"Baiklah, karena Pak Penghulu sudah ada bersama kita, maka acara Prosesi Ijab Kabul dan Janji Suci Pernikahan antara Vendra Sugriwa dan Indri Karina akan segera dilangsungkan. Kepada para hadirin dimohon kesediaanya untuk sama-sama menyaksikan dan menjadi saksi dari momen sakral dan bahagia ini. Kepada Pak Penghulu, silahkan untuk memulai prosesi ijab kabulnya!" Sang MC berkata dengan penuh kelegaan. Dia merasa bebannya lepas dari pundaknya. "Baiklah, sebelumnya saya mohon maaf karena keterlambatan ini..." "Sudahlah, jangan bertele-tele! Mulai saja acara ijab kabulnya, karena kami harus mengejar pesawat ke Kalimantan dua jam lagi!" potong Brata sang besan. Parasnya terlihat masih kesal. "I.. Iya baiklah pak, tapi sebelum itu..." "Mulai saja cepat Penghulu! Kami ini orang sibuk! Berapa banyak waktu dan profit kami terbuang hanya gara-gara ini! Kamu hanya tinggal bacakan saja ijab kabulnya, biar didengar oleh semua yang ada di sini!" Brata terus memotong. "Iya pak, tapi setidakny
Semua mata menoleh ke arah sumber suara. Di tengah kerumunan tamu undangan, nampak seorang pemuda berjalan dengan santai menuju meja tempat Prosesi Ijab Kabul Pernikahan akan berlangsung. Semua yang hadir kembali berbisik-bisIk. Karena setelan pemuda terlihat unik dan nampak lain dari pada tamu-tamu undangan yang hadir. Dia hanya mengenakan jaket Tactical warna Coklat dan celana jeans biru belel dengan sebuah sepatu kets yang standar. Semua orang mengira bahwa pemuda itu adalah orang luar yang salah masuk acara. Karena hampir semua orang yang ada di sini memakai stelan out dit mahal dan bermerek. Sementara pemuda itu nampak terlihat sangat biasa-biasa saja. Walau tidak di pungkiri, wajahnya yang sangat tampan dan gagah cukup menyita perhatian semua hadirin yang ada di sana, terutama para bidadari-bidadari cantik yang sesaat nampak terpana dan terpesona dengan ketampanan pemuda asing yang baru saja datang tersebut. "Siapa pemuda itu? Kamu mengenalinya? Tampan sekali dia!" "
"Anak muda sialan! Siapa kamu hingga berani berkata begitu mengenai anakku? Kamu tidak tahu siapa aku? Dengan pengaruh dan kekuatanku, aku bisa membuat orang miskin macam kamu masuk penjara sekarang juga!" Brata yang tidak Terima langsung memaki Langit dengan kasar. "Maafkan aku Tuan, aku tidak bermaksud menghina, aku hanya ingjn menyelamatkan adikku saja. Dia tidak pantas bersanding dengan anakmu yang secara reputasi tidak elok dan penuh kontroversi. Apa tuan sungguh tidak tahu bagaimana kelakuan anak sendiri? Lagi pula, adikku masih terlalu kecil untuk menikah. Masa depannya masih panjang. Banyak mimpi dan cita-cita yang ingin dia raih, jadi sebaiknya batalkan segera pernikahan ini!" jawab Langit lugas. "Huh! Seenaknya saja kalau bicara! Kamu pikir kamu siapa? Orang miskin dan tolol berani berkata seperti itu seolah kamu adalah ayahnya? Kamu sungguh tidak sadar dimana tempatmu berada! Kamu hanyalah pemuda miskin yang tidak tahu adat dan kesopanan! Kamu hanyalah orang lain! Merek
"Semuanya, jangan ada yang bergerak! Tangan di atas! Kalau kalian melawan, kami tidak akan segan-segan untuk berlaku kasar kepada kalian!" teriak seseorang, diiringi dengan beberapa puluh orang aparat berpakaian seragam yang tiba-tiba saja masuk ke tengah kerumunan anak buah Andre Cs. "Hahaha, tangkap mereka semua pak! Mereka sudah berani bikin onar di tempat kami dan membuat pengrusakan yang mengakibatkan Agenda Pernikahan kami menjadi kacau dan gagal! Pastikan mereka semuanya mendapatkan ganjaran yang setimpal!" Vendra tertawa penuh kemenangan. Sementara puluhan aparat berwajib itu segera bergerak menahan semuanya termasuk Langit. "Tunggu! Ini tidak benar sama sekali! Kami tidak melakukan apapun juga! Kami datang kesini hanya menyambangi teman kami saja! Kalian tidak berhak untuk memperlakukan kami aeperti ini!" Gavin berontak ketika para aparat itu mulai meringkus mereka satu per satu. "Dasae pembohong! Gelandang mereka semua ke Kantor Polisi sekarang juga! Biar mereka merasa
Vendra Cs tiba-tiba saja dibuat kaget untuk kedua kalinya. Pertama mereka kaget dengan kekalahan hampir tiga puluh orang aparat yang di hajar habis-habisan oleh lima orang hitam besar anak buah Langit, kedua mereka lebih kaget lagi ketika Mayor Darja langsung memberi perintah kepada seluruh anak buahnya untuk mundur dan segera bergegas pergi dari tempat itu. Bahkan beberapa aparat yang tidak sanggup untuk berjalan, dibantu dan dipapah oleh beberapa temannya. Sementara paras sang Mayor nampak terlihat pucat ketakutan, seolah dia telah hilang semangat, seperti layaknya seorang petarung yang menyerah sebelum akhir pertandingan. "Hei, ada apa ini? Pak Polisi kenapa anda pada pergi semuanya?" Brata berteriak keheranan. Mayor Darja hanya melihat seklias. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung pergi dari sana bersama anak-anak buahnya. Meninggalkan semua yang tidak berhenti terkejut, meninggalkan para 'Perusuh' yang sebelumnya hanya bisa diam dan pasrah, seolah membebaskan mereka tanpa
Semua nya seperti tersihir dengan ucapan Langit yang lantang dan menggelegar. Mereka seolah baru saja mendengar suara Petir yang begitu keras, hingga membuat semua orang terkejut dan diam ditempat. "Siapa orang ini? Tenaga dalamnya sungguh tidak wajar!" bisik Biden pada rekannya. Soca hanya bisa terdiam. Pikirannya mulai berkecamuk. Dia merasakan hal yang sama dengan Biden. Hatinya agak sedikit bergetar. Pemuda yang tiba-tiba muncul dengan teriakan kerasnya ini memiliki kekuatan aura tenaga dalam yang tidak sembarangan! "Sudahlah, tidak perlu takut, bos besar sedang menuju kemari. Sekuat apapun dia, kita masih punya Bos yang Super Hebat!" bisik Soca meredam suasana. "Ada apa dengan kalian sebenarnya? Apa kalian mau saling bunuh satu sama lain? Apa yang kalian perebutkan? Aku berada di sini sebenarnya karena ingin menolong adikku! Bukan untuk membuat onar, apa lagi sampai melakukan hal yang anarkis yang merugikan semua orang! Jika ada yang merasa di rugikan, baik itu dari pihak
"Aku tidak akan pernah takut denganmu! Soca, Biden hajar dia! Buat dia jadi makanan anjing, sekarang juga!" teriak Vendra berteriak keras. "Siap bos!" Soca dan Biden segera bergerak. Mereka menghampiri Langit yang nampak menunggu di depan sana. "Kenapa aku merasa, pemuda ini terlihat kuat sekali?" bisik Biden. "Kamu gak perlu khawatir, kita bukan anak kemarin sore! Dengan kerja sama kita berdua, aku yakin kita bisa mengalahkannya! Belum lagi anak buah kita pasti akan selalu mendukung kita! Yang harus kita lakukan sekarang adalah meringkusnya dengan cepat!" Soca memberi motivasi. "Baiklah, aku mengerti. Semoga saja kamu benar!" "Hei, tentu saja aku benar! Lihatlah, dia cuma bocah kemarin sore, kita gak perlu takut sama dia!" "Ya, baiklah. Kamu serang dari sebelah kanan, aku sebelah kiri!" Biden berbisik memberi instruksi. Semua orang menunggu dengan harap-harap cemas. Pertarungan pembukaan dua lawan satu sepertinya akan segera di mulai. "Apa kita akan diam saja m
"Ya Tuhan! Ada apa ini sebenarnya? Bagiamana bisa seorang Raja Bawah Tanah seperti Ares tunduk pada Pemuda dikenal itu?" Jendri Lau kembali terkaget-kaget melihatnya. Begitu juga dengan hampir seluruh manusia yang ada di sana. Mereka memandang takjub dan tidak percaya bahwa sekelas Ares Sang Raja Dunia Bawah Tanah bisa tunduk pada seorang pemuda macam Langit. "Aku tidak percaya, tapi ini kenyataan! Ares bahkan begitu menghormati Langit! Dia yang begitu ditakuti namanya, bahkan sampai ke Ibu Kota bisa seperti ini? Siapa Langit ini sebenarnya?" Rexsa bertanya keheranan. "Bukankah sudah kubilang dia adalah manusia hebat? Apa kalian tidak semua mendengar dari tadi aku bicara?" Odi kembali mengingatkan. "I.. Itu masih belum cukup. Kurasa ada hal yang kita tidak tahu tentang orang ini, aku merasakan familiar dengannya, aku merasakan pernah bertemu dengan orang ini, tapi dimana?" Herdian berusaha kembali mengingat. "Sialan! Sialan! Kenapa bisa seperti ini jadinya? Cukup sudah pembi