Share

4. Balas Dendam

"Masa sih ma?" Ruby tidak percaya pada mertuanya.

"Itu benar dan kami melakukannya karena ayah mertuamu tahu Aril nggak akan pernah berubah." kemudian Lasmini menceritakan perangai putranya yang suka berfoya-foya dan mencuri uang.

"Sejak awal aku ingin memberitahumu kalau putraku bukan orang baik tapi aku mengurungkan niatku karena aku pikir kamu bisa membuatnya berubah tapi nyatanya kamu gagal, aku benar-benar kecewa sama kamu," ucap Lasmini.

"Hanya Allah yang bisa melakukannya jadi ibu jangan menyalahkan putriku, ibu saja nggak bisa membawanya ke jalan yang benar apalagi putriku yang hanya orang luar." Santi membela putrinya.

"Aku faham dan kita nggak perlu menyalakan satu sama karena kuncinya sekarang Ruby harus merebut rumah dan juga mobil itu karena bagaimanapun itu hak Ruby dan cucu-cucuku," ucap Lasmini.

"Aku nggak butuh semua itu karena aku cuma mau cerai dan memenjarakan mereka berdua." Ruby mengutarakan niatnya.

"Kalau soal itu aku nggak setuju karena kalau ada yang tahu putraku masuk penjara itu akan menjadi aib besar untuk keluargaku." Lasmini menentang rencana Ruby.

"Tapi aku nggak terima di perlukan seperti ini dan putriku juga kena imbasnya ma!" Ruby marah pada mertuanya yang tidak mengerti kondisinya.

"Jangan bodoh ya, selain kami yang malu anak-anakmu juga bisa dirundung teman-temannya, menurutku lebih baik merebut rumah dan kendaraan yang ada disana karena total harganya mencapai 30 miliar, lebih baik miskinkan mereka biar menderita dari pada memenjarakannya!" ucap Lasmini.

Benar juga, kalau aku egois yang korban adalah anak-anakku, batin Ruby.

"Baiklah aku setuju sama pendapat mama," ucap Ruby.

Keputusan menantunya membuat Lasmini senang.

"Dimana Jihan, ma?" tanya Ruby.

"Di UGD, untungnya dia nggak luka parah," ujar Lasmini.

"Aku mau ketemu ma." Ruby yang rindu ingin melihat putrinya.

"Nggak usah, sehat dulu baru kalian bertemu di rumah. Oh ya Alaku pergi dulu karena sebentar lagi ayahmu akan pulang, aku juga sudah membawa Eca dan Jihan ke rumah jadi kamu nggak nggak usah mengkhawatirkan mereka berdua," ujar Lasmini.

"Terimakasih banyak atas bantuannya ma," ucap Ruby.

"Sama-sama, jaga kesehatan." setelah itu Lasmini pulang ke rumahnya.

Sementara Ruby dan Santi tetap berada rumah sakit selama 6 hari.

Setelah di izinkan pulang Ruby dan ibunya bergegas menuju rumah mertuanya.

Sesampainya mereka disana Ruby di sambut baik oleh mertuanya dan kedua anaknya Eca dan Fahira.

"Dimana Jihan?" tanya Ruby.

"Dia di bawa Aril dan Lisa," jawab Lasmini.

"Kenapa mama mengizinkannya dibawa sama mereka?" Ruby marah pada mertuanya.

"Biarkan saja, toh Jihan anaknya Aril juga dan Aril menjemputnya karena ingin membawanya jalan-jalan sebagai permintaan maaf perbuatan kasarnya yang kemarin." Lasmini yang berpihak pada putranya membuat menantunya bingung.

"Bukannya kemarin mama bilang dia nggak akan berubah? Gimana Kalau dia sampai menyakiti anakku?" baru saja Ruby berkata demikian tiba-tiba Jihan berlari dengan tangisan yang nyaring.

"Hiks, mama! Ayah memukulku!" ucap Jihan.

Ruby yang mengetahui anaknya disakiti seketika naik pitam.

"Kurang ajar!" Ruby yang tidak terima berlari menghampiri suaminya yang berjalan santai di belakang putrinya.

"Beraninya kamu menyakiti anakku!" Ruby yang marah mengambil vas bunga keramik mertuanya.

"Hentikan, kalau kamu berani melempar pas itu padaku maka kupastikan kamu nggak akan ada lagi di dunia ini!" Aril mengancam istrinya.

"Oke nggak masalah!" lalu dengan penuh emosi Ruby melempar vas bunga itu ke kepala suaminya.

Prank!

Vas bunga pecah di ikuti dengan darah yang mengalir dari ubun-ubun suaminya.

Semua orang yang menjadi saksi keganasan Ruby hanya bisa mengelus dada dan tak ada yang berani melerai karena mereka tahu yang salah adalah Aril.

"Akh, sakit!" Aril memegang kepalanya yang terasa berdenyut dan nyeri.

"Kok kakak tega melakukan itu sama mas Aril? Padahal mas Aril cuma menampar Jihan dan itu nggak sampai keluar darah seperti ini!" Lisa memarahi kakaknya.

"Tutup mulutmu Dajjal!" Ruby yang ingin memberi pelajaran pada adiknya dengan sigap meraih sapu yang sedang dipegang oleh asisten rumah tangga mertuanya.

"Kamu juga harus dapat bagian!" Ruby memukul sekujur tubuh adiknya dengan membabi buta.

"Sakit, tolong hentikan, hiks!" Lisa menangis sesenggukan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status