuning itu telah berpindah tangan dengan begitu cepat tanpa dia bisa mencegahnya. Bahkan, saat ini, Han Suo sudah menenteng tas itu di bahunya sehingga Shen Yiyi tidak mungkin untuk merebutkan karena hal itu hanya akan menarik perhatian semua orang disana.Han Suo berjalan dengan begitu s