Nabila sudah tahu dua bulan lalu, Yohan membanjiri tiga pasukan demi mengalahkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari.Sepertinya dialah yang memperparah banjir di hilir.Akan tetapi, sebenarnya jauh sebelum itu banjir sudah menenggelamkan lahan pertanian dan penduduk telah mengungsi.Nabila menatap semua orang dan memahami perasaan mereka saat itu.Ladang adalah segalanya bagi mereka dan banyak orang yang hidup bergantung pada ladang-ladang ini.Mereka butuh sebuah solusi dan jalan keluar.Bencana alam tidak bisa disalahkan pada langit.Maka hanya manusia yang bisa disalahkan."Tuan Yohan mengarahkan air untuk menghancurkan musuh dengan persetujuanku.""Yang terjadi sudah terjadi dan menyalahkan orang lain tidak akan mengubah masa lalu.""Aku berjanji istana akan melakukan apa saja untuk membantu.""Hal pertama yang harus dilakukan adalah menguras airnya."Nabila memanggil pejabat setempat dan bertanya pada mereka di hadapan semua orang."Aku sudah perintahkan kalian untuk menguras airn
Semua orang melihat pemimpin kerajaan tidak terlihat seperti sedang berbohong, jadi mereka bertanya dengan ragu."Yang Mulia, Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari nyaris dikuasai oleh Kerajaan Jaming. Bagaimana kita bisa pindah ke sana?"Semua orang tahu Kerajaan Jaming sangat kuat.Sikap Nabila masih sangat tenang."Aku sama sekali tidak berbohong. Yang perlu kalian lakukan adalah bekerja sama dengan istana untuk mendata jumlah penduduk dan mempersiapkan relokasi.""Saat itu akan ada tanah untuk dibagikan kepada kalian."Semua orang masih sulit untuk memercayainya.Jangankan mereka, para pejabat pun tercengang.Pasukan Jaming nyaris menduduki Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari sepenuhnya, jadi bagaimana mereka bisa membagi wilayah itu dengan Kerajaan Puanin?Mungkinkah Kerajaan Puanin akan memulai pertempuran terhadap Kerajaan Jaming?Ini adalah masalah serius dan pemimpin kerajaan belum pernah menyebutkannya sebelumnya.Apa pun yang terjadi, lebih baik dibahas dengan para pejabat.Seti
Istana.Nabila sangat lelah karena menangani urusan negara.Selama ini Yohan paling mengkhawatirkan Nabila dan anaknya. Akan tetapi begitu Nabila memutuskan untuk melakukan sesuatu, tidak ada gunanya mengomel.Jadi Yohan kurangi bicara dan melakukan lebih banyak hal.Dia membantu Nabila meninjau buku harian dulu dan setelah semuanya beres, Nabila tidak perlu khawatir lagi.Untuk membantu Nabila berbagi beban, Yohan sengaja mempelajari tulisan tangannya.Dia juga harus menyiapkan makanan Nabila sendiri.Suami yang berbudi luhur seperti itu patut dipuji semua orang.Akan tetapi, orang-orang istana masih meremehkan suami kekaisaran yang tidak diketahui asal usulnya ini dan merasa dia lebih sulit untuk didekati dibandingkan Lukas.Sekarang melihat Yohan yang begitu setia dalam melayani pemimpin kerajaan, mereka semua merasa pria ini adalah penjilat.Di harem, beberapa kasim berbisik."Saat pemimpin sebelumnya berkuasa, kulihat banyak kecemburuan di istana. Sekarang Tuan Yohan ini lebih men
Dafka tiba-tiba membelalakkan mata dan menatap Baron."Bimbang apanya?"Baron berkata dengan tulus."Yang Mulia itu sangat menjunjung hubungan dan dia harus melakukan apa yang dijanjikan kepada pemimpin sebelumnya terlepas apa pun yang terjadi.""Sekarang dia punya kekuasaan seorang pemimpin kerajaan ... haist, bukan berarti dia tertipu oleh kekuasaan, tapi tanpa sadar telah memikul beban rakyat dan semakin lama semakin sulit untuk melepaskannya.""Ini adalah kehebatan Nia si wanita tua itu. Sebelum meninggal, dia menyuruh Yang Mulia untuk menemui orang-orang di negara ini, hanya untuk membiarkan Yang Mulia benar-benar menyatu ke dalam Kerajaan Puanin."Dafka mengerutkan kening."Karena ada hal seperti ini, kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal!?"Baron mengangkat bahu."Apa gunanya mengatakan ini? Bisakah kamu menghentikan Yang Mulia dari memeriksa bencana itu?""Lagi pula, apa kamu pikir Yang Mulia tidak tahu?""Tapi kenyataannya bencana di Kerajaan Puanin itu serius. Yang Mulia
Di kediaman jenderal, para menteri masih menunggu Yukina.Melihat Yukina kembali dari istana, beberapa orang bertanya dengan khawatir."Jenderal Yukina, Yang Mulia bilang apa?"Yukina terlihat agak pucat."Yang Mulia tidak menjelaskan tentang masalah Kerajaan Jaming."Beberapa orang menghela napas."Sudah begitu lama, apakah Yang Mulia masih waspada terhadap kita?""Bahkan Jenderal Yukina tidak bisa mendapatkan hasil apa pun dari pertanyaannya. Sepertinya Yang Mulia memang memperlakukan kita semua sebagai orang luar."Melihat wajah Yukina yang muram dan tetap diam, mereka mengira wanita itu juga bingung dengan tindakan pemimpin kerajaan seperti mereka.Akan tetapi, Yukina melanjutkan."Yang Mulia akan menyerahkan takhta kepada orang yang berbudi luhur."Setelah mendengar itu, raut wajah beberapa menteri pun beragam.Setelah hening sejenak, seseorang berbicara lebih dulu."Begini juga bagus. Karena Yang Mulia tidak berniat tinggal di Kerajaan Puanin, akan lebih baik baginya untuk turun
Karena gagal hamil, Fiona menyalahkan Pangeran Rio.Dia yakin tidak ada yang salah dengan tubuhnya.Oleh karena itu, dia mendesak Pangeran Rio untuk menemui tabib.Pangeran Rio mengerutkan kening."Aku sehat-sehat saja, untuk apa pergi menemui tabib?"Saat berbicara, sorot matanya yang tenang dan lembut terlihat agak kesal.Fiona tidak pernah bisa berbicara langsung ke intinya.Dia melirik sekilas."Orang normal bisa langsung hamil. Ternyata itu baru bisa berhasil kalau melakukannya dengan pria sejati."Dia terus mengoceh dan membuat Pangeran Rio sangat marah.Mana mungkin hal seperti ini bisa tepat kalau hanya terjadi sekali atau dua kali?Dia hanya membuat perdebatan yang tidak masuk akal."Aku belum bertanya padamu, sudah berapa banyak orang yang pernah bersamamu? Bagaimana kamu tahu aku tidak bisa melakukannya? Bukankah Kaisar dan Yang Mulia Ratu sudah lama menikah ...."Fiona tiba-tiba menghampiri Pangeran Rio dan mencengkeram kerah bajunya."Oke, aku memberimu satu kesempatan lag
Fiona tertegun sejenak, lalu ekspresinya kembali seperti biasa dan menatap Pangeran Rio di depannya dengan tatapan menggoda."Tidak sekadar menjalani hidup bersama, mungkinkah kamu benar-benar menyukaiku?"Fiona mengira Pangeran Rio akan menyangkalnya.Akan tetapi, dia malah mendengarnya berkata dengan serius."Ya."Fiona, "..."Dia agak tercengang."Ya apa?"Kedua mata Pangeran Rio memanas dan ujung telinganya agak merah."Aku bukan orang yang suka bertindak sembarangan. Karena kita sudah menjadi suami istri, aku akan menyerahkan seluruh jiwa dan ragaku kepadamu."Fiona syok sampai melompat mundur, memberi jarak di antara mereka dan menatapnya dengan tidak percaya."O ... omong kosong apa yang kamu katakan!?"Pangeran Rio maju beberapa langkah dan meraih bahunya."Aku serius!""Kita sedang bersiap untuk punya bayi, jadi tentu saja kita harus memutuskan untuk bersama selama sisa hidup kita."Daripada memendamnya, lebih baik diungkapkan.Terutama karena Fiona akan kembali ke Klan Namria
Nabila menyadari tulisan tangan di catatan ini adalah milik Evan.Evan adalah teman dekat kakak seniornya. Dia pernah menghubungi Evan sebelumnya untuk menyelidiki kasus manusia obat.Setelah mendengar kebenarannya, Evan pergi ke Kerajaan Verto untuk memburu sisa-sisa Sekte Manusia Obat yang dipimpin oleh Jacob.Kali ini dia menyampaikan pesannya tanpa muncul yang terlihat agak misterius.Nabila berkata dengan suara rendah."Kalau ada pergerakan aneh, kenapa tidak langsung mengatakannya?"Dia menundukkan kepala untuk melihat catatan itu.Yohan yang ada di sampingnya menebak."Mungkin Evan tidak bisa muncul atau orang yang mengirim surat itu bukan dia."Nabila merasa tebakan kedua lebih tepat.Mungkin Evan menyuruh seseorang untuk mengirimkan surat itu.Kalau tidak, dia tidak perlu bertindak begitu misterius."Kerajaan Verto ...." Nabila bergumam.Saat semua negara mengepung Negara Naki, Kerajaan Verto-lah yang berada di balik rencana tersebut.Ambisi mereka sudah jelas.Sekarang ada pe
Pintu kamar terbuka. Seorang pelayan keluar dari dalam, lalu berkata kepada Yukina, "Jenderal, Yang Mulia selamat, beliau melahirkan seorang pangeran."Di Kerajaan Puanin, hanya wanita yang dapat mewarisi takhta, maka kelahiran pangeran ini tidak begitu dihargai.Namun, Yukina tetap sangat bersyukur pada langit."Pangeran pun tak apa, yang penting selamat."Bagaimanapun juga, ini darah kerajaan.Baru saja ucapan itu selesai, terdengar suara teriakan bidan dari dalam."Masih ada satu lagi!"Ternyata anak yang dikandung sang Pemimpin Kerajaan adalah kembar.Hal ini benar-benar di luar dugaan semua orang.Mata Yukina memancarkan secercah sukacita dan harapan.Semoga kembar laki-laki dan perempuan.Kalau ada seorang putri, kelak bisa mewarisi takhta sebagai pemimpin kerajaan.Di dalam kamar.Nabila tak menyangka, setelah melahirkan satu, masih ada satu lagi.Untung dia adalah ahli bela diri, tenaganya belum sepenuhnya habis terkuras.Untuk anak yang pertama, karena posisi janin yang salah
Pak!Pena di tangan Nabila terjatuh, sementara melontarkan tatapan dingin kepada Baron."Dafka dan yang lainnya di mana!"Baron menggeleng."Dafka juga tak diketahui keberadaannya, kabar ini pun didapat dengan susah payah! Bagaimana ini, Yang Mulia?"Nabila tetap tenang di tengah krisis. Setelah menstabilkan emosinya, dia segera memberi perintah pada Baron."Sebarkan perintah, kerahkan seluruh kantor pemerintahan di Kerajaan Puanin mencari Tuan Yohan.""Sekaligus kirim seluruh pasukan rahasia, juga Pasukan Elang di kota.""Perintahkan mereka menyisir sepanjang perbatasan untuk mencari Kaisar!"Baron segera pergi melaksanakan perintah.Kalau sampai terjadi apa-apa pada Kaisar, akibatnya akan sangat parah!Setelah Baron pergi, Nabila baru sadar dirinya sangat cemas sampai telapak tangannya penuh keringat.Tumpukan dokumen di meja tidak lagi bisa dibacanya.Yang ada di benaknya hanyalah keselamatan Yohan.Para penyerang itu sangat mungkin tahu identitasnya.Wajah Nabila diliputi kekhawati
Karena Yohan akan berangkat kembali ke Negara Naki besok, malam ini dirinya terjaga semalaman, hanya memeluk Nabila.Satu tangannya diletakkan di perut Nabila, merasakan gerakan janin yang sesekali muncul.Andai waktu bisa berhenti di sini, alangkah indahnya.Namun, kenyataan tetap harus dihadapi.Sebagai Kaisar Negara Naki, Yohan tak bisa hanya mementingkan perasaan pribadi dan mengabaikan keselamatan negara.Nabila juga belum bisa terlelap.Dia menggenggam lembut lengan Yohan, nadanya tenang dan lembut."Paling lama satu bulan, aku akan kembali ke Negara Naki ."Yohan mencium lehernya, "Baik. Aku percaya kamu tidak akan ingkar janji."Namun, entah mengapa, hati Yohan merasa gelisah.Suasana hatinya bagaikan langit yang terus diguyur hujan, sulit menjadi cerah.Keesokan harinya, Yohan akhirnya harus pergi.Hari ini Nabila tidak menghadiri sidang kerajaan. Dirinya menaiki kereta kuda, mengantar sendiri kepergian Yohan ke luar kota.Banyak pengawal mengikuti Yohan. Namun, semua pengawal
Nabila menahan emosi yang membara di dalam hatinya.Dia mengatupkan bibir dan berkata kepada Yohan."Kita ini suami istri, jadi tentu saja aku tidak rela berpisah denganmu.""Tapi masalah negara sedang dipertaruhkan, mana mungkin aku bisa mengulur-ulur waktu?""Kaisar, kamu juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak berarti dan selesaikan semuanya secepat mungkin ...."Nabila berkata sambil melepaskan diri dari pelukan Yohan, memaksanya untuk fokus pada masalah utama.Yohan menatapnya dengan tajam selama beberapa saat, sorot matanya terlihat seolah sedang mengendalikan diri."Baiklah."Setelah mengatakan ini, Yohan berbalik dan meninggalkan Ruang Kerja Istana.Seolah menahan napas dan tidak lagi mengharapkan kata-kata manis dari Nabila.Di luar istana.Yohan berdiri di tengah angin malam, merasakan dinginnya udara Kerajaan Puanin.Dia melihat ke kejauhan dan memberi instruksi pada Dafka tanpa ekspresi."Siapkan kereta, besok kita akan kembali ke Negara Naki."Wajah Dafka tidak menunjukk
Nabila menyadari tulisan tangan di catatan ini adalah milik Evan.Evan adalah teman dekat kakak seniornya. Dia pernah menghubungi Evan sebelumnya untuk menyelidiki kasus manusia obat.Setelah mendengar kebenarannya, Evan pergi ke Kerajaan Verto untuk memburu sisa-sisa Sekte Manusia Obat yang dipimpin oleh Jacob.Kali ini dia menyampaikan pesannya tanpa muncul yang terlihat agak misterius.Nabila berkata dengan suara rendah."Kalau ada pergerakan aneh, kenapa tidak langsung mengatakannya?"Dia menundukkan kepala untuk melihat catatan itu.Yohan yang ada di sampingnya menebak."Mungkin Evan tidak bisa muncul atau orang yang mengirim surat itu bukan dia."Nabila merasa tebakan kedua lebih tepat.Mungkin Evan menyuruh seseorang untuk mengirimkan surat itu.Kalau tidak, dia tidak perlu bertindak begitu misterius."Kerajaan Verto ...." Nabila bergumam.Saat semua negara mengepung Negara Naki, Kerajaan Verto-lah yang berada di balik rencana tersebut.Ambisi mereka sudah jelas.Sekarang ada pe
Fiona tertegun sejenak, lalu ekspresinya kembali seperti biasa dan menatap Pangeran Rio di depannya dengan tatapan menggoda."Tidak sekadar menjalani hidup bersama, mungkinkah kamu benar-benar menyukaiku?"Fiona mengira Pangeran Rio akan menyangkalnya.Akan tetapi, dia malah mendengarnya berkata dengan serius."Ya."Fiona, "..."Dia agak tercengang."Ya apa?"Kedua mata Pangeran Rio memanas dan ujung telinganya agak merah."Aku bukan orang yang suka bertindak sembarangan. Karena kita sudah menjadi suami istri, aku akan menyerahkan seluruh jiwa dan ragaku kepadamu."Fiona syok sampai melompat mundur, memberi jarak di antara mereka dan menatapnya dengan tidak percaya."O ... omong kosong apa yang kamu katakan!?"Pangeran Rio maju beberapa langkah dan meraih bahunya."Aku serius!""Kita sedang bersiap untuk punya bayi, jadi tentu saja kita harus memutuskan untuk bersama selama sisa hidup kita."Daripada memendamnya, lebih baik diungkapkan.Terutama karena Fiona akan kembali ke Klan Namria
Karena gagal hamil, Fiona menyalahkan Pangeran Rio.Dia yakin tidak ada yang salah dengan tubuhnya.Oleh karena itu, dia mendesak Pangeran Rio untuk menemui tabib.Pangeran Rio mengerutkan kening."Aku sehat-sehat saja, untuk apa pergi menemui tabib?"Saat berbicara, sorot matanya yang tenang dan lembut terlihat agak kesal.Fiona tidak pernah bisa berbicara langsung ke intinya.Dia melirik sekilas."Orang normal bisa langsung hamil. Ternyata itu baru bisa berhasil kalau melakukannya dengan pria sejati."Dia terus mengoceh dan membuat Pangeran Rio sangat marah.Mana mungkin hal seperti ini bisa tepat kalau hanya terjadi sekali atau dua kali?Dia hanya membuat perdebatan yang tidak masuk akal."Aku belum bertanya padamu, sudah berapa banyak orang yang pernah bersamamu? Bagaimana kamu tahu aku tidak bisa melakukannya? Bukankah Kaisar dan Yang Mulia Ratu sudah lama menikah ...."Fiona tiba-tiba menghampiri Pangeran Rio dan mencengkeram kerah bajunya."Oke, aku memberimu satu kesempatan lag
Di kediaman jenderal, para menteri masih menunggu Yukina.Melihat Yukina kembali dari istana, beberapa orang bertanya dengan khawatir."Jenderal Yukina, Yang Mulia bilang apa?"Yukina terlihat agak pucat."Yang Mulia tidak menjelaskan tentang masalah Kerajaan Jaming."Beberapa orang menghela napas."Sudah begitu lama, apakah Yang Mulia masih waspada terhadap kita?""Bahkan Jenderal Yukina tidak bisa mendapatkan hasil apa pun dari pertanyaannya. Sepertinya Yang Mulia memang memperlakukan kita semua sebagai orang luar."Melihat wajah Yukina yang muram dan tetap diam, mereka mengira wanita itu juga bingung dengan tindakan pemimpin kerajaan seperti mereka.Akan tetapi, Yukina melanjutkan."Yang Mulia akan menyerahkan takhta kepada orang yang berbudi luhur."Setelah mendengar itu, raut wajah beberapa menteri pun beragam.Setelah hening sejenak, seseorang berbicara lebih dulu."Begini juga bagus. Karena Yang Mulia tidak berniat tinggal di Kerajaan Puanin, akan lebih baik baginya untuk turun
Dafka tiba-tiba membelalakkan mata dan menatap Baron."Bimbang apanya?"Baron berkata dengan tulus."Yang Mulia itu sangat menjunjung hubungan dan dia harus melakukan apa yang dijanjikan kepada pemimpin sebelumnya terlepas apa pun yang terjadi.""Sekarang dia punya kekuasaan seorang pemimpin kerajaan ... haist, bukan berarti dia tertipu oleh kekuasaan, tapi tanpa sadar telah memikul beban rakyat dan semakin lama semakin sulit untuk melepaskannya.""Ini adalah kehebatan Nia si wanita tua itu. Sebelum meninggal, dia menyuruh Yang Mulia untuk menemui orang-orang di negara ini, hanya untuk membiarkan Yang Mulia benar-benar menyatu ke dalam Kerajaan Puanin."Dafka mengerutkan kening."Karena ada hal seperti ini, kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal!?"Baron mengangkat bahu."Apa gunanya mengatakan ini? Bisakah kamu menghentikan Yang Mulia dari memeriksa bencana itu?""Lagi pula, apa kamu pikir Yang Mulia tidak tahu?""Tapi kenyataannya bencana di Kerajaan Puanin itu serius. Yang Mulia