Cerita ini mengandung konten dewasa dan kekerasan, harap pembaca bijak.Materi yang di sisipkan berdasarkan informasi yang didapat dari internet (Google, Google Map, Google Translate, Wikipedia) dan narasumber terpecaya. ----------Lily mulai membuka matanya saat sedikit sinar matahari yang lolos dari celah gorden yang tidak tertutup rapat menerpa wajahnya. Ia mengucek matanya agar bisa melihat sedikit lebih jelas. Karena kamar masih terlihat cukup gelap. Kepalanya sedikit pengar, mungkin akibat alkohol yang diminumnya semalam.Perutnya terasa berat, saat terlihat sebuah tangan melingkar di perutnya, ia bisa merasakannya walau tidak dapat melihatnya dengan jelas.Kini badannya benar-benar terasa sakit, bahkan bagian intinya sangat kebas dan perih. Entah berapa kali semalam ia melakukannya, bahkan ia tidak mampu menghitungnya.Kini Ken--kekasihnya, tampak masih terlelap, terdengar suara napas yang teratur. Lily mengambil ponselnya di nakas sebelah tempat tidur, ia ingat semalam menaru
Lylia Kenward yang biasa dipanggil Lily adalah seorang gadis muda berumur 23 tahun, cantik, dan baik hati. Ia sudah tidak mempunyai orang tua. Dulu ia tinggal dengan ibu tirinya. Namun, sepeninggal sang ayah, ibu tirinya kerap menyiksanya. Saat ayahnya masih hidup pun ibunya sering menyiksanya tanpa sepengetahuan ayahnya.Satu tahun yang lalu, Lily kabur dari rumah ibu tirinya dan merantau di kota ini. Bermodalkan ijazah sekolah yang sempat ia bawa kabur dari rumahnya, kemudian ia berhasil mendapatkan pekerjaan karena ketekunannya. Hingga ia bisa bekerja di perusahaan Lazcano Corps. Perusahaan besar dan bonafide, meski pun ia hanya menjadi karyawan biasa.Alasan ia kabur dari ibu tirinya karena selain ibu tirinya tersebut sering menyiksanya, ibunya juga akan menjualnya kepada pria hidung belang. Margaret memang sosok ibu tiri yang jahat. Ia memang selalu semena-mena terhadap Lily. Apalagi setelah ayahnya meninggal.Lily memang lugu dan polos. Namun di balik keluguan dan kepolosannya L
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Di mana acara kantor akan dimulai. Semua karyawan perusahaan Lazcano's Corps sudah berkumpul di ballroom hotel.Acara ini hanya pembukaan saja, setelah itu para karyawan bisa menghabiskan waktu dengan acara masing-masing. Menjelajah dan bermain di resort milik perusahaan sesuka hati.Lily kini menduduki sebuah kursi yang terletak di deretan belakang. Ia sedari tadi berusaha untuk mencari temannya, namun sama sekali ia tidak menemukan sosok Anna.Bahkan laki-laki brengsek itu. Ah, sudahlah! Ia tidak akan ambil pusing lagi urusan itu. Ia akan berusaha melupakannya dan semua kejadian tadi pagi yang menimpanya.Namun, kini ia bingung dengan nasibnya. Apa yang akan terjadi dengan hidupnya saat Arsen menawarkan sebuah perjanjian?Dan, Lily juga tidak bisa menebak sama sekali isi perjanjian yang ditawarkan oleh bosnya tersebut.Di tengah lamunannya, ia menangkap sosok yang dikenalnya. Matanya kini terpaku ke arah depan ballroom, di sana Arsen sedang memb
Arsen membawa Lily kembali ke kamarnya. Lalu, ia pun menoleh ke arah Ivanov lalu berkata, "Berikan surat itu padanya, kemudian keluar!"Tanpa menunggu lama Ivanov langsung melaksanakan perintah tuannya, dan segera pamit meninggalkan mereka.Dengan sedikit ragu dan takut Lily mengambil map yang diberikan kepadanya. Ia membaca surat yang ada di dalamnya dengan seksama. Matanya sedikit membelalak saat membaca beberapa poin yang tertulis di dalamnya.Rasa penasaran yang tinggi membuat rasa takutnya sedikit menghilang."B-bagaimana, Tuan bisa tahu ibu tiri saya?" tanya Lily dengan terbata.Tertulis dengan jelas bahwa Arsen akan melindungi Lily selama Lily di bawah penguasaan Arsen.Itu bukan hal yang sulit untukku!" jelas Arsen dengan datar."Bagai---"Arsen memotong ucapan Lily "Bahkan aku tahu alasan kau kabur!""Dia akan menjualmu, kan?!" Lily menghembuskan napas kasar."Mau atau tidak itu tergantung denganmu. Info terakhir yang aku dapat, ia sudah mengetahui apartemen di mana dirimu ti
Malam ini ada sebuah pesta yang di selenggarakan di ballroom sebuah hotel yang sangat mewah di kota New York. Pemilik hotel mewah ini adalah salah seorang pengusaha terkenal yang juga berkecimpung di dunia politik. Semua tamu undangan pasti juga mengenalnya.Semua pengusaha di Amerika akan mendatangi pesta tersebut. Acara berkumpul dan membicarakan bisnis tentunya. Arsen sebenarnya enggan untuk datang. Namun agar identitas aslinya tetap aman ia harus mendatangi acara-acara seperti ini.Setelah selesai mengganti pakaiannya ia segera bergegas menuju lobby kantornya dan meminta Rudolf untuk segera menuju tempat pesta diadakan.Arsen berjalan memasuki ballroom dengan santai, semua mata memandang dirinya. Sepertinya pesta sudah lama dimulai, dan ia baru saja datang. Namun ia tak peduli.Kedatangannya benar-benar menyita perhatian tamu undangan yang lain. Bukan hanya wanita, bahkan para pria pun melakukannya.Hendrik Willcout selaku Wali Kota New York langsung menghampirinya. Ia langsung me
Sore tadi Arsen menerima laporan dari Mike bahwa ada seorang pengkhianat dalam kelompoknya yang bernama Damian dan sudah ditangkap oleh Mike.Kini Damian pengkhianat tersebut sudah dibawa ke markas Black Nostra oleh Mike dan yang lainnya. Di tempat ini selain sebagai markas juga terdapat beberapa laboratorium, laboratorium obat, dan laboratorium bahan peledak, ada seorang anak buah Arsen yang bernama Enrico, yang memiliki keahlian dengan bahan peledak. Tapi tempatnya agak terpisah, untuk minimalisir jika terjadi hal yang tidak diinginkan.Markas tersebut jauh dari manapun, letaknya yang berada di tengah hutan menyulitkan untuk didatangi atau ditemukan. oleh siapapun, termasuk oleh pihak berwajib sekalipun.Ini merupakan markas utama bagi Black Nostra, semua mereka lakukan disini. Selain itu disini tersedia tempat perawatan untuk anak buah Arsen yang terluka selain rumah sakit berada di tengah kota.Dokter dan perawat yang bekerja pada Arsen tentu dibayar tinggi oleh Arsen. Dengan cata
Malam tadi Arsen kembali ke kediamannya, tidak ke apartemen seperti malam sebelumnya. Oleh karena itu, pagi ini ia pergi ke kantor dari kediamannya.Hanya 30 menit perjalanan yang dibutuh oleh Arsen dari kediamannya menuju kantor. Arsen mempunyai seorang sopir yang handal bernama Rudolf, di mana seharusnya perjalanan tersebut bisa menghabiskan waktu lebih dari 45 menit.Rudolf adalah seorang mantan pembalap, di mana saat itu karirnya hancur gara-gara ia mengalami kecelakaan parah saat bertanding. Hutang dimana-mana, istri dan anaknya meninggalkannya dan ia menjadi seorang gelandangan.Arsenlah yang datang padanya saat pertemuan mereka yang tidak disengaja. Arsen mengulurkan tangannya untuk membantu Rudolf asalkan Rudolf mengabdikan dirinya untuk Arsen.Rudolf yang sudah tidak memiliki siapapun dengan senang hati menerima uluran tangan Arsen, dan kini ia menjadi sopir pribadi Arsen. Untuk menjadi sopir Arsen tidaklah mudah. Selain harus bisa mengemudi dengan ahli, ia juga harus belajar
Dengan tiba-tiba wanita tersebut mencoba untuk menghampiri Arsen. Belum sempat wanita tersebut menyentuh Arsen, Arsen sudah mendorongnya terlebih dahulu, hingga wanita itu tersungkur ke lantai."Awww…." raungan kesakitan dari suara wanita tersebut membuat wajah Arsen semakin berang saja.Arsen menatap dengan tajam tubuh wanita yang hampir tak mengenakan apapun tersebutArsen mengangkat telepon yang terletak di atas meja, kemudian menghubungi Ivanov untuk memanggil para pengawalnya."Suruh kemari para pengawal dan bawa sampah ini, serahkan pada Mike!!" Arsen berdesis dingin. Ivanov sudah terbiasa dengan sikap Arsen ini. Namun tidak bagi wanita yang dibantingnya ini. Ia merupakan salah seorang karyawan di perusahaan milik Arsen ini.Wajah wanita itu seketika memucat dan tubuhnya bergetar."Tuann, kumohon jangan pecat aku. Aku melakukan ini, karena aku menyukaimu Tuan," ucap wanita tersebut dengan bibir yang bergetar. Ia menyatukan kedua tangannya untuk memohon.Arsen tidak menjawab, nam
"Tidak mungkin," seru Lily masih tak percaya dengan ucapan Arsen. Semuanya masih tampak tak masuk akal baginya.Arsen melihat keraguan dalam mata Lily, ia menarik napasnya, kemudian menghembuskannya perlahan."Aku tidak ingat itu sampai kita berada di Mexico, tiba-tiba saja aku mengingatnya. Saat itu aku masih berusia 17 tahun dan baru melewati perbatasan, dan menunggu jemputan di Austin. Uangku tidak cukup untuk membeli minuman dan hanya bisa berdiri di depan mesin penjual minuman, saat itu kau datang menawarkan dan memberiku 3 keping uang 25 cent. Bahkan aku masih mengingat jumlahnya dengan pasti," jelas Arsen.Lily memutar kembali ingatannya. Semuanya tampak samar, namun ia sedikit mengingat kejadian tersebut, namun tampak tak begitu jelas. "Minimarket dekat peristirahatan truck, dan kau berlari menuju pemukiman penduduk yang tidak jauh dari sana, aku ingat kau mengatakan, 'Dad bilang kau harus menolong orang yang sedang kesusahan'," jelas Arsen kembali.Kini ia percaya dengan apa
Sesuai dengan ucapan Arsen semalam, agak setelah sarapan dan jadwal senam rutin Lily. Arsen akan mengajak Lily keluar mansion untuk membeli pakaian. Hanya tinggal beberapa baju Lily saja yang muat di bagian perut. Arsen sampai lupa memperhatikan hal tersebut, seharusnya ia lebih sigap lagi sebagai seorang suami. Dengan menyediakan semua yang dibutuhkan oleh Lily.Setelah menyelesaikan semua, akhirnya Arsen dan Lily mulai meninggalkan mansion dengan menggunakan mobil yang dikendarai oleh Rudolf.Lily merasa senang karena akhirnya ia kembali keluar mansion. Meskipun akhir-akhir ini sudah beberapa kali Lily keluar dari mansion. Semalam setelah Arsen mandi, ia mengirim pesan kepada Ivanov bahwa hari ini ia tidak akan datang ke kantor, serta meminta Ivanov untuk menghubungi Patricia untuk menyiapkan pakaian 1dengan ukuran Lily saat ini. Jadi saat mereka sampai di sana tidak harus lagi menunggu terlalu lama.Tidak berapa lama akhirnya Arsen dan Lily sampai di butik. Arsen langsung mendeka
Lily baru saja keluar dari kamar mandi, tubuhnya masih terbalut oleh handuk. Kini ia sedang mematut dirinya di depan cermin mengamati perutnya yang semakin membuncit. Bahkan ini pipinya pun semakin terlihat berisi. "Ya ampun pipi ku.." Lily sedikit kaget dengan tampilan pipinya yang kian berisi.Sebentar lagi Arsen pulang, dan Lily akan menunggunya, makanya sebelum Arsen datang ia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.Lily mulai memilih pakaian tidur yang akan dikenakannya, namun setelah sekian banyak yang ia pilih, hampir semuanya ketat di bagian perut."Hmm..., kau sudah besar rupanya," gumam Lily dengan lembut mengelus perutnya.Lily kembali mencari beberapa baju yang bisa ia gunakan dan tetap terasa nyaman. Hingga ia merasa lelah, Lily terduduk di lantai seraya tetap memilih pakaian. Namun tetap saja tak menemukan yang nyaman. Ia melirik pakaian milik Arsen dan tersenyum simpul. Kemudian ia mengambil kaos milik suaminya tersebut dan mengenakannya. "Sangat nyam
Sesaat setelah bangun tidur Mike kembali diingatkan oleh obrolannya semalam bersama Sasha. Entah mengapa hati nya masih berdebar mengingat sebentar lagi Sasha akan menyusulnya kesini. Mike harus bergegas, karena tuga-tugas sebagai wakil ketua Black Nostra sudah menanti. Sebelum beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, Mike mengambil ponselnya terlebih dahulu untuk mengecek, takutnya ada panggilan atau pesan yang ia abaikan. Namun rupanya tidak ada satupun pesan atau panggilan yang masuk.Mike segera beranjak dari tempat tidurnya. Di tempat yang sama di lantai 4 Lily baru saja terbangun, dan sudah mendapati Arsen yang telah bersiap dengan pakaian kerjanya. 'Ah, lagi-lagi aku terlambat,' keluhnya dalam hati. Semenjak kehamilnya menginjak 4 bulan memang ia menjadi lebih banyak tidur."Kau sudah bangun," seru Arsen seraya menghampiri Lily, sedangkan tangannya sedang asik memasangkan kancing lengan kemejanya. Lily mengangguk pelan dengan wajah yang menahan rasa malu, karena ia
Lily masih menundukkan wajahnya, ia takut, namun perlahan ia mulai mengangkat wajahnya dan menatap Arsen. Arsen hanya menaikkan alis matanya menunggu penjelasan dari Lily."Maafkan aku, aku hanya memikirkan hmm.." Lily menghentikan ucapannya. Ia tampak ragu, "memikirkan mengenai Corry," Lily tampak menghembuskan napasnya pelan.Arsen tampak mengernyitkan keningnya, "Corry? Kenapa kau memikirkannya?" tanya Arsen tampak bingung. "Dia sangat cantik, anggun dan pintar, apalagi ia seorang dokter bedah di usia yang masih muda," Arsen tampak mengangkat alis matanya. "Aku hanya merasa, hmm..., jauh dan tidak bisa dibandingkan dengannya, aku takut kau…" cicit Lily pelan."Kau meragukan kesetiaanku??" seru Arsen tak terima. Ia sedikit menaikkan nada suaranya. Jujur saja Arsen merasa Lily meremehkan kesetiaannya dan perasaannya. Padahal Arsen sudah menceritakan mengenai tebakannya saat keluarga Walcout mengundangnya makan malam. Oleh karena itu, ia membawa serta Lily, dan memperkenalkannya.L
Alonzo berjalan menuju kamarnya di lantai dasar, dimana tersedia kamar bagi anggota kelompok inti. Sebenarnya ia memiliki apartemen di kota, tapi ia lebih sering berada di mansion atau di markas. Begitu membuka pintu kamar Alonzo langsung masuk, melepaskan mantelnya dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Meski tubuhnya sedikit lelah namun senyuman tak bisa hilang dari bibirnya. Alonzo menyentuh bibirnya yang tadi dikecup singkat oleh Maria. Jantungnya ikut berdebar membayangkan kembali kejadian beberapa menit tadi. Terkadang ia masih tak menyangka dengan semua ini. Maria bisa menerimanya, dan sedang berusaha untuk membuka hatinya. Alonzo dapat melihatnya, Maria sedang berusaha keras. Usahanya dapat dilihat saat tadi mengecupnya, suatu kemajuan yang luar biasa.Matanya hampir terpejam saat ia mendengar tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Alonzo mendengus kesal, saat melihat dua bekicot kebun memasuki kamarnya begitu saja. 'Sial aku lupa menguncinya!' pekiknya dalam hati."Ma
Arsen turun dari mobil lebih dahulu setelah Rudolf membukakan pintu untuknya. Arsen kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Lily. Arsen melihat ada beberapa wartawan di kejauhan yang sudah di amankan oleh petugas kepolisian, ia langsung menarik Lily ke dalam dekapannya dan menyembunyikan wajah Lily di dadanya.Lily mengetahui maksud dari Arsen karena saat di dalam mobil Arsen sempat memberitahunya. Arsen melepaskan Lily setelah mereka masuk ke dalam restaurant dan langsung disambut dengan baik oleh para pelayan, dan di antar ke tempat walikota beserta keluarganya menunggu.Arsen menangkap sedikit kegelisahan yang sedang Lily alami. Arsen bisa memakluminya, karena ini kali pertama Lily bertemu dengan seorang pejabat. Yang mungkin hanya pernah di lihatnya di televisi.Arsen merangkul pinggang Lily lebih erat, sehingga tubuh mereka tak berjarak. Wajah Arsen sedikit menyamping pada Lily, "Kau adalah Nyonya Lazcano. Angkat dagumu, kau harus percaya diri dan bisa menunjukkan bahwa ka
Kemarin Corry Wilcout datang ke kantor Arsen untuk mengundang makan malam bersama keluarga Wilcout. Tentu saja Arsen dapat membaca maksud di balik undangan tersebut.Rupanya Corry dan Hendrik masih penasaran padanya. Padahal pesta pernikahan Arsen sempat diberitakan meskipun wajah Lily tak nampak.Arsen tentu saja akan datang ke acara makan malam tersebut, bagaimanapun ia harus menjalin hubungan yang baik dengan Hendrik. Sudah jam 6 sore sedangkan makan malam diadakan pukul 7 malam. Arsen sudah siap dengan pakaiannya. Kini ia sedang menunggu Lily yang sedang di dandani oleh Maggie. Tentu saja Lily akan ikut dengannya malam ini untuk menemui keluarga Walcout. Agar mereka tidak lagi mengganggu Arsen dengan harapan agar Arsen bisa menjalin hubungan dengan Corry.Tidak berapa lama Lily keluar dengan mengenakan gaun malam yang cantik dan elegan, dengan bagian perut yang longgar, karena perutnya semakin membesar. Tidak lupa Lily mengenakan mantel yang hangat karena udara yang dingin. Lil
Kejadian semalam masih membekas di hati Arsen. Bukan hadiah mahal atau apapun, Arsen bisa mendapatkan semua itu dengan mudah, namun Lily memberikan lagi satu kenangan indah yang akan selalu dikenangnya.Arsen memandangi Lily yang masih terlelap di sampingnya. Tentu saja malam romantis mereka pada akhirnya berakhir di kamar, dengan percintaan mereka.Lily masih terlelap saat Arsen mulai mengelus pelan pipi Lily dan mengecup kepalanya dengan lembut.Perasaannya masih sangat bahagia, ia semakin merasa bahwa dirinya dibutuhkan dan dicintai oleh istrinya tersebut. Arsen merasa sangat tersanjung, karena dirinya ternyata begitu berharga di mata Lily.Arsen sebenarnya enggan untuk meninggalkan Lily hari ini, namun ia harus tetap pergi ke kantor. Setelah puas mengecup Lily perlahan Arsen bangkit dari tempat tidur perlahan, ia tak ingin membangunkan Lily. Arsen tahu Lily pasti masih merasa lelah.Ia segera berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.Lily perlahan mulai membuka matanya,