Share

Bab 22 a

Penulis: Cucan_Apprilliaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mereka itu siapa, Nay?" tanya Siska membuyarkan lamunanku.

"Mereka mertua gue, Sis," kataku pelan.

"Astaga ... andai aja Lo gak ngelarang gue kesana. Udah gue obrak-abrik tu mereka, biar tau rasa! Gak habis pikir gue sama mereka, apa mereka gak mikir akan ada hati yang terluka dengan kebahagiaan mereka itu?!" ujar Siska geram.

"Biarlah, Sis. Biarkan mereka bersenang-senang buat sekarang. Kalau gue gak bisa bales perbuatan mereka, biar Tuhan aja yang balas," kataku.

"Lo kuat banget sih, Nay. Kalau gue ada diposisi Lo saat ini, gue gak bisa bayangin apa yang bakal gue lakuin. Palingan gue gak bisa nahan emosi," ujar Siska.

"Ya mau gimana lagi, kuat gak kuat ya kudu kuat. Kalau gue lemah, keenakan mereka dong ..." kataku.

"Iya sih, Nay. Salut gue sama Lo."

Cekrek! Cekrek!

Tanpa memperdulikan ucapan Siska, aku memfoto orang-orang yang ada di depan rumah Anggun saat ini. Foto ini akan aku jadikan bukti nantinya, apabila mereka masih juga mengelak. Aku yakin, suatu saat, jika aku mengungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 23 b

    Setelah melaksanakan sholat, aku menengadahkan tangan meminta ampunan pada Tuhan atas segala dosa yang pernah aku lakukan selama ini. Aku menangis terisak, mengingat segala dosa dan kesalahanku di masa lalu. Andai saja aku bisa mengulang waktu, mungkin aku akan memperbaiki semua kesalahanku."Kamu baru pulang, Mas?" tanyaku pada Mas Kenzie yang baru masuk ke dalam rumah. Seperti biasa, Mas Kenzie pulang dengan wajah seolah-olah sedang kelelahan. Aku sendiri berpura-pura bersikap manis seperti biasanya.Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 22.00 malam. Begitu lamanya Mas Kenzie menghabiskan waktu bersama gundiknya itu, hingga pulang selarut ini. Dan begitu bodohnya aku, yang selama ini baru menyadarinya."Iya, nih, Sayang, tadi ngantrinya lumayan lama. Kamu belum tidur, Sayang?" tanya Mas Kenzie balik."Belum, Mas. Aku belum bisa tidur," jawabku."Oh ya, gimana tadi di toko, ramai gak, Sayang?" Mas Kenzie kini sudah duduk di sampingku."Maaf, Mas. Hari ini, aku gak bisa buka toko. So

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 24 a

    Aku mulai menghitung dan mengecek jumlah modal yang ada di toko ini. Setelah semua nota belanjaan aku kumpulkan, aku mulai menghitung jumlah uangnya lalu ditambahkan dengan total sisa barang belanjaan di toko ini. Jika dihitung-hitung, jumlah modal kami semuanya sekitar 250 juta rupiah. Total uang itu juga sudah aku tambahkan dengan uang pemasukan hari ini.Dulu, saat toko kami tak selaris saat ini, biasanya Mas Kenzie akan belanja setiap satu Minggu sekali. Tapi, karena pelanggan toko kami semakin ramai, kami harus berbelanja setiap tiga atau empat hari sekali. Karena barang-barang di toko kami biasanya akan cepat habis.Selain melayani pembeli secara langsung, kami juga melayani lewat online. Biasanya, para pembeli hanya mengirim pesan melalui chat pada Mas Kenzie untuk memberikan daftar belanjaannya. Kami hanya akan menyiapkan barang belanjaan saja, selanjutnya, pembeli akan datang untuk melakukan pembayaran dan pengecekan barang.Sebenarnya, sayang rasanya meninggalkan toko grosir

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 25 b

    "Ya udah gak papa, Sayang, biar nanti aku mampir ke rumah Kak Keyla dulu sebelum berangkat belanja.""Eh, gak usah, Mas. Gimana kalau nanti uangnya aku tranfer aja ke Pak Harto. Nanti kalau mampir ke rumah Kak Keyla dulu, kamu kesiangan lagi. Rumah Kak Keyla kan jauh," kataku."Boleh deh. Ya udah aku berangkat dulu ya, Sayang.""Iya, Mas, kamu hati-hati di jalan.""Iya, Sayang," jawab Mas Kenzie lalu mencium keningku."Loh, kok motor aku bannya kempes, sih!" Mas Kenzie terkejut saat melihat ban motor ninj* kesayangannya kempes. Subuh tadi, sebelum Mas Kenzie bangun, aku memang sengaja mengempeskan ban motor Mas Kenzie itu."Kok bisa, Mas?" tanyaku pura-pura tak tahu."Gak tau nih, Sayang, aneh banget. Padahal semalam gak kenapa-kenapa," kata Mas seperti kesal."Ya udah, kamu bawa motor aku aja, Mas.""Ya udah deh, Sayang," kata Mas Kenzie lesu.Mas Kenzie memang begitu menyayangi sepeda motor kesayangannya itu. Setiap malam, biasanya Mas Kenzie selalu rutin membersihkan debu yang mene

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 26 a

    Mas Kenzie mencoba berulang kali menghubungiku, tapi tak aku hiraukan. Setelah deringan ponselku berhenti, baru lah aku membuka ponselku dan memblokir nomor Mas Kenzie. Aku bersyukur, semua rencana yang sudah aku persiapkan semua berjalan dengan lancar. Tapi, aku tak boleh senang dulu, sebelum aku resmi bercerai dengan Mas Kenzie, pasti akan ada masalah baru yang akan terjadi nanti. Untuk itu, aku harus mempersiapkan diri dan juga mentalku, agar kuat untuk menghadapi kemungkinan buruk yang akan terjadi nantinya.____"Kak, biarkan aku ketemu Naya, Kak. Sebentar ... saja.""Untuk apa kamu cari Naya, hah! Aku gak akan biarkan kamu sakitin adik aku, ngerti!"Sayup-sayup, aku mendengar suara keributan di luar, membuat aku bangun dari tidur lelapku. Siang ini, setelah sampai di rumah Kak Keyla, aku langsung izin tidur pada Kak Keyla untuk mengistirahatkan hati dan jiwaku yang lelah. Entah sudah berapa lama aku tertidur, hingga aku baru terbangun. Aku berusaha menajamkan indra pendengarank

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 27 b

    "Gimana kabar kamu, Mbak? Apa sudah lebih baik?" tanya Dewi."Alhamdulillah, aku baik, Dew," jawabku tersenyum.Hari ini, aku janjian dengan Dewi untuk bertemu di sebuah cafe dekat dengan rumah Kak Keyla. Sebenarnya, niatku bertemu dengan Dewi adalah untuk mengucapkan terima kasih karena telah memberitahu tentang kebusukan Mas Kenzie di belakangku. Berkat Dewi pula, aku bisa membuka kedok Mas Kenzie satu persatu.Mungkin jika Dewi tak memberitahuku tentang video perzinahan Mas Kenzie, mungkin saat ini, aku masih terbuai dalam mimpi indah dan kenyamanan yang diberikan oleh Mas Kenzie padaku. Atau mungkin, ini juga salah satu cara Tuhan untuk membuka mataku melalui perantara Dewi."Terima kasih ya, Dew, berkat kamu aku jadi tahu kelakuan busuk Mas Kenzie," ucapku."Sama-sama, Mbak. Aku cuma gak rela aja kamu disakiti suami kamu. Sebagai sesama perempuan, itu sudah jadi tugasku untuk mengingatkan kamu, Mbak.""Iya, Dew. Berkat kamu juga sekarang aku udah tahu semua kedok Mas Kenzie. Bahk

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 28 a

    Aku menyuruh masuk Bapak, Ibu dan juga Mas Kenzie. Bagaimanapun juga, selama ini mereka semua memperlakukan aku dengan sangat baik. Meskipun, hati ini masih sangat sulit untuk memaafkan."Hmm ... langsung saja, apa tujuan kalian datang kemari?" tanya Ayah memecahkan keheningan diantara kami semua.Saat ini, kami semua sudah berkumpul di ruang tamu rumah Kak Keyla. Aku, Ayah, Kak Keyla, Mas Bayu, Mas Kenzie, Bapak dan juga Ibu. Sebelum Ayah buka suara, kami semua hanya diam membisu tak ada yang berani membuka mulut. Kami semua hanya diam, dengan pikiran kami masing-masing."Baiklah, Pak, saya mewakili keluarga hanya ingin menyampaikan maksud dan tujuan kami datang kemari yaitu untuk menjemput Naya. Kami berharap, Naya mau kembali pulang bersama Kenzie," ujar Bapak seperti tanpa rasa bersalah.Ayah yang saat ini duduk di sampingku berulang kali menghembuskan nafas pendek. Aku yakin, Ayah sedang berusaha mengendalikan diri agar tak emosi. Karena begitulah saat Ayah marah, tak pernah seka

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 29 b

    "Enak banget, dengan hanya minta maaf, kamu nyuruh Naya pulang? Terus, gimana sama gundik kamu itu! Mau kamu kemanakan?!" ucap Kak Keyla yang mulai berapi-api. Mas Bayu langsung memegang lengan Kak Keyla, seolah menahan agar istrinya itu tak ikut terbawa emosi."Seandainya, Naya mau maafin aku, aku rela melepas Anggun," ujar Mas Kenzie."Heii, jadi laki gak usah plin-plan! Kamu pikir, pernikahan kamu sama Naya ini cuma main-main yang dengan mudahnya kamu selingkuh, terus kamu buang selingkuhan kamu, buat balik ke istri kamu lagi, begitu!?" ujar Kak Keyla tak terima.Yang diucapkan Kak Keyla memang benar. Dengan mudahnya Mas Kenzie bilang akan melepaskan Anggun. Sedangkan mereka, saat ini saja sudah memiliki 2 orang anak. Apa dia tak pernah berpikir, bagaimana nasib anak-anaknya nanti? Sepertinya, keputusanku untuk bercerai dengan Mas Kenzie adalah keputusan yang tepat. Akan percuma rasanya bila tetap bertahan dengan pria plin-plan seperti Mas kenzie. Saat ini, aku masih tetap terdiam

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 30 a

    "Astaga ... jadi ini alasan kalian datang kemari? Hanya mau minta harta?" Belum sempat aku menjawab, Kak Keyla sudah buka suara duluan. Kak Keyla tersenyum sinis, seolah menghina keluarga Mas Kenzie.Wajar jika Kak Keyla bersikap seperti itu. Tanpa memikirkan perasaanku, Ibu dengan mudahnya bilang bahwa aku serakah. Seolah-olah, aku yang dzolim terhadap hak Mas Kenzie. Sebenarnya, siapa disini yang sedang terdzolimi?"Loh, saya cuma mengutarakan apa yang menjadi hak Kenzie. Kenapa kamu yang sewot!" ujar Ibu sambil memandang sinis pada Kak Kelya."Tapi kan kenyata—""Key, biarkan Naya yang menjawab pertanyaan mereka. Untuk masalah harta mereka, hanya Naya dan Kenzie yang tahu," ujar Ayah bijak memotong pembicaraan Kak Keyla.Kak Keyla sendiri mendengkus kesal, seolah tak terima dengan sikap Ayah yang melarangnya untuk bicara."Bu, maksud Ibu apa, bilang kalau aku serakah? Ibu gak ingat, sudah berapa banyak uang yang aku keluarkan untuk membiayai hidup kalian? Apa perlu aku jabarkan sat

Bab terbaru

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 197 b season 2 Ending

    ☘️Dan hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga. Sony dan Naya memutuskan untuk merayakan ulang tahun Zahra di hotel bintang lima. Sebab, di acara ulang tahun Zahra kali ini, Sony dan Naya mengundang semua karyawan di perusahaannya tanpa terkecuali.Tema perayaan ulang tahun Zahra kali ini bernuansa Mickey mouse. Sesuai dengan tokoh Disney kesukaan Zahra. Zahra merasa sangat senang, sebab setiap keinginannnya selalu dipenuhi oleh Papa dan Mamanya. Dan yang lebih membuat Zahra bahagia, akhirnya ia bisa mengundang Anggun yaitu Mama kandung yang mulai ia sayangi itu."Selamat ulang tahun, cucu Oma dan Opa," ucap Bu Hanin yang didampingi oleh Pak Abu. Bu Hanin dan Pak Abu mencium Zahra secara bergantian."Terima kasih, Pak, Bu, karena kalian semua sudah datang," ucap Bu Maysaroh."Sama-sama, Bu. Kami sangat senang, karena kalian mau mengundang kami," ucap Bu Hanin.Ucapan Bu Hanin sebenarnya tulus. Tapi bagi keluarga Bu Maysaroh justru terdengar seolah sindiran bagi mereka. Mereka

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 196 a season 2

    ☘️POV AuthorSony memandang wajah Naya yang sedang tertidur pulas sambil memeluk kedua anaknya, Adam dan Aisyah. Di tangan kanan Naya ada Adam dan di tangan kirinya Aisyah. Belum lagi, ada Zahra yang ikut-ikutan tertidur pulas di samping adiknya, Aisyah. Naya tertidur pulas dengan wajah yang terlihat sangat kelelahan. Mulutnya terlihat sedikit terbuka, dan terdengar suara dengkuran halus keluar dari mulutnya. Membuat Sony terkekeh kecil melihat posisi tidur Naya yang menurutnya terlihat lucu itu.Sony mengabadikan momen tidur istri dan anak-anaknya dengan kamera ponsel miliknya. Foto itu akan Sony simpan sebagai kenangan jika di kantor Sony merasa rindu dengan keluarganya di rumah. Bagi Sony, Naya tetap terlihat cantik meskipun dalam kondisi jelek sekalipun.Pastilah tak mudah bagi Naya untuk mengurus ketiga buah hatinya. Seperti saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Tapi, ketiga anak Sony dan Naya baru tertidur setelah puas bermain. Dan tanpa sadar, Naya pun ikut keti

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 195 b season 2

    ☘️Hari ini, adalah hari putusan sidang tentang kasus meninggalnya Maryam. Aku datang didampingi oleh Bapak mertua. Beberapa kali sidang, kami sempat membawa Ibu mertua. Tapi, beliau sering mengamuk jika bertemu dengan pelaku. Setiap jalannya sidang, orang tua Maryam memang selalu menyempatkan untuk hadir di persidangan.Mereka sama denganku, ingin tahu tentang perkembangan kasus Maryam. Berulang kali, Ibu dan Bapak mengucapkan terima kasih padaku setelah mengetahui tentang fakta bahwa Maryam pernah mengalami pemerkosaan oleh pelaku. Mereka mengucapkan terima kasih sebab aku telah menerima Maryam apa adanya. Sebab selama ini, aku dan Maryam memang menutup rapat tentang aib itu.Saat sidang sebelumnya, aku membeberkan tentang kasus perkosaan yang diterima Maryam di masa lalu, untuk menambah berat masa hukuman yang diterima oleh pelaku. Itulah sebabnya orang tua Maryam bisa mengetahui fakta yang sesungguhnya. Karena hanya akulah saksi kunci. Aku juga menyerahkan buku diary milik Maryam

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 194 a season 2

    ☘️Mataku tertuju pada lembar halaman tulisan Maryam yang terakhir. Sebab pada catatan itu, tertulis jelas namaku. Mataku langsung memanas, membaca tulisan Maryam yang ditujukan untukku.Ungkapan hatiku untuk Mas KenzieMas Kenzie, aku mencintaimu dengan segala kekuranganmu.Terima kasih telah mencintaiku.Terima kasih telah menyayangiku.Terima kasih telah menjagaku.Terima kasih telah menjadi pelindung untukku.Terima kasih telah menjadi penyelamat hidupku.Terima kasih telah menerima segala kekuranganku.Terima kasih atas cinta tulusmu.Dan masih banyak ucapan terima kasih lainnya yang tak bisa aku ungkapkan untukmu.Kamu lelaki kedua yang ada di dalam hatiku setelah Bapak.Aku memintamu, Mas.Dan cinta ini, akan aku bawa sampai mati ....Begitulah isi cacatan terakhir Maryam di buku diary miliknya. Membuat air mataku seketika mengalir deras. Dada ini semakin sesak dibuatnya. Dan ternyata, bukan hanya itu saja. Masih banyak catatan lain yang berisi tentang diriku. Semua Maryam ceri

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 193 b season 2

    ☘️"Pak, Bu, maafkan saya. Sebab saya tidak bisa menjaga Maryam dengan baik," ucapku menunduk.Saat ini, kami semua sudah berada di rumah. Kami semua saat ini sedang berkumpul di ruang tamu."Sudah, Ken. Ini sudah jadi takdir Tuhan. Meskipun saya kecewa, tapi semua tak akan merubah keadaan," ucap Bapak."Lalu, bagaimana dengan pelaku yang sudah mencelakai Maryam? Apa sudah tertangkap?" tanya Bapak."Sudah, Pak. Kemarin, pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian," jawabku."Syukurlah, setidaknya, pelakunya harus dihukum sesuai dengan perbuatannya pada anak kami," ucap Bapak."Kami sangat berterima kasih sama kamu, Ken. Karena selama ini sudah bertanggung jawab membahagiakan anak kami. Hampir setiap hari, Maryam telepon kami. Maryam selalu menceritakan tentang kamu," ucap Bapak dengan suara serak."Benarkah?" tanyaku lirih.Aku tak menyangka, Maryam selalu menceritakan tentang aku pada Bapak dan Ibu. Padahal, selama ini Maryam sama sekali tak pernah bercerita padaku. Bahkan, Maryam h

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 192 a season 2

    ☘️Aku masih menunggu di luar ruangan ICU dengan cemas. Perasaanku bercampur aduk. Dalam hati tak henti-hentinya melantukan doa untuk kekasih hatiku yang saat ini sedang berjuang nyawa.Dini yang berada di sampingku mengusap pundakku pelan. Seolah memberikan aku dukungan agar tetap kuat. Tak sengaja aku melirik ke arah Dini, ternyata adikku itu sudah menitikkan air mata."Kenzie!" panggil suara yang sepertinya tak asing. Lalu aku menoleh ke arah sumber suara itu."Bapak, Ibu," ucapku. Ternyata orang tua Maryam baru tiba di rumah sakit.Semalam, aku telah menceritakan perihal kejadian ini pada kedua mertuaku. Dan malam ini, sepertinya mereka baru tiba. Karena memang jarak dari kampung halaman mereka untuk sampai di kota ini cukup jauh."Gimana keadaan Maryam, Ken?" tanya Ibu yang terlihat sudah berlinang air mata.Aku menundukkan kepala, tak sanggup untuk menceritakan tentang kondisi Maryam saat ini. Pastilah perasaan mereka sama hancurnya denganku jika tahu bagaimana keadaan Maryam sa

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 191 b season 2

    "Bagaimana, Ken? Apa benar, polisi sudah menangkap pelakunya?" tanya Ibu tak sabar, saat aku baru tiba di rumah sakit."Benar, Bu. Pelakunya sudah tertangkap," jawabku lirih sambil duduk di kursi tunggu depan ruangan Maryam saat ini dirawat."Terus, siapa pelakunya?"Sulit rasanya, untuk menjawab pertanyaan dari Ibu. Aku tak mungkin menceritakan secara detail tentang kasus ini pada Ibu. Yang ada, Ibu akan berpikir macam-macam tentang Maryam. Biarlah, aib Maryam dimasa lalu cukup aku saja yang tahu."Ken, kok gak jawab pertanyaan Ibu?""Aku gak kenal dengan pelakunya, Bu.""Aneh, kalau gak kenal, kenapa bisa kejadian begini? Apa jangan-jangan, pelakunya itu selingkuhan Maryam?" tanya Ibu yang seketika membuatku terkejut sekaligus marah."Bu, bisa gak, Ibu gak menuduh Maryam yang aneh-aneh. Maryam sekarang lagi kritis, Bu. Lagi berjuang antara hidup dan mati, jadi tolong, jangan berpikir negatif dengan Maryam!" ucapku tak terima."Loh, Ibu kan cuma bertanya, apa salahnya? Lagian kamu it

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 190 a season 2

    ☘️"Arrghh ... !" Aku berteriak kesetanan saat para polisi memegangi tubuhku untuk menjauh dari dua orang biadab itu."Pak, tenang, Pak!" teriak salah seorang polisi yang sedang memegangi ku. Tapi, aku tetap berusaha ingin lepas dan maju untuk menghajar pelaku yang sudah membuat istriku terluka. Bahkan, saat ini istriku sedang bertaruh nyawa di ranjang rumah sakit. Itu semua akibat ulah pria biadab itu.Pak polisi menyeret tubuhku dengan paksa untuk menjauh dan keluar dari ruangan tadi. Aku benar-benar tak bisa mengendalikan amarahku. Bagaimana tidak, salah satu pria yang duduk itu wajahnya masih sangat aku kenali. Dia adalah Dion. Mantan pacar Maryam yang dulu pernah bertengkar denganku.Dan aku yakin, pria paruh baya yang duduk di samping Dion itu adalah Ayahnya. Pria bejat yang sudah memperkosa Maryam dulu. Hingga membuat Maryam depresi dan hampir bunuh diri.Aku terduduk di sebuah kursi dengan pikiran kacau balau. Antara emosi, marah, dan juga dendam. Rasanya belum puas, jika belu

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 189 b season 2

    ☘️"Ken, gimana keadaan Maryam?" tanya Ibu yang baru datang bersama Dini. Aku sendiri masih duduk di depan ruang ICU, karena kondisiku juga ikut melemah setelah melakukan pendonoran darah untuk Maryam."Maryam masih kritis, Bu," jawabku lemah.Hingga saat ini, keadaan Maryam memang belum menunjukkan kemajuan. Maryam masih kritis dan belum juga sadarkan diri."Memangnya, apa yang terjadi, Ken? Kenapa bisa seperti ini?""Ceritanya panjang, Bu. Intinya ada orang jahat yang mau mencelakakan kami. Maryam bisa seperti ini juga karena aku, Bu. Maryam ... sudah menyelamatkan nyawa aku, Bu," jelasku dengan suara serak. Tak lama, air mata keluar dari sudut mataku.Aku memang benar-benar tak bisa lagi menahan kesedihan. Aku benar-benar sangat takut. Takut jika Maryam meninggalkan aku. Kami belum lama menikah, tapi, begitu banyak cobaan yang datang silih berganti. Dan puncaknya, inilah cobaan terberat dan yang paling menakutkan untukku.Aku takut ....Takut jika Maryam sampai pergi meninggalkan k

DMCA.com Protection Status