Share

38 - Jane Diculik

Penulis: Hana Makaira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-09 14:06:23

Berbagai cara kuupayakan untuk tetap bisa bercerai dari Mas Firman, kendati ia terus menolak. Sudah tidak ada yang bisa diselamatkan lagi. Bagiku, tidak ada penghianatan yang berhak untuk dimaafkan.

"Bukti-bukti semua sudah lengkap kan, Bu Jane?" tanya pengacara yang biasa menangani permasalahan di keluargaku.

"Sudah, Pak."

"Baik lah, kita bersiap untuk sidang lanjutan perceraian Ibu."

"Jane!"

Aku pura-pura menatap kertas mendengar suara yang memanggilku. Itu suara Mas Firman.

"Jane!" panggilnya lagi dengan suara sedikit lebih tinggi.

Steve menyikut lenganku. Ia memberi isyarat dengan matanya.

Kuhela napas berat. Malas rasanya menanggapi lelaki satu ini.

"Apa lagi, Mas?"

"Aku … Aku mohon, Jane, urungkan perceraian kita," Ia menangkupkan tangan di depan dada.

"Keputusanku sudah bulat. Kamu dan aku sudah tidak bisa bersama. Seharusnya kamu sadar itu, Mas."

"Tapi-- "

"Sudah cukup! Aku tidak mau dengar apa-apa lagi darimu!"

"Ayo, Jane, giliran sidangmu," ujar pengacara berkulit putih itu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Farida Noerdin
lanjutan nya mana nih thor..
goodnovel comment avatar
Yemima Zi Ez
bila sambungannya ...
goodnovel comment avatar
Era Mohd
Cerita tergantung..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   Chapter 1

    Pesawatku tiba pukul enam dan langsung menuju kantor Mas Firman, yang hanya sekitar tiga puluh menit perjalanan. Sengaja aku tidak mengabarinya, ingin memberikan kejutan. Pasti Mas Firman kaget dengan kedatanganku.Ah, rindu rasanya bertemu dengan lelaki yang sudah membersamaiku selama lima belas tahun itu. Nyaris setahun aku menetap di Singapura, untuk menemani masa pengobatan jantung Papa di sana. Sesekali aku pulang, jika perusahaan membutuhkan tanda tangan atau rapat penting."Selamat pagi, Bu," Seorang cleaning service wanita yang tengah membersihkan jendela ruangan Mas Firman, mengangguk hormat padaku."Selamat pagi. Kamu apa kabar?" "Alhamdulillah, sangat baik, Bu. Ibu sendiri gimana? Sudah lama tidak bertemu. Bapak Irawan sudah baikan?" "Alhamdulillah, kabar saya baik juga dan papa saya juga sudah jauh lebih baik.""Alhamdulillah sekali kalau begitu, Bu. Oh ya, kenapa Ibu datang pagi-pagi sekali?""Saya baru sampai dan rencananya mau kasih Pak Yudha kejutan. Kamu jangan bila

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   Chapter 2

    Jangan lupa subscribe sebelum membaca yaa🥳Aku mendengkus sinis. Ini bisa dijadikan untuk ditunjukkan ke Bang Yudha dan Bang Revan. Selama ini penilaian mereka pada Mas Firman sangat baik sekali. Aku ingin tahu seperti apa reaksi mereka nantinya.Langkah awal adalah mengganti kedudukan Mas Firman di perusahaan ini. Bila perlu, tendang sekalian dari hidup dan perusahaanku.Mereka terlalu asyik memadu mesra. Hingga tidak menyadari ada dua pasang mata tengah menyaksikan perbuatan busuk mereka."Aku kerja dulu ya, Mas. Kalau kelamaan di sini, takutnya karyawan lain bisa curiga lagi.""Mas masih pengen berduaan sama kamu," Nyaris ingin muntah rasanya mendengar suara manja Mas Firman. Tidak tidak, aku harus sabar. Dengan bertindak kasar dan bar bar, hanya akan menjatuhkan citraku sebagai wanita berkelas. Toh, hanya sampah yang pantas bersanding dengan sampah."Nanti sepulang kantor kan bisa sih, Mas. Mumpung Gorilla itu kan nggak ada, kita masih bisa terus puas bercinta."__Aku memainkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   Chapter 3

    KUBALAS PENGHIANATANMU, MAS! PART 3"Oke, masalah body dan kecantikan, abang serahkan ke kakak kamu ini ya. Soal perusahaan, baru serahkan ke abang. Kita akan membuat benalu itu menyesal atas perbuatannya."Aku sangat bersyukur karena masih memiliki dua orang kakak lelaki dan istri-istri mereka yang dapat menjadi tempatku berlindung. Jika tidak, entahlah. "Jane!""Hum," Aku terhenyak kaget."Kita berangkat sekarang. Rossa udah nunggu di pusat kebugaran langganannya. Setelah itu, kakak akan bawa kamu ke salon langganan kakak. Kamu akan kakak make-over, Jane," ujar Kak Vera seraya menyambar kunci mobil di buffet yang diimpor langsung dari Cina. Kakak iparku yang satu ini memang hobi mengoleksi barang-barang antik.Sesampai di tempat fitness, Kak Rossa sudah menunggu di sana. Tampak ia tengah berbicara dengan seorang pria bertubuh atletis."Rossa!" panggil Kak Vera.Sontak Kak Rossa dan lelaki itu menoleh, kemudian bangkit untuk menyambut kami."Hai, Kak Ver. Hai, Jane, kamu apa kabar?

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   Chapter 4

    KUBALAS PENGHIANATANMU, MAS!PART : 4"Ini, ini, Bu Jennifer atau Bu Jane, istri dari Pak Firman, direktur perusahaan ini. Bu Jane juga anak dari Pak Irawan Bramantyo, Komisaris Utama Bram Corporation," jelas Yati.Sontak saja mata ketiga wanita itu nyaris ke luar dari sarangnya."Apaaa?""Yang bener kamu, Mbak Yati," tanya wanita yang tadi paling kencang memprovokasi Lina untuk menghajarku. Sedangkan Lina menatapku sekejap, kemudian menunduk dalam."Mamp*s kita," Salah seorang temannya yang tadi begitu garang menantangku, menyembunyikan wajahnya di balik punggung pelakor yang ternyata bernama Lina itu."Sudah tahu siapa saya kan?"Ketiga wanita itu semakin menundukkan kepala."Kalian bertiga, saya tunggu di ruangan direktur. Se-ka-rang!" Aku melangkah ke luar, dengan bibir yang tersungging senyum puas. Baru permulaan.Mas Firman terkejut, melihat di balik pintu yang membuka, aku berdiri dengan tangan terlipat di dada.Lelaki beralis tebal itu menatapku dalam. "Jane, i-itu kamu?"Aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   Chapter 5

    KUBALAS PENGHIANATANMU, MAS! Part : 5"Tapi, tadi aku benar-benar nggak sengaja, Mas."Aku yang tengah berdiri menghadap rak buku, sontak berbalik mendengar sebutan Lina kepada Mas Firman barusan. Kemudian gegas aku berjalan menghampiri gadis berambut panjang itu."Apa? Tadi kamu memanggil atasanmu dengan sebutan apa? Mas?""Eng, anu, bukan begitu, Bu Jane. Saya salah panggil. Maksud saya "Pak". Maaf, Bu. Saya nggak ada maksud apa-apa.""Oh ya, salah panggil? Apa pemicu kamu bisa salah panggil?"Lina kelabakan. Matanya menatap lantai, tapi terlihat bola matanya bergerak ke sana ke mari, bingung."Sudahlah, Sayang. Jangan dibahas masalah sepele seperti ini. Dia cuma salah panggilan aja. Mungkin dia sedang banyak masalah," Mas Firman menengahi.Alisku bertaut dan menatap suamiku itu dalam. Lekas Mas Firman memalingkan wajahnya, tak berani membalas tatapanku. Konon katanya, orang yang menyimpan kebohongan, tidak berani membalas tatapan lawan bicaranya."Kata HRD, Lina ini janda beranak

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   Chapter 6

    KUBALAS PENGHIANATANMU, MAS!PART : 6"Nih, lihat!" Kuarahkah kamera depan ponselku pada Mas Firman, sebagai pengganti cermin.Matanya membelalak melihat bayangannya di kamera ponselku."Astaga, ini, ini, …. "Kutarik kerah bajunya, hingga wajah kami berjarak beberapa senti saja. Mataku menjelajah setiap inci netra bermanik hitam itu. Kegelisahan tersirat jelas di sana. Jakun Mas Firman pun bergerak turun karena meneguk ludah."Coba jelaskan, itu bekas bibir siapa?" Lelaki berusia empat puluh tiga tahun itu meneguk ludah untuk ke sekian kalinya."Anu, itu-- ""Jawab!" Mas Firman terlonjak kaget. Pasti ia tidak menyangka, aku bisa sekasar ini. Karena sebelumnya, aku adalah sosok lembut dan nyaris tidak pernah marah.Kulepaskan cengkeramanku pada kerah bajunya dengan gerakan sedikit mendorong."Udahlah, Mas, aku capek. Tak ada gunanya juga memaksamu," Mas Firman masih berdiri melongo, melihatku meninggalkannya begitu saja.Cepat kututup pintu kamar mandi kemudian menguncinya dari dala

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   Chapter 7

    PART : 7Kukenakan kimono dengan tergesa, kemudian melangkah ke luar kamar. "Maaf, Mas, aku nggak bisa!""Tapi, kenapa!"Aku ke luar dan menutup pintu, tanpa mempedulikan kebingungannya.Zahwa yang tengah membaca buku sambil mendengarkan musik, tersentak karena kehadiranku."Mama," Gadis yang mulai beranjak remaja itu membuka earphone di telingannya."Maaf, Sayang, mama ganggu ya?"Ia tertawa. Terlihat barisan gigi-giginya berderet rapi. "Apaan sih, Ma. Mana mungkin aku merasa terganggu."Perlahan aku naik ke atas ranjang. Zahwa mirip sekali denganku dulu. Lebih suka berdiam di kamar, membaca buku sambil mendengarkan musik. Penampilan tomboynya juga sepertinya menurun dariku. Zahwa juga tidak seperti gadis remaja kebanyakan. Yang menghabiskan waktu dengan nongkrong di mall atau kafe. Menghabiskan uang untuk shopping. Padahal kalau dia mau, bisa saja. Toh, secara finansial, Zahwa terlahir dari keluarga mampu."Mama …."Lamunanku buyar. "Ya, Sayang.""Mama beda banget sekarang. Jauh le

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   Chapter 8

    Happy reading 🥳PART 8POV FIRMAN"Selamat siang, Pak Firman. Ini calon sekretaris baru Bapak sudah datang," ujar Shinta, tim marketing yang bertindak sebagai sekretaris sementara, pengganti Ayu yang resign karena melahirkan."Suruh dia masuk sekarang.""Baik, Pak."Tak lama berselang, wanita cantik bertubuh langsing namun padat berisi masuk ke ruangan. Melihat penampilan calon sekretaris baruku yang serba ketat hingga membentuk setiap lekuk tubuhnya, darahku mendadak berdesir. Astaga, perasaan apa ini?"Selamat siang, Pak," ucapan seraya menunduk hormat."Selamat siang. Silahkan duduk!" Wanita berparas ayu dengan rambut hitam tergerai itu, duduk tepat di hadapanku. Hanya sebuah meja yang menjadi penghalang di tengah kami."Sudah pernah bekerja menjadi sekretaris sebelumnya?" "Sudah, Pak, di perusahaan pertambangan selama empat tahun."Konsentrasiku buyar melihat pesona gadis bernama Karlina itu. Berkali-kali kubenahi duduk yang mulai gelisah, saat melontarkan beberapa pertanyaan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17

Bab terbaru

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   38 - Jane Diculik

    Berbagai cara kuupayakan untuk tetap bisa bercerai dari Mas Firman, kendati ia terus menolak. Sudah tidak ada yang bisa diselamatkan lagi. Bagiku, tidak ada penghianatan yang berhak untuk dimaafkan."Bukti-bukti semua sudah lengkap kan, Bu Jane?" tanya pengacara yang biasa menangani permasalahan di keluargaku."Sudah, Pak.""Baik lah, kita bersiap untuk sidang lanjutan perceraian Ibu.""Jane!" Aku pura-pura menatap kertas mendengar suara yang memanggilku. Itu suara Mas Firman."Jane!" panggilnya lagi dengan suara sedikit lebih tinggi.Steve menyikut lenganku. Ia memberi isyarat dengan matanya.Kuhela napas berat. Malas rasanya menanggapi lelaki satu ini."Apa lagi, Mas?""Aku … Aku mohon, Jane, urungkan perceraian kita," Ia menangkupkan tangan di depan dada."Keputusanku sudah bulat. Kamu dan aku sudah tidak bisa bersama. Seharusnya kamu sadar itu, Mas.""Tapi-- ""Sudah cukup! Aku tidak mau dengar apa-apa lagi darimu!""Ayo, Jane, giliran sidangmu," ujar pengacara berkulit putih itu

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   37 - Aku Nggak Mau Cerai, Jane!

    "Aku pergi dulu ya, Pa," pamitku sembari mencium dahi dan pipinya, berakhir dengan memeluk tubuh yang dulunya tegap, kini semakin kurus."Ya, Nak. Kamu hati-hati ya di jalan. Kalau sudah sampai, jangan lupa kabarin papa.""Baik, Pa. Aku pergi,ya, assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Entah kenapa, ada yang berbeda kali ini. Seperti berat untuk melepaskan Papa sendiri, kendati ada Suster Lia yang sudah terbiasa menangani Papa dan juga ada Zahwa yang tidak bisa meninggalkan sekolahnya. Aku berangkat menuju bandara, menggunakan taksi yang juga bisa dipesan melalui aplikasi online, sama seperti di Jakarta.Di dalam taksi, pandanganku melayang ke luar jendela. Kenapa dengan perasaanku ya? Berkecamuk tak menentu. Jika bukan karena hari ini sidang pertama perceraianku dengan Mas Firman, tentu tidak mungkin aku meninggalkan lelaki yang paling kusayang itu, untuk ke sekian kalinya.Sesampai di bandara, aku segera check in, dan mengurus barang untuk disimpan di bagasi pesawat. Setelah itu, se

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   36 - Terbongkar Kebusukan Firman

    Aku segera merampas kertas di tangan Papa. Membaca isi kertas itu dan dugaanku benar. Pria licik ini membujuk Papa untuk menandatangani surat pengalihan kepemilikan perusahaan, menjadi atas namanya. Kertas itu kusobekkan menjadi serpihan-serpihan kecil yang bertebaran di lantai dan kucampakkan ke atas."Apa-apaan kamu, Jane?" tanya Papa bingung. Matanya menatap kertas yang sudah berubah menjadi serpihan-serpihan kecil yang jatuh ke lantai seperti hujan."Papa jangan mau ditipu sama orang ini. Dia ini jahat, Pa. Dia penipu!" Kudorong bahu Mas Firman hingga terjengkang ke belakang."Penipu? Jahat? Apa sih maksud kamu?""Sebenarnya kami sedang dalam proses cerai, Pa. Dia sudah selingkuh dengan sekretarisnya di belakangku dan dia juga menggelapkan sebagian uang perusahaan."Papa menatapku lalu berpindah ke Mas Firman yang tertunduk lesu di pinggir ranjang."Benar begitu, Firman?" Mas Firman menggeleng cepat. "Nggak, Pa. Itu semua bohong! Aku nggak sejahat itu.""Halah, sudahlah, Mas! Ng

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   35 - Akhir Sandiwara

    KUBALAS PENGHIANATANMU, MAS!💜💜"Jadi, nggak usah macam-macam, Jane. Hidup papa kamu ada di tanganku sekarang," tukasnya pongah. "Jangan sombong kamu jadi orang, selagi hidupmu pun bergantung padaku dan keluargaku, Mas. Budayakan punya malu dikit, dong," Kudorong tubuhnya hingga mundur selangkah.Dengan kesal, aku masuk ke kamar dan membanting pintu. Kuhempaskan tubuh ke atas ranjang dengan hati yang membatu marah. Tak kuduga, Mas Firman menyusulku masuk ke dalam kamar yang lupa untuk dikunci. Aku terperangah melihat pria itu berdiri dengan senyum yang entah."Ngapain kamu ke sini, Mas?""Memangnya kenapa? Kamu masih sah istriku. Itu artinya, aku masih berhak penuh atas dirimu," tukasnya penuh percaya diri.Aku mendengus sinis. "Pede banget jadi orang. Kamu dan aku itu sudah selesai, Mas. Hanya tinggal menunggu ketuk palu aja. Kalau bukan karena Papa, aku sudah nggak mau berurusan denganmu lagi."Mas Firman diam. Ia berjalan pelan ke arah ranjang tanpa sepatah kata."Kamu mau apa,

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   34 - Sandiwara Di depan Papa

    KUBALAS PENGHIANATANMU, MAS!"Omong kosong! Telepon dia sekarang, biar Papa yang ngomong!""Tapi, Pa-- ""Telepon Firman, Jane! Se-ka-rang!"Mau tidak mau kubuka daftar kontak di aplikasi whatsapp, menekan tombol panggil. Terdengar suara nada sambung dari panggilan video tersebut."Halo, assalamualaikum, Jane.""Wa'alaikumsalam, Mas. Kamu lagi apa? Aku kangen," ujarku."Ka-kangen?" Pasti Mas Firman kebingungan dengan ucapanku barusan.Aku melirik ke arah Papa. Ia tengah menatap dengan mata sendunya. Semoga aja Mas Firman bisa mengerti dengan maksudku barusan."Iya, Mas. Aku kangen. Oh ya, ini Papa mau ngomong sama kamu," Kualihkan panggilan video itu ke Papa."Halo, Firman, assalamualaikum," sapa Papa dengan suara serak dan pelan."Halo, Pa. Wa'alaikumsalam. Papa gimana keadaannya, udah sehat?"Papa terbatuk kecil. "Ya, seperti yang kamu lihat. Masih sering ngedrop. Kamu kok nggak ikut ke mari bareng Jane dan Zahwa?"Aku memejamkan mata seraya meneguk ludah. Semoga saja Mas Firman tid

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   33 - Dilema Buah Simalakama

    KUBALAS PENGHIANATANMU, MAS! "Kalau begitu, suruh Firman besok datang ke mari. Papa kangen sama dia." "Tapi, Pa-- " "Nggak ada tapi-tapian! Suruh Firman datang ke sini besok, titik!" Aku dan Zahwa kembali saling pandang. Papa merupakan sosok yang tegas dan sulit untuk dibantah perintahnya. Tapi, bagaimana mungkin aku membawa Mas Firman ke sini. "Eyang, aku mau ke kamar dulu ya. Gerah, pengen mandi. Sekalian beresin barang-barang," pamit Zahwa. Papa mengangguk. Sebelum ke luar, Zahwa mendaratkan sebuah kecupan hangat di dahi kakeknya. "Eyang, cepat sembuh ya. Aku kangen jalan-jalan lagi sama Eyang." "Doain eyang ya, Nak." Zahwa mengangguk tersenyum, lalu beranjak ke luar. "Papa udah makan?" "Udah tadi sama suster." Kuraih tangannya dalam dekapan. Kemudian mencium punggung tangan itu. Lagi-lagi ada sesuatu yang berdenyut di dada. "Kamu pasti lagi ada masalah 'kan, Jane?" tebak Papa tepat. Aku menggeleng. "Nggak ada, Pa. Aku cuma kangen Papa. Aku terlalu sibuk dengan uru

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   32 - Suamimu Mana, Jane?

    Steve mengantarkanku dan Zahwa sampai ke bandara. Bang Yudha tidak bisa mengantar, karena ia sibuk mengurus perusahaan dan mengurus perceraianku dan Mas Firman. "Kamu diantar sama Steve aja ya. Abang sibuk ngurusin perusahaan abang yang di Surabaya. Besok ada meeting, ditambah persoalan pengalihan aset Firman menjadi milikmu dan perceraianmu juga. Diantar sama Steve aja ya," Begitu kata Bang Yudha tadi. Beruntung ada Steve yang selalu siap membantu. Meski entah ada apa di balik kebaikannya. 'Ah, tidak tidak', Cepat kutepis perasaan. Baru saja hati terluka. Mana mungkin sudah semudah itu aku membuka hati. Harusnya aku lebih hati-hati dalam menata perasaan ini. "Kamu hati-hati ya, Jane. Sampai sana kabarin aku langsung, ya?" Aku mengangguk. "Terima kasih banyak ya, Steve. Kamu udah baik banget selama ini. Aku nggak bisa balas." Steve terbahak. "Apaan sih kamu? Lebay deh!" Pria blasteran Inggris-Indonesia itu menghampiri Zahwa. "Hai, Cantik. Nanti sampai sana, kamu wajib langsung

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   31 - Aku Cemburu

    Steve tidak mau menyerah begitu saja. Ia bangkit dan membalas memukul orang asing yang menggunakan masker yang menutupi separuh wajahnya, jaket hoodie dan bertopi. Hanya dengan sekali sentak pukul saja, orang tersebut terjerembab ke belakang. Ia mengaduh sembari memegang perutnya yang dihantam bogem Steve tadi. Sontak jeritan pengunjung restoran terutama wanita, semakin riuh ketika orang asing tersebut terjatuh menghantam kursi. Steve berjongkok lalu membuka topi dan menarik paksa masker yang menutupi wajah orang asing tersebut. Astaga, Mas Firman! "Mas Firman?" "Papa?" Ia menundukkan kepala, sembari masih mengaduh kesakitan. "Ada apa ini?" Dua orang security menghampiri. "Orang ini tiba-tiba datang dan langsung memukul saya, ketika saya lagi makan," jelas Steve. "Ayo, ikut kami ke kantor untuk diproses." "Eng, sudah, tidak usah, Pak. Saya kenal orang ini. Biar saya selesaikan secara kekeluargaan," tukasku. "Mbak yakin?" "Ya, saya yakin sekali. Biar saya urus. Sekali lag

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu!   30 - Pemukulan Steve

    "Ini semua akibat keserakahanmu, Jane!" "Apa maksud Ibu?""Seandainya kamu tidak merebut villa dan empat kontrakan Firman, kami tidak sampai terlantar seperti ini. Bahkan bisa-bisanya Firman sampai tidak mengantongi sepeser uang pun. Karena deposito dan tabungannya juga ludes dirampas oleh abangmu.""Itu emang sudah semestinya. Karena anak Ibu sudah menggelapkan uang perusahaanku. Itu pun masih kurang jika harus menutupi semua yang diambil oleh anak Ibu itu," tandasku tak mau kalah.Ibu sontak terdiam. Sedangkan Bapak sejak tadi hanya diam, sibuk menghisap rokok kreteknya. Sehingga ruangan penuh dengan kepulan-kepulan asap."Masih untung anak Ibu itu nggak aku laporkan ke polisi. Atau nggak, mungkin saat ini dia sudah mendekam di balik jeruji besi.""Lagipula, ke mana hasil grosir dan warung jamu Ibu? Aku pikir, jika hanya untuk biaya sekolah Lastri dan kehidupan sehari-hari kalian, rasanya cukup. Kecuali ….""Kecuali apa, Jane?" tukas Ibu ketus."Kecuali, jika untuk kebutuhan gaya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status