Beranda / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Bab 83: Mencari Duda Ganteng-Part 2

Share

Bab 83: Mencari Duda Ganteng-Part 2

Penulis: Ayusqie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-21 23:57:51

Bab 83: Mencari Duda Ganteng-Part 2

“Tunggu!” pekik Karin dalam hati.

Tiba-tiba sang Ajun Inspektur Polisi Dua ini teringat pada dialognya sendiri ketika ia menginterogasi Aje di depan minimarket yang lalu.

“Nama kamu siapa?” Tanya Karin ketika itu. 

“Aje, Bu,” jawab Aje dengan suara yang lirih.

“Siapa??”

“Aje.”

“Aje??”

“Iya, Bu.”

“Yang benar!”

“Iya, Bu. Itu memang nama saya.”

“Kamu tinggal di mana?”

“Di Rowo Bening, Bu.”

 Rowo Bening! Ya, Aje tinggal di jalan Rowo Bening!

********

Hari ini, Karin pulang cepat, dan tak ada satu orang pun yang berani mendebat. Semuanya sudah mafhum, termasuk komandannya Kompol Corina. Hal-hal yang terkait dengan jam kerja memang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 84: Tanda Hati Dari Jazmin

    Bab 84:Tanda Hati Dari Jazmin Orderan makanan dalam aplikasi Ayo-Food memang layanan yang paling banyak memberi poin bagi mitranya, yang dalam hal ini adalah driver itu sendiri.Poin-poin itu akan dikumpulkan di dalam sistem aplikasi, yang pada akhirnya, jika telah mencapai titik tertentu dapat dikonversikan dalam bentuk reward atau bonus. Bentuknya berupa uang dengan nominal seratus lima puluh ribu rupiah.Bagi para ‘crazy rich’ atau para ‘sultan’ yang kerap berseliweran dengan aneka post kekayaannya di media sosial, uang sejumlah itu memang hanya serupa debu—mungkin. Berbeda dengan Hekal yang menarik ojek hanya untuk mencari penghasilan tambahan dan tidak memedulikan poin, tetapi bagi Aje uang itu bisa sangat berarti baginya.Ia sangat mengharapkan bisa mendapatkan tupo, alias tutup poin, meskipun acapkali ia juga gagal mendapatkan itu.Terleb

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 85: Undian Kancing Baju

    Bab 85:Undian Kancing Baju Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Olive sedang berjalan hilir mudik di dalam kamarnya. Sang Polwan ini rupanya belum mengantuk. Pikirannya kalut. Hatinya gelisah.“Kenapa?”“Kenapa Hekal tidak menelepon aku?”“Apa dia tidak merasa kehilangan atas multitester yang aku sembunyikan ini?”Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengganggu Olive. Sebab, sudah dua hari sejak kedatangan Hekal ke rumahnya, si teknisi Naikin itu tidak juga menghubungi dirinya. “Seberapa penting alat multitester ini bagi seorang teknisi elektronik?” Tanya Olive lagi dalam hati, sambil tangannya memegang-megang dan membolak-balik alat tersebut. “Seharusnya sangat penting!” Jawab hati Olive pula.“Urgensi alat ini kan sama halnya seperti stetoskop bagi seorang dokter! Itu lho,

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 86: Pembicaraan Yang Tegang  

    Bab 86: Pembicaraan Yang Tegang “Kamu tidak merasa kangen, Kal?” “Kangen?? Kangen siapa?” “Eeeh.., sori, sori! Maksudku, kamu tidak merasa kehilangan sesuatu?” “Kehilangan sesuatu.., apa tuh?” Hekal balas tanya. “Coba kamu ingat-ingat, Kal,” kata Olive lagi. “Mungkin ada barang kamu yang hilang?” “Hemm..,” Dari suara yang terdengar ‘hem’ itu, Olive yakin bahwa Hekal sedang berpikir. Ia pasti sedang mengingat sesuatu. Olive pun sabar menunggu. Lantas, seketika saja sang Polwan ini merasa kesal bin tengsin manakala Hekal menyahut.., “Tidak ada, Liv. Tidak ada barangku yang hilang kok. Nih, dompetku masih ada di kantong. Aku lihat isi dompet, KTP-ku juga masih ada. SIM, STNK motor, dan uangku juga masih ada. Uang receh-receh yang lima ratus perak juga masih ada kok.” Olive sampai mengepalkan tangannya. Huh! Dengusnya dalam hati. “Yakin kamu, Kal?” “Yakin.” “Seberapa yakin?” “Sangat, sangat yakin.” “Kalau kamu aku kasih tahu, bahwa ada barang kamu yang hilang, kamu percaya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 87: Alon-alon, Mas!

    Bab 87:Alon-alon, Mas! Tak banyak orang yang tahu, bahwa di dalam lingkungan institusinya, Ditlantas Polda Sumatera Tengah sedang melakukan seleksi terhadap personel polisi wanita untuk diangkat sebagai Duta Keselamatan dan Ketertiban Lalu-Lintas.Kelak, para duta terpilih ini nanti akan menjalankan fungsinya sebagai role model, atau contoh teladan di dalam praktik-praktik berkendara yang sesuai dengan aturan keselamatan dan undang-undang lalu lintas. Pendek kata, bintang iklan, begitulah kira-kira.Kenyataannya, para duta ini memang nyaris tak berbeda dengan seorang bintang iklan. Sebab, foto diri mereka akan terpampang di plang reklame, spanduk, banner, dan di baliho-baliho di seluruh kota, seantero provinsi!Misalnya, jika Pembaca memasuki sebuah kota lalu melihat ada sebuah plang besar dengan gambar seorang Polwan cantik tengah tersenyum, itulah contoh penampilan duta-duta ini dalam berkampanye.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 88: Terpilih

    Bab 88:Terpilih BEBERAPA HARI KEMUDIAN..,Siang ini, Briptu Olivia Razak dan Briptu Jehan sedang menjadi pusat perhatian. Dalam setelan seragam polisinya, mereka berdua sedang berdiri tegap di bagian tengah ruangan aula Polda Sumteng yang cukup besar.Wajah dan juga pandangan mata keduanya tengah menghadap lurus ke depan, pada sebuah podium, di mana di atas situ ada sosok Direktur Lalu Lintas yang tengah berbicara di hadapan seluruh bawahan dan para personelnya.Di dalam ruangan tampak pula hadir para perwira dari satuan dan unit-unit lalu lintas seluruh provinsi. Ada pula beberapa tamu undangan dari direktorat yang lain.Dirlantas, yang merupakan seorang perwira menengah berpangkat Kombespol—Komisaris Besar Polisi—itu menyampaikan pemaparannya sekilas terkait progress dari tugas-tugas pokok kepolisian, khususnya di bidang lalu lintas.Hingga beberapa saat kemud

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 89: Antara Reserse dan Rese

    Bab 89:Antara Reserse dan Rese Olive baru saja selesai dengan panggilan teleponnya bersama Vivian. Ia akan berjalan kembali menuju gedung Ditlantas, ketika tiba-tiba ada sebuah suara yang menahan langkahnya.“Hei..! Olive!”Olive pun serentak membalikkan badan pada asal suara. Senyum sang Duta ini serentak mengembang saat menyadari sosok yang memanggilnya barusan.“Mbak Karin!” Serunya girang.Karin, bersama seorang rekannya dari Ditreskrimum kemudian sampai di depan Olive. Karin serta merta merasa ‘surprised’ dengan penampilan Olive sekarang ini. Ia sampai memandangi sosok Olive dari atas sampai ke bawah.“Lho? Kamu..,”Setelan pakaian yang dikenakan Olive sekarang memang seragam polisi seperti biasa. Berupa kemeja dan celana panjang, lengkap dengan tanda pangkat dan logo kesatuannya.Akan tetapi, ada satu asesoris tambahan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 90: OTW CFD

    Bab 90:OTW CFD BEBERAPA HARI KEMUDIAN..,Tidak seperti biasanya, Karin Jazmina Zachrie bangun pagi-pagi sekali. Meski masih dalam keadaan berbaring, tetapi ia sudah sepenuhnya sadar saat berakhirnya kumandang adzan Subuh dari sebuah masjid yang terletak tidak jauh dari rumahnya ini.Begitu saja, ia kemudian bangkit dari ranjangnya. Dan begitu saja, ia memasuki kamar mandi lalu mengambil wudhu. Juga begitu saja, ia memakai mukena dan membentangkan sajadah.Sang Polwan ini melaksanakan shalat Subuh, yang bahkan ia sudah tidak ingat lagi kapan terakhir kali ia melakukannya. Usai shalat ia pun mengangkat tangannya untuk berdoa.Akan tetapi, hingga beberapa menit kemudian tidak ada satu pun permintaan yang keluar dari mulutnya, walaupun itu hanya lewat bisikan. Ia merasa sangat malu di hadapan Tuhan kini. Rasa bersalahnya pada Aje dan Tiara membuat dirinya membayangkan so

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 91: Menuju Alun-alun

    Bab 91:Menuju Alun-alun Tanpa mematikan laptopnya, Karin kemudian bangkit. Ia berjalan tergesa-gesa menuju lemari pakaian, membuka pintunya dan lantas mengobrak-abrik isi di dalamnya.Ia mencari pakaian seragam olah raga Polda Sumteng. Beberapa saat mencari, ia mulai panik. Ia memang sudah cukup lama tidak memakai seragam olah raga itu, dan tentu saja lupa di mana tepatnya seragam tersebut berada.Akhirnya, seragam olah raga berhasil ia temukan di tumpukan pakaian paling bawah. Ia menghirup nafas yang dalam sebentar, merasa lega, lalu selanjutnya ia mulai berkejaran dengan waktu.Jarak rumahnya ke kawasan CFD memang terbilang cukup jauh. Dibutuhkan waktu setengah jam lebih untuk sampai ke sana. Dengan catatan, mobilnya tidak tertahan kemacetan di titik mana pun.Sementara, jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan waktu hampir pukul delapan pagi. Senam massal akan dimulai sebentar lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29

Bab terbaru

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 303: Selendang Cinta

    Bab 303: Selendang Cinta “Saya terima nikah dan kawinnya Karin Jazmina Zachrie binti..,” Kalimat Aje terputus lagi! Bintinya, binti siapa? Aje lupa! Siapa tadi nama ayah kandung Karin? Siapa tadi namanya, ini, lelaki di hadapanku yang menggenggam tanganku ini! Mengapa lidah Aje menjadi kelu begini? Tiba-tiba saja hatinya bergetar dahsyat. Ia merasa tengah berada di dalam sebuah dimensi yang tak terdefinisi. Seakan-akan ia berada di suatu kegelapan, di mana sekarang tengah dipampangkan di depan matanya, seluruh kolase hidupnya yang bersambungan bak deretan potret. Dia yang dulu menikah dengan Diana., Dia yang dulu menjalani hidup nan bahagia.., Diana yang kemudian mengandung.., Diana yang dimasukkan ke ruang operasi…, Diana yang tak sadar dan terus pergi.., Darah Aje mendesir begitu derasnya. Bulu romanya pun serentak meremang. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Namun, tiba-tiba kegelapan yang menyungkupinya tadi menghilang. Digantikan suasana yang terang benderang, de

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri

    Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri “Eeem, ini, Abang ada masalah, Kal.”“Masalah? Masalah apa, Bang?”“Jadi begini, besok malam, eee.., besok malam.., Abang mau.., ini, ckk, eee..,”“Mau apa?” Kejar Hekal.“Emmm, Abang mau melamar seseorang.”“Melamar?”“Iya.”“Siapa?”“Kamu pasti tahu orangnya.”“Mbak Karin?”“Iya.”“Tunggu, tunggu dulu, Bang.”“Kenapa?”“Aku bilang cie dulu ya.”“Silah..,” belum sampai ‘kan’, Hekal sudah,“Ciiieeeee..!”Nah, masalahnya adalah, Aje sudah tidak mempunyai orang tua lagi. Kerabat terdekat ayahnya yang dituakan justru tinggal di kota yang berbeda dan itu jauh.Aje bisa saja, dan ia berani melakukan itu, melamar Karin seorang diri. Akan tetapi, ia juga tidak bisa mengabaikan etika.Semestinya, untuk berbicara dengan orang tua Karin harus melalui perantara orang tua juga, dalam hal ini keluarga.“Abang sudah meminta tolong Pak Sali untuk menjadi perwakilan keluarga Abang. Tapi, dia tidak berani. Grogi, begitu katanya.”“Oh, begini saja, Bang. Aku ada ide.”“Ap

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 301: Bunda Untuk Tiara

    Bab 301:Bunda Untuk Tiara Aje mengendarai motornya dengan perasaan yang melambung. Seakan-akan ia baru saja menghirup gas helium, membuat dirinya dan juga motornya terasa amat ringan.Rasanya seperti mau terbang saja. Mungkin benar apa yang dikatakan pujangga lama dari antah berantah itu, bahwa bagi orang-orang yang sedang jatuh cinta, mereka tak butuh sayap!Seperti inikah dampak dari sesuatu yang dinamakan asmara itu?Apakah ini merupakan pengalaman yang paling baru bagi Aje?Tidak juga. Bersama almarhumah Diana dulu ia pernah merasakan gejolak yang seperti ini. Momen ketika dulu ia bertemu dengan almarhumah Diana pun kembali membayang di dalam benak Aje, seiring dengan perjalanannya bermotor kembali ke rumah.Di dalam bus metro, ya, di situlah ia dulu bertemu dengan Diana sewaktu masih tinggal di Jakarta. Cerita pun bergulir dari beberapa pertemuan hingga menjadi perkenalan.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 300: Kamu Oke Aku Pun Oke

    Bab 300:Kamu Oke Aku Pun Oke “Ayim!”“Jazmin!”Tiba-tiba saja, bumi berhenti berputar, angin berhenti berhembus, bunga dan pepohonan tak bergerak, kupu-kupu diam mengambang.., semua yang ada di taman ini seakan terpasung pada waktu yang abadi.Pelan-pelan, Karin melirik ke arah Aje. Pelan-pelan juga Aje melirik ke arah Karin. Beberapa detik mereka berdua saling bersitatap, lalu serentak saling mengalihkan pandangan. Canggung, grogi, gugup, kikuk.Aje dan Karin telah tertangkap basah dengan kata-kata mereka sendiri, Saat ini Karin merasa bagai pencuri ayam yang terkurung di dalam kandang.Aje pun merasa bagai maling celana dalam yang dipergoki sang pemilik jemuran.“Naaah..!” Kata Olive menunjuk Hekal. “Sudah dengar Kakak kan? Gebetannya Mbak Karin itu cuma Ayim!”“Sudah dengar juga kamu kan?” Sahut Hekal pula. &ldq

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 299: Ayim & Jazmin

    Bab 299:Ayim & Jazmin Aje mengendarai motornya dengan kecepatan yang sedikit lebih dari biasanya. Ia tidak ingin Hekal terlalu lama menunggu, lalu membuat penerima paket pun ikut menunggu.Barang yang tidak biasa, dengan layanan yang tidak biasa pula. Butuh cepat, begitu kata Hekal tadi. Ongkosnya saja dua kali lipat dari yang semestinya.Sesekali Aje berhenti di lampu merah, atau di ruas jalan yang kebetulan sedang ada kemacetan. Ia barengi proses mengendara motornya itu dengan berpikir, tentang apa pun yang kebetulan melintas di dalam benaknya.Nah, tiba-tiba ia teringat lagi pada mimpinya beberapa waktu yang lalu. Tentang seorang wanita di bawah joglo yang ditunjukkan almarhumah Diana.Atau, bagaimana jika.., joglo dalam mimpinya itu memiliki pengertian yang tidak harfiah. Artinya bukan joglo dalam bentuk fisik, tapi joglo dalam bentuk yang.., heemm, Aje terus berpikir, terus melamun, se

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 298: Yang Bertengkar

    Bab 298:Yang Bertengkar Sepanjang perjalanannya menuju alun-alun ini, benak Karin terus diganggu dengan banyaknya pertanyaan. Ia tak habis pikir, masalah apa yang sedang dihadapi Olive itu hingga ia meminta bantuan pada dirinya.“Mudah-mudahan, Olive nanti bisa kuat dan menyelesaikan masalahnya sendiri dengan Hekal,” harap Karin dalam hati.“Mudah-mudahan aku tidak perlu campur tangan.” Olive bilang di telepon tadi, dia bertengkar dengan Hekal suaminya itu. Pasal apakah? Apakah ini menyangkut fisik Olive yang tidak sempurna lagi dan Hekal yang kakinya juga cacat?“Sepertinya, tidak mungkin.” Bantah Karin pula.Sebab, dengan pandangannya sendiri ia bisa menilai ketulusan Hekal pada Olive dan begitu juga sebaliknya.Atau, ada rahasia lain?Misalnya, Olive frigid, dan Hekal impoxten hingga tak mampu menafkahi batin istrinya itu? Hemm,

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Antara Tangisan dan Orderan

    Bab 296:Antara Tangisan dan Orderan Masih pukul sepuluh pagi, Karin ingin mengambil break dari pekerjaannya dengan keluar menuju kantin yang terletak di antara komplek perkantoran Ditreskrimum dan Ditlantas.Ia berharap segelas teh manis dengan campuran irisan lemon bisa menyegarkan pikirannya.Sejak kemarin ia diperintah oleh Kompol Corina untuk membaca-baca buku, artikel, atau jurnal yang membahas psikologi wanita.Ini terkait dengan sebuah kasus kekerasan dari sebuah Polres yang sekarang tengah mendapat supervisi dari komandannya itu.Karin membaca, membuat resume, dan menyunting semua hal yang perlu dari bacaannya itu, untuk selanjutnya nanti akan ia diskusikan bersama.Tak sampai dua menit kemudian Karin telah sampai di kantin dan segera memesan segelas teh lemon.Ia sengaja memilih duduk di meja yang paling pojok. Selain karena memang itu nalurinya sebagai petugas rese

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Lumer

    Bab 296:Lumer “Aku tadi sudah ke Rowo Bening, Bang,” kata Hekal mulai buka percakapan.“Hem-hem? Ke tempat siapa?”“Tentu saja ke rumah Abang.”“Nah, Abang kan lagi mengojek.”“Itu dia yang aku lupa. Ya sudah, sekalian saja aku silaturrahmi ke rumah Kak Eda. Sekalian juga aku nengokin Tiara.”Aje tersenyum. Ia memindahkan jaket Ayo-Jek-nya dari meja ke kursi, supaya ia bisa melipat tangannya di meja itu. Cangkir kopinya ia geser juga sedikit.“Pantas saja aku pangling dengan Tiara ya, Bang.”“Kenapa?”“Tiara makin comel begitu, pipinya makin chubby, rambutnya pun makin panjang.”Aje tersenyum lagi.“Tiara rupanya sudah lupa dengan aku, Bang. Mau kugendong dia tak mau. Mau kucium apa lagi. Aku keluar dulu, beli es krim, barulah dia mau kugendong. Hahaha.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 295: Duren Montong

    Bab 295:Duren Montong Sepanjang perjalanan pulang ini Aje sesekali tersenyum. Ia merasa geli ketika teringat keberhasilannya melakukan ‘prank’ kecil pada Karin di gazebo tadi.Begitu lucunya mungkin bagi sang Polwan itu. Sampai ia tertawa tergelak-gelak. Berhenti sebentar untuk bertanya jawab, lalu tertawa dan tergelak-gelak lagi.Karin bahkan sampai bangkit dari posisi duduknya dan mencubiti bahu Aje.Memori di gazebo belum lama tadi ia padan-padankan dengan memorinya yang dulu bersama almarhumah Diana.Prank pura-pura tertidur akibat terkena hipnotis sendiri, dulu juga pernah ia lakukan pada istrinya itu.Betapa senang dan gembiranya Diana ketika itu. Ia tertawa begitu lepas, dan menggeram-gerami dirinya dengan pukulan bantal guling.Aje lalu menangkap bantal guling, menarik tangan Diana pula, lalu segera menyambar bibir Diana yang merona itu dengan ciuma

DMCA.com Protection Status