.
.
.
‘Shenan Paparazzi’
Itu adalah salah satu group paparazzi yang sangat populer di kalangan penggemar. Shen Yiyi sangat tahu akan hal itu karena di kehidupannya yang dulu, dia adalah anggota mereka. Sehingga tidak heran jika dahulu Shen Yiyi selalu mengetahui keberadaan Mu Shenan dan menggunakan akses paparazzi itu untuk menguntit suaminya.
Kalau boleh jujur, di kehidupan ini, Shen Yiyi tidak ingin untuk bergabung pada group itu. Dia sudah tidak memiliki hasrat untuk menguntit suaminya lagi. Kalau diijinkan oleh langit, ia bahkan ingin menghindar sejauh mungkin dari sosok busuk itu.
Tetapi sayangnya, dia harus mendapatkan bukti yang dapat menyelamatkan dirinya sebagai sekretaris Shen. Jika dia tidak segera masuk kesana, ia khawatir, ribuan fans gila akan mengerjainya habis-habisan di Perusahaan Mu. Apalagi, Mu Shenan juga sedang tidak ada disana. Pasti tidak akan ada yang bisa melindunginya apabila para fans itu sudah bertinda
...Di bawah langit yang tampak gelap, Mu Shenan menatap ke atas dengan hampa. Sudah satu jam sejak rapat berakhir, dia terlihat tidak mau beristirahat dan lebih memilih untuk berdiri mematung di balkon hotel itu.Asisten Bai yang menyaksikannya sedikit merasa khawatir. Bos besarnya benar-benar terlihat berbeda sekali. Dahulu, bosnya itu selalu menghabiskan waktunya bekerja bagai mesin. Tetapi sekarang, bosnya itu bisa melamun layaknya seorang bujang yang merindukan bulan! Entah apa yang dipikirkan oleh bosnya itu. Yang pasti itu bukanlah tentang pekerjaan.Menyaksikan itu, asisten Bai menggaruk-garuk kepalanya. Ini sudah pukul 24.00 malam. Ia sangat ingin tidur, sama seperti karyawan yang lainnya. Tapi, bos besar malah sibuk mengamati bintang-bintang yang sama sekali tidak terlihat di atas sana. Mau sampai kapan?! Kalau dibiarkan terus, asisten Bai khawatir jika sang bos akan tidak bisa menghadiri rapat besar esok hari.Menggosok dagunya,
...Mu Shenan tidak menjawab. Dengan kokoh, dia masih berdiri dengan kedua lengan kekarnya yang masuk ke dalam saku celananya. Bagai seorang pujangga, ia menatap bulan yang sedikit demi sedikit mulai muncul dari celah awan gelap di atas sana.“Tuan, apa saya harus menutup panggilan ini?” tanya asisten Bai yang kembali tidak dijawab oleh sang tuan yang masih merenung.“Ataukah saya harus mengatakan bahwa anda sedang sibuk dan tidak ingin diganggu?” imbuh asisten Bai yang sama sekali tidak mendapat respon dari bos besarnya.Seperti biasa, jika Mu Shenan sedang tidak mau mengangkat telepon, maka asisten Bai yang akan menggantikannya.“Halo, Nyonya muda. Maaf, Tuan Mu sedang sibuk-“ belum sempat menyelesaikan ucapannya, asisten Bai terkejut karena ponsel yang dipegangnya tiba-tiba saja direbut oleh CEO Mu yang entah kapan sudah berada disampingnya.“Halo, aku tidak sibuk,” ucap Mu S
...Ke-esokan harinya, Mu Shenan bangun dengan lebih segar. Semalam, ia sudah mendapatkan energi dari telepon yang diterimanya pada tengah malam. Dan sekarang, ia sedang memakai jam tangan rolexnya sebelum ia mendengar asisten Bai masuk ke dalam kamarnya.“Tuan, semua orang sudah hadir di ballroom,” ucap asisten Bai memberikan informasi kepada sang CEO yang telah siap itu.Kali ini Mu Shenan memakai jas hitam dengan list emas rancangan dari Oliver. Penampilannya begitu memukau didukung oleh guratan kebahagiaan yang terpancar pada rona wajahnya.“Baiklah,” sahut Mu Shenan mengambil ponsel miliknya.Sebelum rapat, ia ingin sekali menghubungi seseorang. Bukan untuk apa-apa, ia hanya ingin saja memberitahukan agendanya itu. Ia berpikir mungkin saja seseorang nan jauh disana akan menantikan hal itu darinya.Baru saja membuka ponselnya, wajah Mu Shenan tiba-tiba saja menggelap. Aura disekitarnya berubah menj
...Shen Yiyi masuk ke dalam kantornya dengan senyum kepuasan. Pagi ini, para pembulinya telah berhasil mendapatkan hukuman yang layak mereka dapatkan.Hangsang bukanlah tempat bermain-main dimana mereka bisa bersantai. Disana ada banyak pekerjaan kasar seperti mengangkut barang dan inventarisasi yang menyita banyak tenaga. Shen Yiyi yakin, disana, mereka pasti tidak memiliki waktu untuk bergosip! Batinnya sembari meletakkan tas miliknya ke atas meja.Kepala bagian San mengikutinya. Setelah Shen Yiyi duduk di mejanya, kepala bagian San memberikan sebuah berkas untuk diperiksa oleh sekretaris Shen secara rahasia.“Sekretaris Shen, mohon bantuan dari anda,” ucap kepala bagian San seraya berbisik kepada Shen Yiyi yang mengernyitkan alisnya.Tunggu! Apa maksud dari kepala bagian San?! Batinnya penasaran sebelum kepala bagian San mengutarakan keprihatinannya terhadap bidang yang dibawahinya.“Sekretaris Shen, say
...Dia akan meminta bantuan Ning Ri!Sahabatnya itu pintar sekali! Dahulu, dia selalu mendapatkan juara 1 di kelasnya. Pasti Ning Ri dapat membantunya! Batin Shen Yiyi bergegas meninggalkan kantor itu untuk menuju ke rumah Ning Ri.Rumah Ning Ri ada di sebelah utara kota. Dari tempatnya bekerja saat ini, paling tidak, Shen Yiyi harus menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan untuk kesana. Namun demi semua tugas di tangannya itu, Shen Yiyi tidak merasa keberatan meskipun sebenarnya dia sudah cukup lelah hari ini.Setelah menempuh perjalanan dengan menggunakan taxi, sampai pula dia ke tempat yang ditujunya. Rumah sewa itu nampak sepi seperti tida ada orang di dalamnya.“Halo, Ning Ri? Apakah kau di rumah?” sapa Shen Yiyi di depan pintu rumah temannya itu.Meskipun belum dijawab, Shen Yiyi, langsung saja membuka pintu rumah itu dan mendapati Ning Ri sedang berbicara di telepon dengan seseorang.&
...Malam telah berganti pagi di apartemen Sky Garden. Shen Yiyi tidak bisa tidur nyenyak akibat dari kelakuan suami busuknya yang mengabaikannya. Brengsek! batinnya seraya mengepalkan kedua tangannya tepat disaat dia membuka matanya yang seperti panda itu.Beranjak dari kasurnya, Shen Yiyi lalu berdiri dan berjalan ke kanan dan ke kiri dengan begitu gusar. Pria itu sepertinya benar-benar marah karena nomornya telah diblokir. Dan sekarang, dia tampak sedang membalas dendam pada isterinya.Jika itu dilakukannya pada hari biasa, mungkin Shen Yiyi akan senang karena memang itu tujuannya, yakni untuk jauh dari Mu Shenan. Hanya saja, saat ini Shen Yiyi sedang memerlukan bantuan dari pria itu. Jadi dia tidak suka melihat pria itu bersikap jual mahal.Ah! Kepala bagian … kenapa kalian membuatku harus mengejar pria busuk itu?! Shen Yiyi menggerutu sambil mengusap-usap dahinya.Lalu sekarang apa yang akan dilakukanny
...Hari semakin siang, kegiatan pembukaan di acara itu berlangsung meriah. Ada tari-tarian, ada atraksi, sulap dan yang terakhir adalah pertunjukan dari penyanyi ternama di Negara itu. Semua orang takjub dengan suaranya hingga mereka bertepuk tangan dengan begitu meriah sesaat setelah penyanyi itu mengalunkan suaranya yang lembut.Sayangnya hal itu tidak menggerakkan hati Mu Shenan. Seperti sebelumnya, dia masih duduk di kursi kebesaran paling depan dengan sorot mata yang begitu datar. Tidak ada semburat ekspresi disana. Hingga akhirnya, di balik kaca besar disampingnya, sudut matanya menangkap pemandangan yang membuatnya tertarik.Bibirnya tersungging tetapi dia lekas-lekas menutupinya. Entah mengapa, bebannya seketika lepas dan ia menjadi bersemangat untuk mengikuti acara yang baru dibuka itu.Melihat ekspresi Tuan Mu yang tampak senang, penyanyi di depan melebarkan senyumannya. Dia merasa lebih percaya diri dari sebelumnya dan sedikit
...Shen Yiyi merasa kelelahan. Selama 1 jam, dia melayani para tamu di ruangan khusus itu untuk mengambilkan setiap menu yang mereka mau. Apalagi, Mu Shenan, suami busuknya sama sekali tidak membantunya. Malahan, dialah yang memberikan ide bagi para CEO rekanannya untuk memerintahnya.Dan sekarang, dia sudah melepas kepala guritanya. Dahinya sudah penuh dengan keringat dan rambutnya sudah basah. Sesekali, dia tampak mengelap peluhnya itu dengan punggung tangannya seraya kedua matanya memandang panorama laut biru di depannya.Untuk mengurangi rasa dahaganya, dia lalu mengambil es buah kelapa yang tadi sempat dibelinya. Hanya saja, baru beberapa kali dia meneguknya, sang manajer yang otoriter itu kembali memanggilnya.“Nona Shen?! Ayo, kembali bekerja!” seru manajer hotel kepadanya dengan kedua tangannya di pinggang.Sepertinya, manajer itu tidak suka melihat pegawainya beristirahat sejenak saja. Sama seperti sekarang, ba