Semua orang menatap ke arah yang ditunjuk oleh Nabila.Mereka melihat seseorang memeluk kerangka tulang sambil berlari masuk ke dalam."Kerangka tulangnya sudah datang!" teriak Baron sambil berlari, seolah-olah takut datang terlambat.pupil Ardin bergetar saat melihat kerangka tulang itu.Jangan-jangan ....Hati Ardin dipenuhi dengan banyak emosi, tapi Ardin mengendalikan dirinya dengan baik dan segera terlihat tenang.Semua orang kebingungan.Benda apa ini?Nabila berkata dengan lugas di hadapan semua orang."Kerangka tulang ini adalah milik mantan ketua Sekte Karan yang bernama Rido Nawan.""Apa!" Semua orang merasa terkejut.Rido adalah seorang senior dalam dunia bela diri.Dia melakukan banyak hal baik saat masih hidup dan terdapat banyak rakyat yang merindukannya.Bukankah dia seharusnya sudah dikubur pada saat ini?Murid Sekte Karan berteriak dengan marah."Tidak disangka kalian menggali makam Kakek Guru!""Kakek Guru benar-benar sangat menyedihkan, dia bahkan tidak bisa beristir
Tetua Hugo menatap Ardin yang berada di posisi tinggi tanpa tatapan takut di matanya."Ketua Sekte, aku memang bersalah karena memasuki halaman timur tanpa izin.""Aku juga bersedia dihukum sesuai dengan peraturan Sekte Karan.""Tapi sebelum itu, tolong jelaskan padaku kenapa mayat ayahku bisa berada di halaman timur!"Baron memeluk mayat sambil mengangkat dagunya."Benar sekali! Cepat jelaskan kenapa kamu membuat ayahnya menjadi seperti ini!"Ardin berkata dengan marah."Hugo, mereka sengaja menjebakku. Apakah kamu tidak bisa melihatnya?""Apa yang bisa kujelaskan? Aku sama sekali tidak mengetahui hal ini!""Mereka pasti adalah dalang kebakaran sebelumnya, tujuannya adalah agar mereka bisa memasukkan mayat ke halaman timur! Kamu telah dimanfaatkan oleh mereka!""Kita berdua telah menjadi saudara selama belasan tahun, apakah kamu masih tidak mengenalku? Bagaimana mungkin aku membunuh Guru!"Tetua Hugo berkata dengan tegas."Aku cuma menginginkan kenyataannya hari ini."Nabila berkata d
Ardin sama sekali tidak menyangka jika petugas pemerintahan akan datang secepat ini, sedangkan dia yang merupakan ketua Sekte Karan akan dibawa pergi seperti tersangka.Dia memerintah wakil ketua sekte."Untuk sementara urusan sekte menjadi tanggung jawabmu. Kamu harus bertindak dengan hati-hati sebelum aku kembali."Wakil ketua sekte mengangguk."Tidak perlu khawatir, Ketua Sekte!"Petugas pemerintahan tidak hanya membawa Ardin, tapi juga membawa Tetua Hugo dan Nabila.Mereka juga membawa pergi kerangka tulang itu.Yohan mendatangi Sekte Karan untuk menyelidiki masalah manusia obat.Karena dia sudah mendapatkan petunjuknya, maka dia pergi bersama petugas pemerintahan itu.Nabila menatap mayat Delilah sebelum pergi.Delilah meninggal karenanya.Nabila berkata pada Lovita, "Nona Lovita, mohon makamkan Kak Delilah."Nona Lovita mengangguk pada Nabila."Tenang saja, kami pasti akan melakukannya."Di luar Sekte Karan.Terdapat beberapa kereta kuda yang diparkir di depan.Ardin mengerutkan
Ardin membuka matanya lebar-lebar dan menatap beberapa orang yang bertopeng di depannya.Dia tiba-tiba tertawa.Tertawa karena dia tetap membiarkan mereka memasuki Sekte Karan meskipun sudah melakukan banyak tindakan pencegahan.Tertawa karena dia memiliki banyak murid, tidak ada satu pun muridnya yang datang untuk menolongnya.Ardin sepertinya sudah bisa menebak apa yang akan dia alami di masa depan.Apakah dia masih bisa memiliki kesempatan kedua setelah jatuh ke tangan Kaisar? Sama sekali tidak mungkin!Evan menggoyangkan belati di tangannya dan berkata, "Kalian semua keluarlah."Evan menatap Ardin dengan tatapan seperti seekor serigala yang sedang menatap mangsanya. Tatapan ini bisa membuat seseorang merasa ketakutan.Ardin tiba-tiba berkata saat beberapa orang yang lain hendak pergi."Aku mau bertemu dengan Kaisar!"Ardin menggertakkan giginya, lalu berteriak dengan marah."Aku tidak akan mengatakan kebenarannya pada siapa pun kecuali Kaisar!"Evan menoleh untuk menatap Nabila dan
Ardin terlihat kebingungan saat ditanyakan asal-usul bisnis manusia obat.Dia menggelengkan kepalanya pada Yohan."Hamba tidak tahu.""Orang-orang itu menghubungi kami lewat surat rahasia.""Mereka akan menulis waktu dan lokasi, kami hanya perlu mengambil barang dan mengirimkannya pada penjual.""Mereka bertindak sangat hati-hati dan kami selalu mengambil barang dari tempat yang berbeda, selain itu kami juga tidak pernah saling bertemu.""Kaisar, apa yang Hamba katakan adalah kenyataan. Hamba tidak berani menipu Anda!"Ardin bersujud pada Yohan, wajahnya sudah memucat pada saat ini.Demi menunjukkan apa yang dia katakan benar, Ardin kembali berkata."Tahun ini Hamba sudah berusia 63 tahun dan tidak memiliki anak, apa yang perlu Hamba perjuangkan?""Meskipun Hamba memiliki reputasi dan kekayaan, berapa lama lagi Hamba bisa menikmati hal ini?""Apa yang Hamba inginkan adalah menghidupi seribu murid itu!"Yohan berkata dengan datar."Lanjutkan pembicaraan tentang manusia obat."Ardin meng
Setelah Evan memasuki ruangan, mereka segera mendengar suara teriakan kesakitan dari dalam."Kaisar! Anda sudah berjanji pada Hamba untuk membiarkan Hamba hidup!"Yohan bersikap acuh tak acuh saat mendengar ini.Dia tidak merasa jika Ardin tidak bersalah.Tidak ada salahnya membiarkan Evan menginterogasi orang itu untuk memaksanya mengatakan kebenarannya.Pada saat ini, di dalam Sekte Karan.Semua murid berjaga di depan gerbang untuk menunggu ketua sekte mereka.Pertandingan bela diri terhenti yang membuat banyak sekte merasa tidak puas.Orang Sekte Warsa berkata dengan nada mengejek pada saat ini."Sekte Karan benar-benar punya banyak masalah. Kalau Tuan Ardin benar-benar membunuh Senior Rido, maka Sekte Karan sama sekali tidak berhak untuk berpartisipasi dalam pertandingan bela diri!""Benar sekali! Tidak disangka Tuan Ardin membunuh gurunya sendiri, apa bedanya hal ini dengan ajaran sesat?"Murid Sekte segera membantah ucapan ini."Ketua Sekte tidak membunuh Kakek! Tolong jaga mulut
"Apa? Mereka bukan petugas pemerintahan?" Murid yang menjaga pintu terkejut setelah mendengar hal ini.Mereka bukan petugas pemerintahan? Bagaimana dengan Ketua Sekte? Bukankah dia sedang berada dalam bahaya?!Mereka segera melaporkan hal ini pada wakil ketua sekte.Wakil ketua sekte sedang meyakinkan beberapa sekte."Kak Ardin pasti akan segera kembali dan pertandingan akan berjalan seperti biasa ....""Wakil Ketua Sekte!" Seorang murid menghampirinya dengan tergesa-gesa.Dia hampir terjatuh dari kursinya setelah mengetahui hal ini."Tidak disangka ada hal seperti ini!"Mereka bukan petugas pemerintahan yang sebenarnya?Tidak disangka mereka adalah petugas pemerintahan yang palsu!Dia segera memanggil murid-murid yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengejar mereka.Hanya saja, Baron dan Subad sudah berlari jauh dengan kuda mereka....Evan berhasil mengetahui satu hal di bawah interogasinya.Ardin mengakui jika dialah yang membunuh Rido.Tetua Hugo langsung memasuki ruangan sete
Yohan penasaran dengan hadiah ulang tahun ini.Dia membuka kotak brokat itu.Yohan melihat sebuah liontin giok di dalamnya.Liontin giok ini memiliki warna yang bening dan sangat cocok untuknya.Meskipun Yohan sudah memiliki banyak harta karun, dia tetap merasa puas karena ini adalah hadiah yang diberikan oleh Nabila.Nabila berkata dengan perlahan."Waktunya sangat mendesak, jadi aku cuma bisa membeli liontin giok ini."Yohan segera mengenakannya."Tumben sekali kamu bisa mengingat tanggal ulang tahunku."Nabila berkata dengan ekspresi serius, "Ingatanku tidak seburuk itu."Apa yang ingin didengar oleh Yohan bukanlah jawaban ini.Yohan merangkul bahu Nabila dan berkata, "Apakah kamu tidak bisa bilang kalau kamu mengingatnya karena aku adalah suamimu ...."Tok, tok, tok!Kebetulan sekali Baron mengetuk pintu pada saat ini."Tuan, Sean sudah kembali!"...Sean pada awalnya sedang berbisnis di luar, tapi dia bersikeras untuk kembali saat mendengar terjadi masalah di Kota Gido.Dia bergeg
Negara Naki.Kota kekaisaran, Kota Zordo.Kabar tentang kembalinya Ratu ke istana dan melahirkan anak kembar segera tersebar di seluruh istana dan pemerintahan.Di dalam istana, Ibu Suri merasa senang atas kelahiran pangeran, tetapi juga cemas karena anak kembar.Dia memanggil Ratu ke Istana Giok, dan mencoba membujuk dengan berbagai cara."Jika keluarga kekaisaran melahirkan anak kembar, terutama pangeran, maka salah satunya harus dikirim ke luar istana.""Ratu, aku tahu, kedua anak itu buah hatimu, tapi demi keluarga kekaisaran, kamu harus membuat keputusan."Demi mempertahankan tradisi, Keluarga Feno dulu bahkan membuang salah satu anak perempuan kembar mereka, apalagi keluarga kekaisaran.Wajah Nabila tak menunjukkan emosi apa pun, dan berkata acuh tak acuh,"Kedua anak ini, tidak satu pun yang akan dikirim pergi."Yohan juga pernah berkata bahwa dia akan melindungi anak-anaknya.Ibu Suri sangat mengerti betapa beratnya hati seorang ibu.Namun, aturan tetaplah aturan."Ratu, jangan
Yohan masih menundukkan kepala, sudut bibirnya terangkat dengan senyum dingin yang penuh sinis.Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetap angkuh dan dingin.Orang di depannya memperkenalkan diri, "Aku adalah Pangeran Kamal dari Kerajaan Jaming. Kali ini aku datang mewakili Ayah untuk sampaikan sedikit penghormatan kepada Kaisar Yohan."Begitu Pangeran Kamal melirik, bawahannya segera menghidangkan makanan.Yohan bahkan tidak melirik sedikit pun.Pangeran Kamal menahan sabar, lalu tersenyum."Kaisar Yohan, negara kami, Kerajaan Jaming, dengan tulus mengundang Anda untuk menjadi tamu kami.""Hanya saja, dunia luar terlalu berbahaya, jadi kami hanya bisa menempatkan Anda di sini.""Anda tenang saja, setelah Kerajaan Jaming berhasil mengusir pasukan Naki dan merebut kembali tanah kami yang hilang, kami akan biarkan Anda pergi."Yohan tersenyum tipis.Kata-katanya memang terdengar muluk, tetapi pada dasarnya mereka hanya ingin menjadikannya sandera dalam melawan pasukan Naki.Melihat si
Nabila mengutamakan kepentingan besar, dirinya haruslah kembali ke Negara Naki terlebih dahulu.Baron khawatir."Yang Mulia, aku khawatir para pembunuh itu masih akan coba mencelakai Anda."Terlebih lagi, Yang Mulia baru saja melahirkan, bagaimana bisa menahan kerasnya perjalanan?Wajah Nabila tampak dingin dan tegas."Kembali ke Negara Naki."Meski harus menghadapi ribuan rintangan, dirinya tetap harus pulang.Yang paling ditakutkan adalah, tujuan para pembunuh itu memang untuk mengacaukan Negara Naki.Dia tidak akan membiarkan mereka berhasil.Sebelum Yohan ditemukan, Nabila bertekad menjaga Negara Naki untuknya.Nabila mengatur segala urusan di Kerajaan Puanin, termasuk rencana mengusir pasukan Jaming, serta penobatan pemimpin kerajaan baru.Untuk mencegah raja baru bertindak sewenang-wenang, dia mendirikan Sistem Pemerintahan Tiga Raja.Salah satu dari tiga raja itu adalah pria.Langkah ini dilakukan untuk menenangkan para pria di Kerajaan Puanin, agar mereka tidak membuat keributa
Pintu kamar terbuka. Seorang pelayan keluar dari dalam, lalu berkata kepada Yukina, "Jenderal, Yang Mulia selamat, beliau melahirkan seorang pangeran."Di Kerajaan Puanin, hanya wanita yang dapat mewarisi takhta, maka kelahiran pangeran ini tidak begitu dihargai.Namun, Yukina tetap sangat bersyukur pada langit."Pangeran pun tak apa, yang penting selamat."Bagaimanapun juga, ini darah kerajaan.Baru saja ucapan itu selesai, terdengar suara teriakan bidan dari dalam."Masih ada satu lagi!"Ternyata anak yang dikandung sang Pemimpin Kerajaan adalah kembar.Hal ini benar-benar di luar dugaan semua orang.Mata Yukina memancarkan secercah sukacita dan harapan.Semoga kembar laki-laki dan perempuan.Kalau ada seorang putri, kelak bisa mewarisi takhta sebagai pemimpin kerajaan.Di dalam kamar.Nabila tak menyangka, setelah melahirkan satu, masih ada satu lagi.Untung dia adalah ahli bela diri, tenaganya belum sepenuhnya habis terkuras.Untuk anak yang pertama, karena posisi janin yang salah
Pak!Pena di tangan Nabila terjatuh, sementara melontarkan tatapan dingin kepada Baron."Dafka dan yang lainnya di mana!"Baron menggeleng."Dafka juga tak diketahui keberadaannya, kabar ini pun didapat dengan susah payah! Bagaimana ini, Yang Mulia?"Nabila tetap tenang di tengah krisis. Setelah menstabilkan emosinya, dia segera memberi perintah pada Baron."Sebarkan perintah, kerahkan seluruh kantor pemerintahan di Kerajaan Puanin mencari Tuan Yohan.""Sekaligus kirim seluruh pasukan rahasia, juga Pasukan Elang di kota.""Perintahkan mereka menyisir sepanjang perbatasan untuk mencari Kaisar!"Baron segera pergi melaksanakan perintah.Kalau sampai terjadi apa-apa pada Kaisar, akibatnya akan sangat parah!Setelah Baron pergi, Nabila baru sadar dirinya sangat cemas sampai telapak tangannya penuh keringat.Tumpukan dokumen di meja tidak lagi bisa dibacanya.Yang ada di benaknya hanyalah keselamatan Yohan.Para penyerang itu sangat mungkin tahu identitasnya.Wajah Nabila diliputi kekhawati
Karena Yohan akan berangkat kembali ke Negara Naki besok, malam ini dirinya terjaga semalaman, hanya memeluk Nabila.Satu tangannya diletakkan di perut Nabila, merasakan gerakan janin yang sesekali muncul.Andai waktu bisa berhenti di sini, alangkah indahnya.Namun, kenyataan tetap harus dihadapi.Sebagai Kaisar Negara Naki, Yohan tak bisa hanya mementingkan perasaan pribadi dan mengabaikan keselamatan negara.Nabila juga belum bisa terlelap.Dia menggenggam lembut lengan Yohan, nadanya tenang dan lembut."Paling lama satu bulan, aku akan kembali ke Negara Naki ."Yohan mencium lehernya, "Baik. Aku percaya kamu tidak akan ingkar janji."Namun, entah mengapa, hati Yohan merasa gelisah.Suasana hatinya bagaikan langit yang terus diguyur hujan, sulit menjadi cerah.Keesokan harinya, Yohan akhirnya harus pergi.Hari ini Nabila tidak menghadiri sidang kerajaan. Dirinya menaiki kereta kuda, mengantar sendiri kepergian Yohan ke luar kota.Banyak pengawal mengikuti Yohan. Namun, semua pengawal
Nabila menahan emosi yang membara di dalam hatinya.Dia mengatupkan bibir dan berkata kepada Yohan."Kita ini suami istri, jadi tentu saja aku tidak rela berpisah denganmu.""Tapi masalah negara sedang dipertaruhkan, mana mungkin aku bisa mengulur-ulur waktu?""Kaisar, kamu juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak berarti dan selesaikan semuanya secepat mungkin ...."Nabila berkata sambil melepaskan diri dari pelukan Yohan, memaksanya untuk fokus pada masalah utama.Yohan menatapnya dengan tajam selama beberapa saat, sorot matanya terlihat seolah sedang mengendalikan diri."Baiklah."Setelah mengatakan ini, Yohan berbalik dan meninggalkan Ruang Kerja Istana.Seolah menahan napas dan tidak lagi mengharapkan kata-kata manis dari Nabila.Di luar istana.Yohan berdiri di tengah angin malam, merasakan dinginnya udara Kerajaan Puanin.Dia melihat ke kejauhan dan memberi instruksi pada Dafka tanpa ekspresi."Siapkan kereta, besok kita akan kembali ke Negara Naki."Wajah Dafka tidak menunjukk
Nabila menyadari tulisan tangan di catatan ini adalah milik Evan.Evan adalah teman dekat kakak seniornya. Dia pernah menghubungi Evan sebelumnya untuk menyelidiki kasus manusia obat.Setelah mendengar kebenarannya, Evan pergi ke Kerajaan Verto untuk memburu sisa-sisa Sekte Manusia Obat yang dipimpin oleh Jacob.Kali ini dia menyampaikan pesannya tanpa muncul yang terlihat agak misterius.Nabila berkata dengan suara rendah."Kalau ada pergerakan aneh, kenapa tidak langsung mengatakannya?"Dia menundukkan kepala untuk melihat catatan itu.Yohan yang ada di sampingnya menebak."Mungkin Evan tidak bisa muncul atau orang yang mengirim surat itu bukan dia."Nabila merasa tebakan kedua lebih tepat.Mungkin Evan menyuruh seseorang untuk mengirimkan surat itu.Kalau tidak, dia tidak perlu bertindak begitu misterius."Kerajaan Verto ...." Nabila bergumam.Saat semua negara mengepung Negara Naki, Kerajaan Verto-lah yang berada di balik rencana tersebut.Ambisi mereka sudah jelas.Sekarang ada pe
Fiona tertegun sejenak, lalu ekspresinya kembali seperti biasa dan menatap Pangeran Rio di depannya dengan tatapan menggoda."Tidak sekadar menjalani hidup bersama, mungkinkah kamu benar-benar menyukaiku?"Fiona mengira Pangeran Rio akan menyangkalnya.Akan tetapi, dia malah mendengarnya berkata dengan serius."Ya."Fiona, "..."Dia agak tercengang."Ya apa?"Kedua mata Pangeran Rio memanas dan ujung telinganya agak merah."Aku bukan orang yang suka bertindak sembarangan. Karena kita sudah menjadi suami istri, aku akan menyerahkan seluruh jiwa dan ragaku kepadamu."Fiona syok sampai melompat mundur, memberi jarak di antara mereka dan menatapnya dengan tidak percaya."O ... omong kosong apa yang kamu katakan!?"Pangeran Rio maju beberapa langkah dan meraih bahunya."Aku serius!""Kita sedang bersiap untuk punya bayi, jadi tentu saja kita harus memutuskan untuk bersama selama sisa hidup kita."Daripada memendamnya, lebih baik diungkapkan.Terutama karena Fiona akan kembali ke Klan Namria