"E.. Elang, ada apa ini?" Audrey bertanya dengan bibir bergetar. Dia tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saja lapang parkiran basment itu dipenuhi dengan berbagai jenis hewan Peimata dari mulai Beruk, Simpanse, sampai Babon dan Gorila! Mereka semua lebih dari beberapa ratus ekor. Semuanya mengeroyok dan menyerang langsung ke empat puluh orang berpakaian hitam yang nampak terkejut, tidak siap dan tidak menduga sama sekali akan di serang oleh mahluk-mahluk primata buas tersebut! "Mereka.. Mereka adalah suruhan Tuan Langit, apa kamu mempercayainya, Nona?" tanya Elang sambil menepi. "Ooo... Iya, tentu saja aku percaya! Aku kenal siapa Langit! Luar dalamnya! Aku tahu dia..." Audrey tiba-tiba tersenyum mengingat dan menyadari sesuatu. "Maaf Nona, kamu kenal Tuan Labgit luar dalam, maksudnya?" "Ouh, jangan salah paham! Maksudku, aku kenal mahluk-mahluk ini. Mereka adalah... Ya seperti yang kamu bilang, bawahan Langit, hebat kan dia?" "Jadi kamu mengetah
"Hai, kamu baik-baik saja kan? Maaf baru bisa datang sekarang!" pemuda gagah berambut Mohawk itu segera bergegas menghampiri Audrey, diikuti oleh kedua temannya. "Kalian sungguh telat! Beruntung aku masih bisa selamat!" Audrey bersungut. "Maaf, barusan acaranya seru soalnya, ada Band Favoritku tampil, jadi aku agak slow respon gitu! By The Way kenapa kami bisa sendirian di sini? Mana Langit?" Pemuda bertubuh jangkung dan besar dengan rambut spike ikut bicara. Dia adalah Lucas. "Kalian tuh ya! Kalian tahu gak aku hampir mati barusan? Dan kalian seenaknya hanya bilang kayak gitu?" "Memangnya kamu kenapa? Bukannya kamu tadi sama Langit? Kenapa bisa hampir mati segala? Apa dia ninggalin kamu, atau bahkan dia berbuat sesuatu.." "Jangan ngaco kamu Dave! Dia sedang ada di atas sana! Kalian benar-benar gak tahu kalau aku hampir mati di culik?" "Bukannya kamu dengan si jagoan? Siapa yang berani nyulik kamu? Konyol!" Andre si rambut mohawk mencibir. "Aku serius! Kamu lihat di depan s
Pintu Lobby Emerald Tower terbuka lebar. Beberapa orang berjalan dengan gagah sambil membawa senjata di tangan masing-masing. Diantara mereka nampak puluhan tawanan dari Silent Hill yang babak belur dengan baju koyak, serta luka-luka di beberapa bagian tubuhnya. Keadaan mereka cukup mengenaskan, seolah mereka adalah korban dari cakaran dan gigitan hewan-hewan buas! Mereka semua digiring oleh para Anggota Pasukan Khusus yang di pimpin oleh Letnan Rosa, bersama beberapa anak buahnya yang masih tersisa. Yang cukup menarik perhatian adalah, hadirnya sembilan orang gadis cantik yang juga ikut membawa AK-47, ikut menggiring para tawaran tersebut, seolah mereka adalah bagian dari Anggota Pasukan Khusus yang ikut andil dalam Operasi Penyelamatan besar itu. Sorak - sorai para Anggota Pasukan, para warga sipil dan awak media yang menunggu di luar, membuat suasana di area parkiran menjadi ramai. Mereka sangat mengapresiasi keberhasilan Paasukan Khusus dalam Operasi Penyelamatan tersebut.
Langit dihadapkan pada situasi yang membingungkan. Di depan sana, duduk di meja tinggi dan panjang tiga orang berjubah hitam. Dengan renda-renda putih di dadanya. Di sebelah kirinya, duduk tiga orang yang sama-sama berpakaian hitam. Sementara di sebelah kanannya, agak sebelah depan duduk dua orang yang juga berpakaian serba hitam-hitam. Dia sendiri berada di tengah-tengah ruangan yang cukup luas tersebut, duduk di sebuah kursi sederhana menghadap ke meja tinggi panjang yang di huni oleh orang-orang kaku dan terlihat tidak bersahabat sama sekali! "Saudara Langit! Berdasarkan tuduhan dari pelapor,berdasarkan bukti-bukti yang kuat, anda secara sah, dan nyata telah mempermainkan dua orang gadis yang saat ini berada di samping kanan dan kiri saudara! Apakah saudara keberatan dengan tuduhan tersebut?" sebuah suara berat menegurnya. Langit terdiam sambil berusaha mengingat apa yang terjadi. Dia bingung kenapa dia bisa sampai berada di sini saat ini. Kemudian, dia juga merasa kenal da
Hari itu di sebuah rumah besar di Villa Cemra Biru tengah ramai oleh hiruk-pikuk orang-orang yang nampak berlalu lalang. Mereka terlihat sibuk mempersiapkan segala sesuatu. Kebanyakan dari mereka memakai pakaian yang seragam, dengan motif batik bunga, terlihat bagus dan rapi. Sementara beberapa puluh orang datang , berjalan dengan rapi sambil membawa beberapa puluh buket yang isinya bermacam-macam. Dari mulai keranjang bunga, beberapa puluh stel Outfit dari brand ternama, accessories perlengkapan rumah tangga, bahkan perhiasan dari mulai Emas, Mutiara, Intan Berlian yang sebagian besar terlihat sangat mewah dan mahal. Mereka mengantarkan seorang pemuda berusaha tiga puluhan berparas gagah berpakaian jas mewah mentereng. Sesekali senyum simpul tersungging di bibirnya. Suasana saat itu nampak sangat meriah dengan kehadiran mereka. Beberapa mobil yang sebagian di dominasi oleh mobi-mobil super mewah sekelas BMW, Mercy, Jaguar, Ferrari dan Lamborgini, nampak berjejer dengan rapi
Indrawan tiba-tiba merasakan suhu di sekitarnya berubah menjadi sangat panas. Keringat dingin nampak mulai mengucur di dahinya. Dengan gugup dia berusaha tersenyum dan menganggukan kepala pada lawan bicaranya. Sekilas dia melirik ke depan samping kirinya, Indri melihatnya dengan sorot mata yang nanar dan mengkilat. Ada genangan air mata di sana. Sebuah isyarat perlawanan yang lemah telah diberikan oleh adiknya. Yang sebenarnya sangat terpukul dan terbebani dengan ini semua. Ya, Indri yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba harus mendapatkan kabar buruk dadakan seminggu yang lalu, sepeninggal sang ayah tercinta. Doktor Budiarto. Dengan dalih ayahnya banyak sekali meninggalkan hutang yang sudah jatuh tempo, hingga melibatkan penyitaan asset keluarga. Dari mulai rumah ini, dan dua rumah milik dua saudaranya yang lain, ksndaraan dan sebuah Perusahaan milik saudara tertuanya. Menjadikan Indri harus ikut menanggung beban yang tidak sedikit, bahkan cenderung berat untuk ukuran seorang gadis mu
"Baiklah, karena Pak Penghulu sudah ada bersama kita, maka acara Prosesi Ijab Kabul dan Janji Suci Pernikahan antara Vendra Sugriwa dan Indri Karina akan segera dilangsungkan. Kepada para hadirin dimohon kesediaanya untuk sama-sama menyaksikan dan menjadi saksi dari momen sakral dan bahagia ini. Kepada Pak Penghulu, silahkan untuk memulai prosesi ijab kabulnya!" Sang MC berkata dengan penuh kelegaan. Dia merasa bebannya lepas dari pundaknya. "Baiklah, sebelumnya saya mohon maaf karena keterlambatan ini..." "Sudahlah, jangan bertele-tele! Mulai saja acara ijab kabulnya, karena kami harus mengejar pesawat ke Kalimantan dua jam lagi!" potong Brata sang besan. Parasnya terlihat masih kesal. "I.. Iya baiklah pak, tapi sebelum itu..." "Mulai saja cepat Penghulu! Kami ini orang sibuk! Berapa banyak waktu dan profit kami terbuang hanya gara-gara ini! Kamu hanya tinggal bacakan saja ijab kabulnya, biar didengar oleh semua yang ada di sini!" Brata terus memotong. "Iya pak, tapi setidakny
Semua mata menoleh ke arah sumber suara. Di tengah kerumunan tamu undangan, nampak seorang pemuda berjalan dengan santai menuju meja tempat Prosesi Ijab Kabul Pernikahan akan berlangsung. Semua yang hadir kembali berbisik-bisIk. Karena setelan pemuda terlihat unik dan nampak lain dari pada tamu-tamu undangan yang hadir. Dia hanya mengenakan jaket Tactical warna Coklat dan celana jeans biru belel dengan sebuah sepatu kets yang standar. Semua orang mengira bahwa pemuda itu adalah orang luar yang salah masuk acara. Karena hampir semua orang yang ada di sini memakai stelan out dit mahal dan bermerek. Sementara pemuda itu nampak terlihat sangat biasa-biasa saja. Walau tidak di pungkiri, wajahnya yang sangat tampan dan gagah cukup menyita perhatian semua hadirin yang ada di sana, terutama para bidadari-bidadari cantik yang sesaat nampak terpana dan terpesona dengan ketampanan pemuda asing yang baru saja datang tersebut. "Siapa pemuda itu? Kamu mengenalinya? Tampan sekali dia!" "
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer
Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen
"Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda
Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras
"Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b
"Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi