Drrrtt! Drrrtt! Drrrtt! Hape Langit kembali bergetar di saku bajunya. Membuat Langit menghentikan langkah nya sejenak. Di pelataran parkir yang penuh dengan debu, nampak puluhan orang berseragam hitam-hitam. Mereka memakai rompi anti peluru dan masker Bio hazard, tidak lupa senapan AK-47 dengan kondisi bersiaga penuh dalam posisi siaga tempur! Di depan mereka, beberapa mobil lapis baja jenis Barracuda nampak terparkir dengan posisi menyilang, membentuk setengah lingkaran. Diperkirakan berfungsi sebagian barikade dan benteng pertahanan para pasukan dalam mengcounter serangan di depan, juga untuk mengurung pintu lobby yang hanya berjarak dua puluh meter di depannya, sebagai bentuk antisipasi untuk mengawasi dan membuat lokasi steril, serta mendeteksi siapa saja yang keluar masuk di Lobby Barat tersebut! Langit segera mencari tempat yang yang agak jauh dan tersembunyi di balik tembok di sebelah kiri area Parkiran. "Halo, Paman. Bagaimana?" "Gawat Tuan, Tower barat sedang dalam m
Langit digiring ke sebuah mobil Bus tanpa Kaca samping berukuran sedang yang sudah dimodifikasi dengan canggih, dan langsung dimasukan ke sana. Dua orang Aparat bermasker itu membawanya dengan cepat tanpa mau mendengar penjelasannya sama sekali. Kini Langit berada di sebuah ruangan dalam mobil Van dengan peralatan berbau komputerisasi digital yang canggih. Hampir di seluruh dinding Van tersebut terpasang beberapa layar LED dengan berbagai fungsi. Dari mulai sebagai Receiver, Reuter, Kamera Pengintai yang telah bersinergi mentransmisikan kamera dari dalam Gedung Tower Emerald, Lobby Utama, Koridor, lift hingga beberapa lantai di atasnya. Mobil itu berfungsi sebagian Pusat Operasi para Pasukan Khusus yang mengemban tugas untuk menyelamatkan para sandera yang kini di sekap oleh Organisasi Sindikat Silent Hill! "Siapa kau sebenarnya? Apa kamu memang benar warga sipil, atau mata-mata dari Silent Hill?" sebuah pertanyaan datang dari seorang pria berumur, dengan paras tegas berwibawa
Di depan Langit, dua Mobil Lapis Baja "Baracuda" itu nampak terbalik dengan posisi terbakar hebat! Sejumlah anggota Pasukan Khusus dan Aparat Kepolisian nampak terkapar menjadi korban, terkena pecahan bom yang di tembakan tepat mengenai mobil 'Baracuda' sang benteng 'Barikade' , yang sebelumnya diharapkan bisa melindungi mereka. Dua buah Rudal RPG alias Rudal Portable manusia di tembakan dengan cepat dari atas Gedung Tower Emeralld tersebut, menghantam telak dua mobil Barracuda di bawahnya! Beberapa Anggota Pasukan Khusus yang selamat dari amukan Rudal Portabe itu nampak berlarian, sambil berteriak mengingatkan yang lainnya, bahwa ada serangan musuh di atap Gedung. Sebagian dari mereka segera kembali dalam formasi tempur, beberapa orang balas menembak ke atap Gedung setinggi dua puluh lima meter tersebut. "Cukup! Jangan tembak ke atas! Itu tidak akan efektif! Kita tunggu bala bantuan datang!" teriak seseorang. Dia adalah seorang Perwira yang memimpin Operasi Lapangan hari i
"Siap Bos! Biar aku yang habisi dia!" ujar seseorang bertampang bopeng dengan rambut merah menyeringai. Dia langsung menodongkan AK-47 nya, dan siap melepaskan peluru untuk menghabisi Langit saat itu juga! "Tunggu dulu! Kalian jangan main hakim sendiri! Aku adalah warga sipil yang tidak tahu apa-apa! Aku kemari..." "Tidak perlu banyak bacot! Habisi dia sekarang juga!" teriak sang bos dengan cepat. Bersamaan dengan itu peluru meletus dengan dua kali tembak! Dor! Dor! "Mampuslah ka..." "Kalianlah yang akan mampus!" teriak Langit! Dengan kecepatan luar biasa dia berhasil melompat ke samping kiri menghindari tembakan yang menyalak dari AK-47 yang meleset mengenai dinding koridor. "Makan ini!" teriak Langit. Lalu bergerak cepat mengibaskan kedua tangan dan kakinya, menghajar semua musuh yang ada di depan dan di belakang nya! Semuanya terkejut bukan main! Gerakan Langit yang luar biasa cepat seperti bayangan hampir tidak bisa dilihat oleh mereka. Lima orang langsung tumbang
"Langiiiittt!" seseorang memeluknya dengan erat. Sesaat kemudian tangisnya terdengar lirih, makin lama makin meninggi. Cukup menyayat hati. Langit terdiam. Dia tidak bisa berkata-kata. Hatinya bergemuruh dengan kuat. Berbagai macam perasaan berrcampur aduk menjadi satu dalam sanubari nya. Antara rindu, senang, bingung, kesal, khawatir, semuanya ada dalam hatinya. Seseorang yang selama ini telah cukup lama raib dalam pantauan, pengamatan, penglihatan dan keseharian Langit. Seseorang yang selama ini tenggelam bersama waktu, hingga cukup menyita hati, sanubari dan pikiran Langit. Sang bidadari yang selama ini menghilang tanpa satupun kabar berita seolah bersembunyi dalam dimensi lain hingga tidak bisa terjamah oleh Langit! Dewi! Langit hanya bisa berdiri mematung, membiarkan gadis cantik ini menangis dengan puas di dadanya. Menumpahkan sisa air mata kepedihan yang selama ini mungkin terkuras karena keadaan dan keberadaanya yang memang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.
Di depan Langit dan kesembilan gadis cantik itu berdiri tegak tiga orang dengan kostum yang berbeda satu sama lain. Di sebelah kiri berdiri seorang bertubuh jangkung dan kekar dengan tinggi dua meter lebih, memakai pakaian khas kebanggaan Tiongkok berwarna hitam. Rambutnya yang panjang di jalin seperti layaknya seorang Master Kungfu! Wajah ras Mongoloidnya nampak terlihat dingin dan keras, tanpa ada seulas senyum sedikit pun juga! Di sebelah kanan ikut berdiri dengan angkuh seorang berpakaian Army lengkap bersama baret dengan berbagai lencana terpasang di bajunya. Dengan tubuh yang kekar dan berisi, postur tubuh yang hampir sama tinggi dengan orang yang sebelumnya. Wajah khas Eropa Timurnya nampak terlihat datar, tanpa ekspresi. Sementara di tengah berdiri seorang berparas Oriental Asia Timur memakai jas jubah panjang hitam sampai ke betis, dengan kemeja putih dan celana hitam. Dengan tinggi tidak jauh beda dengaan Langit. Senyum simpulnya nampak terukir seja
Wu Dong langsung bergerak dengan cepat, tanganya membentuk sabit yang menyambar langsung ke kepala Langit. "Mampuslah!" tangan Wu Dong seperti pedang yang siap memotong di udara, langsung mengarah kepala. Langit menyambut dengan tinjunya. Namun alangkah kagetnya dia ketika Kaki Wu Dong menyusup menyerang dadanya. Langit refleks berkelit ke samping kiri, menghindari tendangan yang bertenaga kuat tersebut. Angin sambarannya lewat di depannya. Hanya beberapa senti dari tempat nya berada. Serangan Wu Dong tidak berhenti di situ, kakinya yang seperti memiliki mata langsung mengincar kepala Langit! Bukkk! Langit yang tidak sempat menghindar, akhirnya menangkis dengan tangannya! Dua kekuatan berbenturan dengan telak. Wu Dong terjajar ke belakang. Sementara Langit merasakan tangannya agak kebas dan sedikit sakit. Tenaga dalam Wu Dong tidak bisa dianggap remeh! "Lumayan juga! Kamu punya sedikit kemampuan, tapi hanya sampai di sini saja bocah! Aku tidak akan main-main sekarang!" W
"Kamu, kamu ngapain di sini?" tanya Langit dengan polos. Di depannya, berdiri delapan orang yang baru saja keluar dari Lift, satu wanita dan dua laki-laki berpakaian seragam Pasukan Khusus dengan posisi tangan diikat. Di belakangnya lima orang dengan seragam loreng warna merah, persis sama dengan baju yang di pakai oleh Ivankov. Kelima orang bertampang sangar itu nampak mendorong mereka keluar dari lift dengan kasar. "Ka.. Kamu Langit? Kamu.. Sedang apa di sini?" seru seorang gadis cantik berpakaian seragam yang ikut di sandera. "Aku? Aku kebetulan sedang jalan-jalan, kamu ... Anaknya ibu kantin kan?" "I.. Iya, aku Let..eh Rosa...." "Ayo maju! Jangan diam saja!" hardik yang di belakang, mendorong dengan popor senapan. Ketiganya mengaduh. "Iya, aku tahu. Jadi kamu salah satu anggota Pasukan Khusus? Hebat juga kamu!" puji Langit. "Ya, apa kamu bagian dari mereka?" Rosa balik bertanya. Langit hanya tersenyum. Tidak menjawab. "Letnan, kamu mengenalinya?" bisik seseorang di se
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer
Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen
"Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda
Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras
"Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b
"Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi