Festival Musim Gugur sudah hampir tiba. Hari ini adalah hari libur Vincent, dia ingin membawa Hannah pergi ke rumah ayahnya untuk memberikan hadiah.Hannah sedang membantu Vincent mengikat ikat pinggang, seorang pelayan berjalan masuk dan melapor dari balik pembatas ruangan."Tuan, Nyonya. Nyonya Meisi datang lagi!"Mereka berdua saling bertatapan dengan ekspresi tidak berdaya.Vincent bertanya sambil mengerutkan keningnya."Untuk apa dia datang?""Dia datang untuk menemani Nyonya Besar."Hannah menekan tangan Vincent, lalu berkata dengan lembut sambil menatapnya."Suamiku, jangan bertindak impulsif. Dia adalah tamu Ibu, kita yang lebih muda tidak baik untuk mengusirnya. Sebaiknya kita menunggu dan lihat situasi ke depannya."Vincent menekan amarah di dalam hatinya.Vincent teringat bahwa dia akan pergi ke rumah ayah mertuanya dan tidak ingin memedulikan masalah Meisi lagi. Jadi dia memerintah pelayan, "Jaga Nyonya Besar dengan baik.""Baik, Tuan!"Mirna tinggal di halaman yang terpisa
Nabila melirik ratusan prajurit baru, lalu memerintah Baron."Mereka semua tidak akan dapat nilai dalam ujian seni perang."Baron menegakkan lehernya untuk menunjukkan kesombongannya."Baik!"Pupil para prajurit baru bergetar, mereka semua tidak terima dengan hal ini.Para prajurit baru harus mengikuti ujian seni militer, berkuda dan memanah, menggambar peta dan lain-lain.Hasil ujian mereka menentukan mereka akan bergabung dengan pasukan apa.Pasukan tengah adalah yang paling terbaik.Peringkat terbaik kedua adalah pasukan kiri dan kanan.Yang paling buruk adalah menjadi juru masak dan penjaga senjata. Mereka sama sekali tidak bisa pergi ke medan perang di masa depan.Hanya saja sekarang Yang Mulia Ratu langsung menghapuskan nilai seni perang mereka dengan satu ucapannya. Ratu benar-benar sedang mengintimidasi mereka!"Yang Mulia Ratu, kenapa Anda bertindak seperti ini!"Nabila tidak menjelaskan lebih banyak."Kalian tahu tidak mudah bagi wanita untuk bergabung dalam militer dan sehar
Mirna merasa bersalah pada Meisi, ini adalah pertama kalinya Meisi memohon padanya untuk menghadiri Perjamuan Musim Gugur selama beberapa tahun ini. Mirna berpikir tidak peduli bagaimanapun juga dia harus memenuhi keinginan Meisi.Keesokan harinya, Mirna memasuki istana untuk bertemu dengan Ratu.Di dalam Istana Rubi.Mirna dan Nabila duduk bersama sambil dilayani oleh Arin, tidak ada yang perlu dirahasiakan darinya.Mirna berkata dengan serius."Ratu, hanya tersisa bibimu di keluarga kakekmu.""Dia adalah adik kandungku, aku tidak pernah merawatnya dengan baik selama beberapa tahun ini.""Suaminya mati cepat dan jadi seorang janda sekarang. Kehidupannya sama sekali tidak ...."Nabila acuh tak acuh terhadap ucapan Mirna dan langsung bertanya."Apa yang mau Anda katakan?"Mirna menjadi tergagap saat ucapannya disela oleh Nabila.Ratu memang putri kandungnya, tapi tidak dibesarkan olehnya. Ratu sering berada di perkemahan militer yang membuatnya memiliki sikap yang tegas dan kejam yang m
Mirna sama sekali tidak bisa menerima hal ini, tidak disangka adik kandungnya diam-diam melahirkan anak Nadif!Mirna bisa menerima Meisi menikah dengan Nadif, tapi Mirna tidak bisa menerima mereka menipu dan mengkhianatinya!Usia Jaila kira-kira sama dengan Vincent.Jika ucapan Nabila benar, maka sebelum dia menikah dengan Nadif, Meisi sudah ....Napas Mirna terasa sangat berat, dia menggenggam tangan Nabila dengan erat dan menatapnya dengan penuh harap."Nabila, apakah ini benar? Mereka benar-benar ...."Daripada terus berlarut-larut, lebih baik diselesaikan sekarang.Nabila mengangguk."Benar, aku tidak akan menggunakan hal ini untuk membohongi Anda."Sulit untuk meyakinkan ibunya hanya dengan ucapan darinya.Jadi Nabila juga mendatangkan saksi mata.Dua jam kemudian, Baron membawa seorang wanita tua ke Istana Rubi.Rambut wanita tua itu sudah memutih, dia berjalan dengan pincang.Baron berdiri di luar istana dan membiarkannya masuk sendiri.Wanita tua itu memberi hormat pada Nabila,
"Mayor Jenderal, ada berita darurat! Nona Nadine bunuh diri karena merasa dipermalukan, Nyonya menyuruh Anda pulang secepat mungkin dan menggantikan Nona Nadine untuk menikah!"Di Perbatasan Naki, kuda-kuda melintasi sungai beku yang baru saja mencair. Air yang dipijak kuda-kuda itu menciprat ke segala arah.Nabila memimpin di baris terdepan sambil menunggangi kudanya. Dia mengenakan pakaian hitam dengan lengan sempit, rambut hitamnya hanya diikat dengan jepit kayu. Rambut dan pakaiannya berkibar ditiup angin. Gadis itu terlihat garang dan memancarkan aura kesatria yang kuat.Nabila Feno dan adiknya, Nadine Feno adalah saudara kembar. Tapi karena kelahiran anak kembar dianggap membawa petaka, Nabila dibesarkan di luar lingkungan keluarga sejak kecil.Nadine mempunyai sifat lembut dan tidak pernah menaruh dendam pada orang lain.Nabila tidak habis pikir, siapa yang sudah tega menyakiti hati adiknya yang polos dan baik hati itu.Rasanya dia ingin menguliti orang itu lalu membuang tulangn
Nabila yang menunggu di dalam ruangan itu menyipitkan mata indahnya.Hasil pemeriksaan itu tidak akan membawa keuntungan apa pun bagi Keluarga Feno.Selir Utama pasti yakin kalau Nadine sudah tidak perawan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat masalah.Jika ternyata "Nadine" masih perawan, Selir Utama pasti akan curiga meski hal itu bisa mengadang niat buruk selir laknat itu.Andai saja pihak istana tahu kalau Nabila hanya pengganti, hal itu akan dihitung sebagai penipuan. Pasti pihak kerajaan akan memberi hukuman yang setimpal pada Keluarga Feno!Nabila melihat lurus ke depan, dia menggunakan tangannya yang biasa dia gunakan untuk memegang pedang itu dan menodongkannya ke hiasan kepalanya sendiri dengan tenang.Gurunya mengajarkannya seni bela diri dan pengabdian pada negara.Istri gurunya telah mengajarinya cara mengurus rumah tangga, termasuk beberapa teknik mengurus harem, tapi Nabila merasa dia tidak akan pernah menerapkannya meski sudah mempelajarinya dengan baik.Nabila
Istana Giok, kediaman Ibu Suri.Setelah mendengar tentang kejadian di Kediaman Keluarga Feno, ekspresi Ibu Suri terlihat senang. Dia lantas memberi perintah pada pelayan di sampingnya."Aku pernah bertemu dengan Nadine di pesta ulang tahunku tahun lalu. Sifat Nadine terlalu lembut, waktu itu aku beranggapan kalau dia pasti akan kesulitan saat menjadi Ratu nanti.""Siapa sangka dia berani menolak perintah Cindy dengan tegas.""Aku benar-benar dibuat kagum olehnya."Pelayan yang biasa dipanggil Bibi Asih itu sudah menjadi pelayan Ibu Suri selama bertahun-tahun, dia paham betul dengan pergolakan cinta dan kebencian di istana. Dia menuangkan teh hangat untuk Ibu Suri."Tapi Kaisar begitu mencintai Selir Utama, sepertinya meski Ratu sangat pintar dan berani, dia akan mengalami kesulitan saat harus bersaing dengan selir dari Paviliun Dharma Senja itu. Malam ini, Selir Utama pasti akan melakukan sesuatu."Sepertinya pelayan itu tidak memiliki jalan pikiran yang sama dengan Ibu Suri. Dia menga
Mendengar Kaisar akan segera menemuinya, Nabila pun menyuruh Sifa untuk menyanggul rambutnya kembali. Tapi tangan Sifa sedikit gemetaran, sepertinya dia merasa takut pada Kaisar yang akan segera datang.Tangan Sifa bergetar, jadi dia tidak bisa menghindari kesalahan.Saat Sifa mengambil beberapa helai rambut yang hendak disanggul untuk ketiga kalinya, Nabila mulai tidak sabar dan berkata dengan nada bicara dingin."Pergilah, biar aku sendiri yang melakukannya." Nabila ahli dalam teknik penyamaran, menata rambut adalah keahlian yang perlu dia kuasai.Dia mampu merapikan sanggulnya dalam waktu yang cukup cepat. Sifa yang melihatnya pun terkejut karena merasa kagum."Ratu terampil sekali ya!"Tapi saat mereka sedang bersiap menyambut Kaisar, pelayan istana yang menunggu di luar kembali memberi kabar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Saat ini Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Dharma Senja."Sifa yang mendengarnya pun membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak percaya denga
Mirna sama sekali tidak bisa menerima hal ini, tidak disangka adik kandungnya diam-diam melahirkan anak Nadif!Mirna bisa menerima Meisi menikah dengan Nadif, tapi Mirna tidak bisa menerima mereka menipu dan mengkhianatinya!Usia Jaila kira-kira sama dengan Vincent.Jika ucapan Nabila benar, maka sebelum dia menikah dengan Nadif, Meisi sudah ....Napas Mirna terasa sangat berat, dia menggenggam tangan Nabila dengan erat dan menatapnya dengan penuh harap."Nabila, apakah ini benar? Mereka benar-benar ...."Daripada terus berlarut-larut, lebih baik diselesaikan sekarang.Nabila mengangguk."Benar, aku tidak akan menggunakan hal ini untuk membohongi Anda."Sulit untuk meyakinkan ibunya hanya dengan ucapan darinya.Jadi Nabila juga mendatangkan saksi mata.Dua jam kemudian, Baron membawa seorang wanita tua ke Istana Rubi.Rambut wanita tua itu sudah memutih, dia berjalan dengan pincang.Baron berdiri di luar istana dan membiarkannya masuk sendiri.Wanita tua itu memberi hormat pada Nabila,
Mirna merasa bersalah pada Meisi, ini adalah pertama kalinya Meisi memohon padanya untuk menghadiri Perjamuan Musim Gugur selama beberapa tahun ini. Mirna berpikir tidak peduli bagaimanapun juga dia harus memenuhi keinginan Meisi.Keesokan harinya, Mirna memasuki istana untuk bertemu dengan Ratu.Di dalam Istana Rubi.Mirna dan Nabila duduk bersama sambil dilayani oleh Arin, tidak ada yang perlu dirahasiakan darinya.Mirna berkata dengan serius."Ratu, hanya tersisa bibimu di keluarga kakekmu.""Dia adalah adik kandungku, aku tidak pernah merawatnya dengan baik selama beberapa tahun ini.""Suaminya mati cepat dan jadi seorang janda sekarang. Kehidupannya sama sekali tidak ...."Nabila acuh tak acuh terhadap ucapan Mirna dan langsung bertanya."Apa yang mau Anda katakan?"Mirna menjadi tergagap saat ucapannya disela oleh Nabila.Ratu memang putri kandungnya, tapi tidak dibesarkan olehnya. Ratu sering berada di perkemahan militer yang membuatnya memiliki sikap yang tegas dan kejam yang m
Nabila melirik ratusan prajurit baru, lalu memerintah Baron."Mereka semua tidak akan dapat nilai dalam ujian seni perang."Baron menegakkan lehernya untuk menunjukkan kesombongannya."Baik!"Pupil para prajurit baru bergetar, mereka semua tidak terima dengan hal ini.Para prajurit baru harus mengikuti ujian seni militer, berkuda dan memanah, menggambar peta dan lain-lain.Hasil ujian mereka menentukan mereka akan bergabung dengan pasukan apa.Pasukan tengah adalah yang paling terbaik.Peringkat terbaik kedua adalah pasukan kiri dan kanan.Yang paling buruk adalah menjadi juru masak dan penjaga senjata. Mereka sama sekali tidak bisa pergi ke medan perang di masa depan.Hanya saja sekarang Yang Mulia Ratu langsung menghapuskan nilai seni perang mereka dengan satu ucapannya. Ratu benar-benar sedang mengintimidasi mereka!"Yang Mulia Ratu, kenapa Anda bertindak seperti ini!"Nabila tidak menjelaskan lebih banyak."Kalian tahu tidak mudah bagi wanita untuk bergabung dalam militer dan sehar
Festival Musim Gugur sudah hampir tiba. Hari ini adalah hari libur Vincent, dia ingin membawa Hannah pergi ke rumah ayahnya untuk memberikan hadiah.Hannah sedang membantu Vincent mengikat ikat pinggang, seorang pelayan berjalan masuk dan melapor dari balik pembatas ruangan."Tuan, Nyonya. Nyonya Meisi datang lagi!"Mereka berdua saling bertatapan dengan ekspresi tidak berdaya.Vincent bertanya sambil mengerutkan keningnya."Untuk apa dia datang?""Dia datang untuk menemani Nyonya Besar."Hannah menekan tangan Vincent, lalu berkata dengan lembut sambil menatapnya."Suamiku, jangan bertindak impulsif. Dia adalah tamu Ibu, kita yang lebih muda tidak baik untuk mengusirnya. Sebaiknya kita menunggu dan lihat situasi ke depannya."Vincent menekan amarah di dalam hatinya.Vincent teringat bahwa dia akan pergi ke rumah ayah mertuanya dan tidak ingin memedulikan masalah Meisi lagi. Jadi dia memerintah pelayan, "Jaga Nyonya Besar dengan baik.""Baik, Tuan!"Mirna tinggal di halaman yang terpisa
Kediaman Letnan Jenderal.Vincent terpaksa duduk dengan bibinya karena ada ibunya di sini.Hannah juga tidak mempermasalahkan masalah sebelumnya dan memperlakukan Meisi dengan penuh hormat karena ibu mertuanya.Meisi menunjukkan ekspresi bersalah, dia berdiri sambil mengangkat cangkir araknya."Kejadian hari ini adalah sebuah salah paham.""Kita semua adalah satu keluarga dan tidak seharusnya bertengkar sampai seperti ini.""Kakak, tolong maafkan aku. Aku teringat dengan kejadian yang dialami Ayah, Ibu dan Adik, jadi aku menyinggungmu dan menantu keponakanku."Meisi bersulang dengan Mirna.Hati Mirna melunak, "Meisi, kamu adalah adik kandungku. Kamu tidak perlu bersikap seperti ini."Penyesalan terbesar Mirna sepanjang hidup ini adalah tidak mengantar kepergian orang tuanya, tidak salah jika Meisi mengatakan hal ini di depan umum."Kakak, Vincent, ayo bersulang!" Meisi menghabiskan arak di dalam gelasnya dalam satu teguk.Vincent tidak mengatakan apa pun dari awal sampai akhir.Setelah
Nadif tertawa karena marah."Bagaimana mungkin aku membohongimu?""Meisi, kamu sudah buat masalah sebesar ini sebelum menikah denganku. Bagaimana kalau sudah menikah?""Kalau kamu tidak minta maaf hari ini, pernikahan kita akan dibatalkan!"Tangan Meisi gemetar, wajahnya juga menjadi masam saat ini."Baiklah! Aku akan minta maaf! Tapi aku pergi bukan karena ancamanmu, aku pergi karena aku memedulikanmu dan tidak ingin reputasi Kediaman Feno menurun."Nadif sudah mengetahui niat Meisi sejak awal.Dia mencibir, "Kalau kamu memang melakukannya demi kebaikanku, kamu tidak akan paksa aku untuk menikahimu!"Ucapan ini menusuk hati Meisi.Dia mencibir."Nadif, apakah akulah yang memaksamu? Bukankah kita menikah untuk memenuhi kebutuhan sendiri?"Meisi menginginkan kekuasaan dan harta.Membuka jalur perdagangan ke berbagai kerajaan dengan identitas sebagai bibi dari Ratu sama sekali tidak cukup.Meisi ingin mendorong putrinya ke posisi yang lebih tinggi.Sedangkan Nadif ingin memiliki putri ya
Meisi tiba di Kediaman Feno, dia memberikan sarang burung walet pada pelayan dengan gaya seperti seorang nyonya rumah."Rebus sarang burung walet ini, nanti aku mau minum."Pelayan menerima dengan kedua tangannya, tanpa berani mengabaikan perintahnya.Pengurus kediaman melihat sarang burung walet dan diam-diam menggelengkan kepalanya.Calon nyonya ini memang pandai menghasilkan uang, tapi dia juga sangat boros.Apakah Kediaman Feno bisa menjalani kehidupan yang tenang jika diurus olehnya?Meisi sudah berusia 40 tahun sekarang. Meisi menggunakan sebagian uangnya untuk melakukan perawatan kulit dan memakai bedak mutiara setiap harinya yang membuat Meisi terlihat 7 atau 8 tahun lebih muda.Hari ini Meisi mengenakan pakaian yang lebih ringan, dikatakan jika pakaian ini dibuat oleh Kaisar untuk Ratu. Pakaian bagian atas ini membuat Meisi terlihat sangat gagah. Meisi merasa pakaian ini sangat cocok untuknya yang merupakan pebisnis wanita.Pada saat ini, Lydia dan pelayannya sedang mengintip
Di dalam aula Kediaman Feno.Nadif sedang duduk di kursi dengan penuh amarah dan kesal.Pengurus kediaman berdiri di sampingnya dalam diam, punggungnya sudah dibasahi dengan keringat dingin.Pantas saja Yang Mulia Ratu marah besar.Kenapa calon Nyonya membuat masalah di Kediaman Letnan Jenderal sampai memukul Nyonya Muda!Hal ini malah membuat Tuan berada di posisi yang sulit.Pengurus kediaman mendesah dalam hati.Muncul masalah yang lain sebelum masalah ini berakhir, seorang pelayan berjalan masuk saat ini."Tuan! Tuan Muda Vincent sudah kembali!"Setelah pelayan ini selesai bicara, Vincent berjalan masuk dengan langkah yang cepat.Vincent tidak sabar menunggu pelayan menyampaikan kedatangannya pada Nadif, jadi dia langsung mendatangi aula depan untuk menemui Nadif.Saat melihat wajah masam Vincent, Nadif sudah bisa mengetahui maksud kedatangannya.Untuk sesaat Nadif tidak tahu apakah dia harus duduk atau berdiri.Dia diam-diam merasa kesal.Hari ini benar-benar sangat "ramai"!Vince
Kediaman Feno.Tuan Nadif sedang menyuruh orang untuk menambah cetakan undangan pernikahan, kepala pelayan berlari masuk."Tuan, Tuan! Ratu datang!"Wajah Tuan Nadif terkejut.Untuk apa Ratu tiba-tiba datang?Mungkinkah dia mendengar kabar bahwa dia akan menikah, dan datang untuk menghalangi?Di sisi lain.Di Paviliun Selesa.Selir Lydia menangis hingga matanya bengkak."Mengapa wanita bejat itu bisa datang belakangan?""Aku telah melayani Tuan selama bertahun-tahun, dia seorang janda, bersaing denganku ... mengapa Tuan menyukainya!""Membuatku marah! Biarkan aku mati! Aku mati saja, dan itu akan lebih mudah!"Sejak mengetahui bahwa Meisi akan menikah, Selir Lydia tidak berhenti menangis dan membuat keributan.Beberapa waktu lalu, dia berlari ke hadapan Tuan Nadif untuk membuat keributan, dan bahkan dimarahi habis-habisan.Sekarang dia hanya berani melampiaskan di halaman rumahnya sendiri.Awalnya, Melvin akan datang untuk membujuknya, tetapi setelah terlalu banyak menangis, Melvin jug