POV Tania
...di kamar Zico."sayang besok adalah perayaan anniversary kita sekaligus ulang tahun kak Bella. Boleh gak aku memonopoli mu sayang? Aku hanya ingin merayakan anniv kita dengan panas." tanganku mengelus lembut dada bidangnya."Iya sayang, akupun hanya ingin bersama mu. Untuk besok aku hanya akan bersama mu," balasnya mengelus pipiku.aku tersenyum puas mendengar jawabannya."Tapi sayang, aku tak ingin membuat kak Bella curiga, bagaimana pun kita harus berhati-hati jangan sampai kak Bella curiga pada hubungan kita. Ingat Ayahku sangat menyayangi kak Bella jadi dia pasti akan memihak kak Bella," ucapku dengan raut sedih."Tenang sayang, Bella sangat mencintai ku, ia takkan mudah curiga padaku." Zico tersenyum penuh arti padaku.aku menyerit lalu mendorongnya pelan, "apa kau sudah merencanakan sesuatu sayang?" tanyaku penasaran.Zico berjalan memutar ke belakangku lalu memelukku mesra, bisa ku rasakan sentuhan bibirnya mendekat keleherku."tentu saja, aku berencana jam 12 malam nanti, aku akan memberikan kue dan hadiah padanya, setelah itu aku akan beralasan sibuk dan langsung menemui mu untuk menghabiskan malam kita, bagaimana?" Zico merapatkan kepalanya ke leherku, bibir hangatnya sudah mulai mencumbu, membuatku sedikit menggeliat."Emh ... uh ... baiklah aku setuju. tapi untuk hadiah, kamu gak usah capek-capek belikan yank, biar aku saja yang siapkan. Aku akan memberikan nya kalung lamaku yg dulu pernah kamu berikan," saranku sembari berbalik. aku tak ingin ia merangsangku sekarang.kini wajah kami saling memandang, bisa ku lihat Zico mengerutkan dahi tak mengerti."aku sudah puas memakai kalung itu, jadi aku akan memberikannya pada kak Bella, biar dia juga merasakan sedikit cintamu pada kalung itu, lagipula kau sudah memberiku cincin LoveG yang mewah ini. Aku sangat menyukai cincin ini," kataku pelan.Zico tersenyum, "wah sayangku baik sekali seperti malaikat, aku makin mencintai mu sayang, hatimu baik sekali. Aku saja tak kepikiran untuk berbagi begitu haha." Zico tertawa kecil.pujiannya membuatku juga ikut tertawa, kakak iparku ini sangatlah bodoh."Akukan malaikat sekaligus bidadarimu sayang, dan aku adalah pemilikmu yang mutlak." aku bermanja sembari merangkulnya, menciptakan hawa romansa kesukaannya.Zico tersenyum sembari menarikku dalam pelukannya.---Aku Tania Fellias, Putri kedua Ethan Nugroho Fellias sekaligus Adik dari Kak Arbella Fellias.ya seperti yang semua orang tahu, Kak Bella adalah seorang kakak yang sangat menyayangi adikknya.ia selalu mendengarkanku, ia jarang memarahiku, tutur katanya selalu lembut padaku.aku bisa merasakannya ketulusannya, namun bersamaan dengan itu aku juga merasa muak.perilakunya padaku membuat dia menjadi pusat perhatian, ia di cap sebagai wanita penyayang yg mirip dengan mendiang ibu, semua orang sayang padanya, bahkan lebih memperhatikannya. Wajahnya yg cantik juga membuat para lelaki antri memperhatikan nya.sedang aku? aku terabaikan, aku selalu menjadi nomor dua dibelakang kak Bella.Prestasi dan kepintaran kak Bella menjadikan nilai plus citranya, ayahku pun selalu memujinya, membanggakannya, seolah-olah anaknya hanya kak Bella.semua itu membuatku sakit hati, aku iri. kenapa hanya kak Bella? aku juga ingin dibanggakan.wajahku tak kalah cantik dari kak Bella.Aku juga anak Ethan Nugroho Fellias, Aku ingin jadi pusat perhatian.ini semua karena kak Bella, dia terlalu serakah hingga mengambil semua perhatian itu.aku benci padanya, Aku muak melihatnya.Akan lebih baik jika dia tidak dilahirkan, dia adalah penghalang bagiku.aku ingin sekali melihatnya terpuruk, putus asa hingga mati dengan menyedihkan.Ia pantas mati dengan menyedihkan, karena memang seharusnya dia tidak ada. Dia terlalu serakah mengambil perhatian semua orang hingga kasih sayang orang tuaku.karena itu aku sudah sampai sejauh ini, aku memulai rencana ku dengan mendekati calon suami kak Bella kala itu yaitu Zico.Awalnya aku tak tertarik pada Zico karena ia miskin dan bodoh, ia juga tak memiliki kemampuan yang bagus.Tapi aku mulai tertarik pada Zico saat kak Bella curhat padaku betapa cintanya ia pada Zico dan ingin memperjuangkan cintanya yg kala itu ditentang oleh ayahku.Melihat kak Bella yg begitu bucin pada Zico membuat ku ingin mendapatkan Zico, aku mulai mendekati Zico dengan dalih mendukung cinta mereka.Hingga akhirnya perjuangan cinta mereka direstui ayah, disitu akupun juga berhasil memikat Zico.Aku meminta Kak Bella untuk tinggal dengannya dengan dalih kesepian dan tidak ingin pisah dari kak Bella hingga aku menemukan jodoh juga.Kak Bella yang baik hati nan bodoh itupun menuruti kemauan ku.Tentunya aku senang ini adalah awal penderitaannya.Di hari ulang tahun kak Bella yg pertama sebagai istri, suaminya Zico malah menyetubuhi ku.Haha, jika ia tau ia akan mati mendadak bukan. Aku sangat menikmati penghianatan ini. Itu membuat ku merasa diatas kak Bella yg bodoh itu.Aku membuat Zico mencintaiku menggunakan tubuhku, karena Zico adalah pria hyper sex yg selalu ingin mencoba gaya baru. Aku men-servicenya dengan berbagai macam gaya agar gairahnya selalu panas kala melihat ku.Jangan tanya tentang service kak Bella yang monoton itu, tubuh kak Bella yg sudah terkena racun yang ku beri itu membuat efek samping awal ia menjadi sulit bergairah, mudah lemas, mudah lelah, dan selalu mengeluh pusing.Hal itu membuat Zico semakin mencari ku.Aku sedikit menyukai Zico karena ia bisa memuaskanku dan memanjakan ku. Aku tak akan melepaskannya karena ia juga senjata utama untuk melukai kak Bella.Aku juga sebelumnya sudah meracuni kak Bella tiap hari dengan racun khusus, racun khusus itu akan membuat mati dengan menyedihkan.Aku mendapatkannya dari sepupu jauh Zico yang seorang bandar dan pengedar obat-obatan terlarang.Tentu kak Bella takkan mengetahui nya, karena nanti saat kematiannya datang saat itu juga aku akan mengakui semuanya, bagaimana wajahnya nanti? Wah pasti sangat menarik, akan ku abadikan kematiannya itu dengan ponsel mahalku.Dengan kematiannya juga menjadikan ku satu-satunya pewaris dari Ethan Nugroho Fellias.Perhatian ayahpun akan menjadi milikku seutuhnya.Tak sabar menunggu hari itu, cepatlah lenyap kak Bella demi adik tercinta mu ini.~~~Prannk!!!Suara benda jatuh membuyarkan lamunanku."Siapa itu yank?" tanyaku resah.Zico melepaskan pelukannya dan bergegas keluar untuk memeriksa."Gak ada siapa-siapa, mungkin pelayanan yg menjatuhkan nya kabur karena takut ganti rugi," jawab Zico setelah memeriksa."Yakin bukan kak Bella?""Bukan sayang, kalau Bella mungkinkah dia tetap diam? Itu mungkin pelayanan," Zico mendekat dan memainkan rambutku.namun hatiku masih merasa cemas."Tenanglah sayang. pelayan, tukang kebun serta satpam sekalipun semua orang-orang kita, tidak ada yang menganggap Bella nyonya rumah disini karena kita yg memperkerjakan mereka bukan Bella, Bella hanya tau menggaji. Kita yg beri bonus," hibur Zico menenangkan.setelah dipikir apa yang dikatakannya benar juga."Kamu benar sayang. yaudah aku keluar dulu, takut kak Bella sudah pulang," ucapku sembari mengecup pipi Zico lalu beranjak pergi.---tak lama aku keluar dari kamar Zico, aku melihat Kak Bella sedang menuruni tangga."Kak Bella udah pulang?" sapaku basa-basi, aku memberikan senyuman termanis untuknya. karena kak Bella sangat suka melihatku tersenyum."Iya barusan kok, aku langsung mandi karena gerah," jawabnya juga dengan senyuman.bukankah hubungan kakak beradik kami terlihat sangat rukun."Yaudah, tunggu sebentar yah. aku akan buatkan lemontea kesukaan kakak." sesaat aku ingin ke dapur, kak Bella mencegahku."Ga perlu, kakak lagi ga pengen minum lemontea soalnya."Aku menyeritkan dahi, ini pertama kalinya kak Bella menolak tawaranku."ada apa kak? apa lemontea buatanku sudah tidak enak lagi?" tanyaku dengan mata sedikit berkaca. aku ingin menarik simpatinya."bukan begitu, hanya saja-""mungkin kah kakak bosan dengan lemontea? Yaudah aku buatkan susu yah, gak boleh nolak yah pokoknya," ucapku memotong.aku merayu memegang dan berayun dilengan kak Bella, seperti sorang adik kecil yang merengek pada kakaknya.Kak Bel
PoV Arbella...Setelah drama di ruang tamu tadi. Aku langsung kembali ke kamar pribadiku, terlalu lama bersama mereka membuatku mual.sebelumnya, saat pulang kerja. aku tak sengaja menangkap basah mereka berdua sedang bermesraan di kamar Zico, awalnya aku aku ingin mengabaikan lalu pergi.tetapi mendengar obrolan mereka, menarik sedikit perhatianku. aku mendengar tentang rencana annive romantis mereka besok dan tentang kado ulang tahunku.aku terkejut dan kembali merasa sakit hati, bagaimana tidak? ternyata annive penghianatan mereka bertepatan dengan ulang tahunku.sejak kapan?Mengapa selama ini aku tak pernah curiga?apa mereka begitu pandai menyembunyikannya?ataukah aku yang terlalu bodoh sehingga menjadi badut dirumah sendiri.walau sakit namun sudah tidak sesakit saat awal aku mengetahui nya.sepertinya hati ini sudah sedikit kebal.bagaimana jika aku mulai membalas mereka sekarang?aku tidak ingin menjadi orang bodoh lagi, sudah cukup mereka tertawa diatas penderitaanku.dan w
Aku tiba dirumah pukul 11.15 malam. mataku berkeliling memperhatikan keadaan rumah yang begit.u sunyi.hmm ... tumben Tania tidak menyambut ku, biasanya ia akan muncul dan bertanya banyak hal, mungkinkah dia sedang sibuk mempersiapkan annive-nya yang romantis itu?karena penasaran, akupun diam-diam segera menuju kamar gaming Zico, perlahan mengintip mencari sosok Tania atau Zico.namun saat ku perhatikan, kamarnya sudah kosong. tidak ada tanda-tanda kehadiran mereka."kira-kira kemana mereka?" gumanku berfikir."Sayang." Aku terkejut mendengar suara pria yang ku kenal.Zico? kenapa dia tiba-tiba ada dibelakangku?"Ada apa sayang? kenapa kau seperti pencuri yang sedang mengendap-ngendap? Apa kau sedang mencariku?" raut wajah Zico terlihat heran."ah, y-ya aku sedang mencarimu diam-diam lalu berencana akan mengagetkanmu gitu," cengirku."apa kau ingin membuatku terkejut?" Zico merangkul pinggangku sembari mendekatkan wajahnya.kalau dulu mungkin aku akan merona dan berdebar, tapi sekaran
"satuuu ... duaaa ... tigaaa ..."penutup mataku akhirnya terlepas."Supricee ... !!!!" Tania dan Zico berseru bersamaan sembari meniup terompet kecil.inikah kejutan yang mereka maksud?terlihat kue ulang tahun cantik yang bertenggerkan banyak lilin diatasnya."Selamat ulangtahun kak Bella, semoga panjang umur, sehat selalu. Juga semoga kakak lekas dapat momongan yah biar rumah kita rame dengan suara anak kecil." Tania mengatupkan kedua tangannya seakan berdoa dengan tulus."selamat ulangtahun sayang, semoga apapun yang kamu inginkan cepat tersampaikan ya." Zico mengelus rambutku lalu mengecup keningku.Aku tersenyum diam.andaikan aku tidak tahu pengkhianatan mereka, walau hanya kejutan kecil begini. mungkin aku akan terharu dan sangat bahagia."Jangan diam aja dong kak, tiup tuh lilinnya, jangan lupa berdoa dulu," celetuk Tania.Aku memejamkan mata dan berdoa dengan tulus.semoga aku bisa membalas kejatahan dan membuat mereka lebih menderita.ku tiup semua lilin itu dengan harapan d
"Kamu kok tega banget, suami sakit gini malah lebih mentingin kerjaan," lirih Zico dengan wajah melas.lihatlah si brengsek ini, ia membuatku seakan menjadi istri durhaka yang tega membiarkan suaminya.padahal dia sendiri suami durhaka, yang tidak bisa memberi nafkah dan malah seenak jidat berselingkuh."Maafkan aku sayang, bukannya kamu selalu bilang kalau perusahaan kita itu penting! Lagian ada Tania yang akan menjagamu nanti. Ini semua juga demi kamu! Aku pergi ya." tanpa memikirkan perasaanya, aku pergi meninggalakan kamarnya.Didetik terakhir sebelum pintu kamarnya tertutup, terlihat jelas guratan kesal dan menyedihkan diwajah Zico.....baiklah, selanjutnya mari kita cek Tania, jika semalam mereka berdua menghabiskan malam yang panas. pasti Tania akan terkontaminasi bubuk itu juga kan, aku penasaran bagaimana keadaanya.dengan senyum simpul, aku melangkah pasti ke arah kamar Tania.beberapa kali aku mengetuk pintu tidak ada sahutan darinya, mungkinkah ia juga terbaring lemah sepe
“Bel! ... Bella!” sentuhan Viona seketika menyadarkan ku.“Kok melamun? Jangan-jangan kamu ada sesuatu ya dengan pak Edward? Soalnya abis nyebut nama pak Edward kamu langsung terdiam gitu, Pasti ada sesuatu.” Viona mengangkat telunjuknya padaku dengan mata menyelidik.“En-enggak ah, apaan sih." ku tepis pelan jari telunjuknya.“hm, massa? kok mencurigakan ya?""apanya yang mencurigakan? Kami beneran gak ada apa-apa Vio, itu hanya asumsimu," bantahku."lagian kita itu sedang di jam kerja, Aku atasanmu jadi lebih baik kau jaga perilakumu! Oke?” lanjutku menekan dengan nada tegas. biasanya kalau udah mode tegas gini, Viona akan mundur.Viona terdiam dan mengerutkan bibirnya. "baiklah, maafkan saya bos."“kembalilah bekerja sekretaris Vio!""Hmm ya ... ya." dengan tenang Viona pun kembali ke ruangannya. tak lupa ia meninggalkan expresresi mata memicing sebelum menutup pintu.begitulah dirinya, ia selalu penasaran dengan hal kecil apapun padaku, itu adalah salah satu sifat lucu darinya. sa
Aku tiba dirumah saat sore.rumah terlihat sepi, tidak ada suara Tania yang menyambutku, ataupun suara suamiku yang menanyakan bagaimana pekerjaan ku.Suasana yang begitu familiar, mengingatkanku saat pertama kali mengetahui perselingkuhan mereka.bedanya saat itu mereka sedang bergerumul mesra namun saat ini mungkin mereka sedang menahan gatal dan sakit di kamar masing-masing.ku langkahkan kaki menuju kamarku bergegas mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi aku berganti baju dan mengeringkan rambut, tak sengaja mataku beralih pada tas hitam diantas ranjang.ku raih tas itu dan mengeluarkan sebuah kotak kado dan membukanya.kalung yang bersinar itu kini berpindah ke jemariku, aku ingin mencobanya dan memakaikan kalung itu dileherku.“lumayan juga," gumamku memandangi pantulan cermin.“Pintar sekali dia memilih kado," sambungku.tanpa sadar senyum terukir dibibirku.tidak, tidak ... aku tidak boleh terhanyut.kalung ini adalah hadiah sebagai partner kerja saja.tanganku menggengga
aku kembali ke kamarku dan mulai menyusun rencana.pertama, aku buat dulu daftar gaji para pelayan, tukang kebun dan juga satpam.kedua, besok saat Tania dan Zico dikirim ke rumah sakit aku akan mulai memecat semua bawahan yang dipekerjakan oleh duo pengkhianat itu.terakhir, aku akan menyiapkan pengganti semua pekerja sesegera mungkin.tak butuh lama untuk menyiapkan semua rencana. karena ada Danu yang membantuku untuk mencari pekerja dengan cepat.saat semua ku pikir selesai, tiba-tiba aku teringat akan sesuatu.Oh iya, aku lupa mengabari ayah! Aku harus menelponnya sekarang. dengan lincah jariku mencari cari nama ayah di kontak ponsel dan menghubunginya.telpon langsung diangkat saat dering ke tiga.[“Halo putriku sayang, gimana keadaanmu? baru ayah ingin menelfonmu,”] ucap suara ayah diseberang sana.[“Benarkah? Aku menunggu telponmu dari kemarin ayah, kau bahkan tidak menelponku.”] kataku pura-pura merajuk.[“Maafkan ayah, sayang. Ayah kan sudah tua, wajarlah pelupa. Tapi ayah tid
"Terima! terima! terima!" David, Brian, Rachel bersorak bersamaan.Edward mengangkat telapak tangan, sorakan itu seketika berhenti. "Bella, aku sudah pernah mengungkapkan perasaanku padamu sebelumnya. Ku harap kali ini kau menerimanya," ucap Edward masih di posisinya.Ku tutup mataku sejenak, lalu menatapnya. Sebenarnya aku belum yakin untuk memulai berumah tangga lagi, aku masih belum siap. Aku sangat takut akan kegagalan dan penghianatan. Aku tahu Edward bukan orang yang seperti itu, tetapi ketakutan tetaplah ketakutan.Ku layangkan pandangan ke semua sisi, persiapan yang begitu niat dan mewah dibuat khusus untukku. Zico saja tidak pernah melakukan ini, jika aku menolaknya maka aku akan menyakiti usaha dan juga orang-orang yang hadir disini."Ya, aku bersedia," jawabku tersenyum.Mata Edward melebar binar, ia berdiri dan tersenyum bahagia menatapku. "Sungguh?" tanyanya yang ku jawab dengan anggukkan.Spontan Edward memelukku erat, "kau sudah menerimaku, jangan harap untuk berubah pi
Seusai makan siang itu, Edward mengantarku dan Viona kembali ke kantor."Bella, apa malam ini kau ada waktu? aku ingin membawamu ke sesuatu tempat," ucap Edward di dalam mobil. Aku menatapnya sebentar, "kemana?" tanyaku.Edward tersenyum, "rahasia, kau akan tahu nanti. Berdandanlah yang cantik," jawabnya. Mendengar itu membuatku merasa dejavu, ini mengingatkanku saat pertama kali dinner bersamanya."Ehem, ehem, bisakah aku turun dulu, baru kalian lanjutkan percakapan romantisnya?" sela Viona yang duduk di kursi belakang. Ia melipat tangan sembari melirik kami berdua."Ba-baiklah, nanti kau bisa menjemputku di rumah," ujarku pada Edward, tak ingin Viona menunggu lama. Aku membuka pintu mobil dan keluar, disusul juga dengan Viona yang ikut keluar."Oke sampai jumpa nanti malam," ujar Edward didalam mobil, aku membalas tersenyum dan melambaikan tangan padanya."Apa hubungan kalian sudah ada kemajuan?" tanya Viona tiba-tiba."Kemajuan apa yang kau maksud?" aku bertanya balik padanya."Kem
PoV Arbella…Sudah sebulan semenjak aku mengirim Tania dan Zico ke desa itu. Sekarang aku sudah tinggal kembali dirumah utama bersama ayah dan bibi. Sedang rumah lamaku telah terjual dua minggu yang lalu.Bulan lalu, aku memberitahu ayah. Bahwa aku sudah tahu tentang identitas Tania yang bukan adik kandungku. Awalnya ayah meminta maaf telah merahasiakannya, dan aku menolak permintaan maaf itu. Bagiku keputusan ayah dan mendiang ibu tidaklah salah, jadi tidak seharusnya ayah meminta maaf.Seandainya sejak awal Tania tidak mengkhianati ataupun berencana membunuhku, mungkin aku juga akan memilih untuk tidak mendengar rahasia itu.Berbicara tentang Tania, aku memberi tahu pada ayah, bahwa aku mengirimnya ke desa Geneva. Respon Ayah hanya diam, namun sorot matanya menyembunyikan kekhawatiran. Sebagai penenang aku bilang walau kota itu sedikit berbahaya, namun ada bawahan Edward yang menjaganya. Ayah menghela nafas lega setelah mendengar itu.Begitulah ayah. Sejahat apapun anaknya membuat l
PoV Tania 2 ..."Tania … Tania … Bangunlah!" panggilan seseorang dan nafas yang begitu bau membangunkanku setengah sadar. Dengan sayup-sayup perlahan membuka mataku."Tania, …" Mataku terbelalak melihat wajah Zico yang begitu dekat dan bertelanjang dada. Sontak aku bangun dan mendorongnya. Tanganku kini kembali terikat, kepalaku terasa begitu pusing, dan kakiku yang begitu sakit.Zico terdiam dengan tangan yang juga terikat, aku menolah-noleh. Ternyata aku kembali kedalam mobil box, bedanya yang ini lebih sempit. Hanya ada aku dan Zico didalamnya.Mataku melebar melihat tubuhku yang hanya mengenakan pakaian dalam. "D-dimana bajuku?" tanyaku menyilangkan dada.Zico menatapku dingin, "seharusnya aku yang bertanya seperti itu! dimana bajumu? kenapa kau kembali dengan bertelanjang!" tanyanya setengah berteriak.Aku memalingkan wajah dan melirik kakiku yang dililit acak menggunakan bajunya."Kenapa kau diam saja? apa benar kata penjaga itu kau berniat menggodanya? katakan!" seru Zico, mata
PoV Tania.…Hawa yang pengap didalam sebuah box mobil, aku tengah bersandar sembari berbagi udara dengan satu pria bodoh dan dua pria yang tak ku kenal.Walau tanganku telah diikat kembali, tetapi penutup mataku sudah dilepas. Tidak ada pemandangan, hanya cahaya remang dan rasa sesak untuk bernafas. Aku membenci ini!Kenapa? kenapa semua harus berakhir begini?Ku pikir dengan kepulangan ayah itu akan membebaskanku dari neraka buatan ini. Tapi apa? ayahku, satu-satunya harapanku malah tak berpihak padaku. Rasa sesak hatiku yang merasa sangat tidak adil! tanpa sadar rasa marah itu membuatku mengungkap rahasia dengan mulutku sendiri.Apa aku menyesal? tidak juga. Saat melihat raut wajah Kak Bella yang tak berdaya membuatku sedikit terhibur. Kak Bella sangat lemah terhadap kesehatan ayah, kenapa aku tidak menggunakan kesempatan itu dari awal?Aku ingin sekali membuat Kak Bella mencium kakiku, tapi aku malah berada disini! menyebalkan!Tiba-tiba mobil terhenti. "Apa kita sudah sampai?" tan
Aku menghela nafas, kemudian menuntun Bibi untuk duduk disofa bersama. "Bibi, sungguh aku sangat terkejut mendengarnya. Apa semua itu benar? Tania bukan adik kandungku? mengapa aku tidak tahu?" tanyaku. Kenyataan itu membuatku masih terkejut, aku ingin tahu semua kebenarannya."Baiklah, akan Bibi katakan. Sebenarnya ini adalah rahasia yang ingin dijaga ibumu Bella. Kau tahu ibumu adalah wanita baik. Sebenarnya, ibumu memilik seorang adik angkat yang diselamatkan dari korban KDRT, namanya Wenda. Ibumu sangat menyangi adik angkatnya itu seperti adiknya sendiri ...""... Tetapi Wenda sangat berbanding terbalik dengan ibumu. Jika ia menginginkan sesuatu harus terpenuhi. Suatu ketika dua bulan sebelum pernikahanku, aku memperkenalkan calon suamiku Devan. Itu adalah awal petaka bagiku, karena setelahnya. Sehari sebelum pernikahanku. Tiba-tiba Wenda mengaku tengah hamil anak Devan ...""... Kau tahu betapa hancurnya duniaku saat itu Bella, aku bahkan sampai pingsan karena terkejut. Tanpa tah
Selepas ayahku dibawa ke rumah sakit, David mengantar kami ke tempat ayahku dirawat. Perasaan campur aduk menghampiriku saat menunggu dokter keluar dari ruang ICU.Aku terus memegang tanganku berharap dan berdoa Ayah akan baik-baik saja. Sesekali Bibi dan Edward mengiburku yang terus gelisah, tapi aku tetap tidak bisa tenang.Sampai akhirnya dokter keluar dari ruangan Ayah, buru-buru aku menghampirinya dan bertanya keadaan ayahku."Syukurlah pasien dibawa tepat waktu, ia berhasil melewati masa kritisnya. Namun karena masih dalam pemulihan, saat ini keluarga tidak diizinkan menjenguk hingga pasien sadar," tutur dokter.Aku mengangkat kepalaku sembari mengusap lega, "syukurlah ayah tidak apa-apa," gumanku mengatupkan tangan.Tidak lupa aku berterimakasih pada dokter sebelum ia pergi.Bibi memelukku haru,"syukurlah Bella, ayahmu sekarang baik-baik saja." Aku mengangguk membalas pelukan Bibi.Seusai memeluk Bibi, pandanganku menoleh pada sosok pria tegas yang tengah duduk di kursi tunggu.
PoV Arbella...Dua hari berlalu sejak aku menikahkan pasangan penghianat itu, sesuai rencana. Hari ini, aku dan Edward kembali menemui Tania dan Zico dirumah hitam, aku membawa dua paperbag dan melemparkannya ke dalam sel."Apa ini?" Zico meraih paperbag itu dan membukanya, "baju?" dia menoleh padaku dan mengernyit."Ya itu pakaian untuk kalian, tidak mungkin kalian akan pergi dengan tampilan lusuh seperti itu."Zico terdiam memandangi baju yang dipegangnya, sedang Tania terlihat tidak tertarik sama sekali."Pakailah cepat," kataku berbalik pergi. Namun tiba-tiba ponselku bergetar, aku mengambil ponselku dari saku. Ternyata Rachel yang meneleponku.["Halo Rachel,"] ucapku mengangkat telepon.Hening sejenak, aku mencoba memanggilnya lagi. ["Rachel?"]["Be-Bella, Ayah dan Bibimu ada dirumah sekarang."]Mataku membulat sempurna mendengarnya, ["Ayahku ada dirumah?"] seruku terkejut.["Y-ya dia memintaku menghubungimu dan menyuruhmu untuk pulang bersama Tania,"] ucap Rachel gugup.Pandanga
PoV Zico 2...Hingga keluar dari gedung, senyumku tak henti-hentinya mengembang. Ternyata mantan istriku benar-benar baik sampai repot-repot mengurusi pernikahan kami. Aku gak sabar pengen cepat pulang dan menikmati hidup yang baru bersama Tania, istriku.Mertuaku adalah ayah yang royal pada anaknya, meskipun Tania tidak memiliki perusahaan. Pasti ayahnya akan memberi rumah dan modal sebagai hadiah pernikahan kami, aku tak sabar menerima itu.Tapi ada yang aneh, mengapa Tania terus diam? ia bahkan tidak mengukir senyum indahnya sepertiku. Ntahlah mungkin dia masih lelah.Tania masuk ke mobil duluan, diiringi dengan aku yang duduk disampingnya."Selamat atas pernikahan kalian," ucap pria yang di panggil Brian itu. Ia menyengir dan memberi dua penutup mata padaku.Aku mengernyit heran, "untuk apa itu? bukankah kalian akan mengantarku pulang kerumah?"Pria itu tertawa, "memang kalian punya rumah? Edward menyuruhku membawa kalian kembali ke sel terlebih dahulu, nikmatilah malam pertama ka