Share

Kesialan Dani

Penulis: Nanaz Bear
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pov Dani

Setelah mengancam Ola, aku langsung pergi begitu saja dari hadapannya dan Dokter Eric. Ola terlihat ingin mengejarku, tapi lagi-lagi dia di gagalkan oleh lelaki sialan itu.

"Awas kamu Ola, kamu pikir aku cuma main-main dengan ancamanku!" gumamku sembari naik dalam mobil. Ku lihat dokter sial*n itu tengah berbincang dengan Ola saat mobilku melewati mereka. Ada rasa sesak yang menghimpit dadaku melihat itu semua.

"Brengs*k!" aku memukul stir mobilku menggunakan satu tanganku karena hingga detik ini pun aku belum juga bisa meredakan amarahku.

Dalam kalutnya pikiranku, tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah mobil yang tiba-tiba memepet mobil milikku.

Aku hentikan mobilku dan langsung keluar demi melihat siapa yang berani-beraninya melakukan itu.

Tak berapa lama kemudian empat lelaki berwajah sangar turun dari mobil tersebut, awalnya aku pikir mereka adalah orang suruhan Dokter Eric. Namun setelah beberapa saat kemudian muncul lagi satu mobil, semua kecurigaanku terbantahkan. Ya, or
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Farida Regi Ratu
seruuuu lanjut thorr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Anisa Berulah Lagi

    Pov Anisa"Bagaimana keadaan adikmu hari ini?"Aku masih pura-pura menutup mata kala Dokter Eric datang ke kamarku. Mbak Ola memang dari sore berada disini menungguiku, karena tak mau kehilangan perhatiannya lagi aku terus berpura-pura lemah di depannya. Padahal aku rasa keadaanku sudah mulai membaik."Suhu tubuhnya sudah normal, Dok. Namun sampai sekarang Anisa masih kelihatan lemah dan tak mau makan."Dokter Eric mengecek suhu tubuhku dengan punggung tangannya. "Benar katamu suhu tubuhnya sudah normal. Mungkin dia butuh sehari atau dua hari lagi untuk bisa benar-benar pulih!""Syukurlah kalau begitu, Dok." ucap Mbak Ola. Aku bisa mendengar jelas helaan nafas panjangnya."La, kamu yakin akan selamanya menyembunyikan adik kamu disini?"Pertanyaan Dokter Eric pada Mbak Ola tiba-tiba menarik perhatianku. Aku tak sabar mendengar jawaban dari wanita yang pernah kusakiti hatinya ini."Saya juga masih bingung, Dok. Di satu sisi saya kasian sama dia. Saya merasa bersalah pada Almarhum Ayah

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Anisa Makin Menjadi

    "Aku sudah pernah jahatin, Mbak. Aku enggak mau ngulang kesalahan yang sama. Aku harap Mbak enggak salah pilih suami lagi!" Aku terus berusaha mencuci otak Mbak Ola. Dia memang diam saja, tapi bisa ku lihat raut wajah kecewa wanita itu dari sorot matanya."Habisin makanannya baru minum obat. Mbak balik ke depan dulu!""Makasih, Mbak!" aku paksa bibirku untuk tersenyum di depan Mbak Ola. Dia hanya sedikit membalas senyumanku. Segera dia pergi meninggalkanku di ruangan sempit ini.Setelah kepergian kakak tiriku, aku melahap habis makanan pemberiannya. Dari dulu Mbak Ola memang pintar memasak, rasa masakannya tak kalah dari makanan di restoran bintang lima.Setelah kenyang ku lirik obat di atas meja. Aku tak meminumnya seperti pesan Mbak Ola. Aku sudah benar-benar sembuh jadi buat apa aku meminum obat lagi.Ku lirik jam di dinding kamar ini, ternyata sudah jam delapan siang. Jam segini Elsa pasti sudah pergi sekolah jadi aku tidak perlu bersembunyi lagi.Bosan berada di kamar, aku memut

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Anisa Makin Cemburu

    Pov Ola"Kamu kenapa, Nis. Kok kaya ketakutan gitu?" tanyaku pada Anisa ketika wanita itu mendekat membantuku menepikan troli berisi barang-barang belanjaan."Enggak kenapa-kenapa, Mbak. Owh ya, barang belanjaan sebanyak ini, kita enggak mungkin bisa bawa sendiri ke tempat parkir. Gimana ini?" tanyanya."Itu ada Bang Yanto, dia bakal tolong bawa salah satu troli ini kok!" ucapku sembari menunjukan jari telunjukku ke arah Bang Yanto. Kebiasaan sopir pribadi Nyonya Hani ketika menungguiku belanja yakni minum kopi di kedai kopi yang berada tepat di di depan supermarket ini."Bang Yanto sejak kapan berada di situ, Mbak?" Pertanyaan Anisa membuatku sedikit mengernyit. Entah apa yang terjadi pada wanita itu barusan, tapi sepertinya dari tadi dia terus terlihat sangat panik."Kayaknya dah dari pertama kita masuk dia disitu. Soalnya tiap antar aku belanja, dia selalu nungguin aku di tempat itu.""Apa? Kok bisa aku enggak lihat!" ucapan Anisa makin membuat aku bingung."Memangnya kenapa kalau

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Hinaan Mantan Pacar Eric

    Pov Ola"Gimana, Mbak. Apa yang di bicarakan Dokter Eric. Kenapa dia sampai ngajak ngobrolnya di kamar? Dia enggak ngelakuin sesuatu yang buruk sama Mbak kan?"Baru saja aku menginjakan kaki di dapur, aku sudah di todong banyak pertanyaan oleh adikku Anisa."Enggak, kok. Dokter Eric cuma mau aku ikut makan malam nanti." jawabku jujur."Beneran, Mbak?"Aku mengangguk."Hati-hati loh, Mbak. Nanti ini jebakan saja.""Jebakan gimana maksud kamu, Nis?""Ya, bisa aja kan nanti makanan Mbak di kasih obat tidur terus Mbak di apa-apain Dokter Eric. Kayaknya Nyonya Hani ngebet banget punya menantu kaya Mbak makanya bisa saja mereka bekerjasama untuk jebak Mbak.""Kamu itu enggak cape ya selalu suudzon sama orang. Kalau mereka mau jebak saya sudah lama. Mereka orang baik dan terhormat, enggak mungkin mereka melakukan hal rendah seperti yang pernah kamu dan Mas Dani lakukan padaku." balasku sambil kembali meracik bumbu dapur. Anisa terdiam, sempat ku lihat wajah terkejutnya saat aku mengingatkan

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Anisa Diusir

    Pov Ola"La, kamu enggak kenapa-kenapa, kan?" suara ketukan pintu toilet terdengar. Aku yang sedari tadi mondar mandir keluar masuk toilet hanya bisa menjawab dari dalam toilet."Enggak kenapa-kenapa kok, Dok." "Kalau kamu baik-baik saja kenapa dari tadi enggak balik ke ruang makan? Apa kamu marah karena ucapan Renata barusan?"Ya ampun, perutku masih terasa mulas namun Dokter Eric malah salah paham."Bukan begitu, Dok. Saya enggak balik ke ruang makan karena dari tadi mondar mandir ke toilet. Perut saya mules sekali. Jadi jangan salah paham!" aku mencoba menjelaskan. Setelah dia tahu kebenarannya aku harap dia akan langsung pergi. Rasanya benar-benar tak nyaman di tungguinya di depan toilet seperti ini."Tadi kamu bilang enggak kenapa-kenapa. Kenapa sih, La. Enggak jujur dari tadi aja. Nanti kalau sudah selesai mulesnya temui aku, ya. Biar aku periksa kamu!""Ba...Baik...Dok...!" balasku sambil menahan sakit. Badanku terasa begitu lemas sekarang. Seingatku aku enggak makan makanan y

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Ola Diculik

    Pov Ola"Maaf ya, La. Gara-gara aku bawa adikmu kesini, kamu jadi kembali dicelakai wanita itu. Awalnya aku cuma kasian karena waktu itu dia hampir saja mengakhiri hidupnya karena putus asa." ucap Dokter Erik setelah kepergian Anisa."Enggak apa-apa, Dok. Saya juga salah. Saya pikir dia sudah berubah setelah apa yang sudah di laluinya makanya saya izinkan dia tinggal di sini.""Yang sabar, ya, La. Aku tahu kamu seorang kakak yang baik. Rugi sendiri Anisa kalau dia terus-terusan musuhin kamu."Apa yang diucapkan Dokter Eric benar, Anisa sendiri yang rugi karena sudah menjahatiku. Diluar sana banyak orang-orang jahat. Bahkan ibunya sendiri tega menjualnya demi uang apalagi orang lain. Harusnya Anisa bisa lebih dewasa setelah melalui banyak hal mengerikan di hidupnya. Bukan malah mencari kesempatan lagi untuk menghancurkan orang yang sudah benar-benar tulus ingin membantunya."Dok, saya pergi ke kamar dulu, ya. Saya takut besok bangun kesiangan.""Ok, La. Mimpi yang indah, ya. Kamu janga

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Anisa Berhasil Kabur

    Pov Eric"Dok, saya tidak sengaja mendengar obrolan Anisa dan seseorang. Sepertinya mereka mempunyai niat tak baik pada Mbak Ola." ucap Yanto melalui panggilan telepon."Maksud kamu apa?" tanyaku tak paham."Saya kurang begitu paham maksud mereka. Intinya Anisa bilang pada seorang lelaki tua akan menukar tubuhnya dengan Mbak Ola. Dan lelaki tua itu setuju.""Apa?"Tanganku mengepal mendengar ucapan Yanto. Anisa ternyata wanita yang sangat berbahaya. Dia tega sekali melakukan hal sejahat itu pada kakak perempuan yang sudah menolongnya. Aku sangat menyesal sudah membujuk Ola menerima wanita itu lagi di rumahku. Untuk menebus kesalahanku, aku akan melakukan segala cara untuk mengusir wanita itu."Kamu tolong jaga baik-baik, Ola. Jangan sampai kita kecolongan, pastikan Ola aman sampai ke rumah.""Baik, Dok. Saya akan selalu awasi Mbak Ola. Saya pastikan kami selamat sampai ke rumah.""Makasih ya, Yanto. Saya usahakan pulang awal karena kebetulan sepupu saya juga mau datang makan malam ke

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Target Baru Anisa

    Pov AnisaAku berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran para orang bayaran Dokter Eric. Aku hampir putus asa karena aku pikir takan menang melawan mereka hingga tiba-tiba ku lihat tak jauh dari tempatku berada, ada sebuah minimarket yang buka 24jam. Aku terus berlari sambil berteriak minta tolong mendekati minimarket tersebut sampai akhirnya para pekerja dan pembeli yang ada dalam minimarket tersebut keluar dan menghajar beberapa lelaki yang mengejarku.Dalam hati aku tertawa karena orang-orang itu tak memberikan kesempatan sedikitpun pada orang-orang suruhan Dokter Eric untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sampai akhirnya orang-orang itu menyerah dan melarikan diri karena tak mau makin babak belur dihabisi orang-orang."Makasih, ya. Kalau tak ada kalian semua pasti aku sudah habis diapa-apain para pereman itu!" ucapku sembari pura-pura terisak di depan semua orang."Iya, De. Sama-sama. Kamu malam-malam begini ngapain di luar seperti ini. Pastilah sangat berbaha

Bab terbaru

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Tamat

    Hendrik, lelaki tampan berumur 35 tahun itu tampak marah sambil mengetuk sebuah kaca mobil yang beberapa saat lalu mengikuti mobil bos wanitanya. Kaca mobil diturunkan, lelaki yang ada di dalamnya sama sekali tak menyangkal tuduhan Hendrik saat itu.Ya, lelaki di dalam mobil tersebut ternyata adalah Roy. Dia sengaja tidak membalas kemarahan Hendrik melainkan mengajak bicara Hendrik saat itu. Hendrik di tawari sepuluh kali lipat uang yang Eric berikan pada Hendrik jika lelaki itu mau mengkhianati Eric dan berpihak pada Roy.Siapa yang tak tergiur dengan uang yang dijanjikan Roy, termasuk Hendrik. Namun selama ini tidak sekalipun dia mengkhianati majikan meski dibayar dengan bayaran sangat mahal. Lelaki itu lalu mengajak rekannya yang bernama Irvant untuk mengerjai Roy. Caranya dengan mengajak Renata dan pembantu rumah tangga di rumah Eric untuk bekerjasama melakukan skenario yang sudah direncanakan Roy."Kamu?"Roy menatap tajam kearah Hendrik, dia sama sekali tak menyangka lelaki tamp

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Kejadian Tak Terduga

    "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" bisik Marvin tepat disebelah Eric."Kita sudah terkepung. Istri saya bisa dalam bahaya jika kita tetap mau melawan lelaki gila itu. Untuk sementara waktu kita ikuti saja perintah lelaki gila itu." Eric terlihat pasrah, dia belum menemukan jalan keluar dari masalah yang tengah mereka hadapi. Dia tak mau istri dan anak tirinya terluka sedikitpun karena kecerobohannya.Eric dan Marvin mengikuti arahan Roy untuk masuk dalam rumah Nayla. Disana Nayla dan ibunya juga sudah terikat. Ternyata Roy sudah curiga kalau Eric tahu tentangnya sejak Azam dan Marvin menemui lelaki itu diam-diam. Anak buah Roy ada dimana-mana jadi dengan mudah ia mengawasi gerak gerik orang yang ingin dia pantau.Semua sandra diikat, Roy tertawa puas melihat musuhnya berada di hadapannya tanpa berdaya."Jadi wanita ini yang buat Ayah saya masuk penjara. Saya ingin tahu apa spesialnya wanita ini sampai buat Ayah saya tergila-gila!" Roy mendekat kearah Ola. Seketika Emosi Eric melu

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Melindungi Nayla

    "Anda mau bawa saya kemana?" tanya Eric pada Marvin saat lelaki itu membawanya pergi."Ke suatu tempat yang pastinya membuat Anda terkejut!"Eric akhirnya diam, meski dia belum mengenal Marvin tapi entah kenapa dia langsung percaya begitu saja pada lelaki itu. "Rumah siapa ini?" tanya Eric setelah sampai di sebuah rumah yang kelihatannya seperti rumah kosong tak terawat. Tapi anehnya disana terparkir beberapa mobil mewah. Padahal lampu di rumah itu sama sekali tak menyala."Di dalam rumah itu ada kedua orang tua Renata. Mereka di sekap oleh seseorang.""A-apa?""Entah apa yang sudah Renata lakukan beberapa hari ini sama Anda dan keluarga Anda. Saya cuma ingin kasih tahu Anda saja kalau itu semua bukan kemauan Renata. Ada seseorang yang memaksanya melakukan itu!""Pak, tanpa diancam seseorang pun memang Renata selalu mengganggku keluarga saya. Jangan mengada-ngada dech!" ucap Eric sambil tertawa. Dia ingat betul betapa jahatnya Renata yang pura-pura koma demi bisa tetap memasukan Ola

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Menyelidiki Roy

    "Doc, maaf. Saya ada perlu sebentar!"Saat hendak kembali ke ruangannya Eric di hadang oleh kakak lelaki Grecia. Dia ingin menyampaikan sesuatu pada Eric setelah selesai menjenguk adiknya di penjara."Dokter Eric, bisa bicara sebentar? Ada hal penting yang ingin sampaikan pada Anda!" ucap lelaki yang bernama Azam tersebut."Ok, bicaralah. Saya ada waktu sekitar 30 menitan lagi!"Eric agak penasaran dengan wajah Azam yang menunjukan ketakutan saat hendak bicara."Kamu kenapa?" tanya Eric karena Azam tak langsung bicara."Sa-saya sebenernya takut mau bicara disini. Takut ada yang nguping pembicaraan kita!""Ok, kalau gitu kamu ikut ke ruanganku ya. Kita bicarakan disana saja!"Azam mengangguk kemudian mengikuti Eric menuju ruangannya."Sekarang katakan apa yang mau kamu sampaikan!" ucap Eric setelah menutup pintu ruangannya."Tadi saya menjenguk Grecia. Dia bilang anda dan Mbak Ola sedang dalam bahaya!" ucap Azam dengan suara lirih."Dalam bahaya?" Eric bertanya dan Azam mengangguk."Se

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Memasang CCTV

    "Ric, kalau kamu sayang ibu. Tolong ceraikan Ola. Dia perempuan enggak bener Kamu harus jauhi wanita jahat seperti dia!"Seketika Ola dibuat lemas dengan ucapan ibu mertuanya. Wanita yang selama ini selalu mendukungnya tiba-tiba termakan fitnah dan berubah menjadi sangat membencinya."Saya akan selesaikan masalah ini secepatnya. Ibu jangan khawatir, ya. Sekarang ibu istirahat. Aku enggak mau penyakit ibu kambuh kalau ibu banyak pikiran."Ola salah paham dengan kalimat Eric barusan. Dia pikir Eric sama seperti Hani, terpengaruh dengan fitnah yang Renata berikan.Eric menarik tangan Ola ke luar kamar, jika biasanya Renata senang karena rencananya berhasil, kali ini dia merasa bersalah karena sudah membuat berantakan keluarga Eric."Renata, kalau Eric bercerai dengan Ola nanti. Ibu janji akan merestui kamu dan Eric."Renata pura-pura tersenyum. Dia sudah sadar, restu dari Hani saja tak cukup untuk membuat Eric jatuh lagi ke pelukannya. Eric begitu keras kepala. Lelaki itu pasti akan me

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Hani Makin Membenci Ola

    Jam menunjukan pukul 1 malam. Eric masih belum juga bisa memejamkan matanya. Dia terus mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Dia ingin percaya dengan Ola namun dia bingung kenapa bisa bungkusan obat pencuci perut itu ada di meja rias istrinya kalau bukan wanita itu pelakunya.Eric menatap Ola yang sudah pulas tidur disampingnya. Ia kembali meyakinkan hatinya kalau Ola bukan orang jahat seperti apa yang ada di dalam pikirannya.Karena suntuk, Eric memutuskan untuk keluar kamar. Dia menuju dapur dan meneguk segelas air putih hangat untuk menetralkan perasaan kacaunya.Saat ingin kembali ke kamar, Eric berhenti sejenak karena mendengar suara isakan ibunya. Lelaki itu takut ibunya masih sakit jadi buru-buru mendatangi kamar ibunya."Bu, ini aku. Apa ibu baik-baik saja?" tanya Eric setelah mengetuk pintu. Ibunya tak merespon ucapan Eric, lelaki itu mencoba membuka pintu dan beruntungnya pintu kamar Hani memang tak terkunci."Bu, maaf. Aku tahu aku salah. Maaf sudah buat ibu sedih sep

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Keluarga Adrian Minta Maaf

    "La, ada orang tua Adrian di ruang tamu. Mereka datang untuk bela sungkawa sekaligus meminta maaf karena pernah salah paham sama kamu!" Hani mendatangi kamar Ola. Setelah pemakaman Anisa selesai, Ola lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar. Memang Ola sangat membenci Anisa tapi kepergian Anisa yang terlalu mendadak dan penuh dengan misteri membuat wanita itu sangat syok."Tunggu, sebentar lagi saya turun untuk menemui mereka, Bu.""Kami tunggu di bawah, ya. Suamimu Eric juga ada disana!""Baik, Bu."Ola berganti baju sebelum turun. Dia juga sedikit memoles wajah agar tidak terlalu terlihat pucat."Maaf Tante, Om. Saya baru tahu kalian ada disini!" ucap Ola setelah menemui keluarga Adrian."Enggak apa-apa, Ola. Maaf ya kami baru tahu kabar kematian adik kamu jadi kami baru bisa datang," ucap Ayah Adrian."Enggak apa-apa, Om. Melihat kalian datang saja sudah buat kami senang." Ola bicara sembari tersenyum, tak ada dendam sama sekali terlihat di wajahnya."Begini, La. Kami sebe

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Renata Diancam

    [Kamu pikir dengan cara menyewa bodyguard, kamu bisa lepas dari pengawasanku?]Renata yang tengah makan tersedak karena membaca pesan dari Roy.[Aku tidak mau ikut campur dengan balas dendammu. Tolong jangan ganggu aku lagi!]Renata mengetik pesan dengan gemetar, meski baru mengenal Roy tapi dia tahu betapa jahatnya lelaki itu. Renata curiga, kecelakaan yang menimpa pengacaranya itu juga ulah Roy.[Tak ada siapapun yang berhak menolak tawaran kerjasamaku. Menolak berarti mati!]Renata tak melanjutkan makan malamnya. Dia berniat mematikan ponsel karena tak mau diganggu oleh Roy lagi. Namun sayangnya sebelum dia berhasil, satu lagi pesan masuk dari Roy. Lelaki itu mengirimkan sebuah gambar orang tua Renata yang sedang di sekap oleh lelaki itu. Renata marah bukan main dia langsung menelepon Roy. Malam ini juga Renata akhirnya menemui Roy di sebuah restoran. Mereka akhirnya sepakat melakukan kerjasama.Keesokan harinya, Renata mendapatkan kabar kalau adik Ola meninggal. Roy ternyata yang

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Misteri Kematian Anisa

    "Bu, kamu lihat obat yang aku simpan kemarin enggak?" tanya Anisa sambil mengobrak-abrik lemari bajunya."Enggak, Nis. Kamu yang simpan kok malah tanya ibu?""Aku letak dalam lemari sini tapi kok enggak ada, ya? Aneh!"Anisa kembali mengecek isi lemarinya. Tapi dia masih juga tak mendapatkan obat yang ia cari."Jangan-jangan ada yang mencurinya, Nis!"Anisa dan ibunya saling berpandangan kemudian tatapan mereka beralih ke Grecia yang sedang pura-pura tak mendengar apapun."Grecia, kamu ambil obat dalam lemariku?""Obat apa?" tanya Grecia pura-pura tak tahu.Anisa gelagapan, dia tak mungkin menjawab jujur kalau obat itu adalah obat pencuci perut dengan dosis cukup tinggi. Dia pikir dengan cara itu dia bisa dibawa ke rumah sakit sehingga bisa melarikan diri tentunya di bantu oleh orang-orang Roy."Kamu jawab aja pertanyaanku, kamu tahu tidak?"Grecia dengan santainya menggelengkan kepalanya."Kamu enggak bohong kan?"Anisa tak percaya dengan jawaban Grecia."Buat apa aku bohong. Enggak

DMCA.com Protection Status