Share

bab 30

Penulis: Butterfly 98
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-25 14:05:49
PoV Tania

...

setelah percakapan bersama kak Bella dan ayah tadi aku langsung pamit pergi ke kamar.

"Sial! ... kenapa ayah harus membicarakan perjodohan itu pada Zico sih! aku kan sudah memintanya jangan bahas depan Zico! Ah merepotkan sekali."

Aku mengigit jari dengan resah, khawatir Zico akan sangat marah padaku. Walau sebelumnya aku tidak pernah membuatnya marah, ntah kenapa aku takut melihat wajahnya yang menahan amarah karena cemburu buta.

'ceklek!' pintu kamarku terbuka lebar. Zico berdiri masih dengan sorot mata tajamnya. “Ka-kak ipar!” walau aku takut aku berusaha bersikap tenang.

"a-ada apa kakakk ipar? bu-bukankah kak Bella masih dibawah?"

tanpa menjawabku Zico masuk kekamarku, ia mengunci pintu dan mulai melangkah mendekatiku.

aku merasa aura mencengkam dari tubuhnya, kakiku reflek melangkah mundur.

“Tania, kenapa kau tidak menolak rencana Perjodohan itu?” tanyanya dengan wajah menyeramkan. suaranya terdengar dingin.

aku membeku ditempat, aura kecemburuannya serasa seperti m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
iblis perempuan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Adikku, Pelakorku.   bab 31

    PoV Tania 2...setelah keluar kamar aku ke lantai bawah menuju dapur untuk mencari makan, karena sedari tadi siang aku belum sempat makan.langkahku terhenti saat melihat kak Bella sedang menemani Zico makan malam dimeja makan.ku pikir Zico kembali ke kamarnya, ternyata ia turun untuk mengisi tenanganya.“Tania, badanmu sudah enakan?” sapa Kak Bella. Zico langsung menoleh ke arahku.“Iya kak, badanku sudah enakan dan saat ini aku sedang lapar." Aku mendekat dan duduk didepan kak Bella.Pelayan yang menyadariku langsung menyiapkan alat makan didepanku. Namun saat ku perhatikan wajah pelayan itu tampak asing, sepertinya dia pelayan baru.“Kakak menambah pelayan baru ya?”“Nggak kok." tanpa menoleh, kak Bella menjawab santai sembari memainkan ponsel.aku menyerit, “Lah yang tadi itu, bukannya pelayan baru?"“iya baru, tapi aku gak nambah pelayan!"“maksud kakak?”Kak Bella menutup ponselnya kemudian menoleh padaku. “Aku gak nambah pelayan, Tania. aku hanya mengganti semua pelayan diruma

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26
  • Adikku, Pelakorku.   bab 32

    PoV Tania 3 end...“mengapa kau sangat kepo soal Edward? Apa kau sangat menyukainya?" kak Bella menatapku lewat cermin. aku membalas tersenyum sembari memegang pundaknya.“Tentu saja! aku sangat menyukainya kak Edward. walau kami bekum bertemu aku tau pasti ia adalah jodohku! ...""... kakak tau sendiri, Kak Edward merupakan pria yang tampan dan mapan. menjadi istrinya adalah keinginan semua wanita termasuk aku kak. Aku akan sangat bahagia menjadi istrinya kelak!” ucapku dengan mata berbinar.menggaet kak Edward sekarang sudah mejadi salah satu tujuan hidupku. pria itu memiliki semua hal yang aku inginkan, wajah tampan, nama baik, kekuasaan dan yang paling penting kekakayaan yang melimpah!jika aku menjadi istrinya, aku akan lebih mudah menghancurkan kak Bella. Dan Zico juga tidak dapat menyentuhku sedikitpun.“Jika kau bukan tipenya bagaimana?” aku tersentak mendengarnya, pertanyannya membuatku membuyarkan lamunan indahku.“tidak mungkin kakak! tidak ada yang bisa menolak pesona dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26
  • Adikku, Pelakorku.   bab 33

    PoV Arbella...tiga hari berlalu sejak kepulangan Tania dan Zico dari rumah sakit. aku melakukan aktivitasku seperti biasa, menjadi seorang istri sekaligus kakak yang bodoh. yang tahunya hanya bekerja untuk suami dan adiknya yang tengah berselingkuh."Kakak, ayo kita sarapan bersama, aku sudah menunggu kakak dari tadi." sapa Tania saat melihatku menuruni anak tangga. tidak hanya ada Tania, namun Zico yang sedang duduk disampingnya."Aku akan sarapan dikantor," tolakku tanpa menoleh."Kenapa tidak sarapan dirumah saja sayang," tanya Zico."tidak bisa, kalian sarapan berdua saja. aku ada janji penting," jawabku melirik jam tangan. sebenarnya ku hanya berpura-pura beralasan.ku langkahkan kakiku keluar namun Tania tiba-tiba berlari mengahadangku. "luangkanlah waktumu untuk kami kak. sejak aku keluar dari rumah sakit, kita tidak pernah sarapan bersama lagi," ucap tania dengan wajah sedihnya."jangan lebay, aku sedang sibuk. menyingkirlah dari jalanku," ucapku dingin.Tania tersentak, waja

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Adikku, Pelakorku.   bab 34

    "Bella ... apa kau menyukai pak Edward?" pertanyaan Viona membuatku terhenti sesaat."jangan konyol Vio, apa kau pikir aku pantas untuk pak Erdward?"Viona menatapku dengan sorot mata sedih, "Apa maksudmu Bella? Kenapa kau bilang begitu? Kau cantik, cerdas dan kaya. Kau sangat cocok bersanding dengan pak Edward," ucap Viona dengan kepalan tangan semangat.Aku menggeleng sembari menyandarkan tubuhku di kursi, "selama surat ceraiku belum keluar aku masih berstatus istri Zico, dan kalaupun aku sudah resmi cerai dengan Zico. Statusku akan berubah menjadi janda, belum lagi dengan efek racun itu pada tubuhku ...""... walau aku sudah berobat sekalipun, tubuhku belum bisa dikatakan bebas dari racun itu. Kau tau sendiri Vio, mandul adalah salah satu efek besar racun itu. Apa kau pikir wanita janda dan mandul pantas untuknya? Edward adalah pria sempurna yang baik, maka dari itu dia pantas mendapatkan wanita yang lebih baik juga," tuturku tersenyum.Viona membeku menatap nanar padaku, "jangan be

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • Adikku, Pelakorku.   bab 35

    Aku kembali kamar dan merebahkan diri di kasur. getaran ponsel mengalihkan perhatianku, aku beranjak duduk dan mengambil ponselku yang terletak diatas meja."pesan dari Edward?" aku menatap layar ponselku sebentar lalu membuka pesan itu. {"Bella kau dimana? dan sedang bersama siapa?"} aku menyerit heran membaca pesannya, mengapa tiba-tiba dia bertanya seperti itu?jariku menari membalas pesan teks darinya {"tentu saja aku dirumah, ada apa?"} tulisku dengan emoticon bingung.{"Bukankah kau sedang makan malam bersama seorang pria di restoran?"} aku tersentak membaca isi balasanya. tanpa membalas aku langsung melakuan panggilan videocall padanya.saat dering kedua panggilan itu diangkat, terlihat wajahnya dingin di layar ponselku. aku berdiri dan mengarahkan kamera dengan jelas, "lihalah, apa aku sedang di restoran? aku bahkan menggunakan piyama!" seruku mengarahkan kamera pada wajah dan bajuku.Edward tersenyum, "tanpa makeup pun kau tetap cantik ya."spontan aku tersentak dan menutup ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-29
  • Adikku, Pelakorku.   bab 36

    Edward membuka bagasi dan memasukkan semua koper tanpa menyuruh pelayan. Aku membukakan pintu belakang buat ayah. Lalu aku duduk didepan samping Edward.Edward pun menjalankan mobil menuju bandara.Diperjalanan ayah banyak bercerita tentang kisah cintanya dengan ibu, Edwardpun menanggapinya dengan antusias membuat ayah makin panjang menceritakan kisah cintanya yang indah bersama mendiang ibu. Sesekali aku ikut bercanda menimpali cerita ayah.Kami tertawa bersama. Ayah akhirnya mengalihkan cerita ke masa kecilku, dimana ayah membongkar cerita tentang masa laluku yang menurutku memalukan."Kau tau nak Edward, saat Bella masih kecil aku pernah membawanya ke kolam teratai dekat taman, Bella kecil bermain ria disitu hingga saat pulang, Bella kecil membawa ikan dengan gembira dan berteriak 'ayah! Aku dapat ikan langka! Lihatnya!' saat ku dekati aku tertawa lepas karenanya ...""... Aku berkata pada Bella kecil apa ia mau membawa pulang ikan itu, Bella kecil menjawab akan merawat ikan itu sep

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30
  • Adikku, Pelakorku.   bab 37

    Pukul 07. 12 akhirnya Zico dan Tania pulang juga, aku duduk di sofa sembari melipat tangan. menunggu kedatangan mereka untuk masuk.pintu akhirnya terbuka. Tania masuk dan melihatku disofa. "Kakak sudah pulang?" sapa Tania disusul Zico dari belakang."Sayang, bagaimana kunci brangkasnya apa kau sudah memintanya dari ayah?" tanya Zico sambil menenteng tas belanjaan yang sepertinya milik Tania.aku masih terdiam menatap kelauan mereka."Kakak, Lihat aku membelikan tas baru untukmu!" Tania mencoba mendekat dengan totebag ditangannya. aku langsung mengangkat tangan menyuruhnya berhenti melangkah.Tania tersentak, "k-kakapa kau marah padaku?" ucapnya sedih.Zico ikut maju mendekat pada Tania, "Sayang ada apa denganmu, mengapa kau begitu? Lihat Tania sudah susah payah memilihkan tas terbaik untukmu, kau malah diam saja tak menanggapinya. Keterlaluan sekali!" ucap Zico dengan nada kesal.lihatlah si brengsek ini, ia bahkan tidak menyadari kesalahannya. aku menarik nafas menahan emosi sebentar

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Adikku, Pelakorku.   bab 38

    Esok harinya aku berangkat ke kantor seperti biasa, namun pagi ini suasana agak berbeda, sunyi dan tentram tanpa kehadiran ataupun sahutan dari Zico dan Tania. aku berangkat ke kantor dengan perasaan yang lebih lega."Bella! Aku seneng banget!!" sambut Viona didalam ruanganku. aku hampir terkejut karena ia tiba-tiba memelukku."Ada apa? Kau terlihat bahagia sekali," tanyaku melepas pelukannya."Aku punya kabar bahagia Bel!" ucapnya bersemangat. Ternyata benar apa yang dikatakan Edward kemarin, Viona pasti akan memberiku kabar bahagi. Aku jadi penasaran."Kabar apa itu?""Danu gak jadi dimutasi Bel! Aku senang banget!" jawab Viona bersemangat."Wah ... benarkah? Aku ikut seneng dengarnya. Selamat yah, akhirnya ada yang ga jadi LDR," kataku tersenyum, "tapi kenapa tiba-tiba gajadi di mutasi? Apa Danu mengajukan penolakan?" tanyaku bingung."Ntahlah, tiba-tiba saja kemaren Danu dapat kabar dari atasannya bahwa ia tidak jadi dimutasi, mungkin bos nya berubah pikiran. Aku tak peduli apapun

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02

Bab terbaru

  • Adikku, Pelakorku.   Bab 71

    "Terima! terima! terima!" David, Brian, Rachel bersorak bersamaan.Edward mengangkat telapak tangan, sorakan itu seketika berhenti. "Bella, aku sudah pernah mengungkapkan perasaanku padamu sebelumnya. Ku harap kali ini kau menerimanya," ucap Edward masih di posisinya.Ku tutup mataku sejenak, lalu menatapnya. Sebenarnya aku belum yakin untuk memulai berumah tangga lagi, aku masih belum siap. Aku sangat takut akan kegagalan dan penghianatan. Aku tahu Edward bukan orang yang seperti itu, tetapi ketakutan tetaplah ketakutan.Ku layangkan pandangan ke semua sisi, persiapan yang begitu niat dan mewah dibuat khusus untukku. Zico saja tidak pernah melakukan ini, jika aku menolaknya maka aku akan menyakiti usaha dan juga orang-orang yang hadir disini."Ya, aku bersedia," jawabku tersenyum.Mata Edward melebar binar, ia berdiri dan tersenyum bahagia menatapku. "Sungguh?" tanyanya yang ku jawab dengan anggukkan.Spontan Edward memelukku erat, "kau sudah menerimaku, jangan harap untuk berubah pi

  • Adikku, Pelakorku.   bab 70

    Seusai makan siang itu, Edward mengantarku dan Viona kembali ke kantor."Bella, apa malam ini kau ada waktu? aku ingin membawamu ke sesuatu tempat," ucap Edward di dalam mobil. Aku menatapnya sebentar, "kemana?" tanyaku.Edward tersenyum, "rahasia, kau akan tahu nanti. Berdandanlah yang cantik," jawabnya. Mendengar itu membuatku merasa dejavu, ini mengingatkanku saat pertama kali dinner bersamanya."Ehem, ehem, bisakah aku turun dulu, baru kalian lanjutkan percakapan romantisnya?" sela Viona yang duduk di kursi belakang. Ia melipat tangan sembari melirik kami berdua."Ba-baiklah, nanti kau bisa menjemputku di rumah," ujarku pada Edward, tak ingin Viona menunggu lama. Aku membuka pintu mobil dan keluar, disusul juga dengan Viona yang ikut keluar."Oke sampai jumpa nanti malam," ujar Edward didalam mobil, aku membalas tersenyum dan melambaikan tangan padanya."Apa hubungan kalian sudah ada kemajuan?" tanya Viona tiba-tiba."Kemajuan apa yang kau maksud?" aku bertanya balik padanya."Kem

  • Adikku, Pelakorku.   bab 69

    PoV Arbella…Sudah sebulan semenjak aku mengirim Tania dan Zico ke desa itu. Sekarang aku sudah tinggal kembali dirumah utama bersama ayah dan bibi. Sedang rumah lamaku telah terjual dua minggu yang lalu.Bulan lalu, aku memberitahu ayah. Bahwa aku sudah tahu tentang identitas Tania yang bukan adik kandungku. Awalnya ayah meminta maaf telah merahasiakannya, dan aku menolak permintaan maaf itu. Bagiku keputusan ayah dan mendiang ibu tidaklah salah, jadi tidak seharusnya ayah meminta maaf.Seandainya sejak awal Tania tidak mengkhianati ataupun berencana membunuhku, mungkin aku juga akan memilih untuk tidak mendengar rahasia itu.Berbicara tentang Tania, aku memberi tahu pada ayah, bahwa aku mengirimnya ke desa Geneva. Respon Ayah hanya diam, namun sorot matanya menyembunyikan kekhawatiran. Sebagai penenang aku bilang walau kota itu sedikit berbahaya, namun ada bawahan Edward yang menjaganya. Ayah menghela nafas lega setelah mendengar itu.Begitulah ayah. Sejahat apapun anaknya membuat l

  • Adikku, Pelakorku.   bab 68

    PoV Tania 2 ..."Tania … Tania … Bangunlah!" panggilan seseorang dan nafas yang begitu bau membangunkanku setengah sadar. Dengan sayup-sayup perlahan membuka mataku."Tania, …" Mataku terbelalak melihat wajah Zico yang begitu dekat dan bertelanjang dada. Sontak aku bangun dan mendorongnya. Tanganku kini kembali terikat, kepalaku terasa begitu pusing, dan kakiku yang begitu sakit.Zico terdiam dengan tangan yang juga terikat, aku menolah-noleh. Ternyata aku kembali kedalam mobil box, bedanya yang ini lebih sempit. Hanya ada aku dan Zico didalamnya.Mataku melebar melihat tubuhku yang hanya mengenakan pakaian dalam. "D-dimana bajuku?" tanyaku menyilangkan dada.Zico menatapku dingin, "seharusnya aku yang bertanya seperti itu! dimana bajumu? kenapa kau kembali dengan bertelanjang!" tanyanya setengah berteriak.Aku memalingkan wajah dan melirik kakiku yang dililit acak menggunakan bajunya."Kenapa kau diam saja? apa benar kata penjaga itu kau berniat menggodanya? katakan!" seru Zico, mata

  • Adikku, Pelakorku.   bab 67

    PoV Tania.…Hawa yang pengap didalam sebuah box mobil, aku tengah bersandar sembari berbagi udara dengan satu pria bodoh dan dua pria yang tak ku kenal.Walau tanganku telah diikat kembali, tetapi penutup mataku sudah dilepas. Tidak ada pemandangan, hanya cahaya remang dan rasa sesak untuk bernafas. Aku membenci ini!Kenapa? kenapa semua harus berakhir begini?Ku pikir dengan kepulangan ayah itu akan membebaskanku dari neraka buatan ini. Tapi apa? ayahku, satu-satunya harapanku malah tak berpihak padaku. Rasa sesak hatiku yang merasa sangat tidak adil! tanpa sadar rasa marah itu membuatku mengungkap rahasia dengan mulutku sendiri.Apa aku menyesal? tidak juga. Saat melihat raut wajah Kak Bella yang tak berdaya membuatku sedikit terhibur. Kak Bella sangat lemah terhadap kesehatan ayah, kenapa aku tidak menggunakan kesempatan itu dari awal?Aku ingin sekali membuat Kak Bella mencium kakiku, tapi aku malah berada disini! menyebalkan!Tiba-tiba mobil terhenti. "Apa kita sudah sampai?" tan

  • Adikku, Pelakorku.   bab 66

    Aku menghela nafas, kemudian menuntun Bibi untuk duduk disofa bersama. "Bibi, sungguh aku sangat terkejut mendengarnya. Apa semua itu benar? Tania bukan adik kandungku? mengapa aku tidak tahu?" tanyaku. Kenyataan itu membuatku masih terkejut, aku ingin tahu semua kebenarannya."Baiklah, akan Bibi katakan. Sebenarnya ini adalah rahasia yang ingin dijaga ibumu Bella. Kau tahu ibumu adalah wanita baik. Sebenarnya, ibumu memilik seorang adik angkat yang diselamatkan dari korban KDRT, namanya Wenda. Ibumu sangat menyangi adik angkatnya itu seperti adiknya sendiri ...""... Tetapi Wenda sangat berbanding terbalik dengan ibumu. Jika ia menginginkan sesuatu harus terpenuhi. Suatu ketika dua bulan sebelum pernikahanku, aku memperkenalkan calon suamiku Devan. Itu adalah awal petaka bagiku, karena setelahnya. Sehari sebelum pernikahanku. Tiba-tiba Wenda mengaku tengah hamil anak Devan ...""... Kau tahu betapa hancurnya duniaku saat itu Bella, aku bahkan sampai pingsan karena terkejut. Tanpa tah

  • Adikku, Pelakorku.   bab 65

    Selepas ayahku dibawa ke rumah sakit, David mengantar kami ke tempat ayahku dirawat. Perasaan campur aduk menghampiriku saat menunggu dokter keluar dari ruang ICU.Aku terus memegang tanganku berharap dan berdoa Ayah akan baik-baik saja. Sesekali Bibi dan Edward mengiburku yang terus gelisah, tapi aku tetap tidak bisa tenang.Sampai akhirnya dokter keluar dari ruangan Ayah, buru-buru aku menghampirinya dan bertanya keadaan ayahku."Syukurlah pasien dibawa tepat waktu, ia berhasil melewati masa kritisnya. Namun karena masih dalam pemulihan, saat ini keluarga tidak diizinkan menjenguk hingga pasien sadar," tutur dokter.Aku mengangkat kepalaku sembari mengusap lega, "syukurlah ayah tidak apa-apa," gumanku mengatupkan tangan.Tidak lupa aku berterimakasih pada dokter sebelum ia pergi.Bibi memelukku haru,"syukurlah Bella, ayahmu sekarang baik-baik saja." Aku mengangguk membalas pelukan Bibi.Seusai memeluk Bibi, pandanganku menoleh pada sosok pria tegas yang tengah duduk di kursi tunggu.

  • Adikku, Pelakorku.   bab 64

    PoV Arbella...Dua hari berlalu sejak aku menikahkan pasangan penghianat itu, sesuai rencana. Hari ini, aku dan Edward kembali menemui Tania dan Zico dirumah hitam, aku membawa dua paperbag dan melemparkannya ke dalam sel."Apa ini?" Zico meraih paperbag itu dan membukanya, "baju?" dia menoleh padaku dan mengernyit."Ya itu pakaian untuk kalian, tidak mungkin kalian akan pergi dengan tampilan lusuh seperti itu."Zico terdiam memandangi baju yang dipegangnya, sedang Tania terlihat tidak tertarik sama sekali."Pakailah cepat," kataku berbalik pergi. Namun tiba-tiba ponselku bergetar, aku mengambil ponselku dari saku. Ternyata Rachel yang meneleponku.["Halo Rachel,"] ucapku mengangkat telepon.Hening sejenak, aku mencoba memanggilnya lagi. ["Rachel?"]["Be-Bella, Ayah dan Bibimu ada dirumah sekarang."]Mataku membulat sempurna mendengarnya, ["Ayahku ada dirumah?"] seruku terkejut.["Y-ya dia memintaku menghubungimu dan menyuruhmu untuk pulang bersama Tania,"] ucap Rachel gugup.Pandanga

  • Adikku, Pelakorku.   bab 63

    PoV Zico 2...Hingga keluar dari gedung, senyumku tak henti-hentinya mengembang. Ternyata mantan istriku benar-benar baik sampai repot-repot mengurusi pernikahan kami. Aku gak sabar pengen cepat pulang dan menikmati hidup yang baru bersama Tania, istriku.Mertuaku adalah ayah yang royal pada anaknya, meskipun Tania tidak memiliki perusahaan. Pasti ayahnya akan memberi rumah dan modal sebagai hadiah pernikahan kami, aku tak sabar menerima itu.Tapi ada yang aneh, mengapa Tania terus diam? ia bahkan tidak mengukir senyum indahnya sepertiku. Ntahlah mungkin dia masih lelah.Tania masuk ke mobil duluan, diiringi dengan aku yang duduk disampingnya."Selamat atas pernikahan kalian," ucap pria yang di panggil Brian itu. Ia menyengir dan memberi dua penutup mata padaku.Aku mengernyit heran, "untuk apa itu? bukankah kalian akan mengantarku pulang kerumah?"Pria itu tertawa, "memang kalian punya rumah? Edward menyuruhku membawa kalian kembali ke sel terlebih dahulu, nikmatilah malam pertama ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status