Cinta bicara dengan tegas, "aku akan ikut kontrak ini sampai selesai. Mencintai atau menghancurkan Bintang, itu urusan belakangan."
"Bagus!" Alwinn mengacungkan dua jempolnya. "Sekarang ikuti perintahku!"
"Kemana?"
Alwinn hanya tersenyum ke arah Cinta.
****
Gelap.
Cinta penasaran kemana kah gerangan dia kan dibawa? Tangannya diikat, dan matanya ditutup blind fold, lalu yang paling mengherankan adalah bau pekat aroma mawar dan melati yang menusuk .Cinta curiga dirinya sedang di prank.
Thanks telah membaca sejauh ini. Like, comment dan support kalian sangat berharga. Oh iya, follow insta author juga ya @Alwindara supaya kita saling mengenal, dan kalian gak ketinggalan event seru lainnya. Awas ya, jangan baper tapi :p hehhe
DELETE THIS BAB, DOUBLE BAB. THANK U 1000 dollars adalah hal yang kecil bagi Alexia Zulkarnsen yang digaji 5000 dollars sekali manggung, tapi dimata Cinta itu adalah gaji part-time nya selama setahun penuh. Ibarat ngasih pupuk sapi, dia memberinya pada Cinta secara cuma-cuma. "Gila tuh si Alexia, ngasih duit udah kayak ngasih permen sajah." Bathin Cinta menjerit melihatnya. "Kita belinya di Tanah Abang aja ya? Murah, sama bagus-bagus lagi." Merendah adalah cara Cinta menghargai kawannya, tapi di mata Alexia itu sebuah penghinaan. Alexia mengeluarkan segepok dollar dihadapan Cinta, tangan Cinta yang mungil gemetaran melihatnya. "Habiskan uang ini sekarang, nanti aku tambah lagi uangnya." Ngomongin duit sudah kayak ngomongin remahan gorengan. Begitulah orang tajir.
"Ta, lo gak kesambet kan?" Sebuah kata-kata dari seorang Bintang pada Cinta — yang telah matian-matian tampil cantik didepannya. Bintang hanya fokus pada layar handphonenya yang melihat grafik-grafik forex yang tidak menarik.Gaun indahnya diganti dengan sebuah kaos polos bergambar "I love banana" dibagikan dada. Seolah-olah dirinya hanyalah seekor monyet yang berharap kesempurnaan Cinta dari seekor manusia. Cinta merasa salah ketika terlahir dari kata yang salah."Lo, bisa pulang sendiri kan?" Sebuah kata-kata dari lelaki jantan yang telah menyakiti hatinya dengan kata-kata yang menyayat. Serba salah memang kalau jatuh hati dengan manusia good looking.
Cinta menyeka air matanya, "Winn, aku gagal ngedate dengan Bintang." Cinta menghela nafas, mencoba menenangkan jiwanya, "aku kayaknya udah gagal deh. Imej ku udah buruk banget."Kata-kata nya seolah dirinya telah maling ayam bahkan korupsi ber miliyar-miliyar."Jadi kamu tak menyerah buat dapetin Bintang?" Alexia menaikan sebelah alisnya, bibirnya ditarik ke samping. Dia begitu asyik rebahan sambil menyilangkan kaki. "Baguslah artinya kamu masih waras!""Mustahil!" jawab Cinta.Misteri melingkupi Cinta. "Must
Alexia Zulkarnsen adalah wanita yang liar bagai kuda, dan Bintang Zulkarnsen adalah sang singa yang congkak — dirinyalah yang paling gagah dan berkuasa. Rumahnya adalah istananya. Setelah dikubur penat, ini waktu Sang Bintang tuk istirahat.Di mata Bintang tengah malam bukanlah waktu yang tepat tuk berdansa dengan gadis secantik Cinderella, dimatanya itulah waktu terbaik tuk memanjakan dirinya, dan berdansa dengan alunan kehidupan yang seringnya—karena uang— berpijak padanya. Setelah asyik menenggelamkan tubuh kekarnya dalam hothbtub , Bintang mengangkat tubuhnya lalu pergi kitchen tuk memanjakan lidahnya yang keram."Mang Jaka, keluarkan lah 'pusaka' milikku!" Bintang menengadahkan tangannya. Memohon dengan manja.Mang Jaka ya
Dia adalah pedansa handal, bukan sekedar penguasa yang berkuasa di dunia. Tongkat panjangnya telah menembus dan menaklukan gadis-gadis cantik di penjuru kota London, Amsterdam hingga Frankfurt. Hanya saja dimata Pudjiastuti, Tuan Zulkarnsen hanyalah remahan rempeyek. Dasar gadis desa yang tak tahu citarasa lelaki berkelas. Kini, fotonya terekam — terlampar dalam sebuah bingkai yang tersimpan dalam gudang. Di atas koran bekas, dimana yang berkuasa sudah kadaluwarsa.Tuan Zulkarnsen duduk diatas kursi goyang, diayunkan oleh dewi-dewi angin yang menghantarkan kerinduan. Sementara di rumah sakit Pudjiastuti masih terpejam. Entah kapan dia bangun, entah siapa yang dia mimpikan, tapi sekarang nyonya tua itulah yang paling dirindukan oleh ayahnya Bintang.Karma oh karma. Sekarang Cinta lah yang menggilai Bintang, dan
"Engkau adalah gunung yang tak bisa kudaki, samudera yang tak mungkin kuarungi. Engkau seluas semesta, dan seindah bintang-bintang yang mustahil kugapai. "Seorang Berandal membaca bait-bait puisi dengan penuh hayati. Rima-rima yang mengalir terpatri di hati sang guru dan anak-anak kelas sastra yang duduk terenyuh oleh indahnya puisi yang dibacakannya. Hanya satu orang yang nampak kesal: Cinta Anandia Suryani, gadis manis berkacamata dengan pipi tembem menggemaskan yang terus cemberut sedari kelas dimulai. Hatinya terus bergumam, "dasar preman pasar, Itu kan puisi cintaku! "" Ckckckck, ibu gak nyangka. Di balik tampilanmu yang kayak preman pasar ternyata ada jiwa-jiwa puitis juga dalam jiwamu, " Bunda Gladis memuji murid ternakalnya. Dosa Alwinn yang kuliah cuma memakai sendal jepit, jacket hitam dan celana boxer diampuni olehnya. Kata pengampunan tidak berlaku bagi Cinta yang karyanya dicolong sahabat begundalnya itu. Alwinn tersentum cerah,
Ruangan dingin dengan cat putih membosankan nampak lebih panas dan bergelora saat Alexandria Zulkarnsen duduk di atas kursi panasnya. Rambut ikalnya yang memanjang tergerai dengan begitu anggun menutupi anting bintangnya yang berkilau-kilauan. Alisnya yang simetris begitu sinergi dengan mata birunya yang berkelopak seperti panda. Kulit coklatnya seindah Katrina Kaif di film Bollywood. Setangkai mawar dan jasmine terukir melingkar di atas lengannya menambah kesan liarnya. Sambil tersenyum nakal Alexandria menopang dagunya, iamenatap manja pada orang di depannya, "Pak Raden Sumargo, ada perlu apa anda manggil saya?"Sang dosen mengelap tetesan keringat yang terus meluncur, kumisnya yang cuma separonya yang harusnya sangar ala Hitler lebih nampak seperti Chaplin yang jenaka dan konyol. Apalagi letaknya yang di sisi kiri menambah kesan absurnya 100℅. Mau letaknya di kiri apa kanan, dosen kill
"Its spa time, hala hala baby! "Tiga gadis muda dengan raga bak pragawati sedang bermanja-manja di salon andalannya : Tamara Beauty. Salon kelas atas milik Tamara Hotterstone, bunda kandung Utari Hotterstone yang terkenal sebagai sang entrepeneur yang cerdas dan menawan. Walau usianya sudah 50 tahun, tak satu keriput pun berani mendarat diwajahnya. Tak heran jika kecantikannya menurun pada anak semata wayang nya. Bidadari-bidadari manja memanjakan raga yang lelah setelah dimaki seharian oleh Sang Bintang yang keras dan berkelas. Tubuhnya serempak dibalut handuk kimono berwarna pinky yang selembut sutra. Laura berbaring dengan indah, punggungnya dipinat-pijat oleh bencong salon yang piawai memanjakannya ; Kinan yang sibuk keramas, menatap ke arah kaca di mana paras cantiknya terpampang nyata ; Utari sibuk dengan feeds instagram dan 100k followersnya. "Habis ini kita spa yuks? " Ajak Laura. Ia mulai berkeluh, "capek bangets nih,
Dia adalah pedansa handal, bukan sekedar penguasa yang berkuasa di dunia. Tongkat panjangnya telah menembus dan menaklukan gadis-gadis cantik di penjuru kota London, Amsterdam hingga Frankfurt. Hanya saja dimata Pudjiastuti, Tuan Zulkarnsen hanyalah remahan rempeyek. Dasar gadis desa yang tak tahu citarasa lelaki berkelas. Kini, fotonya terekam — terlampar dalam sebuah bingkai yang tersimpan dalam gudang. Di atas koran bekas, dimana yang berkuasa sudah kadaluwarsa.Tuan Zulkarnsen duduk diatas kursi goyang, diayunkan oleh dewi-dewi angin yang menghantarkan kerinduan. Sementara di rumah sakit Pudjiastuti masih terpejam. Entah kapan dia bangun, entah siapa yang dia mimpikan, tapi sekarang nyonya tua itulah yang paling dirindukan oleh ayahnya Bintang.Karma oh karma. Sekarang Cinta lah yang menggilai Bintang, dan
Alexia Zulkarnsen adalah wanita yang liar bagai kuda, dan Bintang Zulkarnsen adalah sang singa yang congkak — dirinyalah yang paling gagah dan berkuasa. Rumahnya adalah istananya. Setelah dikubur penat, ini waktu Sang Bintang tuk istirahat.Di mata Bintang tengah malam bukanlah waktu yang tepat tuk berdansa dengan gadis secantik Cinderella, dimatanya itulah waktu terbaik tuk memanjakan dirinya, dan berdansa dengan alunan kehidupan yang seringnya—karena uang— berpijak padanya. Setelah asyik menenggelamkan tubuh kekarnya dalam hothbtub , Bintang mengangkat tubuhnya lalu pergi kitchen tuk memanjakan lidahnya yang keram."Mang Jaka, keluarkan lah 'pusaka' milikku!" Bintang menengadahkan tangannya. Memohon dengan manja.Mang Jaka ya
Cinta menyeka air matanya, "Winn, aku gagal ngedate dengan Bintang." Cinta menghela nafas, mencoba menenangkan jiwanya, "aku kayaknya udah gagal deh. Imej ku udah buruk banget."Kata-kata nya seolah dirinya telah maling ayam bahkan korupsi ber miliyar-miliyar."Jadi kamu tak menyerah buat dapetin Bintang?" Alexia menaikan sebelah alisnya, bibirnya ditarik ke samping. Dia begitu asyik rebahan sambil menyilangkan kaki. "Baguslah artinya kamu masih waras!""Mustahil!" jawab Cinta.Misteri melingkupi Cinta. "Must
"Ta, lo gak kesambet kan?" Sebuah kata-kata dari seorang Bintang pada Cinta — yang telah matian-matian tampil cantik didepannya. Bintang hanya fokus pada layar handphonenya yang melihat grafik-grafik forex yang tidak menarik.Gaun indahnya diganti dengan sebuah kaos polos bergambar "I love banana" dibagikan dada. Seolah-olah dirinya hanyalah seekor monyet yang berharap kesempurnaan Cinta dari seekor manusia. Cinta merasa salah ketika terlahir dari kata yang salah."Lo, bisa pulang sendiri kan?" Sebuah kata-kata dari lelaki jantan yang telah menyakiti hatinya dengan kata-kata yang menyayat. Serba salah memang kalau jatuh hati dengan manusia good looking.
DELETE THIS BAB, DOUBLE BAB. THANK U 1000 dollars adalah hal yang kecil bagi Alexia Zulkarnsen yang digaji 5000 dollars sekali manggung, tapi dimata Cinta itu adalah gaji part-time nya selama setahun penuh. Ibarat ngasih pupuk sapi, dia memberinya pada Cinta secara cuma-cuma. "Gila tuh si Alexia, ngasih duit udah kayak ngasih permen sajah." Bathin Cinta menjerit melihatnya. "Kita belinya di Tanah Abang aja ya? Murah, sama bagus-bagus lagi." Merendah adalah cara Cinta menghargai kawannya, tapi di mata Alexia itu sebuah penghinaan. Alexia mengeluarkan segepok dollar dihadapan Cinta, tangan Cinta yang mungil gemetaran melihatnya. "Habiskan uang ini sekarang, nanti aku tambah lagi uangnya." Ngomongin duit sudah kayak ngomongin remahan gorengan. Begitulah orang tajir.
Cinta bicara dengan tegas, "aku akan ikut kontrak ini sampai selesai. Mencintai atau menghancurkan Bintang, itu urusan belakangan." "Bagus!" Alwinn mengacungkan dua jempolnya. "Sekarang ikuti perintahku!" "Kemana?" Alwinn hanya tersenyum ke arah Cinta. **** Gelap. Cinta penasaran kemana kah gerangan dia kan dibawa? Tangannya diikat, dan matanya ditutup blind fold, lalu yang paling mengherankan adalah bau pekat aroma mawar dan melati yang menusuk .Cinta curiga dirinya sedang di prank.
"Kalo tahu plat nomornya, kenapa gak lapor ke polisi aja?" Sebuah pertanyaan masuk akal dari Cinta yang sedang hilang akal.Semesta sedang melakukan konspirasi bagi kehidupan Cinta. Bagaimana mungkin sosok Bintang yang teramat dicintainya adalah sosok buas yang menabrak ibu kandungnya hingga sekarat— sampai koma tujuh tahun. Seandainya betulan, pupus sudah kisah cintanya. Usia Cinta dan Bintang terpaut lima tahun. Saat Cinta masih dua belas, Bintang sudah tujuh belas. Sudah cukup umur teruntuk anak orang kaya membawa Mercy ke sekolahnya."Percuma Ta," ungkap Tante Agartha. "Hukum tak melihat siapa yang benar, tapi siapa yang berduit. Nilai dari manusia sudah bukan seberapa jujur mereka, tapi seberapa kaya hartanya."Cinta terdiam. Sabda
Demi Sang Bintang, Cinta memulai les tambahan setiap harinya. Di kala mahasiswa lain sudah pulang, Cinta duduk manis di ruangan kampus menunggu kelas Cinta di mulai. Jika kelas pagi itu asupan logika, maka kelas sore adalah pelajaran seni. Seni mencintai diri sendiri dan tentu saja : Bintang.Disebelahnya ada dua kroco-kroco Sang Berandal : Dian Cebol dan Bobo Gembul. Laksana seekor beruang Bobo tidur lelap di atas kursinya, setelah menyantap hampir satu lo yang pizza. Satu Slice masih tersisa di pangkuannya tapi tiada yang berani mengambilnya. Dian terus menatap Cinta dengan tatapan aneh. Seolah-olah dirinya lukisan Mona Lisa yang eksentrik."Kenapa sih, Ian?"Dian menggaruk-garuk janggut pendeknya lalu menggeleng-geleng kan kepala mungilnya, seolah tak percaya bahwa gadis secantik
Roda mobil Mercy berputar dengan terstrukur, mengantarkan Bintang dan Cinta ke rumahnya yang berlokasi di Buah Batu. Bintang duduk dengan begitu indah, matanya menatap ke arah jendela yang mewah. Ia terus memandang jalanan Bandung yang padat di pagi hari. Mobil berderet-deret seperti semut-semut yang berburu gula, dan pejalan kaki bagai kuman-kuman kecil yang mencari eksistensi kehidupan. Cinta terus terdiam, bungkam. Hatinya masih bertanya-tanya tentang misteri kehidupannya."Ta..., " Bintang membuka pembicaraan. Dia mencondongkan badannya ke arah Cinta, lalu tangan kekarnya menggenggam jemari Cinta yang rapuh. Rona merah memancar dari pipi Cinta yang mulai bersemi. Dengan lembut Cinta bertanya, "apa?"Bintang menghela nafas panjang, Cinta mencium alunan nafasnya. Aroma mu