Share

Bab 37 b

Penulis: Cucan_Apprilliaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Jadi kamu Naya, adik iparnya Bayu ya?" tanya pemilik toko ramah.

Siang ini, aku pergi ke toko bahan kue sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Mas Bayu. Ternyata, pemilik toko bahan kue yang baru kutahu bernama Pak Tyo ini masih muda, mungkin masih seumuran dengan Mas Bayu.

"Iya, Pak, saya Naya," jawabku.

"Sebelumnya, apa kamu punya pengalaman kerja di toko?"

"Ada, Pak. Kebetulan saya punya ... punya pengalaman kerja di toko, Pak," jawabku sedikit gugup.

"Baiklah, kamu saya terima kerja disini. Kamu nanti bisa bantu-bantu karyawan yang lainnya. Kamu bisa tanyakan langsung dengan mereka, apa saja kerjaan kamu disini," jelas Pak Tyo.

"Baik, Pak. Terima kasih," ucapku tersenyum.

Aku sangat bersyukur, akhirnya aku bisa diterima bekerja. Meskipun hanya bekerja di toko, setidaknya, aku memiliki kesibukan agar aku bisa melupakan sejenak tentang masalah rumah tanggaku bersama Mas Kenzie.

Toko milik Pak Tyo lumayan besar, hampir sama dengan toko grosir yang aku miliki dulu. Pak Tyo juga mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 38 a

    Hembusan angin laut menerpa wajahku lembut, dan menimbulkan sensasi dingin di wajahku yang tadinya sempat memanas setelah pertemuanku dengan Mas Kenzie Dan Ibunya tadi. Cuaca hari ini cukup redup, seredup hatiku yang masih belum bisa melupakan Mas Kenzie sepenuhnya. Setelah pertemuanku dengan Ibu dan juga Mas Kenzie di persidangan tadi, hati ini kembali sakit. Dengan susah payah aku melupakan semuanya, tapi jika bertemu kembali dengan mereka, rasa sesak di dada masih saja selalu hadir.Setelah sidang pertama perceraianku dengan Mas Kenzie berakhir, aku mengajak Siska untuk singgah sejenak di tepi pantai yang memang letaknya tak jauh dari Pengadilan Agama. Kata-kata Ibu saat beliau memintaku untuk kembali bersama Mas Kenzie, masih teringat jelas di benakku."Nduk, selama ini, Ibu dan Kenzie selalu menyayangi kamu sepenuh hati. Hanya saja, keadaan yang memaksa hingga menjadi seperti ini. Ini memang salah Ibu, Nduk, yang begitu mengharapkan kehadiran cucu di tengah-tengah keluarga kami.

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 39 b

    "Sepertinya, aku gak perlu dengar jawaban dari kamu, Mas. Aku yakin, kamu gak akan sanggup untuk menjalani hukuman seperti yang aku bilang tadi 'kan?""Sayang, maafkan aku ... " lirih Mas Kenzie."Kata maaf itu mudah, Mas. Kamu gak ingat seberapa besar luka yang kamu torehkan di hati aku? Selama ini, kamu dan keluargamu bersekongkol untuk membohongi aku. Yang lebih sakitnya, hasil kerja kerasku selama ini menemaani kamu dari nol, justru kamu gunakan untuk menafkahi gundikmu itu! Dan yang lebih parahnya, kamu juga menggunakan uangku untuk berzina dengan perempuan-perempuan murahan di luar sana! Seumur hidup, aku gak akan pernah ikhlas, Mas!" kataku menggebu-gebu. Akhirnya, tumpah sudah emosi yang sedari tadi berusaha aku tahan."Aku memang salah, Sayang. Aku meyesal ... ampuni aku," lirih Mas Kenzie."Kamu gak perlu minta ampun sama aku, Mas. Mintalah pengampunan pada Tuhan, aku cuma manusia biasa. Gak mudah buatku memaafkan kesalahan kamu," kataku."Sayang, aku yakin pasti masih ada

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 40 a

    "Nay, bagaimana dengan pekerjaanmu di toko?" tanya Ayah.Sore ini, aku dan Ayah sedang duduk menikmati secangkir teh hangat di teras belakang rumah Kak Keyla. Kami hanya berdua, karena Kak Keyla sedang sibuk memandikan Zaidan, sedangkan Mas Bayu belum pulang dari bekerja."Alhamdulillah, lancar, Yah. Kebetulan bosnya baik, karyawannya juga baik-baik, Yah. Aku betah kerja disana, meskipun gajinya gak besar," jawabku tersenyum."Baguslah, Ayah senang dengarnya. Gaji kecil gak masalah, Nay, yang penting kamu nyaman kerja disana.""Iya, Yah.""Oh, ya, gimana sidang perceraian kamu sama Kenzie tadi? Apa berjalan dengan lancar?""Lancar sih, Yah. Cuma ya gitu, Mas Kenzie masih kekeh gak mau cerai dari aku. Jadi ya, sidangnya harus ditunda lagi," jawabku.Aku menceritakan pada Ayah tentang kejadian saat Mas Kenzie dan Ibunya memintaku untuk kembali pada Mas Kenzie di pengadilan agama tadi. Juga menceritakan tentang Ibu yang dengan mudahnya memintaku untuk menerima Anggun sebagai maduku.Ayah

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 41 b

    "Nay, hari ini, bisa ikut saya sebentar?" tanya Pak Tyo saat aku sedang membersihkan lantai toko."Kemana ya, Pak?" tanyaku."Gimana, ya? Hmm ... saya mau beli kado buat mama saya, kebetulan hari ini beliau ulang tahun. Saya bingung mau milihnya. Kamu kan perempuan, mungkin kamu tahu selera ibu-ibu. Saya minta tolong bantuan kamu buat memilih kado yang bagus buat mama saya. Kalau kamu keberatan juga gak papa kok," jelas Pak Tyo seolah tak enak padaku."Boleh, Pak. Tapi, gimana dengan toko ini?""Kan ada Eka sama Yuni, biar mereka aja yang jaga. Cuma sebentar saja kok, Nay, nanti aku antar lagi kesini," kata Pak Tyo."Iya, Nay. Biar kami aja yang jaga toko, lagian tokonya udah sepi ini. Iya kan, Ka?" kata Mbak Yuni. Mbak Yuni melirik Eka dan langsung dijawab anggukan cepat dari Eka."Baik, Pak, kalau gitu. Saya ambil tas dulu," kataku.Setelah siap, aku dan Pak Tyo masuk ke dalam mobil kijang Inova milik Pak Tyo. Ada sedikit rasa canggung, karena selama ini, kami jarang berkomunikasi.

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 42 a

    Aku masih bingung, harus melakukan tindakan apa saat ini. Jika aku maju, aku harus menyiapkan mental ku untuk menghadapi Anggun dan juga Mas Kenzie di depan sana. Bukan aku takut, tapi saat ini aku hanya berdua dengan Pak Tyo. Aku tak ingin mereka berpikir macam-macam padaku. Apalagi, aku dan Mas Kenzie belum resmi bercerai secara hukum.Tapi jika aku pergi, pasti mereka akan merasa menang karena melihat kesedihanku, atau mungkin malah mereka akan menertawakan kekalahanku. Susah payah aku berusaha menata hidupku kembali, sia-sia jika aku harus takut menghadapi Mas Kenzie dan juga Anggun bukan? Aku tak ingin mereka melihatku kalah, aku harus tetap tenang dan menunjukkan pada mereka bahwa diriku mampu untuk berdiri sendiri meskipun harus berpisah dari Mas Kenzie.Aku berjingkrak kaget, saat sebuah tangan tiba-tiba menepuk bahuku pelan. "Astagfirullah ..." ucapku terkejut."Lo ngapain disini, Nay? Gak kerja?" Siska bertanya sambil menaikan sebelah alisnya.Aku yang masih memegang dada un

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 43 b

    "Pokoknya, gue gak ada urusan sama Lo! Minggir!" Bentak Mas Kenzie sengit."Gak, gue gak bakal minggir sebelum Lo pergi dari sini!" ujar Siska semakin berani."Sayang, ayo pulang," ujar Mas Kenzie lalu menarik tanganku secara tiba-tiba. Refleks, aku melepaskan tarikan tangannya dengan kasar. Jijik rasanya, dipegang oleh orang yang tak tahu malu seperti Mas Kenzie.Bisa-bisanya Mas Kenzie masih membuat ulah di depan umum. Padahal saat ini, ia juga sedang bersama Anggun dan juga anak-anaknya. Untuk berbicara pun, rasanya aku sudah malas."Mas," Suara lembut Anggun memanggil Mas Kenzie."Sudahlah, Mas. Apa lagi sih yang kamu harapkan dari Naya? Kamu sudah punya aku dan anak-anak kita, apa masih belum cukup, Mas?" Anggun berkata dengan lembut, tapi sukses membuat hati ini nyeri.Hati ini terasa nyeri bukan karena aku cemburu melihat kebersamaan Mas Kenzie dengan Anggun. Tapi karena Anggun, menyebut kata 'anak-anak'. Yang seolah-olah sedang menyindirku yang tak bisa memberikan seorang anak

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 44 a

    Aku menghela nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan saat baru turun dari mobil dan menginjakkan kaki di depan gedung pengadilan agama. Ada rasa lega dalam hati karena hari ini adalah hari yang sudah sangat aku nanti-nantikan. Karena hari ini adalah hari putusan sidang perceraianku dengan Mas Kenzie.Setelah beberapa bulan menjalani beberapa kali proses sidang yang cukup panjang dan melelahkan, hari yang aku nanti-nantikan akhirnya tiba juga. Aku mengulas senyum, aku berjanji pada diriku sendiri tak akan ada lagi air mata yang keluar dari mataku hanya untuk menangisi perpisahanku dengan Mas Kenzie. "Lo udah siap, Nay?" tanya Siska yang kini sudah berdiri di sampingku."Udah, Sis," jawabku tersenyum."Baguslah, yok kita masuk," ajak Siska.Aku dan Siska mulai berjalan masuk ke dalam gedung untuk menunggu antrian jadwal persidangan perceraianku dengan Mas kenzie. Karena menurut jadwal, sidang akan di gelar sekitar setengah jam lagi. Aku sengaja minta ditemani Siska lagi, karena

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 45 b

    Tok! Tok! Tok!Suara palu hakim akhirnya diketuk menandakan bahwa sidang telah berakhir, dan kini aku telah resmi bercerai dari Mas Kenzie secara hukum dan agama. Rasa syukur tak henti-hentinya aku ucapkan dalam hati karena Tuhan telah memudahkan jalanku untuk berpisah dari Mas Kenzie.Mas Kenzie yang datang ditemani Ibunya hanya menunduk selama sidang berlangsung hingga akhirnya selesai. Tak ada senyum yang terukir di wajah Mas Kenzie, justru aku hanya melihat ada kilat kesedihan di wajah Mas Kenzie. Meskipun aku tak tahu ia hanya bersandiwara atau tidak. Biarlah, aku tak peduli.Meskipun aku tahu, perceraian adalah sebuah hal yang dibenci oleh Tuhan, tapi mau bagaimana lagi, aku tak mungkin bisa bertahan bersama Mas Kenzie setelah pengkhianatan yang telah ia dan keluarganya lakukan padaku.Setelah selesai menadatangani surat perceraian resmiku dengan Mas Kenzie, aku bernafas lega. Tak ada lagi air mata, yang ada hanyalah senyum kebahagiaan. Dan kini, aku resmi menyandang status seba

Bab terbaru

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 197 b season 2 Ending

    ☘️Dan hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga. Sony dan Naya memutuskan untuk merayakan ulang tahun Zahra di hotel bintang lima. Sebab, di acara ulang tahun Zahra kali ini, Sony dan Naya mengundang semua karyawan di perusahaannya tanpa terkecuali.Tema perayaan ulang tahun Zahra kali ini bernuansa Mickey mouse. Sesuai dengan tokoh Disney kesukaan Zahra. Zahra merasa sangat senang, sebab setiap keinginannnya selalu dipenuhi oleh Papa dan Mamanya. Dan yang lebih membuat Zahra bahagia, akhirnya ia bisa mengundang Anggun yaitu Mama kandung yang mulai ia sayangi itu."Selamat ulang tahun, cucu Oma dan Opa," ucap Bu Hanin yang didampingi oleh Pak Abu. Bu Hanin dan Pak Abu mencium Zahra secara bergantian."Terima kasih, Pak, Bu, karena kalian semua sudah datang," ucap Bu Maysaroh."Sama-sama, Bu. Kami sangat senang, karena kalian mau mengundang kami," ucap Bu Hanin.Ucapan Bu Hanin sebenarnya tulus. Tapi bagi keluarga Bu Maysaroh justru terdengar seolah sindiran bagi mereka. Mereka

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 196 a season 2

    ☘️POV AuthorSony memandang wajah Naya yang sedang tertidur pulas sambil memeluk kedua anaknya, Adam dan Aisyah. Di tangan kanan Naya ada Adam dan di tangan kirinya Aisyah. Belum lagi, ada Zahra yang ikut-ikutan tertidur pulas di samping adiknya, Aisyah. Naya tertidur pulas dengan wajah yang terlihat sangat kelelahan. Mulutnya terlihat sedikit terbuka, dan terdengar suara dengkuran halus keluar dari mulutnya. Membuat Sony terkekeh kecil melihat posisi tidur Naya yang menurutnya terlihat lucu itu.Sony mengabadikan momen tidur istri dan anak-anaknya dengan kamera ponsel miliknya. Foto itu akan Sony simpan sebagai kenangan jika di kantor Sony merasa rindu dengan keluarganya di rumah. Bagi Sony, Naya tetap terlihat cantik meskipun dalam kondisi jelek sekalipun.Pastilah tak mudah bagi Naya untuk mengurus ketiga buah hatinya. Seperti saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Tapi, ketiga anak Sony dan Naya baru tertidur setelah puas bermain. Dan tanpa sadar, Naya pun ikut keti

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 195 b season 2

    ☘️Hari ini, adalah hari putusan sidang tentang kasus meninggalnya Maryam. Aku datang didampingi oleh Bapak mertua. Beberapa kali sidang, kami sempat membawa Ibu mertua. Tapi, beliau sering mengamuk jika bertemu dengan pelaku. Setiap jalannya sidang, orang tua Maryam memang selalu menyempatkan untuk hadir di persidangan.Mereka sama denganku, ingin tahu tentang perkembangan kasus Maryam. Berulang kali, Ibu dan Bapak mengucapkan terima kasih padaku setelah mengetahui tentang fakta bahwa Maryam pernah mengalami pemerkosaan oleh pelaku. Mereka mengucapkan terima kasih sebab aku telah menerima Maryam apa adanya. Sebab selama ini, aku dan Maryam memang menutup rapat tentang aib itu.Saat sidang sebelumnya, aku membeberkan tentang kasus perkosaan yang diterima Maryam di masa lalu, untuk menambah berat masa hukuman yang diterima oleh pelaku. Itulah sebabnya orang tua Maryam bisa mengetahui fakta yang sesungguhnya. Karena hanya akulah saksi kunci. Aku juga menyerahkan buku diary milik Maryam

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 194 a season 2

    ☘️Mataku tertuju pada lembar halaman tulisan Maryam yang terakhir. Sebab pada catatan itu, tertulis jelas namaku. Mataku langsung memanas, membaca tulisan Maryam yang ditujukan untukku.Ungkapan hatiku untuk Mas KenzieMas Kenzie, aku mencintaimu dengan segala kekuranganmu.Terima kasih telah mencintaiku.Terima kasih telah menyayangiku.Terima kasih telah menjagaku.Terima kasih telah menjadi pelindung untukku.Terima kasih telah menjadi penyelamat hidupku.Terima kasih telah menerima segala kekuranganku.Terima kasih atas cinta tulusmu.Dan masih banyak ucapan terima kasih lainnya yang tak bisa aku ungkapkan untukmu.Kamu lelaki kedua yang ada di dalam hatiku setelah Bapak.Aku memintamu, Mas.Dan cinta ini, akan aku bawa sampai mati ....Begitulah isi cacatan terakhir Maryam di buku diary miliknya. Membuat air mataku seketika mengalir deras. Dada ini semakin sesak dibuatnya. Dan ternyata, bukan hanya itu saja. Masih banyak catatan lain yang berisi tentang diriku. Semua Maryam ceri

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 193 b season 2

    ☘️"Pak, Bu, maafkan saya. Sebab saya tidak bisa menjaga Maryam dengan baik," ucapku menunduk.Saat ini, kami semua sudah berada di rumah. Kami semua saat ini sedang berkumpul di ruang tamu."Sudah, Ken. Ini sudah jadi takdir Tuhan. Meskipun saya kecewa, tapi semua tak akan merubah keadaan," ucap Bapak."Lalu, bagaimana dengan pelaku yang sudah mencelakai Maryam? Apa sudah tertangkap?" tanya Bapak."Sudah, Pak. Kemarin, pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian," jawabku."Syukurlah, setidaknya, pelakunya harus dihukum sesuai dengan perbuatannya pada anak kami," ucap Bapak."Kami sangat berterima kasih sama kamu, Ken. Karena selama ini sudah bertanggung jawab membahagiakan anak kami. Hampir setiap hari, Maryam telepon kami. Maryam selalu menceritakan tentang kamu," ucap Bapak dengan suara serak."Benarkah?" tanyaku lirih.Aku tak menyangka, Maryam selalu menceritakan tentang aku pada Bapak dan Ibu. Padahal, selama ini Maryam sama sekali tak pernah bercerita padaku. Bahkan, Maryam h

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 192 a season 2

    ☘️Aku masih menunggu di luar ruangan ICU dengan cemas. Perasaanku bercampur aduk. Dalam hati tak henti-hentinya melantukan doa untuk kekasih hatiku yang saat ini sedang berjuang nyawa.Dini yang berada di sampingku mengusap pundakku pelan. Seolah memberikan aku dukungan agar tetap kuat. Tak sengaja aku melirik ke arah Dini, ternyata adikku itu sudah menitikkan air mata."Kenzie!" panggil suara yang sepertinya tak asing. Lalu aku menoleh ke arah sumber suara itu."Bapak, Ibu," ucapku. Ternyata orang tua Maryam baru tiba di rumah sakit.Semalam, aku telah menceritakan perihal kejadian ini pada kedua mertuaku. Dan malam ini, sepertinya mereka baru tiba. Karena memang jarak dari kampung halaman mereka untuk sampai di kota ini cukup jauh."Gimana keadaan Maryam, Ken?" tanya Ibu yang terlihat sudah berlinang air mata.Aku menundukkan kepala, tak sanggup untuk menceritakan tentang kondisi Maryam saat ini. Pastilah perasaan mereka sama hancurnya denganku jika tahu bagaimana keadaan Maryam sa

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 191 b season 2

    "Bagaimana, Ken? Apa benar, polisi sudah menangkap pelakunya?" tanya Ibu tak sabar, saat aku baru tiba di rumah sakit."Benar, Bu. Pelakunya sudah tertangkap," jawabku lirih sambil duduk di kursi tunggu depan ruangan Maryam saat ini dirawat."Terus, siapa pelakunya?"Sulit rasanya, untuk menjawab pertanyaan dari Ibu. Aku tak mungkin menceritakan secara detail tentang kasus ini pada Ibu. Yang ada, Ibu akan berpikir macam-macam tentang Maryam. Biarlah, aib Maryam dimasa lalu cukup aku saja yang tahu."Ken, kok gak jawab pertanyaan Ibu?""Aku gak kenal dengan pelakunya, Bu.""Aneh, kalau gak kenal, kenapa bisa kejadian begini? Apa jangan-jangan, pelakunya itu selingkuhan Maryam?" tanya Ibu yang seketika membuatku terkejut sekaligus marah."Bu, bisa gak, Ibu gak menuduh Maryam yang aneh-aneh. Maryam sekarang lagi kritis, Bu. Lagi berjuang antara hidup dan mati, jadi tolong, jangan berpikir negatif dengan Maryam!" ucapku tak terima."Loh, Ibu kan cuma bertanya, apa salahnya? Lagian kamu it

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 190 a season 2

    ☘️"Arrghh ... !" Aku berteriak kesetanan saat para polisi memegangi tubuhku untuk menjauh dari dua orang biadab itu."Pak, tenang, Pak!" teriak salah seorang polisi yang sedang memegangi ku. Tapi, aku tetap berusaha ingin lepas dan maju untuk menghajar pelaku yang sudah membuat istriku terluka. Bahkan, saat ini istriku sedang bertaruh nyawa di ranjang rumah sakit. Itu semua akibat ulah pria biadab itu.Pak polisi menyeret tubuhku dengan paksa untuk menjauh dan keluar dari ruangan tadi. Aku benar-benar tak bisa mengendalikan amarahku. Bagaimana tidak, salah satu pria yang duduk itu wajahnya masih sangat aku kenali. Dia adalah Dion. Mantan pacar Maryam yang dulu pernah bertengkar denganku.Dan aku yakin, pria paruh baya yang duduk di samping Dion itu adalah Ayahnya. Pria bejat yang sudah memperkosa Maryam dulu. Hingga membuat Maryam depresi dan hampir bunuh diri.Aku terduduk di sebuah kursi dengan pikiran kacau balau. Antara emosi, marah, dan juga dendam. Rasanya belum puas, jika belu

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 189 b season 2

    ☘️"Ken, gimana keadaan Maryam?" tanya Ibu yang baru datang bersama Dini. Aku sendiri masih duduk di depan ruang ICU, karena kondisiku juga ikut melemah setelah melakukan pendonoran darah untuk Maryam."Maryam masih kritis, Bu," jawabku lemah.Hingga saat ini, keadaan Maryam memang belum menunjukkan kemajuan. Maryam masih kritis dan belum juga sadarkan diri."Memangnya, apa yang terjadi, Ken? Kenapa bisa seperti ini?""Ceritanya panjang, Bu. Intinya ada orang jahat yang mau mencelakakan kami. Maryam bisa seperti ini juga karena aku, Bu. Maryam ... sudah menyelamatkan nyawa aku, Bu," jelasku dengan suara serak. Tak lama, air mata keluar dari sudut mataku.Aku memang benar-benar tak bisa lagi menahan kesedihan. Aku benar-benar sangat takut. Takut jika Maryam meninggalkan aku. Kami belum lama menikah, tapi, begitu banyak cobaan yang datang silih berganti. Dan puncaknya, inilah cobaan terberat dan yang paling menakutkan untukku.Aku takut ....Takut jika Maryam sampai pergi meninggalkan k

DMCA.com Protection Status