Pagi menjelang, dan Sasha mulai membuka matanya perlahan. Badannya terasa sedikit lelah meskipun ia sudah tidur semalaman, rasanya masih saja kurang.Sasha mulai mendudukan tubuhnya kemudian meregangkan tubuhnya. Untuk menghilangkan rasa pegal yang ia rasakan. Di lihatnya jam di ponselnya dan menunjukan pukul 8 pagi. "Selama itu aku tidur?" tanyanya tak percaya pada dirinya sendiri.Sasha mengecek ponselnya, tak ada pesan atau telepon dari Mike. "Masih tengah malam disana," gumamnya pelan dan mengurungkan niatnya untuk menghubungi Mike karena di New York sekarang masih pukul 1 dini hari. Ia harus menemui Yuri dan membicarakan mengenai keberangkatannya ditambah ia belum mengemasi barang-barangnya. Kali ini Sasha akan berangkat menggunakan pesawat komersil saja, jadi setelah Sasha berbicara dengan Yuri ia akan segera memesan tiket secepatnya.Sebelum menemui Yuri, Sasha akan membersihkan dirinya terlebih dahulu. Ia segera bergegas menuju kamar mandi. Setelah berpakaian lengkap Sasha
Sasha sudah mengemasi barang-barangnya, dan ia hanya membawa dua koper besar saja. Kini ia menyeret salah satu kopernya sedangkan satunya lagi di bawakan oleh Sergei. Sasha belum memberitahu Mike, ia akan menghubungi Mike saat di bandara nanti. Dan akan membuatnya menjadi kejutan. Rupanya Yuri sudah menunggunya di dekat pintu mansion. "Kau yakin ingin menggunakan pesawat komersil saja?" tanya Yuri."Iya. Aku hanya tidak ingin merepotkanmu," seru Sasha. "Baiklah," Yuri tampak mengangguk pelan, "Apa Mike akan menjemputmu disana?" lanjut Yuri bertanya pada Sasha."Aku belum memberitahunya, aku ingin membuat kejutan," jawab Sasha dengan senyum lebarnya."Ck! Dasar anak muda," decak Yuri sambil menggelengkan kepalanya pelan. Namun kemudian ia memeluk Sasha dengan erat, Yuri tak bisa mengantar Sasha ke bandara. Pesawat Sasha akan take off pada pukul 6 sore. Yuri akan meminta Sergei untuk menemani Sasha di bandara, hingga ia take off."Kau berhati-hati ya, jangan lupa untuk selalu menghu
Hati Alonzo kini sedang berbunga-bunga, bagaimana tidak, setelah mengumpulkan keberanian dan memberanikan diri untuk melamar Maria, akhirnya Maria menerima dirinya. Pembicaraan mengenai pernikahan mereka mungkin nanti akan Alonzo bicarakan lagi dengan Maria. Karena bagaimanapun, keluarga Maria masih dalam suasana berkabung. Dan Alonzo tak ingin dianggap tidak sopan dan beretika.Tak ada yang bisa menggambarkan kebahagiaan yang Alonzo rasakan saat ini. Ternyata penantiannya selama ini membuahkan hasil. Maria akan menjadi miliknya selamanya. Alonzo kini berjalan menuju pos penjagaan dimana anak buahnya sudah berada. Dan senyuman bahagia dari bibirnya tak pernah hilang.Tiba-tiba saja sebuah mobil sport berwarna biru mendekati pintu gerbang mansion. Alonzo langsung kembali memasang wajah datarnya, sirna sudah senyuman kebahagiaan miliknya. Hanya sekali lihat saja, ia sudah tahu siapa yang berada di dalam mobil tersebut. Tin!!Tin!!Pengemudi mobil tersebut mengklason mobilnya. Membuat
Maria terbaring di atas tempat tidur, senyuman tak hilang dari bibirnya. Ia mengangkat tangan kirinya ke udara, ia terus mengamati jari manis sebelah kirinya yang sudah tersemat cincin pemberian Alonzo. Cincin emas berwarna silver yang dihiasi dengan tiga batu berlian (three stone), desainnya yang sangat elegan dan indah. Bahkan Alonzo mengatakan bahwa cincin ini memiliki makna yang lebih dalam, yaitu representasi dari masa lalu, masa kini, dan masa depan hubungan percintaan sepasang kekasih.Maria jadi teringat ia pernah membaca artikel mengenai arti sebuah cincin. Jika kamu mencintai seseorang, jangan pernah meletakkan namanya dalam hati. Karena hati bisa patah. Letakkan namanya pada sebuah cincin, karena cincin akan terus selamanya berputar tanpa akhir - Stefani Charolina-Cincin adalah perhiasan yang menunjukkan kekuatan dan ikatan. Hal ini tanpa sebab, karena jaman dulu yang memakai perhiasan hanyalah kaum bangsawan yang memiliki kekuatan dan pengaruh yang kuat.Selain itu di b
Kini semua anggota sudah berkumpul di ruang rapat, wajah mereka tampak menegang karena melihat Arsen yang sedang menahan emosinya. Mereka setidaknya sudah bisa menebak apa yang membuat Arsen marah. Namun belum bisa memastikannya dengan benar, sebelum Arsen mengatakannya dengan jelas. "Pas, lacak keberadaan Mike melalui ponselnya!" perintah Arsen dengan tegas. Pascoe mengangguk kemudian langsung mengotak-ngatik Marrie, laptopnya.Mereka mulai menyadari sepenuhnya tentang apa yang terjadi. Sudah 2 jam setelah transaksi yang Mike lakukan, ia tidak memberikan kabar sama sekali. Bahkan kini ponselnya dalam keadaan tidak aktif. Arsen mendapat firasat buruk mengenai hal ini. Biasanya transaksi tidak pernah berjalan terlalu lama. Bahkan jika ia tidak memantaunya secara langsung, biasanya Mike langsung mengabarinya. Awalnya Arsen pikir Mike sedikit sibuk, tapi meskipun sibuk ia akan langsung mengabarinya, hingga satu jam berlangsung Mike tidak menghubunginya juga, dan Arsen mencoba menghub
Mike mulai membuka matanya perlahan, dan ia sedikit meringis akibat luka yang di rasakannya di sekujur tubuhnya.'Shit!!' pekiknya dalam hati. Mike kini dalam keadaan tangan terikat dan tergantung. Tubuhnya sudah terdapat beberapa luka lebam dan luka robek akibat siksaan yang ia dapatkan sebelum akhirnya ia pingsan. Rupanya transaksi yang ia lakukan dengan Moron's hanyalah sebuah jebakan. Ketika ia bertransaksi ternyata tempat tersebut telah di kepung. Anak buah yang dibawanya dibunuh semua oleh Moron's. Dan saat Mike lengah, ia di tembak oleh obat bius hingga ia tidak sadarkan diri.Dan saat tersadar ia sudah dalam posisi seperti sekarang, terikat dan tergantung. Kemudian mereka menyiksa dirinya dengan memukuli dan mencambuk dirinya."Sial!" gumamnya pelan, bibirnya terasa perih, darah di sudut bibirnya yang terluka mulai mengering rupanya.Mike terus bungkam saat mereka menghajarnya habis-habisan, mereka terus menanyakan keberadaan Arsen.'Bagaimana mereka bisa tahu, jika Arsen la
Pascoe masih berkutat dengan laptopnya, begitu pula dengan yang lainnya yang sedang mencari kandidat wanita yang akan dijadikan kurir untuk membawa uang tebusan Mike.Kepala Pascoe sedikit pusing, karena ia mengecek beberapa video CCTV yang ia dapatkan dari tempat sekitar Mike di culik. "Aku tidak menemukannya," ujar Alonzo. Camilio menghembuskan napas berat kemudian menutup ponselnya, "Begitu juga dengan ku," ujarnya penuh sesal. Alonzo mengalihkan pandangannya pada Riobard yang masih berbicara dengan lawan bicaranya di ponsel. Alonzo menatap dengan penuh harapan. Namun ia mendengus kesal saat Riobard menggelengkan kepalanya lemah.Pascoe hanya mengerjapkan matanya yang mulai terasa perih, beberapa kali mengucek matanya. Ia pun mulai menyadari keadaan sekelilingnya, melihat rekan-rekannya yang tampak frustasi.Ya, Pascoe tahu jika semua sedang frustasi memikirkan Mike, dia pun sama, maka dari itu ia fokus dengan video-video yang ia dapat kan dari CCTV. Dante di sampingnya membantu
Sasha sudah berdiri menanti kedatangan Pascoe, tidak berapa lama muncullah seorang pria seusia dirinya, Sasha masih mengenali wajah Pascoe meski hanya dua kali ia melihatnya ketika Pascoe dan Mike sedang berbincang melalui panggilan video sekitar 2 bulan yang lalu."Sasha…" Panggil Pascoe seraya menghampiri Sasha."Pascoe," Sasha berseru dan Pascoe mengangguk."Ayo ikut aku," ajaknya seraya membantu Sasha membawakan satu buah kopernya. "Baiklah," ujar Sasha kemudian mengikuti langkah Pascoe. Kini mereka mulai melangkah menuju mobil Pascoe terparkir. Pascoe hanya sendirian saja untuk menjemput Sasha dan membawanya menuju markas Black Nostra. Karena hanya Pascoe yang mengenali Sasha diantara semua anggota Black Nostra."Akhirnya kita bertemu juga," seru Pascoe membuka pembicaraan."Hmm...ya, Apa Mike sedang sibuk, hingga tak bisa menjemputku?" tanya Sasha penasaran. "Ya begitulah, maklum dia ketua kami," ujar Pascoe, namun ia tidak menolehkan pandangannya pada Sasha, matanya tetap fo
Sore hari Arsen kembali ke markas, rupanya Mike sudah menghandle semuanya dan sudah menyiapkan conference call bersama Five Familia.Ketiga ketua kelompok anggota Five Familia sudah menyetujui conference call sore ini bersama Arsen.Dan mereka adalah :Devonte Luciano - Cuore Nero - Minnesota.Bartolomeo Diangelo - La Extrema - Texas.Edard Fabriano - Morte Sanguinante - California.Arsen duduk di kursinya. Kemudian Pascoe mulai menghubungi mereka dengan menyambungkannya ke sebuah layar besar. Agar terlihat oleh semua anggota inti yang ada di ruang rapat.Tak berapa lama panggilan pun terhubung, satu persatu dari mereka mulai terhubung dengan panggilan Arsen, dan wajah mereka mulai terlihat di layar.Arsen mulai menyapa mereka satu persatu, Denvonte, Diangelo, dan Edard."Selamat sore, semuanya." Arsen mulai membuka percakapan.Dengan serempak mereka membalas ucapan salam dari Arsen yang merupakan capo de tutti capi mereka."Seperti yang kalian ketahui, mungkin berita ini sudah menyeb
"Aku memang iblis, iblis yang akan mencabut nyawamu juga pria tua!" Seru Arsen dengan seringainya kemudian beranjak dari kursinya dan mulai mengeluarkan belati miliknya dari balik jas.Mata Giuseppe semakin membulat. "Bunuh aku secepatnya!" Serunya meski rasa takut kembali menyeruak di dalam tubuhnya."Haha, tak semudah itu pria tua. Sudah ku katakan, aku tak akan membiarkan mu mati dengan mudah, itu terlalu enak untukmu." Ujar Arsen dengan seringainya seraya mulai memainkan belati miliknya.'Sial!!' Pekik Giuseppe dalam hati."Pegangi dia!!" Titah Arsen pada Camilio dan Alonzo yang langsung diangguki oleh keduanya dan langsung memegangi Giuseppe.Tentunya Giuseppe memberikan perlawanan saat anak buah Arsen hendak memeganginya. Ia berusaha untuk menghindar dan melepaskan cengkraman tangan Camilio dan Alonzo.Namun, tentu saja dengan luka ditangannya, serta Giuseppe yang terlalu terbawa dan terbakar emosinya, ia tak mampu melawan Camilio dan Alonzo.Camilio dan Alonzo memiting tubuh Gi
Setelah menerima beberapa vitamin untuk ibu hamil, Sasha dan Mike berjalan beriringan keluar ruangan. Wajah Mike tampak sangat sumringah dan selalu tersenyum."Handsome, kau dari tadi tersenyum terus, jadi kelihatan makin tampan. Apa itu kode kau minta kucium, hah?" Tanya Sasha dengan wajah tengilnya."Aku sangat bahagia, Sasha. sekitar 7 bulan lagi aku akan punya anak. Sekaligus 2 anak. Ini sangat luar biasa" seru Mike sambil mengeratkan rangkulannya pada pinggang Sasha dan mencium pucuk kepala Sasha."Aku juga sangat bahagia sekali dan rasanya aku ingin melompat-lompat." Seru Sasha.Mike langsung mencubit pinggang Sasha."Aduhh..." pekik Sasha."Kalau aku sampai melihat kau melompat 1 kali saja, aku akan akan mengikat dan mengurungmu di dalam kamar!" Ancam Mike."Yayaya, aku mengerti," jawab Sasha sambil mengerucutkan bibirnya.Mereka memasuki lift untuk menuju ke kamar mereka yang berada di lantai 2."Kau sudah jadi calon ibu, Sasha. Kurang lebih 7 bulan lagi anak kita lahir. Kau h
"Usia kehamilan sudah masuk 11 minggu. Ini calon anak anda, Tuan. Lihat ini. Ada dua titik, yang merupakan calon bayi kembar Anda." Seru Bella sambil menunjukkan jarinya pada layar monitor.Mike tampak tersenyum lebar dan sangat bahagia mendengar kata-kata Bella. Satu tangan yang semula berada di saku celana, segera dikeluarkan untuk menggenggam erat tangan kiri Sasha dengan kedua tangannya."Sekali lagi selamat untuk anda Tuan, Nyonya Foland." Seru Bella dengan tulus."Selamat Sasha. Selamat Tuan." Ujar Charlotte sambil tersenyum ikut merasakan kebahagiaan untuk Mike dan Sasha.Mike tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Charlotte dan Bella. Mike tak mampu berkata banyak, namun hatinya amatlah bahagia."Whaa.. Handsome, anak kita kembar! Aku akan punya anak kembar, Charl! Hebat.. ini keren. Laki-laki semua atau perempuan semua, Bella?" Tanya Sasha dengan senyum ceria dan penuh rasa penasaran.Charlotte hanya tersenyum lebar dan Mike tersenyum bahagia. Mike meremas dan mengecup te
Mike dan Sasha duduk di hadapan Bella yang sedang serius membaca blangko catatan kesehatan Sasha selama dia diperiksa olehnya beberapa kali dan Bella pun telah berbicara dengan dokter Harry mengenai hasil pemeriksaannya sementara Sasha."Saya sudah mendengar hasil pemeriksaan dokter Harry di telpon. Tekanan darah Nyonya Sasha sangat rendah. Tidak sedang kelelahan, tidak sedang diet ketat, tidak kurang tidur tapi pingsan karena teringat sesuatu yang mengerikan. Dan dokter Harry sudah mengambil darah untuk pemeriksaan tapi hasilnya masih beberapa jam lagi." Kata Bella memberikan analisa awal.Mike dan Sasha menganggukkan kepalanya. Mengiyakan ucapan Bella berdasarkan pemeriksaan awal dokter Harry.Bella tampak menuliskan sesuatu di blangko catatan kesehatan Sasha."Setelah Nyonya konsultasi pada saya hampir 2 bulan yang lalu, apakah anda masih belum menstruasi atau keluar bercak?" Tanya Bella.Sasha menautkan kedua alisnya dan berusaha untuk mengingat-ingat."Seingatku belum, dan tidak
"Sashaaa...!!" Pekik Mike seraya menangkap tubuh Sasha yang ambruk supaya tidak jatuh ke lantai. Berkat kesigapan Mike Sasha tak terjatuh ke lantai, karena Mike berhasil menangkapnya.Riobard dan Camilio yang sedang mengobrol di dekat pintu masuk ruang meeting terkejut mendengar suara pekikan Mike. Dengan segera mereka mencari lokasi sumber suara dan segera berjalan cepat mendekati Mike dan Sasha.Sasha sudah dalam gendongan Mike saat Riobard dan Camilio datang menghampiri."Sasha kenapa Mike?" Tanya Camilio khawatir dan penasaran. Ia dapat melihat wajah Sasha yang tampak pucat. Begitu pula Riobard yang sedikit khawatir terlihat di wajahnya."Awalnya dia ikut kemari untuk bersenang-senang sedikit dengan Giu tapi mendadak ingat Tuan yang pernah memotong lengan Ken lalu dia mual dan malah pingsan!" Jelas Mike dengan sedikit panik."Bawa ke klinik saja Mike. Dokternya masih ada. Aku baru saja menengok Dante. Jeofre dan Alonzo tadi ke sana." Sahut Riobard dengan cepat."Baik, aku akan mem
Dengan perlahan Sasha melerai pelukan Mike, Mike tampak masih terlelap dalam tidurnya. Pagi sekali Mike sudah kembali ke kamar dan tidur di samping Sasha.Dengan perlahan Sasha mulai turun dari tempat tidurnya. Berusaha tak membangunkan Mike yang tampak raut kelelahan di wajahnya.Setelah mandi dan berpakaian rapi, Sasha segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Mike.Sasha memanggang beberapa lembar roti kemudian menaruh potongan daging asap, potongan tomat, selada dan satu lembaran keju di tengahnya, kemudian menaruhnya di atas piring. Sasha juga mengambil semangkuk salad kesukaan Mike dan dua gelas jus apel. Semua itu ditaruh di atas meja dorong dan dibawanya ke dalam kamar.Saat memasuki kamar, terlihat Mike mulai terbangun."Jam berapa ini?" Tanya Mike dengan suara serak seraya mengucek matanya."Hampir jam sembilan pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita." jawab Sasha."Hmm.. kebetulan sekali, aku agak lapar." Jawab Mike sambil turun dari ranjang dan mende
Anggota inti Black Nostra segera memasuki helikopter. Arsen dan Mike terbang kembali ke New York memakai helikopternya yang lebih kecil sedangkan seluruh anak buahnya dan Giuseppe yang tertawan berada di dalam helikopter yang besar.Misi penumpasan Gio Bruscha terbilang sukses, meskipun ada 6 pengawal mereka yang tewas, bahkan Sam dan Dante terkena tembakan. Meskipun tidak parah.Yang terpenting adalah mereka telah menghancurkan Gio Bruscha dan menangkap Giuseppe hidup-hidup. Mereka akan mengintrogasi Giuseppe untuk memastikan tidak ada orang lain lagi dalam persekongkolannya untuk menjatuhkan Black Nostra.Arsen dan Mike duduk bersebelahan untuk mendiskusi penghargaan apa yang akan diberikan kepada beberapa pengawal yang tewas, termasuk memantau Richard membereskan urusan di Miami agar semuanya berjalan aman.Sementara di dalam helikopter, Dante tak henti-hentinya merintih dan mengomel, sesaat sebelum helikopter diterbangkan hingga mulai lepas landas."Aduh.. lenganku sakit sekali..
Arsen dan seluruh anggota inti Black Nostra telah sampai di hanggar tempat kedua helikopter diparkirkan. Jeofre dan Enrico segera menggotong Giuseppe ke dalam helikopter, sedangkan Riobard dan Alonzo memindahkan semua perlengkapan senjata ke dalam helikopter."Buka jasmu, Dante. Aku akan memeriksa lukamu," seru Camilio sambil membuka ikatan sapu tangannya di lengan Dante, lalu mengambil kotak P3K dan senter yang selalu tersedia di dalam setiap mobil.Saat masih di militer, Camilio sudah terlatih untuk mengobati luka secara darurat, baik itu luka tembak maupun luka tusukan dengan peralatan sederhana.Dante melepas jasnya dibantu oleh Pascoe dan tampak kemeja Dante yang berwarna putih, banyak noda darah di sekitar luka tembaknya pada lengan atas sebelah kanan.Dante duduk di atas kursi mobil van bagian tengah dekat pintu mobil dan Camilio berdiri di dekatnya.Camilio menarik sedikit kain lengan panjang Dante ke atas dan melalui lubang yang kena tembak itu Camilio memasukkan satu jariny