Share

Cadangan

Penulis: Just Mommy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-20 23:23:17

Gita terkesiap, “Wah, gawat!” gumam Gita, sambil menoleh ke arah orang yang mengaku mengenal Ayas.

Seketika orang itu langsung dikerubungi oleh staff lainnya yang tentu saja ingin tahu identitas Ayas, karena Gita yakin kalau Ayas juga tidak ingin ada orang yang tahu.

Maka, Gita juga ikut menghampiri orang tersebut berharap bisa ikut membantu.

Karena Gita memang termasuk staff senior, jadi apa yang dikatakan Gita pasti akan berpengaruh.

“Jadi gimana, kamu tau siapa dia?” tanya salah seorang staff.

Orang yang mengaku tahu siapa Ayas terlihat sedang berpikir, “Aku tuh pernah liat dia, aku yakin banget kalo dia itu dulu kerja di sini!” jawab orang itu, merapatkan bibir. Ia sedang mencoba mengingat-ingat siapa Ayas.

Gita mengerti kalau sebenarnya orang itu tidak yakin benar-benar mengenal Ayas, jadi saat ini Gita memilih untuk diam dan menyaksikannya saja.

“Ayo dong, masa kamu lupa!”

&

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • After That Night   Dijodohkan

    Yoga yang sadar kalau Mamahnya sudah mengakhiri panggilan tersebut, terlihat kecewa menghela napas kasar.Yoga benar-benar malas pulang ke Solo karena harus bertemu dengan wanita lain, “Mamah ini ada-ada aja, masa dia gak percaya?” gumam Yoga.Yoga awalnya berniat untuk pergi ke kantor Gita, tapi rencana Yoga berubah karena Mamahnya mengatakan hal seperti itu.“Pak, kita ke bandara!” ucap Yoga, pada sopir.Tidak lama kemudian Yoga sudah sampai di bandara, sebelumnya ia sudah membeli tiket secara online.***Sementara itu saat ini Gita yang sedang berada di kantor tidak tahu kalau Yoga benar-benar akan kembali ke Solo, ‘Dia sudah pulang atau belum, ya?’ pikir Gita, sambil melamun dan menopang dagunya dengan tangan.Tiba-tiba teman Gita menghampiri, “Git, beneran kamu mau nikah?” tanyanya.“Iya, emang kenapa?” jawab Gita, menaikkan alis.“Ya enggak, cuma nan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • After That Night   Aku Sudah Lelah

    “Kamu jangan diem gitu aja dong!” tegur Mamah Yoga, pada Yoga.Sejak tadi Yoga hanya memperhatikan wanita cantik itu, tentu saja wanita cantik itu merasa sangat percaya diri.Bagaimana tidak seperti itu, karena pakaian yang dipakai oleh wanita itu sangat minim.Yaitu berupa sebuah dress tanpa lengan berwarna putih dengan belahan dada rendah serta bagian punggung terbuka, sementara itu bagian bawah dress tersebut juga sangat pendek dan langsung memperlihatkan paha mulus wanita tersebut.“Ayo Jeng, silakan duduk! Masa daritadi berdiri aja?” ucap Mamah Yoga, pada Ibu wanita cantik itu.Ibu wanita cantik itu pun menyadari kalau Yoga sudah memperhatikan Putrinya sejak tadi, tentu saja hal tersebut membuatnya seolah satu langkah lebih dekat untuk menjodohkan Yoga dengan Putrinya.Setelah mereka duduk, mereka pun saling berkenalan satu sama lain.Ternyata wanita cantik itu bernama Sheila dan Ibunya bernama Dewi,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22
  • After That Night   Kesal

    “Kamu ini ngawur aja!” ketus Yoga, menanggapi Sheila.Melihat sikap Yoga yang seperti itu membuat Sheila sama sekali tidak merasa risih, bahkan Sheila terlihat datar seolah hal tersebut bukanlah sesuatu yang berlebihan.“Kenapa kamu belum nikah sampai sekarang?” tanya Sheila, pada Yoga.Yoga tertunduk sambil menggaruk kepalanya sendiri, “Entah, aku hanya males aja nyari pasangan. Sekalinya nemu pasangan yang cocok dan pendekatan selama beberapa tahun, eh dia malah nikah sama orang lain. Sial bener, nasib! Nasib!” jawab Yoga.“Eh, kok malah curhat. Hehehe!” lanjut Yoga, terkekeh.“Begitu ya, kasian juga kamu!” balas Sheila, sedikit iba pada Yoga.Yoga menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya, “Kalau kamu sendiri gimana?” Giliran Yoga bertanya.“Eum ... aku males, semua laki-laki itu sama aja!” jawab Sheila, datar. Karena sepertinya Sheila memilik

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • After That Night   Kamu Lucu

    Sheila berdiri di hadapan Yoga dengan tubuh nyaris polos, dan Yoga masih bertanya Sheila mau apa. “Kamu serius gak tau?” tanya Sheila.Glek!Yoga menelan saliva tepat di hadapan Sheila, “Bu-bukannya begitu, tapi kan—“ jawab Yoga, kikuk. Saat itu belum sempat Yoga selesai berbicara, Sheila melepaskan dua buah gel yang menutupi kedua bukit kembarnya.Sontak saja dua pucuk kecil berwarna merah muda mencuat di depan mata Yoga, “Tu-tunggu dulu!” pekik Yoga.Saat itu Sheila berdiri di hadapan Yoga, sambil meremas dan memilin pucuk bukit kembarnya sendiri.“Ehmph!” desis Sheila, sambil menggigit bibir bawahnya.Tangan Sheila dengan sendirinya bergerilya meraba tubuhnya sendiri, mulai dari atas hingga ke bagian bawah yang paling sensitif.Glek!Lagi-lagi Yoga menelan saliva, matanya terbelalak memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan oleh Sheila.“Sepertinya yang ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • After That Night   Terjebak

    Sheila yang sedang menunduk hendak melepaskan celana dalamnya langsung tercekat, “Kamu ini kok, aneh?” Sheila terheran-heran dengan Yoga.“Jangan! Jangan dibuka!” ucap Yoga lagi.Padahal celana dalam Sheila sudah hampir terbuka seluruhnya, dan Yoga pun sebenarnya sempat melihat area sensitif Sheila yang mulus tanpa ada sehelai rambut halus menutupi.Sontak Sheila pun kembali menaikkan celana dalamnya, ia menatap sinis Yoga dan berpikir kalau Yoga itu tidak normal.“Tolong pakai juga yang atas,” ucap Yoga, meminta Sheila agar kembali mengenakan bra yang terbuat dari gel yg sudah ia lempar ke lantai.Bukannya mendengarkan perkataan Yoga, Sheila malah menggerakkan tubuhnya seolah menantang Yoga untuk segera menggagahinya.“Kamu ini kenapa, sih? Kamu gak normal, ya?” tuduh Sheila.“Enak aja, aku normal!” bantah Yoga.“Terus kenapa kamu begitu?” tanya lagi Sheil

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-25
  • After That Night   Aku Berjanji

    Setelah Sheila selesai berpakaian, ia kembali duduk di samping Yoga. “Maaf ya, tadi itu aku cuma ngetes kamu aja,” ucap Sheila.“Ngetes?” tanya Yoga.“Iya, ngetes. Aku pikir kamu tuh sama aja kayak mantan aku yang brengsek itu, udah semuanya aku kasih. Apa aja yang dia minta aku turutin, dia masih aja selingkuh,” jawab Sheila, lirih.Dari yang Sheila ceritakan membuat Yoga tahu kalau Sheila adalah wanita yang baik, Yoga tidak habis pikir wanita cantik dan baik seperti itu masih dikhianati.“Semoga kamu bahagia,” ucap Sheila, berdiri.“Tunggu!” sahut Yoga.“Ada apa?” tanya Sheila.“Harusnya kamu gak boleh begitu, itu terlalu berlebihan sampe kamu buka baju segala,” jawab Yoga.“Gak apa-apa, aku ini udah gak suci lagi. Lagian tubuh ini hanya segumpal daging, gak ada artinya,” ucap Sheila, datar.Deg!Yoga langsung berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-26
  • After That Night   Teman Lama

    Yoga terkesiap saat melihat Mamanya sudah berada di depan pintu, terlebih lagi dengan raut wajah Mamahnya yang terlihat masam.“Kenapa kamu gak mau sama Sheila? Kamu bukan penyuka sesama jenis, kan?” tanya Mamah Yoga. Ia berpikir ada yang tidak beres pada Yoga.“Mamah apaan sih? Aku normal lah, Mah!” bantah Yoga.Wajar saja Mamahnya Yoga seolah berpikir kalau Yoga itu tidak normal, karena ia bertemu dengan Sheila di bawah dan apa yang Sheila katakan berbeda.“Kamu dikasih cewek cakep dan seksi kayak gitu masih aja gak mau, apalagi kalo bukan karena kamu itu belok?” Lagi-lagi Mamah Yoga kembali menuduh Yoga.“Lah, emangnya Mamah tau dari mana?” tanya Yoga, heran.“Tadi Mamah ketemu sama Sheila, dia bilang kamu gak nafsu sama dia!” jawab Mamah Yoga.“Waduh! Ya gak salah juga sih, tapi harusnya jangan bilang gitu juga,” gumam Yoga.Sheila memang sengaja berkat

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • After That Night   Hubungan Spesial

    Saat jam kerja telah usai, Gita pergi ke sebuah cafe yang berada tidak jauh dari kantornya.Cafe tersebut adalah cafe tempat ia dan Anton sering bertemu, karena memang jaraknya tidak terlalu jauh dengan tempat kos Gita dahulu.Tidak butuh waktu lama untuk Gita tiba di restoran tersebut walaupun keadaan sangat macet, “Udah lama banget gak ketemu sama Anton, pasti dia tambah ganteng,” gumam Gita. Ia lalu masuk ke dalam cafe yang memang tidak terlalu besar.“Git!” Seorang pria memanggil Gita dari kejauhan, pria itu memang tidak lain adalah Anton yang sedang duduk di meja paling ujung.Saat melihat orang yang memanggilnya adalah Anton, Gita pun tersenyum dan segera menghampiri Anton. “Kamu apa kabar?” sapa Gita, sambil menjabat tangan Anton.“Baik, ayo duduk!” Anton mempersilakan Gita untuk duduk.Setelah itu mereka memesan makanan persis seperti yang sering mereka pesan dahulu.“Sudah

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28

Bab terbaru

  • After That Night   Keluarga Bahagia (Tamat)

    Saat ini Atas sedang di rumah dan ditemani oleh Gita.“Gimana ya, kok belum ada kabar?” gumam Ayas, khawatir.Ayas ingin menghubungi Tira tapi ia khawatir akan menggangu, sedangkan Tira sengaja tidak menghubungi Ayas karena ingin memberi dia kejutan.“Sabar, Yas. Mungkin mereka sedang dalam perjalanan pulang,” ucap Gita. Ia berusaha menenangkan Ayas.“Semoga aja bener begitu.”Ayas senang di saat seperti ini ada Gita yang menemani, awalnya Yoga juga ada di sana. Tapi ia harus pergi karena ada urusan lain.“Oh, iya. Kamu jadi nikah dengan Mas Yoga?” tanya Ayas, pada Gita. Ia berpikir lebih baik mengobrol dengan Gita daripada terus seperti tadi.“Katanya sih, jadi!” jawab Gita.Ayas mengerutkan kening, “Lho, kok gitu?” tanyanya.“Ya emang begitu, hehehe!” sahut Gita, cengengesan.Ayas berpikir Gita itu seperti tidak niat menikah dengan Yoga, “Kalau kamu gak suka mendingan gak usah, Git!” ucapnya.“Enak aja! Siapa bilang aku gak suka? Oops!” Gita kelepasan.Melihat respon Gita yang seper

  • After That Night   Ayo Kita Pulang

    Dengan raut wajahnya yang datar Tira menatap James dan Ady, “Kalian berdua memang sepertinya sudah bosan hidup,” ucap Tira.James dan Ady saling bertukar pandang, lalu mereka berdua tertawa.Hahaha!“Sepertinya kepala kamu habis terbentur benda keras, ya?” ledek Ady.“Atau mungkin orang yang sudah mau mati kelakuannya memang aneh?” timpal James.Hahaha!James dan Ady kembali menertawai Tira yang hanya diam dan tidak membalas.“Maaf ya, kalau kamu ingin menyalahkan seseorang. Salahkan Ayahmu dan orang ini,” ucap James.Ady hanya tertawa karena ia pikir itu memang benar, “Awalnya aku pikir Anda hanya bekerja untukku, tapi ternyata Anda juga bekerja untuk orang lain,” sahut Ady.“Tuan Ady, kita itu hidup harus bisa memanfaatkan semua kesempatan yang ada. Lagipula hal tersebut tidak melanggar kontrak kerja sama kita,” balas James.Awalnya saat Ady tahun kalau James juga bekerja untuk orang lain, ia sempat marah pada James dan menuding James memanfaatkan dirinya.Namun, setelah James memb

  • After That Night   Tim Penyelamat

    “Apa itu, Tuan James?” tanya Ady.James menyeringai, “Mereka sudah datang,” jawab James.“Hah? Mereka? Siapa?”“Tentu saja tamu yang kita undang, mereka datang sesuai dengan rencanaku,” ucap James. Ia merasa bangga karena Tira dan rombongannya telah terjebak.“Tapi Tuan, kalau mereka mati. Rasanya kurang puas,” balas Ady.“Aku yakin dia tidak akan mati semudah itu, tapi kalau memang dia mati. Mau bagaimana lagi, kan?” sahut James.Ady pun berpikir tidak masalah kalau memang Tira mati sebelum berhasil menemukan putranya, bagi Ady itu sudah cukup memuaskan karena telah memberikan Tira balasan yang setimpal.Sementara itu di mobil yang Tiran dan Daren tumpangi.“Suara ledakan apa itu?” tanya Tira.“Baru saja aku menerima laporan, kalau ternyata akses menuju ke tempat James berada sudah dipasangi jebakan. Anak buah James juga lumayan banyak,” sahut Daren.“Jadi, bagaimana caranya kita ke sana?” tanya Tira.Daren menyeringai, “Jangan khawatir, Tuan. Tentara dan Polisi berpihak pada kita, j

  • After That Night   Dentuman yang Merdu

    Setelah Tira mengantar Ayas pulang, ia langsung pergi menemui Daren di bandara, Daren bergegas menghubungi Tira saat ia menerima tugas.Tidak butuh waktu lama Tira telah sampai di bandara, mobil yang ia tumpangi berhenti di dekat sebuah pesawat jet pribadi.Seorang pria berpakaian serba hitam dengan sebuah kacamata hitam, berdiri di dekat tangga pesawat dan langsung membungkuk saat Tira berjalan ke arahnya.“Tuan, ayo kita selamatkan Putra Anda!” ucap pria itu, yang tidak lain adalah Daren.“Maaf sudah merepotkan, terima kasih karena kamu sudah mau datang dari jauh untuk membantu,” balas Tira.“Tuan dan Nyonya besar sudah sangat berjasa padaku, mana mungkin aku tidak mau membantu.”“Bagaimana dengan Ayah?” tanya Tira. Bagaimanapun juga Daren adalah kepala pengawal Ayahnya Tira.“Lebih baik kita bergegas, Tuan. Aku khawatir pada Putra Anda,” ucap Daren.Sudah lama tidak bertemu dengan Daren membuat Tira banyak mengajukan pertanyaan, akhirnya Tira dan Daren masuk ke dalam pesawat.Setel

  • After That Night   Pasukan Elite

    “Sayang, tunggu!” Sontak Tira langsung mengejar Ayas.Tap!Tira meraih tangan Ayas dan menariknya.“Kalau gak ada yang peduli, biar aku sendiri yang nolong Vano!” ucap Ayas, agak berteriak.Tira menghela napas kasar, “Kamu tenang dulu, sayang. Kita serahkan pada Mama, tapi aku juga gak bisa tinggal diam. Aku juga akan ikut mencari Vano,” ucap Tira.Saat itu Atas yang sedang kesal merasa bodoh, “Sebentar, tadi Papi bilang apa?” tanyanya.“Hem, yang mana?” Tira bertanya balik.“Yang tadi, yang Papi bilang serahkan pada Mama. Apa maksud Papi?”“Oh, itu. Jadi sebenarnya Mamah marah karena Vano hilang, dia bilang menjaga anak satu aja gak bisa,” jelas Tira.Ayas tercenung, “Hah? Mamah marah karena itu?” tanyanya.“Iya, jadi kamu cuman salah paham aja. Justru Mamah malah marah sama kita karena kita gak bisa jagain Vano dengan benar.”Mendengar penjelasan Tira, membuat Ayas merasa menjadi seorang Ibu yang buruk. Ia tidak menyangka kalau Ibu mertuanya justru sangat peduli.“Terus aku harus gi

  • After That Night   Seorang Diri

    “Tira, sini kamu!” panggil Sisca, dengan mata melotot.“Iya, Mah!” jawab Tira. Ia lalu menghampiri mamahnya.“Laras, kamu tunggu di sini!” ucap Sisca.“I-iya, Mah!” jawab Ayas, kikuk.Sementara Tira di ajak pergi oleh mamahnya, Ayas duduk di sofa seorang diri. Ia masih agak canggung dengan Ibu mertuanya itu, Ayas juga tidak tahu harus berbuat apa saat ini.Tira diajak oleh mamahnya ke sebuah ruangan, “Duduk!” ucap Sisca, dengan sikap yang dingin.“Iya, mah.” Tira pun duduk di sebuah sofa.Sudah lama Tira dan Mamahnya tidak bicara seserius ini, terakhir kali mereka berbicara serius adalah saat Tira memutuskan untuk menikahi Ayas.“Tira, kamu tau kenapa mamah memanggil kamu ke sini?” tanya Sisca, serius.Tira hanya menggeleng dan tidak menjawab.“Kamu ini sudah punya anak, seharusnya kamu tidak lagi mementingkan diri kamu sendiri!” ucap Sisca. Ia memarahi putranya itu.“Jadi mamah memang sudah tahu kalau—“ Belum selesai Tira berbicara, Sisca sudah tampak emosi.Brakk!“Tau kalau Vano di

  • After That Night   Dendam

    Di tempat Vano disandera yang merupakan tempat persembunyian James, seorang pria datang menemui James.“Sepertinya semua berjalan dengan lancar, Tuan James!” ucap pria itu.James tampak tersenyum tipis sambil duduk di sofa besar, “Silakan Tuan Ady, anggap saja rumah sendiri,” sahut James.Pria yang baru saja datang itu tidak lain adalah Ady, ia tampak sangat puas dengan kinerja James. “Profesional memang selalu bisa diandalkan,” puji Ady.“Anda terlalu memuji Tuan, aku hanya melaksanakan semuanya sesuai dengan rencana saja,” ucap James.Ady tampak tersenyum tipis, ia lalu menghampiri Vano yang saat ini sedang berada di sebuah kamar.Ceklek!Saat melihat ada orang yang datang dan membuka pintu kamar, Vano sempat berpikir kalau itu adalah Papi atau Maminya.Namun, orang yang muncul ternyata tidak seperti yang Vano harapkan.“Haloo, adik kecil,” sapa Ady, sambil te

  • After That Night   Berpamitan

    Tira kaget bukan main saat tiba-tiba saja Mamahnya menelepon, ia tidak menyangka kalau Mamahnya akan tahu dan akan memarahinya karena Vano hilang.“Mah—“ Belum selesai Tira berbicara, Mamah Tira terus memarahi Tira.“Kalau kamu gak bisa jagain Vano, harusnya kamu bilang! Jangan diem aja!” Mamah Tira terus saja mengomel, sampai-sampai Tira saja tidak diberi kesempatan untuk berbicara.“Sekarang juga, kamu datang ke sini! Biar semua mamah dan papah yang urus!” ucap Mamah Tira dengan sangat tegas.“Tapi, Mah—“ Belum selesai Tira berbicara, mamahnya sudah mengakhiri panggilan tersebut.Panggilan terputus.Ayas yang melihat Tira tampak kebingungan langsung menghampiri, “Pi, ada apa?” tanyanya.“Ini, Mi. Mamah aku marah-marah,” sahut Tira.Sontak Ayas pun tercekat, “Hah? Marah-marah? Emangnya kenapa?” tanya Ayas.&ldqu

  • After That Night   Hanya Berdiam Diri

    “Kamu yakin?” tanya Tira pada Panji.“Iya, Tuan. Saya sangat yakin, karena mereka benar-benar meninggalkan jejak mereka di CCTV yang ada di rumah. Seolah-olah mereka memang sengaja dan memang ingin menantang kita,” jawab Panji. Ia berani berkata seperti itu karena memang hal tersebut sangat tidak masuk akal.Dan satu-satunya kemungkinan yang terjadi mereka memang benar-benar sengaja, semua sudah dapat Panji tebak dengan baik.“Jadi siapa mereka?” tanya Tira. Ia sudah tidak sabar mengetahui siapa orang yang berani melakukan ini pada keluarganya.Akhirnya Panji pun memberi tahu siapa orang yang sudah membawa Vano pergi, ia adalah seorang pembunuh bayaran yang bernama James.“James?” tanya Tira.“Iya, Tuan. James S adalah seorang pembunuh bayaran, ia tidak segan membunuh targetnya dengan sadis. Dan itu semua tergantung dari permintaan kliennya,” ujar Panji.“Yang paling pe

DMCA.com Protection Status