.
.
.
“Jleb!”
Sebutir peluru tajam berukuran sangat kecil menancap kuat di lengan wanita itu. Tubuhnya seketika terhenti dan pisau pada genggamannya langsung terjatuh sama seperti sebelumnya.
“Tidak!” seru Shen Yiyi.
Melihat tragedi di hadapannya, Shen Yiyi tertegun dengan kedua mulut yang tertutup rapat. Sebuah peluru tiba-tiba saja datang entah dari mana dan menyasar tubuh Ren Xi. Dan sekarang, tubuh waniita arogan itu sudah tersungkur ke tanah dan sepertinya wanita itu langsung tidak sadarkan diri.
Shen Yiyi tidak bisa menyembunyikan ketakutannya. Di tempat itu, pasti ada orang-orang jahat yang memegang senjata. Tidak! Apakah mungkin, mereka juga akan membunuhnya?! Batinnya mulai melayangkannya pandangannya pada wilayah yang sepi disekelilingnya.
Hingga beberapa detik kemudian, Shen Yiyi dapat merasakan pergerakan dari lingkungan disekitarnya. Daun-daun mulai berbunyi dan ada suara-suara gesekan diser
...Shen Yiyi tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Jujur saja, ini adalah pertama kalinya dia melihat sisi lain dari Mu Shenan. Selama ini, Shen Yiyi menganggap bahwa Mu Shenan adalah seorang CEO dingin pada umumnya. Tetapi para pria bersenjata itu cukup menjelaskan bahwa ada sisi tersembunyi dari pria itu yang belum diketahuinya.“Tidak!” seru Shen Yiyi menimpali perintah itu. “Kau ingin membunuhnya? Mu Shenan, apa kau sudah gila?!” ucapnya dengan lantang."Shen Yiyi!" gertak Mu Shenan, "Dia mau membunuhmu, apa kau lupa?" balas pria itu seraya memandang lekat isterinya dengan muka memerah."Aku tidak lupa. Tapi aku juga tidak mau kalau kau membunuhnya," sahut Shen Yiyi kepadanya.Kedua mata mereka saling bertemu. Hanya saja mereka ada dalam dua kubu yang berlawanan. Yang seorang ingin membunuh dan yang lain ingin menyelamatkan wanita itu.Melihat keduanya, para snipers mirrors menjadi kebin
...Nyonya besar tua begitu senang. Dia sudah meminta asisten Bai untuk menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan oleh pasangan disana. Dan sekarang, semua barang itu sudah berada di atas kapal dan Nyonya Besar Tua siap untuk memeriksanya.“Asisten Bai, apa kau sudah membawa semua bahan makanan?” tanya sang Nyonya Besar Tua kepadanya.“Sudah Nyonya,” jawab asisten itu. “Dari makanan berat, makanan ringan, bahkan penambah stamina, semua sudah ada disana, Nyonya” imbuhnya dengan bersemangat.“Bagus! Memang minuman stamina itu yang paling penting untuk saat ini,” timpal Nyonya Besar Tua, “Lalu perlengkapan untuk tidur, apa kau sudah menyiapkannya?”“Tentu saja Nyonya. Sudah ada kasur, selimut tebal dan juga… ehem!” asisten Bai memberi jeda sebelum melanjutkan perkataannya, “Baju tidur sexy seperti permintaan anda. Semua sudah ada di atas kapal,” sahut Asisten Bai sedikit malu-malu.“Haha… Bagus! Bagus!” ucap Nyonya Besar Tua. “Setelah ini, kedua anak itu pasti akan berterima kasih
...Mendapatkan hadiah pernikahan? Itu adalah hal yang terus terngiang di kepala Shen Yiyi sejak siang hari ini. Bagaimana tidak, selama ini dia tidak tahu bahwa Mu Shenan telah menyiapkan hadiah pernikahan untuknya. Bahkan, hadiah itu sudah disiapkan sesaat sebelum mereka menikah dua tahun lalu.Bukankah itu artinya, sejak awal, Mu Shenan memang bersungguh-sungguh dengan pernikahan mereka?! Hanya saja, pria itu pasti berubah dingin pada saat Shen Yiyi merubah wujudnya menjadi wanita gila sesuai arahan dari Wei Yuna.Sembari mendudukkan dirinya di kursi yang ada di samping kamar hotelnya, Shen Yiyi terlihat membuka map yang berisi dokumen kepemilikan aset yang dilimpahkan atas namanya dua tahun lalu itu. Selama ini, dokumen itu rupanya ada di tangan pengacara Su, dan baru diserahkan kepadanya siang tadi sesaat setelah Hotel Hainan Bay diresmikan tadi siang.Jika demikian, bukankah selama ini dirinya telah salah paham dengan Mu Shenan?! Ya, selama ini, dia mengira bahwa Mu Shenan men
...Di dalam sebuah ruangan gelap, Mu Shenan memandang gelas whizkinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Beberapa kali, dia mencoba menggoyangkan alcohol di dalamnya hanya untuk melihat gelembung-gelembung kecil dari dalam gelas itu untuk naik ke permukaan. Cukup lama dia melakukan hal itu. Hingga pada akhirnya, sebuah kata terucap dari bibir tipisnya.“Cari tahu, apa saja yang terjadi pada wanita itu selama ini,” tuturnya kepada asisten Bai yang juga ada disana.“Siap Tuan!” sahutnya seraya menyambar ponsel untuk menghubungi orang-orang dalamnya.Masih tetap terpaku pada gelembung whizki itu, Mu Shenan tidak dapat mengusir pikiran yang saat ini tengah menguasai pikirannya.Bagaimana tidak, selama ini, dia tidak tahu apa-apa mengenai kehidupan wanita itu. Bukan karena dia tidak bisa, melainkan karena dia sebelumnya memang tidak perduli dengannya.Namun, kejadian di pulau wisata Hainan cukup mengguncangnya dengan keras manakala Shen Yiyi mengalami sebuah serangan. Apalagi, Mu Shen
...Sementara itu, di hotel Hainan Bay, kabar tentang Ri Yin telah sampai ke telinga Shen Ara. Dia begitu geram dan marah karena rupanya penyanyi suruhannya itu tidak becus melakukan perintah yang sudah diberikannya. Pantas saja, setelah menunggu selama dua hari penuh, dia tidak kunjung mendapatkan berita duka cita seperti yang diharapkannya.“Brengsek!” gerutu Shen Ara di dalam hotel Hainan Bay.“Kenapa Nyonya?” tiba-tiba sebuah suara dari balik selimut tebal hotel itu mengejutkan Shen Ara begitu saja.“Tidak, bukan apa-apa,” sahutnya sedikit membetulkan pakaian tidurnya itu. “Besok, temani aku menemui penyanyi itu,” terangnya lagi.“Baiklah, Nyonya,” jawab pria itu kembali seraya menyentuh tangan Shen Ara untuk sekedar memberikan wanita paruh baya itu ketenangan.“Nyonya, tidurlah. Apa yang anda harapkan akan terjadi. Tidakkah anda ingat bagaimana anda menyingkirkan sang Nyonya di kediaman Shen?” kata pria itu seakan mengingatkan akan keberhasilan Shen Ara menyingkirkan isteri Sh
...Shen Ara segera bertindak. Pagi-pagi benar, dia segera meluncur ke tempat dimana Ren Xi dirawat. Meskipun ya, dia sangat yakin bahwa Ren Xi tidak akan membuka mulutnya. Tetapi dia merasa harus memastikannya.Segera setelah ia sampai disana, Shen Ara langsung masuk ke rumah sakit yang telah dijaga dengan ketat itu.“Selamat pagi, Nyonya. Ada keperluan apa?” kata seorang penjaga keamanan yang tiba-tiba menghentikannya.Karena keberadaan Ren Xi, keamanan di rumah sakit itu diperketat. Tidak ada satu wartawanpun atau orang tidak berkepentingan yang di-ijinkan masuk sehingga mereka harus memeriksa setiap pengunjung yang datang. Meskipun demikian, hal itu tidak berpengaruh kepada Shen Ara. Dengan kecerdikannya, tidak perlu baginya untuk berbicara lama-lama dengan penjaga dihadapannya.“Saya ingin periksa penyakit jantung. Saya sudah mendaftar dengan dokter Ho. Apakah ada kendala?” kata Shen Ara yang langsung dijawab oleh penjaga itu.“Oh Dokter Ho. Baiklah, silahkan masuk,” kata penja
...Tidak hanya tinggal diam, Shen Yiyipun tergerak untuk melakukan penyelidikan. Semenjak semalam, dirinya tidak bisa tidur karena memikirkan check dengan nominal 100 juta Yuan yang berhasil dibawanya itu. Sehingga, pagi-pagi benar, dirinya datang ke Bank untuk mencari informasi mengenai check yang digunakan Shen Ara untuk menyewa Ren Xi itu.“Halo, selamat siang,” katanya kepada petugas yang sudah menunggunya, “Apakah check ini valid?” imbuh Shen Yiyi seraya menyodorkan check itu kepada petugas di depannya.Sekilas, petugas itu terbelalak. Nominal itu sangatlah besar. Sehingga dia kemudian memanggil sang manajer untuk memberitahu apa yang harus dilakukannya.“Baik Nona, apakah ada yang bisa kami bantu?” tanya sang manajer lagi guna mendampingi petugas disampingnya.“Selamat pagi. Saya ingin memeriksa apakah check yang saya terima valid ataukah tidak,” terang Shen Yiyi kemudian.“Oh, baiklah. Tunggu sebentar. Kami akan memeriksanya,” jawab sang manajer dengan senyuman khasnya.Tida
...Tidak seperti dugaannya. Rupanya, dokumen-dokumen itu tidak dikirimkan kepada Mu Shenan, melainkan kepada para penanggung-jawab yang telah ditunjuk oleh pria brengsek itu. Kalau demikian, bagaimana Shen Yiyi bisa menemukannya?!“Brengsek!” umpat Shen Yiyi dalam hati.Dan sekarang, waktu telah menunjukkan pukul 19.00 malam. Dengan gontai, Shen Yiyi akhirnya kembali ke apartemen Sky Garden dengan langkah kaki yang berat. Tidak ada keceriaan karena dia tahu bahwa pria itu pasti tidak ada disana.Dan benar saja, setelah dirinya membuka pintu rumahnya, Mu Shenan memang tidak ada disana. Hal itu membuat hatinya menjadi bertambah kosong dan hampa. Entah mengapa, semakin pria itu menghindarinya, dia semakin ingin menemuinya. Apakah ini yang dinamakan cinta? Batinnya sekilas sambil mendudukkan dirinya di sofa apartemennya.Tidak! Apa yang dipikirkannya barusan?! Ah! Tidak! Tidak! gerutunya mencoba untuk menutupi perasaannya itu.Tidak beberapa lama kemudian, Shen Yiyi lalu beranjak dari
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny