Meisi tiba di Kediaman Feno, dia memberikan sarang burung walet pada pelayan dengan gaya seperti seorang nyonya rumah."Rebus sarang burung walet ini, nanti aku mau minum."Pelayan menerima dengan kedua tangannya, tanpa berani mengabaikan perintahnya.Pengurus kediaman melihat sarang burung walet dan diam-diam menggelengkan kepalanya.Calon nyonya ini memang pandai menghasilkan uang, tapi dia juga sangat boros.Apakah Kediaman Feno bisa menjalani kehidupan yang tenang jika diurus olehnya?Meisi sudah berusia 40 tahun sekarang. Meisi menggunakan sebagian uangnya untuk melakukan perawatan kulit dan memakai bedak mutiara setiap harinya yang membuat Meisi terlihat 7 atau 8 tahun lebih muda.Hari ini Meisi mengenakan pakaian yang lebih ringan, dikatakan jika pakaian ini dibuat oleh Kaisar untuk Ratu. Pakaian bagian atas ini membuat Meisi terlihat sangat gagah. Meisi merasa pakaian ini sangat cocok untuknya yang merupakan pebisnis wanita.Pada saat ini, Lydia dan pelayannya sedang mengintip
Nadif tertawa karena marah."Bagaimana mungkin aku membohongimu?""Meisi, kamu sudah buat masalah sebesar ini sebelum menikah denganku. Bagaimana kalau sudah menikah?""Kalau kamu tidak minta maaf hari ini, pernikahan kita akan dibatalkan!"Tangan Meisi gemetar, wajahnya juga menjadi masam saat ini."Baiklah! Aku akan minta maaf! Tapi aku pergi bukan karena ancamanmu, aku pergi karena aku memedulikanmu dan tidak ingin reputasi Kediaman Feno menurun."Nadif sudah mengetahui niat Meisi sejak awal.Dia mencibir, "Kalau kamu memang melakukannya demi kebaikanku, kamu tidak akan paksa aku untuk menikahimu!"Ucapan ini menusuk hati Meisi.Dia mencibir."Nadif, apakah akulah yang memaksamu? Bukankah kita menikah untuk memenuhi kebutuhan sendiri?"Meisi menginginkan kekuasaan dan harta.Membuka jalur perdagangan ke berbagai kerajaan dengan identitas sebagai bibi dari Ratu sama sekali tidak cukup.Meisi ingin mendorong putrinya ke posisi yang lebih tinggi.Sedangkan Nadif ingin memiliki putri ya
"Mayor Jenderal, ada berita darurat! Nona Nadine bunuh diri karena merasa dipermalukan, Nyonya menyuruh Anda pulang secepat mungkin dan menggantikan Nona Nadine untuk menikah!"Di Perbatasan Naki, kuda-kuda melintasi sungai beku yang baru saja mencair. Air yang dipijak kuda-kuda itu menciprat ke segala arah.Nabila memimpin di baris terdepan sambil menunggangi kudanya. Dia mengenakan pakaian hitam dengan lengan sempit, rambut hitamnya hanya diikat dengan jepit kayu. Rambut dan pakaiannya berkibar ditiup angin. Gadis itu terlihat garang dan memancarkan aura kesatria yang kuat.Nabila Feno dan adiknya, Nadine Feno adalah saudara kembar. Tapi karena kelahiran anak kembar dianggap membawa petaka, Nabila dibesarkan di luar lingkungan keluarga sejak kecil.Nadine mempunyai sifat lembut dan tidak pernah menaruh dendam pada orang lain.Nabila tidak habis pikir, siapa yang sudah tega menyakiti hati adiknya yang polos dan baik hati itu.Rasanya dia ingin menguliti orang itu lalu membuang tulangn
Nabila yang menunggu di dalam ruangan itu menyipitkan mata indahnya.Hasil pemeriksaan itu tidak akan membawa keuntungan apa pun bagi Keluarga Feno.Selir Utama pasti yakin kalau Nadine sudah tidak perawan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat masalah.Jika ternyata "Nadine" masih perawan, Selir Utama pasti akan curiga meski hal itu bisa mengadang niat buruk selir laknat itu.Andai saja pihak istana tahu kalau Nabila hanya pengganti, hal itu akan dihitung sebagai penipuan. Pasti pihak kerajaan akan memberi hukuman yang setimpal pada Keluarga Feno!Nabila melihat lurus ke depan, dia menggunakan tangannya yang biasa dia gunakan untuk memegang pedang itu dan menodongkannya ke hiasan kepalanya sendiri dengan tenang.Gurunya mengajarkannya seni bela diri dan pengabdian pada negara.Istri gurunya telah mengajarinya cara mengurus rumah tangga, termasuk beberapa teknik mengurus harem, tapi Nabila merasa dia tidak akan pernah menerapkannya meski sudah mempelajarinya dengan baik.Nabila
Istana Giok, kediaman Ibu Suri.Setelah mendengar tentang kejadian di Kediaman Keluarga Feno, ekspresi Ibu Suri terlihat senang. Dia lantas memberi perintah pada pelayan di sampingnya."Aku pernah bertemu dengan Nadine di pesta ulang tahunku tahun lalu. Sifat Nadine terlalu lembut, waktu itu aku beranggapan kalau dia pasti akan kesulitan saat menjadi Ratu nanti.""Siapa sangka dia berani menolak perintah Cindy dengan tegas.""Aku benar-benar dibuat kagum olehnya."Pelayan yang biasa dipanggil Bibi Asih itu sudah menjadi pelayan Ibu Suri selama bertahun-tahun, dia paham betul dengan pergolakan cinta dan kebencian di istana. Dia menuangkan teh hangat untuk Ibu Suri."Tapi Kaisar begitu mencintai Selir Utama, sepertinya meski Ratu sangat pintar dan berani, dia akan mengalami kesulitan saat harus bersaing dengan selir dari Paviliun Dharma Senja itu. Malam ini, Selir Utama pasti akan melakukan sesuatu."Sepertinya pelayan itu tidak memiliki jalan pikiran yang sama dengan Ibu Suri. Dia menga
Mendengar Kaisar akan segera menemuinya, Nabila pun menyuruh Sifa untuk menyanggul rambutnya kembali. Tapi tangan Sifa sedikit gemetaran, sepertinya dia merasa takut pada Kaisar yang akan segera datang.Tangan Sifa bergetar, jadi dia tidak bisa menghindari kesalahan.Saat Sifa mengambil beberapa helai rambut yang hendak disanggul untuk ketiga kalinya, Nabila mulai tidak sabar dan berkata dengan nada bicara dingin."Pergilah, biar aku sendiri yang melakukannya." Nabila ahli dalam teknik penyamaran, menata rambut adalah keahlian yang perlu dia kuasai.Dia mampu merapikan sanggulnya dalam waktu yang cukup cepat. Sifa yang melihatnya pun terkejut karena merasa kagum."Ratu terampil sekali ya!"Tapi saat mereka sedang bersiap menyambut Kaisar, pelayan istana yang menunggu di luar kembali memberi kabar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Saat ini Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Dharma Senja."Sifa yang mendengarnya pun membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak percaya denga
Sesampai di kamar pengantin, ibu inang yang sedari tadi selalu berwajah murung itu memerintahkan para pelayan menyiapkan air mandi untuk ratu.Dia mendorong Sifa dan tersenyum pada Nabila."Ratu, selama bertahun-tahun, Kaisar tidak pernah menghabiskan malam dengan selir lain kecuali Selir Utama, Anda jadi perempuan pertama yang dipilih olehnya."Sifa berdiri di samping sambil menatap ibu inang itu dengan bingung.Dia belum pernah melihat pelayan tua itu melayaninya dengan penuh perhatian. Di istana ini memang berlaku hukum rimba, yang kuat akan dipuja, yang lemah akan ditindas.Ternyata kedudukan perempuan di istana harem tergantung perlakuan Kaisar. Seorang perempuan tidak akan dihormati jika Kaisar tidak mencintainya, meski perempuan itu adalah seorang Ratu.Ibu inang berbicara banyak hal pada Nabila, tapi gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya.Dia memberi perintah dengan nada bicara dingin. "Kalian semua boleh pergi, biar Sifa saja yang melayaniku di aula dalam."...Setelah mem
Sifa yang mendengar keributan pun langsung bergegas menuju aula dalam."Ratu, apa yang ter ...."Sebelum Sifa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia mendengar kata "Pergi!" yang berasal dari dalam kelambu tempat tidur Nabila.Suara laki-laki!Sifa merasa ketakutan, dia pun ingin meminta bantuan.Tiba-tiba, seorang kasim datang dan segera menahannya, lalu berkata dengan marah."Dasar bodoh! Dia itu Yang Mulia!"Sifa tercengang.Yang Mulia?! Kaisar tiran yang sudah membunuh banyak orang itu?Ini sudah sangat malam, kenapa tiba-tiba dia datang?!Di dalam kelambu.Telapak tangan besar Kaisar itu menekan satu pundak Nabila, sementara tangannya yang satu lagi mencengkeram pergelangan tangan Nabila yang memegang belati. Dia menindih tubuh Nabila, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Nabila bisa saja melawan, tapi setelah tahu siapa laki-laki itu, dia pun mengurungkan niatnya.Dia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena gelap.Tapi aura membunuh yang terpancar dari laki-laki it
Nadif tertawa karena marah."Bagaimana mungkin aku membohongimu?""Meisi, kamu sudah buat masalah sebesar ini sebelum menikah denganku. Bagaimana kalau sudah menikah?""Kalau kamu tidak minta maaf hari ini, pernikahan kita akan dibatalkan!"Tangan Meisi gemetar, wajahnya juga menjadi masam saat ini."Baiklah! Aku akan minta maaf! Tapi aku pergi bukan karena ancamanmu, aku pergi karena aku memedulikanmu dan tidak ingin reputasi Kediaman Feno menurun."Nadif sudah mengetahui niat Meisi sejak awal.Dia mencibir, "Kalau kamu memang melakukannya demi kebaikanku, kamu tidak akan paksa aku untuk menikahimu!"Ucapan ini menusuk hati Meisi.Dia mencibir."Nadif, apakah akulah yang memaksamu? Bukankah kita menikah untuk memenuhi kebutuhan sendiri?"Meisi menginginkan kekuasaan dan harta.Membuka jalur perdagangan ke berbagai kerajaan dengan identitas sebagai bibi dari Ratu sama sekali tidak cukup.Meisi ingin mendorong putrinya ke posisi yang lebih tinggi.Sedangkan Nadif ingin memiliki putri ya
Meisi tiba di Kediaman Feno, dia memberikan sarang burung walet pada pelayan dengan gaya seperti seorang nyonya rumah."Rebus sarang burung walet ini, nanti aku mau minum."Pelayan menerima dengan kedua tangannya, tanpa berani mengabaikan perintahnya.Pengurus kediaman melihat sarang burung walet dan diam-diam menggelengkan kepalanya.Calon nyonya ini memang pandai menghasilkan uang, tapi dia juga sangat boros.Apakah Kediaman Feno bisa menjalani kehidupan yang tenang jika diurus olehnya?Meisi sudah berusia 40 tahun sekarang. Meisi menggunakan sebagian uangnya untuk melakukan perawatan kulit dan memakai bedak mutiara setiap harinya yang membuat Meisi terlihat 7 atau 8 tahun lebih muda.Hari ini Meisi mengenakan pakaian yang lebih ringan, dikatakan jika pakaian ini dibuat oleh Kaisar untuk Ratu. Pakaian bagian atas ini membuat Meisi terlihat sangat gagah. Meisi merasa pakaian ini sangat cocok untuknya yang merupakan pebisnis wanita.Pada saat ini, Lydia dan pelayannya sedang mengintip
Di dalam aula Kediaman Feno.Nadif sedang duduk di kursi dengan penuh amarah dan kesal.Pengurus kediaman berdiri di sampingnya dalam diam, punggungnya sudah dibasahi dengan keringat dingin.Pantas saja Yang Mulia Ratu marah besar.Kenapa calon Nyonya membuat masalah di Kediaman Letnan Jenderal sampai memukul Nyonya Muda!Hal ini malah membuat Tuan berada di posisi yang sulit.Pengurus kediaman mendesah dalam hati.Muncul masalah yang lain sebelum masalah ini berakhir, seorang pelayan berjalan masuk saat ini."Tuan! Tuan Muda Vincent sudah kembali!"Setelah pelayan ini selesai bicara, Vincent berjalan masuk dengan langkah yang cepat.Vincent tidak sabar menunggu pelayan menyampaikan kedatangannya pada Nadif, jadi dia langsung mendatangi aula depan untuk menemui Nadif.Saat melihat wajah masam Vincent, Nadif sudah bisa mengetahui maksud kedatangannya.Untuk sesaat Nadif tidak tahu apakah dia harus duduk atau berdiri.Dia diam-diam merasa kesal.Hari ini benar-benar sangat "ramai"!Vince
Kediaman Feno.Tuan Nadif sedang menyuruh orang untuk menambah cetakan undangan pernikahan, kepala pelayan berlari masuk."Tuan, Tuan! Ratu datang!"Wajah Tuan Nadif terkejut.Untuk apa Ratu tiba-tiba datang?Mungkinkah dia mendengar kabar bahwa dia akan menikah, dan datang untuk menghalangi?Di sisi lain.Di Paviliun Selesa.Selir Lydia menangis hingga matanya bengkak."Mengapa wanita bejat itu bisa datang belakangan?""Aku telah melayani Tuan selama bertahun-tahun, dia seorang janda, bersaing denganku ... mengapa Tuan menyukainya!""Membuatku marah! Biarkan aku mati! Aku mati saja, dan itu akan lebih mudah!"Sejak mengetahui bahwa Meisi akan menikah, Selir Lydia tidak berhenti menangis dan membuat keributan.Beberapa waktu lalu, dia berlari ke hadapan Tuan Nadif untuk membuat keributan, dan bahkan dimarahi habis-habisan.Sekarang dia hanya berani melampiaskan di halaman rumahnya sendiri.Awalnya, Melvin akan datang untuk membujuknya, tetapi setelah terlalu banyak menangis, Melvin jug
Nabila masuk ke dalam rumah, dan melihat ibunya duduk miring di tepi tempat tidur, sambil menyeka air mata dengan sapu tangan.Nabila menatap dengan serius, dan dia mempercepat langkahnya masuk.Nyonya Mirna mendengar seseorang datang. Begitu dia mendongak, dia melihat itu adalah Nabila, dan segera menyeka air matanya, mengubah ekspresi kesedihan menjadi kegembiraan."Ratu ...."Meskipun mereka adalah ibu dan anak, bahkan secara pribadi, Nyonya Mirna tetap berpegang pada aturan.Dia tidak ingin membuat putrinya khawatir. Sebelum Nabila bertanya, dia dengan santai mencari alasan."Aku hanya merindukan Nadine, tidak tahu bagaimana kabarnya di Provinsi Zenas."Merindukan putrinya dan meneteskan air mata, itu adalah sifat manusia.Jika Nabila tidak mengetahui apa yang terjadi, dia akan memercayainya.Dia menahan diri untuk tidak bertanya, dan duduk di samping Nyonya Mirna."Katakan yang sebenarnya, apa yang terjadi."Ekspresi Nyonya Mirna menegang sesaat, dan kemudian kembali tersenyum."A
Utusan Kerajaan Jaming takut mati, tahu betul bagaimana watak mantan kaisar, jadi dia tidak akan mencari masalah sendiri.Dia membawa serta para prajurit Kerajaan Jaming yang telah dilucuti baju besi dan senjatanya, tanpa berani tinggal lebih lama, langsung kembali ke Kerajaan Jaming.Mantan kaisar melihat semua orang pergi, baru menyadari bahwa dia benar-benar ditinggalkan.Saat itu, dia marah. Aura pembunuhan meluap."Ahhh! Sosok tua bangka! Aku ini putra kandungmu, kenapa kamu perlakukan aku seperti ini!"Dia berlutut di tanah, mengamuk dan menggeram dengan marah....Jauh di timur, di Kerajaan Verto.Dua utusan kembali ke negara mereka, membawa kabar tentang keterpaksaan untuk berdagang dengan Negara Naki.Kaisar Kerajaan Verto sangat marah hingga tertawa."Aku sudah tahu, Negara Naki tidak akan berhenti begitu saja!"Leno, utusan Kerajaan Verto berlutut."Kaisar, guru kaisar memang tidak bisa diselamatkan. Tapi, kita tinggalkan mata-mata, untuk melacak keberadaan James Kirta, dan
Permintaan untuk bertemu di jam selarut ini, adalah karena utusan Kerajaan Jaming benar-benar cemas.Kenni memimpin pasukan untuk menyerang Kerajaan Jaming, dengan momentum yang kuat.Perang harus dihentikan secepatnya, agar negara dapat beristirahat dan memulihkan diri....Kota Sundoro ....Di dalam penjara.Kaisar Jaming dan para jenderal dikurung di sini.Dia sama sekali tidak menyangka, dia tidak ditangkap oleh orang Naki, tetapi dikhianati oleh orangnya sendiri!Hal ini membuat dirinya memendam kebencian.Kaisar ditangkap, dan sisa pasukan Jaming di Gunung Murien tidak lagi menjadi ancaman.Kerajaan Jaming benar-benar kalah.Namun, Kaisar Jaming tidak memiliki sedikit pun rasa putus asa karena kekalahan. Dirinya masih sombong dan angkuh."Aku tidak akan mati! Kalian juga tidak berani bunuh aku!""Jumlah tentara Jaming ada ribuan. Mereka akan berjuang tanpa henti untuk menyerang Negara Naki, sampai Negara Naki kalah dan hancur!"Ini adalah dekrit yang dikeluarkan Kaisar Jaming sen
Di dalam istana.Setelah makan malam, Yohan menghadiahkan Keluarga Feno hadiah yang berlimpah, masing-masing mendapat bagian, termasuk anak yang berusia dua tahun lebih itu.Vincent segera bangkit."Terima kasih, Yang Mulia! Hamba merasa malu menerimanya!"Hannah menggendong anaknya, mengikuti suaminya untuk mengucapkan terima kasih.Yohan sibuk dengan urusan pemerintahan, setelah makan malam dia harus kembali ke ruang kerja kekaisaran, dan meminta Kasim Leonard untuk mengantar Keluarga Feno keluar istana.Kasim Leonard adalah orang di sisi Kaisar. Dia yang mengantar mereka keluar istana, cukup untuk menunjukkan betapa pentingnya Keluarga Feno bagi Kaisar.Nabila melirik keponakan perempuannya, dan kemudian memandang Kaisar yang melangkah pergi.Mata Nabila menyiratkan emosi yang rumit.Sepanjang makan malam, Yohan berkali-kali melihat anak itu, matanya selalu membawa senyum.Tatapannya itu, hampir sama dengan saat Vincent melihat anaknya.Jika dia mengatakan dia sama sekali tidak pedu
Tuan Nadif menunjukkan wajah penuh penolakan.Meskipun harus menikah lagi, masih banyak gadis muda yang cantik menunggunya memilih. Setidaknya, dia akan menikahi wanita yang berpendidikan, berperilaku baik, dan memiliki latar belakang yang bersih.Meisi ini, sama sekali tidak pantas menjadi nyonya utama Keluarga Feno!Wanita di hadapannya tidak tampak bercanda. Dengan satu tangan, dia membelai wajah Tuan Nadif dengan ekspresi penuh kasih."Nadif, suamiku sudah lama meninggal, dan aku juga selalu mengingatmu.""Karena kakak telah bercerai darimu, kita bisa bersama lagi. Kali ini, tak ada yang bisa halangi kita."Tuan Nadif berkeringat dingin dan dengan kasar mendorongnya pergi."Siapa yang pernah bersamamu! Menjauhlah dariku!"Dia lebih sulit dihadapi dibandingkan dulu!Ibu Nadif menolak untuk mengizinkannya masuk ke dalam rumah, dan itu keputusan yang sepenuhnya benar!Mata Meisi sedikit menyipit, seolah-olah bersiap untuk bertindak nekat."Kamu tidak mau menikah denganku?""Nadif, tah