Home / Romansa / Adit dan Tia / Salah Lagi

Share

Salah Lagi

Author: Senada
last update Last Updated: 2021-06-07 21:35:00

Dari kemarin aku sama sekali tidak bisa menghubungi Tia, gadis bar-bar yang akhir-akhir ini benar-benar sudah mencuri perhatian ku. Melihat sikapnya yang jutek dan dingin tapi juga diselingi oleh sikap manjanya malah membuat aku semakin suka melihat apapun mimik wajah yang ditampilkan, seperti menonton sebuah film kartu lucu yang selalu bisa mengocok perut.

Makanya malam ini aku menjadi uring-uringan, telfon tidak diangkat dan bahkan pesan juga tidak dibalasnya. Meskipun memang biasanya aku juga sering diabaikan tapi untuk beberapa waktu ini dia sudah banyak berubah, menjawab telfon dariku meskipun dengan ogah-ogahan, membalas chat ku sesingkat yang dibisanya.

Kali ini aku merasa lain, merasa Tia sedang marah, meskipun aku yakin sama sekali tidak membuat masalah kepadanya untuk beberapa hari ini, bahkan aku lebih cenderung mengikuti semua maunya.

"Ada apa lagi dengan gadis ini," gumamku karena entah untuk keberapa kali aku menghubunginya tapi masih tidak kunjung diangkatnya.

"Oii Dit, ngapain Lo?" Tanya teman-temanku.

"Berisik," gumamku dan kembali menghubungi nomor Tia. Dia tersambung tapi sepertinya sangempunya tidak berkenan untuk mengangkatnya.

"Udah biarin aja dia, kalau udah bucin maka dua sekitar akan lupa, sama seperti Febri yang asik pacaran," ujar temanku yang lain menyahuti.

"Brengsek," makiku dan segera meninggalkan bascam. Menemui Tia saat ini adalah hal yang sangat penting.

Sesekali selama dalam perjalanan aku masih mencoba untuk menghubunginya tapi masih seperti sebelum-sebelumnya dia masih saja mengabaikan aku.

"Gadis ini kenapa sih," gumamku kesal.

"Bikin pusing aja," sambung ku.

Sesampainya dikosan aku dikejutkan dengan kehadiran Nara, yah kekasihnya Febri. Entah sedang apa gadis itu di sini atau jangan-jangan mereka malah satu kosan.

Tidak punya pilihan lain aku memutuskan untuk bertanya dengan Nara, meskipun gadis itu sedikit terkejut tapi aku tidak perduli, keberadaan Tia adalah prioritas utama ku.

"Kalian ada hubungan apa?" Tanya Nara curiga.

"Tidak, aku hanya sedikit ada urusan saja dengannya," kataku dan berusaha terlihat sesantai mungkin.

"Awas yah kalau Lo sampai nyakitin sahabat gw!" Ancam Nara dengan mata menyipit dan tampang diseram-seramkan. Padahal menurutku bukanya seram tapi malah terlihat lucu, meskipun dimataku Tia jauh lebih lucu.

"Jadi dia udah kekampus?" Gumam ku dan mengabaikan ancaman Nara itu.

"Iya dia ada bimbingan hari ini," ujar Nara lagi dan aku segera berpamitan.

Setahuku hari ini Tia tidak ada jadwal bimbingan, yah pasalnya selama ini aku selalu mencari tahu semua kegiatan Tia, maksudku kegiatannya dikampus dan aku yakin sekali kalau hari ini dia tidak ada jadwal bimbingan.

Tapi yakin Nara tidak mungkin berbohong akhirnya aku segera meluncur kekampus gadis itu dan mencarinya ketempat yang biasa digunakan untuk nongkrong oleh nya dan benar saja gadis itu sedang asik dengan makanan dan minumannya.

"Kamu disini?" Perkataan ku yang tidak dianggap sama sekali, bahkan dia malah semakin cuek dan mengabaikan ku.

Aku masih mencoba bersabar meskipun Tia terlihat luar biasa marahnya, tidak seperti biasa dia seperti ingin menonjok ku sampai babak belur.

Terus berusaha untuk mencari tahu kenapa dia marah aku malah menggangga mendengarkan ucapan terakhirnya sebelum dia berlalu meninggalkanku aku yang masih mencoba untuk mencerna omongannya dan sekaligus mengetahui situasi apa yang sedang aku hadapi.

Setelah kembali kenyataan aku segera berlari mengejar Tia yang bahkan sudah tidak tampak lagi, entah kemana perginya gadis itu.

Akhirnya aku memutuskan untuk kembali kekosanya Tia tapi kata temannya yang lain Tia belum pulang dari kampus dan aku semakin kalang kabut mencari gadis itu.

"Kemana sih?" Gumam ku dan menendang jok depan mobilnya.

"Gw selalu saja salah di matanya, bahkan dia bisa mengalahkan aku tanpa aku tau penyebabnya apa," gumamku tidak habis fikir.

Memutuskan untuk tetap mencari Tia yang entah berada dimana membuat aku hanya berputar-putar selam berjam-jam, sampai aku menyerah dan memutuskan untuk kembali ke apartemen saja.

Menenangkan diri sebentar sebelum nanti kembali mengunjungi gadis bar-bar yang sedang merajuk itu.

Sebenarnya aku paling anti dengan wanita yang seperti ini, marah tiba-tiba tanpa tau penyebabnya dan memakiku tanpa perasaan, parahnya lagi dia bahkan sama sekali tidak mau menjelaskan apa kesalahanku. Tapi lihatlah sekarang aku bahkan mencoba untuk mengabarkan hatiku kepada Tia gadis yang sepertinya bukanlah tipe ku itu.

"Kemana sih?" Gerutuku saat kembali operator yang menjadi penjawabnya.

"Brengsek, sialan," makiku dan menendang meja kayu yang berada didepanku.

Melemparkan hp kesembarang arah aku merebahkan tubuhku dan mencoba untuk tidur, yah ini adalah jalan yang tepat untuk ku dalam keadaan bergejolak seperti sekarang ini.

Entah berapa lama aku tertidur dan saat terbangun jam sudah menunjukkan pukul 3 siang dan aku dengan malas-malasan segera membersihkan tubuh dan memesan makanan delivery. Setelahnya aku kembali mencoba untuk menghubungi gadis itu.

"Benar-benar yah," gumamku dan meremas hp ku dengan kesal.

"Tidak tau dia kenapa, tiba-tiba langsung marah seperti ini malah membuat aku bingung," gumamku entah kepada siapa.

"Seandainya kalau aku ada salah langsung dibilangin, bukanya seperti ini, menghilang tanpa membuat aku kalang kabut sendirian," gumamku yang aku yakini untuk diriku sendiri.

Akhirnya saat jam makan malam usai aku kembali menemui Tia di kosannya dan sepertinya gadis itu benar-benar tidak mau menemui ku, meskipun aku teriaki dari depan kosannya dan yah aku malah mendapatkan semprotan dari teman-temannya yang mungkin terasa terganggu.

Tidak ingin menjadi santapan warga setempat aki aku terpaksa meninggalkan kosan Nara tanpa hasil, tapi besok aku akan datang lagi dan mencoba untuk kembali berbicara dengan gadis itu.

"Masih kusut aja tampang dia," ujar teman-teman ku saat aku baru saja menghempaskan bokong ku diatas sofa empuk salah satu bar.

Tadi saat aku dalam perjalanan pulang, salah satu temanku mengatakan kalau mereka sedang kumpul-kumpul di bar ini dan tanpa fikir panjang aku langsung meluncur.

"Febri mana?" Gumam ku saat tidak melihat sahabat baikku itu tidak ada disini.

"Gak tau gw, tadi gw hubungin gak di jawab," kata mereka.

Segeralah aku menghubungi dia dan memintanya untuk bergabung dengan kami juga.

Meneguk minuman mematikan ini membuat aku melupakan sedikit hal yang memusingkan kepala, ditambah dengan barang baru yang disodorkan oleh anak-anak membuat aku benar-benar lupa diri.

Menghabiskan malam dengan bersenang-senang menjadi penutup hariku yang galau, melupakan Tia dan semua masalah yang datang kepadaku, semua hal yang membuat aku merasa tertekan, yang ada sekarang adalah kebahagiaan semu saat aku merasa terbang dan melayang.

...........

"Udah pergi itu anak?" Gumam ku dan melihat kearah luar kamar. Tidak menemukan mobil Adit membuat aku menarik nafas dengan berat.

"Dasar laki-laki sialan, enak saja mau coba-coba mempermainkan aku," gerutuku lagi.

"Lihat saja nanti aku akan mengajarimu kalau masih berani mendekatiku," gerutuku lagi dan segera merebahkan tubuhku diatas tempat tidur.

Memenangkan hatiku yang masih berdebar dan meyakinkan diri kalau Adit bukanlah laki-laki yang baik dan dia sama saja seperti laki-laki berengsek lainnya, ingat luka yang kau dapatkan dari laki-laki yang bertipe sama seperti itu.

Setelah puas menggerutu tanpa henti aku memutuskan untuk tidur saja, selain karena mata mengantuk hari juga sudah malam dan besok aku akan bermain dan memanjakannya diriku sepuas yang aku bisa. Mungkin mengajak Nara akan jauh lebih asik, tapi sayangnya sahabatku itu sangat sibuk luar biasa akhir-akhir ini jadi dipastikan besok hanya aku sendiri yang akan berpetualang.

Helo hello hello hello semua, ketemu lagi kita di cerita abal-abal ini, nah gimana nih sama sikap menyebalkannya Tia?! Semoga kalian suka yah sama kisah dua sejoli ini, hehehehe

Terimakasih buat teman-teman yang sudah mampir ke cerita ini. Mohon kritik dan sarannya juga yah, biar aku bisa memperbaiki tulisanku untuk kedepannya. Dsaahh semuaaaaa.

Related chapters

  • Adit dan Tia   Marah Hebat

    Tidak bisa menghubungi Tia aku malah berakhir di dalam klab malam, menghabiskan berbotol-botol minuman yang membuat aku sejenak melupakan gadis keras kepala itu.Menikmati hingar-bingar suasana malam dan menggunakan barang terlarang sebagai pelengkap kebahagiaan ku malam ini.Melayang, merasa tanpa beban dan semuanya terasa sangat indah membuat aku terhanyut dan tersesat dalam lingkaran setan, lingkaran yang entah kapan akan mengejek dan membunuh ku."Gila nikmat banget broooo," teriakku dan menganggukkan kepala sesuai irama musik. Meneguk lagi minuman langsung dari botolnya."Pesta sampai pagi," teriak teman-teman ku yang basipnya hampir tidak beda jauh. Dilupakan keluarga, ditinggalkan kekasih dan bahkan dikhianati oleh saudaranya sendiri.Kami kumpulkan anak-anak tidak berguna menurut segelintir orang yang melihat hanya dari luarnya saja. Padahal mereka tidak tau bagaimana kami melawan rasa sakit disaat bahkan kami belum tau dan mengerti betapa ke

    Last Updated : 2021-06-11
  • Adit dan Tia   Jadi Galau

    Entah mengapa bisa ada Adit disini, aku benar-benar tidak menyangka kalau laki-laki itu adalah temannya Febri, selama ini aku tidak pernah melihat mereka bersama dan hal ini malah membuat aku semakin marah."Apa yang Lo lakukan disini?" Geram ku tapi dengan suara yang masih rendah, takut membangunkan Nara yang masih tertidur dengan pulas. Melihat Febri yang sepertinya juga masih tertidur membuat aku sedikit legah."Kita harus bicara," kata Adit yang kembali melotot, pasalnya dia sama sekali tida mengecilkan volume suaranya.Pelan-pelan sekali aku mengangkat kepala Nara dan menaruhnya diatas bantal sofa, memastikan gadis ini tetap tertidur."Keluar," gumamku dengan amarah yang sudah mulai berkobar."Kita harus membahas masalah ini," ujar Adit lagi."Keluar atau gw yang bakalan pergi," kataku dengan marah tidak perduli apakah suaraku mengganggu dua manusia yang masih tertidur itu."Aya," kata Adit yang membuat aku segera meninggalkan ru

    Last Updated : 2021-06-16
  • Adit dan Tia   Kabar Gila

    Setelah bertengkar dengan Tia aku memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit, menenangkan diri terlebih dahulu sebelum kembali menjenguk Febri yang aku tau sekarang pasti hanya dijaga oleh Nara, hadis baik-baik yang dikejar-kejar oleh sahabat baikku itu. Aku tau dia cinta mati kepada gadis itu, karena dulu sekali sebelum kami sedekat sekarang dia pernah menolak cewek tercantik disekolah dengan alasan sudah punya cewek yang dia sukai, awalnya aku kira itu hanyalah omong kosong Febri untuk menjauhi cewek itu tapi saat dia diam-diam menatap seorang gadis biasa dari kejauhan setiap saat aku jadi mengerti kalau gadis itu adalah ornagnya. Sayangnya Febri saat itu tidak berani mendekat dan lebih memilih bersembunyi dengan segala perasaan yang dia miliki tapi entah apa yang merasuki laki-laki itu sehingga dengan gilanya membuat sang wanita putus dengan pacarnya yang ternyata sangat berengsek itu, lebih gila dari Febri tapi dia berkedok menjadi laki-laki baik didepan Nara.

    Last Updated : 2021-06-22
  • Adit dan Tia   Tuduhan

    Memang benar-benar gila aku tidur sampai sore, yah senyenyak itu lah aku tertidur, entah karena semalam bergadang atau efek wangi Tia yang masih melekat erat di kasurku. Entahlah aku tidak tau yang mana, tapi yang pasti aku terbangun karena perutku sudah minta diisi. "Perut yang malang," gumamku dan bergegas membersihkan diri sebelum keluar untuk mencari makan. Entah makan apa namanya ini, yang pasti aku hanya butuh mengisi perut saja. "Kak Adit," panggil seorang wanita saat aku masih asik makan di salah satu restoran mewah langgananku. "Kamu?" Gumamku bingung melihat gadis itu masih tersenyum cantik. "Aku Tiara masa kak Adit lupa?" Katanya dan mengambil tempat. "Tiara?" Gumamku bingung. Benar-benar tidak ingat siapa wanita yang ada didepanku ini. "Itu loh kak, yang waktu ketemu di bar yang kakak peluk!" Ingatkannya kepadaku. "Oohhh, maaf yah aku memang suka lupa," kataku padahal sebenarnya aku juga tidak ingat. Bukannya apa-ap

    Last Updated : 2021-07-03
  • Adit dan Tia   Papa Adit

    Entah kenapa aku merasa agak aneh dengan laki-laki yang bernama Adit itu, merasa sedikit marah saat melihat dia dengan wanita lain, padahal kami tidak memiliki hubungan apapun dan aku juga membangun dinding tebal untuk melarang laki-laki seperti dia masuk kembali kedalam kehidupanku. Rasa sakit itu masih terlalu membekas erat didalam hatiku, tidak ingin kembali kecewa karena laki-laki yang berjenis yang sama, laki-laki rusak dan tidak jelas melakukannya, tidak bisa dipercaya kesetiaannya. Hari ini seperti biasanya aku berangkat kekampus dengan tumpukan kertas didalam gendongan tanganku, sudah seberat seperti menggendong seorang bayi saja saking banyaknya kertas yang harus aku bawa. Skirpiku tidak lah sesedikit yang lainnya, saat mereka mungkin hanya memiliki sekitar 60 dari ban satu sampai bab tiga, sedangkan aku untuk bab tiga saja sudah ada 80 lembar dan itu semuanya adalah teori, yah beginilah nasipku dalam membuat skripsi. Yang lain akan tuntas de

    Last Updated : 2021-07-08
  • Adit dan Tia   Kemarahan Adit

    Aku fikir semalam semuanya sudah baik-baik saja, bisa tenang dan tidak ada gangguan lagi tapi ternyata aku salah, Adit tubuh menyerah dan tinggal diam, dia menghubungiku berkali-kali sampai aku memutuskan untuk mematikan hp ku saja, bahkan mengirimkan bertubi-tubi SMS yang kembali aku abaikan. Pahitnya aku bertemu lagi dengan laki-laki itu, dia tidak menyerah dan hal itu yang membuat aku malas luar biasa. "Kau bisa tidak, tidak usah menggangguku," gerutuku saat melihat Adit didepan pintu rumahku. "Jelaskan," pintanya lagi. "Sudah aku bilang kami tidak membicarakan apapun," kataku yang tidak habis fikir. "Jangan bohong," katanya yang membuat aku marah. "Kalau kamu tidak percaya itu urusanmu, jangan ganggu aku lagi," kataku dan segera meninggalkan Adit begitu saja. "Tia," katanya dengan nada tinggi dan aku tetap mengabaikan laki-laki itu. "Apa-apaan sih," gerutu dan menaiki angkot untuk menuju kekampus. Kali ini u

    Last Updated : 2021-07-17
  • Adit dan Tia   Semakin Gencar

    Sudah hampir satu bulan ini aku menjauhi Tia dan berharap aku bisa melupakannya tapi ternyata aku salah, setiap saat aku malah semakin merindukan gadis itu, merindukan kemarahannya yang kadang kala membuat aku gemas dan sebal, sebal saat dia sangat keras kepala sekali. Tia merupakan wanita yang keras dan tidak gampang dan hal ini membuat aku merasa tertantang, tertantang untuk menaklukkan dan mendapatkan gadis itu, urusan Papa itu bisa berlakangan sekarang yang aku lakukan adalah urusan hatiku yang selalu merindukan gadis itu dan hal ini tidak bisa aku remehkan. Sebenarnya aku benar-benar ingin menjauhinya, tapi melihat bagaimana perjuangannya Febri untuk mendapatkan wanita yang dia cintai membuat aku termotivasi dan sekarang aku tidak akan melepaskannya lagi dan akan semakin gencar untuk melakukan pendekatan. "Kemana Lo?" Tanya Febri saat aku baru saja berdiri dari tempat dudukku. "Keluar." Kataku dan mengabaikan pertanyaan lainnya yang datang dari teman-temanku. Saat ini tujuank

    Last Updated : 2022-12-28
  • Adit dan Tia   Pertemuan

    "Lo mau maling yah," kataku dan memegang tangan laki-laki urakan yang sedang memegang dompetku."Maling-maling," teriakku dan sialnya dia segera menutup mulutku dengan tangannya."Jangan asal nuduh," katanya lagi."Lepas berengsek," gerakku dan berusaha melepaskan tangannya yang menutup mulutku."Gw cuma mau ngembaliin dompet Lo yang jatuh," katanya dan melepaskan bekapan mulutku."Alasan aja," geramku dan merampas dompetku yang ada ditangan laki-laki itu."Terserah mbak kalau gak percaya," jawabnya cuek."Anak jalanan dan rusak seperti kalian kalau bukan maling yah pasti preman," gumamku lagi."Sembarangan," katanya lagi."Lihat tato satu badan, rambut gak keurus, meskipun tampang tidak terlalu menyeramkan saya sudah bisa tebak," gumamku sewot."Mbak ditolongin bukanya terimakasih," gumamnya."Ngapain terimakasih, kalau gak ketahuan sama saya sudah hilang ini dompet," jawabku sewot."Susah ngomong sama embak,"

    Last Updated : 2021-05-16

Latest chapter

  • Adit dan Tia   Semakin Gencar

    Sudah hampir satu bulan ini aku menjauhi Tia dan berharap aku bisa melupakannya tapi ternyata aku salah, setiap saat aku malah semakin merindukan gadis itu, merindukan kemarahannya yang kadang kala membuat aku gemas dan sebal, sebal saat dia sangat keras kepala sekali. Tia merupakan wanita yang keras dan tidak gampang dan hal ini membuat aku merasa tertantang, tertantang untuk menaklukkan dan mendapatkan gadis itu, urusan Papa itu bisa berlakangan sekarang yang aku lakukan adalah urusan hatiku yang selalu merindukan gadis itu dan hal ini tidak bisa aku remehkan. Sebenarnya aku benar-benar ingin menjauhinya, tapi melihat bagaimana perjuangannya Febri untuk mendapatkan wanita yang dia cintai membuat aku termotivasi dan sekarang aku tidak akan melepaskannya lagi dan akan semakin gencar untuk melakukan pendekatan. "Kemana Lo?" Tanya Febri saat aku baru saja berdiri dari tempat dudukku. "Keluar." Kataku dan mengabaikan pertanyaan lainnya yang datang dari teman-temanku. Saat ini tujuank

  • Adit dan Tia   Kemarahan Adit

    Aku fikir semalam semuanya sudah baik-baik saja, bisa tenang dan tidak ada gangguan lagi tapi ternyata aku salah, Adit tubuh menyerah dan tinggal diam, dia menghubungiku berkali-kali sampai aku memutuskan untuk mematikan hp ku saja, bahkan mengirimkan bertubi-tubi SMS yang kembali aku abaikan. Pahitnya aku bertemu lagi dengan laki-laki itu, dia tidak menyerah dan hal itu yang membuat aku malas luar biasa. "Kau bisa tidak, tidak usah menggangguku," gerutuku saat melihat Adit didepan pintu rumahku. "Jelaskan," pintanya lagi. "Sudah aku bilang kami tidak membicarakan apapun," kataku yang tidak habis fikir. "Jangan bohong," katanya yang membuat aku marah. "Kalau kamu tidak percaya itu urusanmu, jangan ganggu aku lagi," kataku dan segera meninggalkan Adit begitu saja. "Tia," katanya dengan nada tinggi dan aku tetap mengabaikan laki-laki itu. "Apa-apaan sih," gerutu dan menaiki angkot untuk menuju kekampus. Kali ini u

  • Adit dan Tia   Papa Adit

    Entah kenapa aku merasa agak aneh dengan laki-laki yang bernama Adit itu, merasa sedikit marah saat melihat dia dengan wanita lain, padahal kami tidak memiliki hubungan apapun dan aku juga membangun dinding tebal untuk melarang laki-laki seperti dia masuk kembali kedalam kehidupanku. Rasa sakit itu masih terlalu membekas erat didalam hatiku, tidak ingin kembali kecewa karena laki-laki yang berjenis yang sama, laki-laki rusak dan tidak jelas melakukannya, tidak bisa dipercaya kesetiaannya. Hari ini seperti biasanya aku berangkat kekampus dengan tumpukan kertas didalam gendongan tanganku, sudah seberat seperti menggendong seorang bayi saja saking banyaknya kertas yang harus aku bawa. Skirpiku tidak lah sesedikit yang lainnya, saat mereka mungkin hanya memiliki sekitar 60 dari ban satu sampai bab tiga, sedangkan aku untuk bab tiga saja sudah ada 80 lembar dan itu semuanya adalah teori, yah beginilah nasipku dalam membuat skripsi. Yang lain akan tuntas de

  • Adit dan Tia   Tuduhan

    Memang benar-benar gila aku tidur sampai sore, yah senyenyak itu lah aku tertidur, entah karena semalam bergadang atau efek wangi Tia yang masih melekat erat di kasurku. Entahlah aku tidak tau yang mana, tapi yang pasti aku terbangun karena perutku sudah minta diisi. "Perut yang malang," gumamku dan bergegas membersihkan diri sebelum keluar untuk mencari makan. Entah makan apa namanya ini, yang pasti aku hanya butuh mengisi perut saja. "Kak Adit," panggil seorang wanita saat aku masih asik makan di salah satu restoran mewah langgananku. "Kamu?" Gumamku bingung melihat gadis itu masih tersenyum cantik. "Aku Tiara masa kak Adit lupa?" Katanya dan mengambil tempat. "Tiara?" Gumamku bingung. Benar-benar tidak ingat siapa wanita yang ada didepanku ini. "Itu loh kak, yang waktu ketemu di bar yang kakak peluk!" Ingatkannya kepadaku. "Oohhh, maaf yah aku memang suka lupa," kataku padahal sebenarnya aku juga tidak ingat. Bukannya apa-ap

  • Adit dan Tia   Kabar Gila

    Setelah bertengkar dengan Tia aku memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit, menenangkan diri terlebih dahulu sebelum kembali menjenguk Febri yang aku tau sekarang pasti hanya dijaga oleh Nara, hadis baik-baik yang dikejar-kejar oleh sahabat baikku itu. Aku tau dia cinta mati kepada gadis itu, karena dulu sekali sebelum kami sedekat sekarang dia pernah menolak cewek tercantik disekolah dengan alasan sudah punya cewek yang dia sukai, awalnya aku kira itu hanyalah omong kosong Febri untuk menjauhi cewek itu tapi saat dia diam-diam menatap seorang gadis biasa dari kejauhan setiap saat aku jadi mengerti kalau gadis itu adalah ornagnya. Sayangnya Febri saat itu tidak berani mendekat dan lebih memilih bersembunyi dengan segala perasaan yang dia miliki tapi entah apa yang merasuki laki-laki itu sehingga dengan gilanya membuat sang wanita putus dengan pacarnya yang ternyata sangat berengsek itu, lebih gila dari Febri tapi dia berkedok menjadi laki-laki baik didepan Nara.

  • Adit dan Tia   Jadi Galau

    Entah mengapa bisa ada Adit disini, aku benar-benar tidak menyangka kalau laki-laki itu adalah temannya Febri, selama ini aku tidak pernah melihat mereka bersama dan hal ini malah membuat aku semakin marah."Apa yang Lo lakukan disini?" Geram ku tapi dengan suara yang masih rendah, takut membangunkan Nara yang masih tertidur dengan pulas. Melihat Febri yang sepertinya juga masih tertidur membuat aku sedikit legah."Kita harus bicara," kata Adit yang kembali melotot, pasalnya dia sama sekali tida mengecilkan volume suaranya.Pelan-pelan sekali aku mengangkat kepala Nara dan menaruhnya diatas bantal sofa, memastikan gadis ini tetap tertidur."Keluar," gumamku dengan amarah yang sudah mulai berkobar."Kita harus membahas masalah ini," ujar Adit lagi."Keluar atau gw yang bakalan pergi," kataku dengan marah tidak perduli apakah suaraku mengganggu dua manusia yang masih tertidur itu."Aya," kata Adit yang membuat aku segera meninggalkan ru

  • Adit dan Tia   Marah Hebat

    Tidak bisa menghubungi Tia aku malah berakhir di dalam klab malam, menghabiskan berbotol-botol minuman yang membuat aku sejenak melupakan gadis keras kepala itu.Menikmati hingar-bingar suasana malam dan menggunakan barang terlarang sebagai pelengkap kebahagiaan ku malam ini.Melayang, merasa tanpa beban dan semuanya terasa sangat indah membuat aku terhanyut dan tersesat dalam lingkaran setan, lingkaran yang entah kapan akan mengejek dan membunuh ku."Gila nikmat banget broooo," teriakku dan menganggukkan kepala sesuai irama musik. Meneguk lagi minuman langsung dari botolnya."Pesta sampai pagi," teriak teman-teman ku yang basipnya hampir tidak beda jauh. Dilupakan keluarga, ditinggalkan kekasih dan bahkan dikhianati oleh saudaranya sendiri.Kami kumpulkan anak-anak tidak berguna menurut segelintir orang yang melihat hanya dari luarnya saja. Padahal mereka tidak tau bagaimana kami melawan rasa sakit disaat bahkan kami belum tau dan mengerti betapa ke

  • Adit dan Tia   Salah Lagi

    Dari kemarin aku sama sekali tidak bisa menghubungi Tia, gadis bar-bar yang akhir-akhir ini benar-benar sudah mencuri perhatian ku. Melihat sikapnya yang jutek dan dingin tapi juga diselingi oleh sikap manjanya malah membuat aku semakin suka melihat apapun mimik wajah yang ditampilkan, seperti menonton sebuah film kartu lucu yang selalu bisa mengocok perut.Makanya malam ini aku menjadi uring-uringan, telfon tidak diangkat dan bahkan pesan juga tidak dibalasnya. Meskipun memang biasanya aku juga sering diabaikan tapi untuk beberapa waktu ini dia sudah banyak berubah, menjawab telfon dariku meskipun dengan ogah-ogahan, membalas chat ku sesingkat yang dibisanya.Kali ini aku merasa lain, merasa Tia sedang marah, meskipun aku yakin sama sekali tidak membuat masalah kepadanya untuk beberapa hari ini, bahkan aku lebih cenderung mengikuti semua maunya."Ada apa lagi dengan gadis ini," gumamku karena entah untuk keberapa kali aku menghubunginya tapi masih tidak kunjung

  • Adit dan Tia   Brengsek

    Sudah hampir satu bulan aku mengenal Adit, laki-laki urakan yang penuh dengan tato, salah pergaulan dan tentu saja tidak masuk kedalam kriteria ku tapi buktinya kami sudah dekat akhir-akhir ini.Meskipun dia menyebalkan tapi kadang suka bikin kangen saat aku ada masalah, dia selalu ada dan datang tiba-tiba seperti jailangkung, membuat aku jantungan setiap gombalannya, bukan karena terpesona tapi lebih kepada mau muntah saja.Seperti yang sudah aku bilang akhir-akhir ini dia selalu ada saat aku membutuhkan, entah dalam keadaan susah, senang, bahkan saat mood aku buruk luar biasa. Dengan sabar dia selalu mengikuti semua mau ku, bahkan sudah seperti babi saja, menemaniku berbelanja saat nada sibuk dengan kekasihnya, membelikan minum saat aku haus dan malas ke kantin, pokoknya masih banyak lagi.Tidak ada hubungan antara kami tali sialnya dia selalu melarang ku jalan dengan cowok siapapun kecuali dia, posesif yang tidak bisa di ganggu gugat, dia akan berbuat nekat k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status