Home / Romansa / Affair With Mantan / Tinggal Seatap

Share

Tinggal Seatap

Author: Dwie_ina
last update Last Updated: 2023-06-03 18:31:13

Ares yang duduk pun langsung mengepalkan tangannya erat, giginya bergemelatuk menatap ke arah depan.

Sorot matanya memancarkan amarah, rencananya langsung berubah 180°.

Tanpa menunggu pelafalan resepsi, kini Ares langsung melangkahkan kakinya untuk ke luar dari gedung.

"Minta kunci mobil papa," ucap Ares yang tanpa sengaja bertemu dengan asisten papanya.

"Tapi Tuan Muda —"

"Cepat!"

Mendapatkan sentakan dari Ares, asisten itu pun langsung menyerahkan kunci mobil tersebut.

Sedangkan di dalam gedung, papa Ares hanya bisa menahan diri agar tidak memarahi anak semata wayangnya itu.

"Kaira, maaf ya. Anak aku pergi ke luar dari gedung. Mungkin, dia gak terlalu setuju dengan pernikahan ini."

Papa Ares yang bernama Devin itu pun, memandang calon istrinya.

"Kaira," Devin memegang bahu Kaira. Membuat Kaira langsung tersadar dari lamunannya.

"I ... iya, mungkin saja."

Kaira sebenarnya sempat terkejut, dengan apa yang dilihatnya tadi. Mantannya, duduk tepat di hadapannya.

Meskipun mereka berdua berjarak, tapi tetap saja membuat hati Kaira merasakan sesuatu yang aneh.

*

Acara resepsi yang diselenggarakan di dalam gedung itu selesai, bebarengan dengan Ares yang kembali masuk ke dalam gedung.

Beda dengan tampilan awalnya, Ares kini sudah mengenakan tuxedo berwarna biru dongker, dengan dipadukan sepatu pantofel yang mengetuk lantai gedung tersebut.

Ares tersenyum hangat, ketika berada di hadapan papanya.

"Selamat, Pa. Maafin Ares yang sudah bersikap seperti anak kecil kemaren. Sekarang Ares ikut bahagia, atas pernikahan Papa."

Tanpa Devin sadari, senyuman mengerikan muncul di sudut bibir Ares.

Kini Ares menggeser langkahnya, dia berada si hadapan wanita yang kini sudah menyandang gelar mama.

"Selamat ya, kamu sudah mampu membuat papa saya ... merasakan jatuh cinta kembali."

"Ares, dia mama kamu. Selanjutnya, jangan terlalu formal dengan Kaira."

"Oh, namanya Kaira, Pa. Iya, Ares akan bersikap baik dengan mama baru ini."

Tentu saja itu hanya alibi Ares, membuat dia seolah-olah tidak mengenali Kaira.

Deg.

Dengan gerakan tiba-tiba, Ares memeluk Kaira.

"Long time no see, Ara."

Tubuh Kaira menegang, Ara adalah panggilan sayang yang diberikan Ares untuknya.

Saat ini dia benar-benar bingung harus bersikap seperti apa. Ares mendekap tubuh Kaira begitu erat, tulang yang berada si tubuh Kaira serasa mau patah semua.

"Ares, itu istri papa. Lepaskan sekarang!"

Devin mencoba melerai pelukan Ares dan Kaira.

"Pa, mulai malam ini ... Ares akan balik tidur di rumah. Ares merindukan masakan mama, bolehkan?"

"Pertanyaan kamu ini sangat konyol, Ares. Kamu bagian keluarga di sini, jika kamu ingin pulang pun, pintu rumah akan selalu terbuka."

*

Ares, Kaira dan Devin kini sedang berada di dalam mobil. Kaira berada di tengah-tengah kedua lelaki itu.

Devin memang mempunyai asisten pribadi yang siap sedia, di mana pun dia berada.

Mobil itu membelah jalanan yang berada di kota. Tanpa Devin sadari, tangan Ares yang sebelah kiri merambat menuju punggung Kaira.

Ares dengan tersenyum jahil, dia mengelus pundak Kaira. Sesekali juga dia menghembuskan nafas ke arah leher Kaira.

Kaira yang merasakan Ares hendak mendaratkan sebuah kecupan ke arahnya pun, langsung memalingkan muka untuk menatap ke arah Ares.

Dugaan Kaira salah. Ares dengan lancang mengecup bibir Kaira. Kedua mata Kaira melebar dengan pupil yang ikut melebar.

Kaira cepat-cepat memalingkan mukanya, supaya Devin tidak curiga.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Devin yang melihat Kaira dengan tatapan aneh.

Kaira hanya tersenyum paksa seraya menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak, Mas."

Ares yang mendengar panggilan Kaira buat papanya itu langsung mendelikkan matanya.

'Mas, mas samsul?' gerutu Ares dengan menatap ke arah luar jendela.

Dia benar-benar akan membuat Kaira kembali ke dalam dekapannya. Bahkan dengan cara apa pun itu.

Cklik.

Kaira lagi-lagi membolakan matanya, dia menghembuskan nafas kasar. Ada saja kelakuan dari Ares, yang bisa membuat Kaira menghela nafas lelah.

"Kamu kenapa, Sayang?"

"Ti ... tidak, Mas. Ini nyampenya masih lama apa? Aku udah ngerasa risih pakai gaun ini."

Ares menaruh kedua telapak tangannya di belakang kepala, dia menyenderkan punggungnya.

"Ares. Mulai besok, kamu gantikan papa menjadi CEO utama dalam perusahaan. Untuk tiga hari saja, papa ingin libur terlebih dahulu."

"Hmmmm," gumam Ares untuk menjawab papanya.

*

Kini mobil yang sedang mereka tumpangi sudah berhenti di depan rumah bergaya eropa, yang cukup klasik tapi mewah.

Ares langsung turun dari mobil papanya tanpa mempedulikan Devin dan Kaira.

"Maaf ya, Sayang. Mungkin Ares belum terbiasa dengan adanya kamu."

Kaira hanya bisa memandang lelaki yang kini berstatus sebagai suaminya dengan senyum simpul.

Kaira memikirkan bagaimana hari-harinya setelah harus tinggal seatap bersama mantannya sendiri.

Ditambah lagi, status Kaira yang kini menjadi ibu tiri Ares.

"Mari turun, Sayang."

Kaira menganggukkan kepalanya, dan langsung menyambut uluran tangan hangat dari suaminya itu. Entah dari sejak kapan Devin sudah berada di luar mobil.

Kaira dan Devin berjalan beriringan dengan bergandengan tangan menuju pintu rumah utama, di sana sudah terlihat beberapa pegawai yang siap menyambut keduanya.

"Selamat datang, Tuan dan Nyonya."

Salah satu maid yang berada di sana menyapa keduanya, Kaira hanya menganggukkan kepala dan tersenyum.

Devin kembali menuntun Kaira untuk masuk ke dalam rumah, beberapa maid yang dari tadi berada di samping pintu itu langsung membungkukkan badannya, ketika Kaira dan Devin lewat.

"Kaira, nanti kita tidurnya di kamar sebelah Ares ya. Di sini kamar utama hanya ada dua, kebanyakan yang belakang kamar pembantu. Kamar pembantu pun terpisah dari rumah utama ini."

Kaira hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab semua ucapan yang terlontar dari Devin.

Sebenarnya Kaira sedikit merasa heran, suaminya ini orang ternama di kotanya. Bahkan fotonya selalu terpampang di atas majalah atau pun koran.

Rumah bergaya eropa itu memang tidak ada lantai duanya, hanya ada lantai satu, tapi sangat luas.

Kaira dan Devin menuju kamarnya. Saat membuka pintu tersebut, aroma mawar langsung menguar.

Kaira menutup mulutnya, tidak percaya dengan kamarnya saat ini. Ini adalah desain kamar yang sangat ia impikan setelah menikah.

Matanya berbinar, menatap Devin dengan tatapan yang bahagia.

Refleks, Kaira memeluk Devin. Devin pun membalas pelukan Kaira dan mulai menggiring masuk ke dalam kamar.

Hal itu sama sekali tidak luput dari pandangan Ares. Ares yang memang sengaja langsung masuk ke dapur itu, mengepalkan kedua tangannya erat.

Matanya menatap nyalang ke arah papanya dan Kaira. Dia meneguk air yang berada di gelas hingga tandas, sebelum akhirnya dia menampakkan senyum mengerikan.

'Lihat saja mama tiriku. Apa yang akan aku lakukan terhadapmu, mungkin sebuah hadiah yang cukup memuaskan.'

Kira-kira hadiah apa yang akan diberikan Ares, di hari pertama Kaira tinggal bersamanya?

Related chapters

  • Affair With Mantan   Suara Dari Kamar Sebelah

    Ares mengacak-acak rambutnya sendiri. Dia kini sedang terduduk di atas ranjang dengan segelas wine yang berada di dalam genggamannya. Senyum mengejek terpantri di bibir Ares, ini adalah sebuah kejutan untuknya. Bagaimana bisa, mantan yang menghilang selama tiga tahun tiba-tiba datang kembali.Ares meneguk wine itu, hingga tandas tak tersisa. Dia langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Tiba-tiba saja, otaknya seperti berputar ke masa lampau. Masa di mana dia dan Kaira masih menjadi sepasang kekasih.                # Flashback On #Ares dan Kaira merupakan kedua murid unggulan di SMA nya. Mereka selalu berebut untuk mendapatkan sebuah gelar juara satu.Ares yang saat itu merupakan kapten basket, diikut sertakan untuk mengikuti cerdas cermat bersama Kaira. Otak mereka berdua memang tidak jauh berbeda.Di sanalah, Ares merasakan jatuh cinta pada pandangan pertamanya. Dia yang tadinya tidak percaya dengan first love, la

    Last Updated : 2023-06-04
  • Affair With Mantan   Perlakuan Ares pada Kaira

    Ares yang tersadar terlebih dahulu, langsung mendudukkan tubuhnya. Dia membuang mukanya ke arah lain, untuk menghindari tatapan Kaira."Ngapain kamu di sini?" tanya Ares dengan suara dinginnya."Aku ... aku tadi lihat kamu tidur di sofa, mana udah malem. Jadi aku bawain selimut," Kaira berucap seraya membenarkan tubuhnya yang tadi masih condong ke arah sofa."Gak usah sok peduli deh," ucap Ares seraya berdiri dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan Kaira. Sedangkan Kaira yang menatap kepergian Ares, hanya bisa mematung dengan mata yang nanar.*Keesokan paginya, Kaira memasak beberapa makanan di dapur. Terlihat Kaira yang melangkah sedikit kesusahan, karena memang semalam dia melewati malam panjang bersama Devin."Kaira. Kamu sedang memasak apa, Sayang?" tanya Devin yang entah sejak kapan berada di belakang Kaira. Tangan Devin pun memeluk Kaira dari belakang, membuat Kaira bisa merasakan hembusan nafas Devin.

    Last Updated : 2023-06-04
  • Affair With Mantan   Bertemu orang tua Kaira

    "Hai, mama tiriku. Mau ke mana?" sapa Ares yang masih menatap Kaira dengan senyuman."Ares, aku ... maaf." Kaira langsung membenarkan tubuhnya, yang tadi bersandar di dada bidang milik Ares."Kamu mau ke mana?" tanya Ares dengan wajah yang semakin dekat ke arah Kaira."Aku ... ak —"Sebuah kecupan manis mendarat di bibir Kaira. Kaira mematung beberapa saat dengan kedua mata yang membulat sempurna. Kaira bisa merasakan, bahwasannya Ares tersenyum dalam kecupan tersebut.Kaira yang tersadar lebih dulu pun, langsung mendorong dada bidang milik Ares."Long time no see, kekasihku yang hilang."Deg.Jantung Kaira berpacu dengan cepat, ketika sebuah seringaian muncul dari bibir Ares."Ares. Aku benar-benar minta maaf, aku akan pergi untuk mengunjungi orang tuaku. Bisakah kamu Minggir sejenak?""Akan aku antar," ucap Ares yang membuat Kaira melongo seketika.Ares yang melihat Kaira m

    Last Updated : 2023-06-05
  • Affair With Mantan   Pengakuan Palsu

    "Iya, Bu. Kita berdua masih menjalin hubungan yang baik.""Syukurlah jika memang kalian masih menjalin hubungan yang baik, Ibu turut senang."Kaira menggigit bibirnya semakin keras, menyalurkan rasa gugup yang menjalar di tubuhnya."Bu, Kaira sama Ares pamit pulang dulu ya. Ini Kaira ada urusan mendadak, yang penting kan Kaira udah jenguk ayah."Ibu Kaira menganggukkan kepalanya, sebelum dia benar-benar pergi dari ruangan tersebut, Kaira menyalimi ayah dan ibunya, tidak terkecuali Ares yang juga melakukan hal serupa.Saat di dalam mobil, Kaira melayangkan tatapan tajam ke arah Ares. "Apa maksud kamu bilang kalau kita masih berpacaran?""Keliatannya ayah sama ibu juga belum tau kalau kamu dan papaku menikah."Tenggorokan Kaira kembali tercekat, dia tidak menyangka jika Ares akan berucap demikian."Ingat, Ares. Aku udah jadi mama tiri kamu, jadi tolong hargai kehadiranku.""Aku kan dah bilang, sampek kapan pun aku gak mau. Lagian kita juga gak putus kan?"***Malam menjelang, Kaira seda

    Last Updated : 2023-11-01
  • Affair With Mantan   Stop!

    ‘Apa maksud dia?’ batin Kaira memandang heran pada Ares. Dia hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan dari Ares. Kaira merasa jika dia menjawabnya maka percakapan ini akan teralihkan pada masa lalu mereka. Kaira sudah bertekad untuk melupakan masalah masa lalunya dengan Ares. Ares tersenyum tipis melihat reaksi Kaira yang hanya diam saja. “Kenapa diam saja? Kamu nggak mau tahu alasannya apa?”Kaira berdehem sejenak lalu memalingkan wajahnya dari Ares. “Buat apa kamu masih nyimpan foto itu? Kita udah lama putus jadi kamu nggak perlu memajangnya lagi. Nggak enak kalau di lihat sama Mas Devin,” ucap Kaira.Ares tersenyum miring mendengar jawaban dari Kaira. Dia dengan sengaja mendekatkan tubuhnya pada Kaira hingga membuat Kaira terperanjat kaget melihat dekatnya Ares padanya. “Kita nggak pernah putus, Kaira. Yang benar itu kamu yang ninggalin aku dan malah nikah sama Papaku.”Kaira terdiam. Dia tidak tahu harus membalas perkataan Ares s

    Last Updated : 2023-11-02
  • Affair With Mantan   stop! 2

    Ares menyeringai melihat Kaira yang menatap tajam padanya. Tidak mungkin Ares membiarkan kesempatan ini pergi begitu saja. Kaira menepis tangan Ares lalu berjalan ke arah pintu kamar Ares. Sebelum Kaira sempat membuka pintu itu. Kaira membalikkan badannya ke arah Ares. “Luapin apa yang udah terjadi sama kita, aku nggak bakal balik ke kamu lagi.”Brak!Kaira terkejut ketika tangan Ares mengukungnnya di pintu kamar Ares yang masih tertutup. “Jangan harap kamu bisa pergi dari sini, Kaira.”Kaira melotot marah pada Ares. “Jangan buat aku marah, Ares!” seru Kaira masih menahan volume suaranya karena dia tidak ingin Devin mendengar teriakannya dari kamar sebelah. Ares terkekeh melihat Kaira yang malah terlihat menghibur di matanya. “Kamu yang bodoh nurutin aku masuk ke kamar ini, Kaira. Emangnya kamu seyakin itu aku nggak bakal ngelakuin sesuatu ke kamu, hm?”Ares langsung memegang pergelangan tangan Kaira dan menarik Kaira dengan ku

    Last Updated : 2023-11-03
  • Affair With Mantan   pijat-memijat

    Devin mengernyitkan keningnya ketika tidak mendengar jawaban dari Ares. Dia kembali mengetuk pintu kamar Ares lagi. “Ares? Kamu masih bangun, kan?” tanya Devin yang memang melihat lampu kamar Ares masih menyala. Kaira yang merasa ada kesempatan untuk menyingkirkan Ares, langsung saja dia mendorong dada bidang Ares dengan kuat hingga akhirnya Ares pun menjauhkan tubuhnya dari Kaira. Kaira menggunakan kesempatan itu untuk bangkit berdiri dari posisi terbaringnya dan merapikan penampilannya agar tidak terlihat berantakan. Tidak dipungkiri Kaira begitu gugup ketika mendengar suara Devin yang saat ini masih berada di luar kamar Ares. Kaira juga mengusap bibirnya dengan punggung tangannya. Dia ingin menghilangkan jejak ciuman Ares di bibirnya tadi. Ares hanya memutar bola matanya malas melihat Kaira melakukan hal itu. Dia berjalan mendekat pada pintu kamar namun hal itu dihentikan oleh Kaira. Kaira menggelengkan kepalanya, meminta agar Ares tidak membuka pintu kamar itu. Dia tidak in

    Last Updated : 2023-11-04
  • Affair With Mantan   Sebuah Obsesi

    Kaira terbangun lebih pagi dari biasanya. Tentu saja itu karena dia tidak bisa tertidur nyenyak malam kemarin. Dia masih merasa begitu gelisah karena takut Devin malah mencurigai hubungannya dengan Ares. Meskipun Devin tidak terlihat mencurigainya, namun Kaira tetap saja merasa cemas. Kaira menatap ke arah Devin yang masih tertidur nyenyak. Dia pun turun dari kasur dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Selagi mandi, Kaira terpikirkan masalah ciuman dan perkataan Ares padanya. “Nggak, mulai sekarang aku harus jaga jarak dari Ares,” gumam Kaira. Setelah beberapa menit berlalu, Kaira pun melangkah keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah berganti. Dia mengeringkan sedikit rambutnya dan merapikannya sebelum akhirnya dia melangkah keluar dari kamarnya. Kaira menatap sejenak ke arah pintu kamar Ares yang masih tertutup rapat. Dia berharap Ares belum terbangun sehingga pagi ini Kaira tidak perlu meras

    Last Updated : 2023-11-08

Latest chapter

  • Affair With Mantan   Jadi pacarku

    Tidak memedulikan keadaan Kaira, Ares memutuskan untuk pergi lagi dari rumahnya itu dan memilih untuk menenangkan dirinya di bar yang sudah menjadi tempat langganannya. “Ck, makin lama di rumah yang ada aku bakal semakin emosi sama wanita pembawa sial itu. Jadi lebih baik aku menghibur diri di tempat biasa,” gumam Ares, sambil terus melajukan mobilnya itu menuju ke salah satu bar yang dia maksud tersebut. Tidak berapa lama kemudian, Ares tiba di bar tersebut. Di sana dia langsung saja memarkirkan mobilnya itu di parkiran bar lalu barulah setelah itu dia turun dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam bar itu. Tujuan Ares di sana pun hanya ingin minum-minum sebentar saja karena memang hanya itu saja yang bisa membuat dia agak melupakan apa yang sudah terjadi pada dirinya. “Vodka,” ucap Ares pada bartender yang sudah cukup mengenalnya itu. “Oke,” sahut bartender tersebut. Alunan suara musik di dalam bar itu pun sama sekali tidak mengganggu Ares. Dia hanya ingin menikmati minumann

  • Affair With Mantan   Semakin berulah

    Setelah cukup lama Ares menghabiskan waktunya di makam ibu kandungnya itu, dia pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Jujur saja sampai sekarang Ares masih menahan rasa amarahnya terhadap Kaira. Bahkan di dalam pikirannya saat ini adalah untuk memukul dan menampar wanita yang menurutnya sudah menjadi penyebab ayahnya mengalami kecelakaan pesawat itu.“Harusnya wanita itu dari awal nggak hadir aja di kehidupan aku dan Papa. Dengan begitu hubungan aku sama Papa juga nggak bakal renggang kayak sebelumnya,” geram Ares, mengeratkan genggaman tangannya pada gagang motor yang dia pegangi itu. Ares pun hanya bisa menatap jalanan di depannya dengan tatapan penuh amarahnya. Hingga selang beberapa menit kemudian, akhirnya Ares tiba di rumahnya dan dia langsung memakirkan motornya ke dalam garasi yang berada di samping runahnya. Kemudian Ares melepaskan helmnya dan segera melangkah masuk ke dalam rumahnya itu. Tepat saat dia mendekat ke arah ruang tengah, di sana Ares bisa mendengar

  • Affair With Mantan   Salah kamu

    “I-Ini nggak mungkin ....”Dengan tangan yang bergetar memegang remote televisi, Kaira tidak mampu menahan air matanya yang sudah mengalir ke kedua pipinya. Sama sekali tidak pernah dibayangkannya bahwa suami yang dia cintai akan mengalami kecelakaan seperti itu. Apalagi baru beberapa jam berlalu semenjak Devin pergi ke luar kota dan meninggakan dirinya, namun kejadian seperti itu sudah terjadi. “M-Mas Devin ... nggak ... jangan tinggalin aku,” lirih Kaira, sambil menundukkan kepalanya dan membiarkan saja remote yang dipegangnya tadi terjatuh ke atas lantai.Rasa sakit yang dirasakan di dalam hatinya benar-benar tidak bisa dibendung oleh Kaira. Bahkan sedikti demi seidkit dia bisa merasakan rasa sesak yang begitu menyakitkan. “K ... Kenapa hal ini harus terjadi sama Mas Devin? Kenapa? Baru saja kami memulai kembali semuanya ... tapi kenapa hal ini harus terjadi?” Suara tangisan Kaira memenuhi ruang tengah tersebut. Dia tidak peduli dengan Ares yang mungkin saja akan mendengar tang

  • Affair With Mantan   Jatuhnya pesawat

    Beberapa hari telah berlalu semenjak keguguran yang dialami oleh Kaira.Kaira masih merasa sedih karena dia sudah kehilangan anak yang bahkan belum sempat melihat dunia karena salah dirinya. Namun berkat ada suaminya yang selalu menguatkannya, Kaira benar-benar merasa jauh lebih baik. “Kamu bakal pergi sampai berapa hari, Mas?” tanya Kaira, sambil merapikan pakaian suaminya yang dia masukkan ke dalam koper. “Mungkin 3 sampai 4 hari, Sayang. Tapi aku usahain pulang lebih cepat, ya,” jawab Devin, tersenyum lalu mengecup lembut kening istrinya. “Maaf ya, tiba-tiba aku harus pergi perjalanan bisnis kayak gini. Padahal aku masih mau ngejagain kamu di sini.”Kaira tersenyum lalu menggeleng pelan. “Nggak apa-apa, Mas. Lagian kamu nggak perlu jagain aku lagi, sekarang aku udah lebih baik kok,” balas Kaira, sambil menutup kopernya. “Berkat kamu, aku udah jauh lebih baik. Makasih banyak ya, Mas, makasih karena masih mau pertahanin aku jadi istri kamu.”Devin membalas senyuman istrinya itu lal

  • Affair With Mantan   Kembali Berulah

    “Ares, kamu bantu Papa bawa Mama ke mobil, kita harus ke rumah sakit sekarang,” ucap Devin kepada Ares. Ares hanya menuruti perkataan papanya itu lalu membantu menggendong tubuh Kaira dan membawanya masuk ke dalam mobilnya Devin. Di dalam sanna sudah ada Devin yang menyalakan mesin mobilnya. “Kami juga masuk, kita ke rumah sakit sekarang. teman kamu bisa pulang lebih dulu,” ucap Devin memandang ke arah Jeremy dengan tatapan yang cukup tegas. Dia masih ingat dengan apa saja yang dikatakan Jeremy kepada istrinya. “Kejadian hari ini, jangan dibahas lagi.”Ares pun mau tidak mau ikut bersama dengan Devin dan menuju ke rumah sakit. Sedangkan Jeremy dimintai pulang oleh Ares karena tugasnya Jeremy tadi juga sudah selesai dan berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang Ares inginkan. Selama perjalanan menuju ke rumah sakit, Devin tidak henti-hentinya melirik ke arah Kaira dengan perasaan cemasnya. “Aku harap dia baik-baik aja,” ucap Devin

  • Affair With Mantan   Teman masa lalu

    “Hey, Bro,” ucap Jeremy yang baru saja tiba di rumah Ares. “Jadi, ngapain kamu suruh aku datang ke sini?”Ares tersenyum. “Nanti kamu juga akan tahu. Masuk dulu,” ucap Ares berjalan masuk dan diikuti oleh Jeremy di belakangnya. Mereka pun memutuskan untuk duduk di ruang tamu. “Nggak ada niatan mau nawarin aku minum?” tanya Jeremy memukul lengan Ares pelan. “Aku tamu di sini.”“Ck, bentar lagi Mama aku juga bakal pulang. Nanti kamu minta aja sama dia,” ucap Ares. “Mama? Mama tiri kamu? oh iya, aku juga belum pernah lihat Mama tiri kamu, ya. Orangnya seperti apa? Papa kamu kan ganteng jadi harusnya Mama tiri kamu itu cantik dong, ya,”: ujar Jeremy yang mulai tertarik ingin mengetahui mengenai mama tiri Ares.Ares tersenyum miring mendengar perkataan Jeremy. “Mama tiri aku itu, kamu sangat mengenalnya, Jer. Nanti kamu setelah lihat pasti langsung ingat.”Jeremy mengernyitkan keningnya, bingung dengan perkataan temannya i

  • Affair With Mantan   Berhentilah, kumohon

    Kedua mata Kaira terbelalak lebar setelah dia mendengar suara Devin yang berada di luar gudang itu. Ares tersenyum miring. “Kalau aku memanggil Papa kemari, kira-kira menurut kamu apa yang akan dia pikirkan tentang kita, Kaira?” tanya Ares. Kaira menggelengkan kepalanya. Kedua matanya sudah berkaca-kaca saat ini. Apapun yang terjadi Kaira tidak ingin sampai Devin mengetahui apa yang sudah dilakukan Ares pada Kaira.Ares pun menjauhkan dirinya dari Kaira. “Untuk kali ini aku nggak akan melanjutkannya. Tapi bukan berarti aku nyerah gitu aja, Kaira.”Tatapan Ares jatuh pada pertu rata Kaira. Dia berdecih kesal, mengingat sekarang ada kehidupan kecil di dalam perutnya Kaira itu. “Nikmatilah selagi kamu bisa. Jangan lupain kalau aku bisa kapan aja hancurin rasa senang kamu itu.”Setelah itu pun Ares membuka pintu gudangnya dan berjalan keluar, meninggalkan Kaira yang sudah terduduk di atas lantai gudang itu. Kedua tangan Kaira masi

  • Affair With Mantan   Akankah?

    “Huek! Huek!”Setelah beberapa bulan berlalu, ada yang berbeda dengan kondisi tubuh Kaira. Dia merasa begitu lemas bahkan nafsu makannya selalu berubah-ubah. Belum lagi dia yang mulai sering merasa pusing dan mual-mual. “Kaira, kamu nggak apa-apa?” tanya Devin mengetuk pintu kamar mandi setelah dia mendengar suara istrinya yang tengah muntah-muntah itu. Tidak berapa lama suara air keran yang terbuka pun terdengar. Setelahnya itu Kaira membuka pintu kamar mandi dan menatap wajah cemas suaminya itu. “Mas … aku merasa pusing,” ucap Kaira dengan lemas. “Kita ke rumah sakit sekarang. Aku takut ini bukan hanya masuk angin aja, Kaira,” ucap Devin mengelus punggung Kaira dengan lembut. Kaira pun menganggukkan kepalanya. “Iya, Mas. Aku juga sering mual-mual kayaknya aneh kalau ini masuk angin biasa.”Devin pun menuntun Kaira keluar dari kamar. Tidak lupa dia membawa kunci mobilnya lalu melangkahkan kakinya bersama dengan Kai

  • Affair With Mantan   Tamparan Keras

    “K-Kamu ….” Kaira kehabisan kata-katanya. Dia masih tidak menyangka Ares menamparnya sekeras itu padahal sebelumnya Ares tidak pernah menunjukkan tindakan kekerasan padanya sama sekali apalagi ketika mereka masih dalam hubungan asmara sewaktu SMA dulu. Tidak berbeda dengan Kaira. Ares juga sama terkejutnya dengan apa yang baru saja dia lakukan. Namun Ares tidak menunjukkan raut wajah terkejutnya itu dan hanya memasang wajah normalnya.“Kaira, kamu harusnya kamu nggak nolak aku terus-terusan,” ucap Ares tiba-tiba setelah terjadi keheningan sejenak di antara dirinya dan Kaira. Pipi Kaira masih berdenyut sakit karena memang tamparan dari Ares begitu keras dan penuh teanga itu. Kaira menjauhkan tubuhnya dan Ares dan menatap Ares dengan tatapan sendu. Sebenarnya Kaira sedih dengan perubahan sikap Ares yang dulunya lembut, sekarang berubah menjadi Ares yang dengan mudah bisa bermain tangan kepadanya. “Ares, aku mohon sama kamu. Ja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status