Share

bab 30

Penulis: Mustika Ainel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-07 07:09:24

Rara membawa Hanum kedalam pelukannya, bibir Rara bergetar menahan tangis. Bagaimana agar kerapuhan itu tidak tampak di hadapan Hanum

"Terima kasih sudah dewasa, Nak." Ujar Rara.

Senyum Hanum terukir di dalam pelukan bundanya.

"Jika bukan Kakak menemukan tulisan Bunda, tidak mungkin Kakak bisa menjadi dewasa ini, Bun." Gumam Hanum.

****

"Mau kemana, Mas? Kok udah rapi?" tanya Eca saat melihat Ridwan yang sudah bersiap-siap.

"Mau pulang ke rumah, kangen Hanum." Sahut Ridwan jujur.

"Kan ini minggu, Mas. Kok kamu pulang sih!"

Ridwan yang tengah mengenakan kancing kemejanya menoleh, menatap Eca.

"Mas udah satu minggu sama kamu lho, masa iya hari ini Mas nggak boleh pulang juga? Mas kangen Hanum." Tukas Ridwan.

"Kangen Hanum apa kangen istri tanpa rahimmu itu?" celetuk Eca dengan muka masamnya.

Kali ini Ridwan menatap Eca tajam. Rahangnya mengeras mendengar hinaan yang dilontarkan Eca pada Rara.

"Jaga ucapan mu! Dia itu istriku juga. Meskipun dia tanpa rahim, tapi dia wanita y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
dasar perempuan DAJJAL ngatain Rara tapi RAKUS nikmati hartanya Rara MAMPUS lo saat lahiran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 31

    Rara sedang yang tengah berada di kamar menatap lembar kertas putih di tangannya yang baru ia dapatkan dua hari lalu, di kejutkan dengan kedatangan Hanum. "Bun, di bawah Oma dama Papa." Hanum mengatakan dengan nafas yang naik turun. Senang ia naik ke lantai dua dengan sedikit berlari. "Sejak kapan, Kak?" tanya Rara. "Itu Bun, baru datang. Coba bunda lihat dari balkon." titah Hanum. Rara menarik nafasnya pelan. Ada rasa gugup yang hinggap secara tiba-tiba. "Kenapa Mama datang kesini juga." Hati Rara berucap. Rara menyikapi gorden kamarnya sedikit untuk melihat kebawah. Tampak Ridwan sedang berjalan bersama Rista yang hampir sampai di teras rumah. "Oyo, Kak, kita turun." Ajak Rara. Rara dan Hanum melangkah menuju ruang bawah. "Assalamu'alaikum, Cucu Oma," sapa Rista pada Hanum. Rara hanya menjawab salam meraka dalam hati. Tak sedikitpun Rara berniat mengambil tangan mertuanya untuk di cium, sebagai tanda hormat. Sebab rasa hormatnya sudah hilang saat mengetahui perselingkuhan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   bab 32

    "Tidak ada perceraian diantara kita! Titik!" hardik Ridwan. "Sebutkan satu alasan Aku harus bertahan dengan pernikahan ini, Mas? Apa?! Setelah kamu menodai pernikahan ini, sekarang kamu ingin aku tetap menerimanya?! Kamu pikir segitu aku cinta dan takut kehilanganmu?" Rara berdiri dan menaikkan suaranya beberapa oktaf. Hanum yang mendengar itu, menutup telinganya dengan kedua tangannya, dan berlari menuju kamarnya. Airmata yang tadi terus membasahi pipinya kian mengalir tak henti-henti tanpa di minta. Hancur? Sudah pasti! Tidak pernah terpikirkan oleh hanum akan menjadi saksi hancurnya kisah kedua orang tuanya yang akan berakhir seperti ini. "Aku tahu ini mungkin terbaik untuk, Bunda. Tapi kenapa? Mengapa Bunda tidak mempertahankan Papa dan kembali bersama agar keluarga ini tetap utuh? Why? Itu artinya bunda kalah dengan wanita itu? Wanita yang sudah merebut Papa dariku dan Bunda."Hanum merasa terpuruk atas apa yang ia dengar, tapi Hanum tak bisa menyela, Hanum tau bundanya ing

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   bab 33

    "Aku tidak perlu syarat apa-apa untuk mengakhiri hubungan ini, Mas. Jadi maaf, aku nggak butuh syarat darimu." ujar Rara. "Kalau begitu, Mas nggak Terima kita berpisah. Itu nggak akan terjadi." Tegasnya lagi."Berhenti menghalangiku, Mas. Aku tidak akan pernah goyah hanya karena ancaman mu." Tukas Rara lagi. "Mas minta kembalikan mobil, perhiasan, dan juga uang yang tersimpan di ATM, Mas kemarin. Dan satu lagi, Mas juga minta sertifikat butik."Lagi dan lagi Rara hanya tersenyum getir. Rara sudah menahan untuk tidak menanyakan alasan apa. Sebab Rara sudah tau kemana arah tujuan Ridwan. Bahkan tanpa Rara tanya pun, akhirnya keluar juga dari mulutnya. "Oh, Mas mau, mobil? Perhiasan? uang di ATM dan juga sertifikat butik?" tanya Rara memastikannya."Ok, Mas. tunggu sini."Rara lalu berdiri, dan berjalan ke lantai atas menuju kamarnya. "Mau kemana?" tanya Ridwan. "Kamu mau yang kamu sebutkan tadi?"Ridwan sedikit lega, ternyata Rara mau juga menyerahkan itu. Batinnya berucap sena

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   bab 34

    Waktu bergulir dengan sangat cepat, hari yang dinanti-nantikan itupun telah tiba. Ya, hari ini adalah hari sidang putusan perceraian Rara dan Ridwan. Meski pun Ridwan sempat terus menolak dan mengatakan tidak Ingin berpisah, namun tidak dengan Rara. Rara tetap dengan pendiriannya, Rara tetap ingin berpisah, terlebih dengan adanya bukti-bukti atas perselingkuhannya. Setelah melewati proses yang cukup alot, akhirnya hakim mengetuk palu Ridwan dan Rara resmi berpisah. Ridwan hanya tertunduk lesu mendengar hakim membacakan keputusan akhir. Harapan Ridwan untuk tetap bersama dengan Rara pupus sudah. Setelah selesai, semua keluar dari ruangan sidang. Ridwan, Rista, Vina dan juga Eca yang turut hadir menata Rara dengan penuh kebencian.Bagaimana tidak? Sebab perceraian ini Rara diuntungkan banyak. Ridwan tak mendapati sepersen pun harta yang sudah didapati saat bersama Rara dulu. Begitu juga dengan hak asuh, sebab Hanum lebih berpihak kepada Rara, sehingga ridwan tidak bisa bersikeras me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   bab 35

    "Hmm, Ra, Mas juga minta maaf ya. Maaf sudah menyakiti kamu. Maas menyesal." Ucap Ridwan lirih.Lagi Rara tersenyum. Meskipun itu di paksakan."Iya, Mas. Sekarang aku minta kamu talak aku, Mas." Ujar Rara.Ridwan menarik nafasnya berat. Yang selalu dia hindari selama ini akhirnya harus dia ucapkan juga."Di depan Mama, Vina, Eca...." Ridwan menghentikan ucapannya. Rara masih menunggu dengan perasaan yang tak bisa ia jelaskan.Ridwan menatap Rara sesaat, lalu melanjutkan lagi ucapannya. "Rara khairunnisa Binti Muhammad Shaleh, mulai hari ini kami aku talak. Dan mulai hari ini kamu sudah bukan lagi istriku dan tidak lagi menjadi tanggung jawabku." Ridwan mengucapkan dengan suara yang bergetar menahan sesak. Istri yang masih sangat dia cintai, namun sekarang harus dia lepaskan karena kesalahannya sendiri.Rara menerima dengan, senyuman manisnya. "Baik, Mas. Saya terima talak darimu. Saya pamit." Rara lalu berjalan menuju mobilnya di parkiran untuk segera pulang. Tanpa bersalaman dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   bab 36

    Satu bulan sudah berlalu perceraian itu. Rara dan Hanum sudah terbiasa menerima keadaan. Rara menjalani kehidupannya seperti biasa. Hanum pun sudah bisa berdamai dengan takdir bahwa sekarang orang tuanya tak lagi bersama. Meskipun masih utuh.Sakitnya Hanum saat itu mengetahui bahwa selingkuhan Papanya adalah orang kepercayaan bundanya sendiri, meninggalkan trauma yang cukup bagi Hanum. Beruntung Rara biasa mengatasi Hanum. Sehingga Hanum sekarang sudah bisa menerima semuanya. Dan kembali seperti biasa.*****"Mas, sakit!" ujar Eca memberi tahu kan Ridwan. Eca memegang perutnya, merasakan ada kontraksi yang membuat Eca susah untuk bangun.Ridwan yang baru selesai menunaikan ibadah sholat subuh segera mendekati Eca. "Apanya yang sakit. Kamu mau lahiran itu. Ayok kita ke rumah sakit sekarang." Ridwan segera mengantikan pakaiannya untuk bersiap."Mas, kita naik apa kerumah sakit? Ini masih gelap." Tanya Eca."Terus gimana? Kamu kuat naik motor nggak? Kalo kuat kita naik motor saja." Us

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   bab 37

    "Seneng." Jawab Eca seenaknya.Karena masih di dalam ruang operasi, Ridwan memilih diam dan tak lagi menanyakan banyak hal pada Eca. Sekarang yang penting anaknya telah lahir, Eca sehat begitupun juga dengan anaknya.*****"Buk Eca, belajar menyusui anaknya ya, Bu. Biar nanti asinya lancar." Ujar dokter Elen saat memeriksa kondisi Eca."Maf, Bu, sepertinya belum bisa. Nanti saja di rumah, Bu. Sekarang biar supor dulu aja." Tolak Eca."Ayolah sayang, belajar ya susui Anak kita ya, Biar dia kenyang kalo mimik sama kamu." Pinta Ridwan juga."Aku belum bisa, Mas. Masih pada sakit badannya." Alasan Eca berbohong.Dokter Elen merasa Eca memang menolak untuk menyusui anaknya, menjadi tidak enak dan sungkan jika terus meminta, takut dikira memaksa. "Tidak apa-apa, Pak. Jangan dipaksa. Nanti kapan Bu Eca siap dan sudah kuat, susui ya, Bu." Dokter Elen menasehati."Iya, Dok. Nanti saya susui kalau saya sudah benar-benar sembuh." Sahut Eca.Dokter Elen pun pamit keluar dan meninggalkan Eca ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   bab 38

    "Mas, kamu nggak mau cari kerjaan gitu, Mas? Masa mau jadi pengangguran terus? Aku sama Kelvin nanti makannya gimana? Kamu mau nafkahi aku gimana? Mana kebutuhan hidup itu mahal, Mas! Tuh! Coba kamu lihat! Skincare-ku udah mau habis, Mas. Bajuku juga udah banyak pada nggak muat sekarang. Tabungan, habis juga." Eca terus mengomel gak berkesudahan dari siang hingga malam, membuat Ridwan terkadang jengah.Semenjak melahirkan, Eca benar-benar berubah. Sifat keibuan sangat jauh dari dirinya, Kelvin kerapkali diabaikan olehnya. Meskipun Kelvin nangis-nangis, Eca seolah tak menghiraukan tangisan itu."Sabar lah, Ca, ini juga Mas lagi cari-cari lowongan kerja. Nanti kalo ada pasti kerja. Sekarang kita jual dulu perhiasan itu, ya. Nanti Mas sudah dapat kerja Mas ganti lagi." Usul Ridwan. Perhiasan yang dikembalikan Rara beberapa bulan lalu masih tersimpan rapi di lemari."Apaan sih, Mas? Kok minta jual itu perhiasan. Yang benar saja lah, Mas. Kamu mau kerja apa nantinya, belum tentu bisa beli

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07

Bab terbaru

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Akhir kisah

    Ke esokan harinya, Rara dan Hanum pergi ketempat Ridwan berada. "Kak, Kakak mau nyekar ke makam, Oma Dulu apa ke rumah Papa, Dulu?""Kita nyekar dulu, Bun. habis itu baru ke rumah, Papa.""Baik, Kak." Rara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar segera sampai di sana. "Eh, tapi, Bun. nggak usah nyekar dulu, Bun. kita kerumah, Papa dulu. Baru nanti habis itu kita nyekar ke makam, Oma." Rara menuruti semua apa maunya Hamum saja. yang terpenting bagi Rara saat ini Hamum jauh lebih bahagia dan sudah bisa legowo dengan keadaan apapun. Mobil yang membawa mereka sudah masuk ke gang rumah kontrakan Ridwan. Dari jauh tanpak orang-orang ramai di depan kontrakan itu. tak berselang lama dengan arah berlawan Muncul lah mobil Dimana tunangam Vina. di susul juga dengan kedatangan mobil Anton. "Itu kenapa rame-rame begitu, Kak ya? itu ada mobil Om anton sama Mobil Om Dimas juga." "Ada acara kali, Bun.""Kak. tapi itu ada bendera kuning juga di depan kontrakan, Kak,""Ayok kita turun,

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Ingatan di masa lalu

    Kalau memang masih ada rasa, kenapa tidak kembali lagi, Bun? biar kita menjadi keluarga yang utuh kembali." cicit Hamum lagi. deg! dada Rara berdebar hebat, hatiny mulai tidak karuan."Kak, tidak semudah itu untuk sebuah kata kembali, Kak.""Tapi seandainya, Papa meminta apa, Bunda akan menolak?""Kak, Kakak kenapa? kenapa dari tadi menanyakan masalah pernikahan melulu.""Jujur saja dari, Kakak, Bun. Kakak ingin Bunda bersatu kembali sama, Papa. kita jadi satu keluarga utuh lagi. Kakak sayang bangat sama kalian berdua, Bun.""Kakak ngaco kalo ngomong. Sudah lah, Kak. Bunda mau mandi dulu.""Tapi bunda masih ada rasakan sama, Papa." Rara hanya menoleh sesaat lalu kembali masuk ke dalam. sambil mandi Rara terus kepikiran dengan ucapa Hanum anaknya. Rara sendiri menanyakan itu pada pantulan bayangannya di kaca kamar mandi. "Apa benar aku masih mencintai, Mas Ridwan? apa benar selama ini aku seperti mati rassa pada lawan jenisku? tapi kenapa? kenapa disaat dekat dengannya seperti

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   masih adakah untuk Papa, Bun?

    Hamum memeluk Rara penuh dengan kegirangan dan kebahagiaan. pasalnya, hari ini dia sudah pakai toga tanda kelulusan. "Bunda, Kakak senang banget, Bun. Alhamdulillah, Kakak sudah lulus.""Iya, Kak. Bunda turut senang, selamat ya untuk anak, Bunda. Alhamdulillah, Bunda bangga sekali sama, Kakak karena Kakak sudah lulus melewati ujian ini." Tutur Rara seraya kembali memeluk hamum.Wajah Hanum yang tadinya bahagia, Sesaat kemudia berubah sendu. Hamum melihat ke kiri dan ke kanan, dan mengedar pandangan kesemua arah. Hanum beraharap akan ada kejutan di hari yang spesial ini. tapi nyatanya tidak. Rara juga tengah menunggu orang yang sama yang dicari Hanum. "Mas, kamu bilang mau datang, mana? Andai kamu melihat, Hanum tenngah menunggumu di sini." Rara membatin.melihat orang-orang berfoto bersama dengan ayah, membuat hati Hanum berkedut nyeri. "Pa, andai Papa datang? andai Papa ada di sini. "meskipun, Hamum belum secara langsung menghubungi Ridwan, tetap hati Hamum sudah memaafkan, Ridwan

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Apa kamu sakit, Mas?

    Ridwan dan Rara sama-sama menoleh dan netra mereka bertemu. "Mas,""Ra," mereka kompak saling menyapa. Rara tersenyum begitu juga dengan Ridwan."Ini kejutan bagi, Mas, Ra. Mas nggak nyangka kamu akan datang.""Vina anak baik, Mas. dia datang ke rumah bersama calonnya mengundang secara langsung. Rasanya tidak pantas jika aku tidak datang. itu artinya aku masih dianggap keluarga oleh,Vina." Tutur Rara pelan. karena jarak mereka berdekatan. "Iya, Ra, kita masih keluarga, dan kamu hari ini cantik sekali… kamu sangat cantik." tentu itu hanya Ridwan ucapkan dalam hatinya. "Dua minggu lagi, Kakak wisuda, Mas.""Iya, Mas tau. Insya Allah, Mas akan usahakan datang." "ugh!" Ridwan meringis kesakitan. Perutnya tiba-tiba perih. Ridwan mencoba untuk tetap menahannya agar tidak ada yang tau kalau Dia tengah merasakan sakit yang luar biasa. "Mas, kamu kenapa?" Rara yang mendapati ridwan meringis menahan sakit. "Hm… nggak apa-apa, Ra.""Kamu pucat, Mas. Apa kamu sakit?""Nggak, Ra. Mas baik-ba

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   tunangan

    "Siapa yang datang kemari? apa ada uang mau bikin baju, lagi?"Dimas dan Vina keluar dari dalam mobil, Rara terkejut. "Vina?" ucap Rara tidak percaya. Rara segera keluar dari ruang meetingnya untuk menyambut kedatangan Vina. terlebih dahulu Rara menunda meeting itu setelah nanti Vina pulang. Rara rasanya bahagia sekali melihat perubahan Vina. Vina benar-benar membuktikan apa yang dia janjikan. "Assalamualaikum," Sapa Vina. "Waalaikumsalam." Rara menjawab salam Vina seraya keluar dari ruang meeting nya. "Mbak, apa kabar?" Vina bersalaman dengan Rara dan cipika cipiki. Entahlah semua seperti kebetulan atau memang sudah diatur oleh yang diatas. hari ini Rara memakai jilbab hadiah dari Vina. Wajah Vina sumringah bahagia mendapati pemberiannya dipakai oleh Rara. "Ada angin apa ini sampai datang kemari? ini siapa?" tanya Rara sambil menaruh minuman kemasan di atas meja. Vina menatap Dimas seraya tersenyum. "Aku kesini ingin silaturahmi aja, Mbak. sekalian aku mau ngasih, Mbak ini."

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Sebuah kejujuran

    "Dim, Maaf kita belum saling mengenal, Dim. kamu belum tahu aku, pun sebaliknya aku juga belum tau kamu. Aku belum bisa jika kamu minta aku menjawab sekarang. Tapi jika kami ingin kita dekat, aku siap untuk kita saling mengenal terlebih dahulu.""Baik, Vin. Aku tau ini terlalu mendadak. Aku paham kok. Aku siap nunggu kamu kapanpun kamu bersedia." Tutur Dimas lembut. "Terima kasih, Dim.""Aku yang berterima kasih, Vin. karena kamu sudah mau memberi kesempatan untuk kita saling mengenal terlebih dahulu."Vina benar-benar takut dengan keseriusan Dimas. Hal yang ditakuti vina selama ini akhirnya terjadi juga. bagaimana nanti jika Dia tau bahwa Vina sudah tidak lagi suci. Apa Dimas masih bisa menerima, Vina dalam keadaan kotor. namun untuk jujur pun Vina tak berani. malu? iya jelas Vina sangat malu. "Apa sebaiknya aku beranikan diri untuk jujur? jika Dimas benar mencintaiku, pasti dia akan tetap menerima aku." Vina berbicara dengan diri sendiri. ******"Kamu mau pesan apa?" tanya Dim

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Vina Di lamar

    Ridwan membuka matanya, kepalanya terasa sangat berat dan sakit. matanya menelusuri sekitar ruangan, bau obat-obatan memenuhi indra penciuman Ridwan. Ridwan menyadari tangannya terpasang infus. "Ya Allah apa yang terjadi padamu?" Ridwan tiba-tiba panik sekaligus penasaran apa yang terjadi padanya. "Selamat siang, Pak Ridwan. Bapak sudah sadar? gimana keadaannya. Apa yang, Bapak rasakan sekarang?""Dok, saya kenapa? apa yang terjadi pada saya?" bukan menjawab, Ridwan justru bertanya balik. "Menurut hasil pemeriksaan, Pak Ridwan, terkena asam lambung dan maag kronis, Pak." "Apa, Dok? kronis? apa saya bisa sembuh, Dok?""Insya Allah ya, Pak. Kita usahakan pengobatan terbaik untuk, Bapak. Untuk hasilnya, kita serahkan sama Allah ya, Pak. Kalau boleh saya tau, apa bapak tidak menjaga pola makan dengan, baik di rumah?""Iya, Dok. Saya makan yang teratur kok dirumah." ucap Ridwan berbohong. Dokter itu tersenyum ramah pada Ridwan. dokter perempuan muda. Yang sedang koas di rumah sak

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Perubahan Vina

    Selama ini Epri mengamati, Rara dari jauh, Epri benar-benar tidak menyangka kehidupan Rara jauh lebih baik darinya. Epri yang notabene-nya dari keluarga yang berkecukupan dan kaya justru jauh di bawah Rara saat ini. Bahkan wanita yang dia pilih untuk dijadikan istri oleh Epri pun jauh di bawah Rara. Rara bahkan tidak terlihat ada kerutan di wajahnya. dia seperti menolak tua, membuat Epri yang semakin ingin mendekati Rara kembali. tapi sepertinya akan selalu gagal. "Apa aku harus berusaha lebih untuk ini? aku tidak boleh menyerah, aku harus mendapatkan kembali hati, Rara." Gumam Epri. Seminggu setelah kejadian itu, Rara kembali menerima paket. kali ini paket itu datang langsung ke kantor Rara. Iwan yang baru pulang dari antar paket menera itu dari kurir di depan kantor. "Bun, ini ada paket untuk Bunda. " Ridwan memberikan itu seraya paket buket bunga dari luar. "Bunga? dari siapa, Wan?" tanya Rara"Nggak tau, Bun. Aku nggak lihat nama pengirimnya." "Oh ya, sini, Bunda lihat. Ter

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Pertemuan Epri dan Rara

    "Bun, di luar ada tamu." Windi datang memberitahukan, Rara. "Siapa? suruh masuk saja, Win." Titah Rara masih fokus dengan laptopnya. "Baik, Bun.""Assalamualaikum," Suara yang yang tidak asing itu terdengar mengusik konsentrasi Rara. Rara menatap sepatu pria itu hingga beralih sampai ke atas. Mata Rara melotot sempurna melihat siapa yang datang. "ya Allah, dia ternyata tidak main-main ingin menemuiku." Gumam Rara. "Waalaikumsalam," Sahut Rara dengan wajah syoknya. "Apa aku boleh masuk?""Tentu… silahkan duduk."Rara mencoba kembali ke mode tenang dan santai. Rara mencoba untuk rileks seolah dia tengah baik-baik saja. Rara ingin menunjukkan pada pria yang ada di hadapannya saat ini bahwa Rara jauh lebih baik dan lebih bahagia. setelah mempersilahkan duduk, Rara hanya diam dan tidak berbicara. itu berhasil membuat Epri menjadi salah tingkah. Epri duduk di sofa tepat di depan meja kerja Rara. Epri sempat terkagum melihat Rara yang sekarang. Rara tidak terlihat tua sama sekali,

DMCA.com Protection Status