Semua mata menoleh ke arah sumber suara. Di tengah kerumunan tamu undangan, nampak seorang pemuda berjalan dengan santai menuju meja tempat Prosesi Ijab Kabul Pernikahan akan berlangsung. Semua yang hadir kembali berbisik-bisIk. Karena setelan pemuda terlihat unik dan nampak lain dari pada tamu-tamu undangan yang hadir. Dia hanya mengenakan jaket Tactical warna Coklat dan celana jeans biru belel dengan sebuah sepatu kets yang standar. Semua orang mengira bahwa pemuda itu adalah orang luar yang salah masuk acara. Karena hampir semua orang yang ada di sini memakai stelan out dit mahal dan bermerek. Sementara pemuda itu nampak terlihat sangat biasa-biasa saja. Walau tidak di pungkiri, wajahnya yang sangat tampan dan gagah cukup menyita perhatian semua hadirin yang ada di sana, terutama para bidadari-bidadari cantik yang sesaat nampak terpana dan terpesona dengan ketampanan pemuda asing yang baru saja datang tersebut. "Siapa pemuda itu? Kamu mengenalinya? Tampan sekali dia!" "
"Anak muda sialan! Siapa kamu hingga berani berkata begitu mengenai anakku? Kamu tidak tahu siapa aku? Dengan pengaruh dan kekuatanku, aku bisa membuat orang miskin macam kamu masuk penjara sekarang juga!" Brata yang tidak Terima langsung memaki Langit dengan kasar. "Maafkan aku Tuan, aku tidak bermaksud menghina, aku hanya ingjn menyelamatkan adikku saja. Dia tidak pantas bersanding dengan anakmu yang secara reputasi tidak elok dan penuh kontroversi. Apa tuan sungguh tidak tahu bagaimana kelakuan anak sendiri? Lagi pula, adikku masih terlalu kecil untuk menikah. Masa depannya masih panjang. Banyak mimpi dan cita-cita yang ingin dia raih, jadi sebaiknya batalkan segera pernikahan ini!" jawab Langit lugas. "Huh! Seenaknya saja kalau bicara! Kamu pikir kamu siapa? Orang miskin dan tolol berani berkata seperti itu seolah kamu adalah ayahnya? Kamu sungguh tidak sadar dimana tempatmu berada! Kamu hanyalah pemuda miskin yang tidak tahu adat dan kesopanan! Kamu hanyalah orang lain! Merek
"Semuanya, jangan ada yang bergerak! Tangan di atas! Kalau kalian melawan, kami tidak akan segan-segan untuk berlaku kasar kepada kalian!" teriak seseorang, diiringi dengan beberapa puluh orang aparat berpakaian seragam yang tiba-tiba saja masuk ke tengah kerumunan anak buah Andre Cs. "Hahaha, tangkap mereka semua pak! Mereka sudah berani bikin onar di tempat kami dan membuat pengrusakan yang mengakibatkan Agenda Pernikahan kami menjadi kacau dan gagal! Pastikan mereka semuanya mendapatkan ganjaran yang setimpal!" Vendra tertawa penuh kemenangan. Sementara puluhan aparat berwajib itu segera bergerak menahan semuanya termasuk Langit. "Tunggu! Ini tidak benar sama sekali! Kami tidak melakukan apapun juga! Kami datang kesini hanya menyambangi teman kami saja! Kalian tidak berhak untuk memperlakukan kami aeperti ini!" Gavin berontak ketika para aparat itu mulai meringkus mereka satu per satu. "Dasae pembohong! Gelandang mereka semua ke Kantor Polisi sekarang juga! Biar mereka merasa
Vendra Cs tiba-tiba saja dibuat kaget untuk kedua kalinya. Pertama mereka kaget dengan kekalahan hampir tiga puluh orang aparat yang di hajar habis-habisan oleh lima orang hitam besar anak buah Langit, kedua mereka lebih kaget lagi ketika Mayor Darja langsung memberi perintah kepada seluruh anak buahnya untuk mundur dan segera bergegas pergi dari tempat itu. Bahkan beberapa aparat yang tidak sanggup untuk berjalan, dibantu dan dipapah oleh beberapa temannya. Sementara paras sang Mayor nampak terlihat pucat ketakutan, seolah dia telah hilang semangat, seperti layaknya seorang petarung yang menyerah sebelum akhir pertandingan. "Hei, ada apa ini? Pak Polisi kenapa anda pada pergi semuanya?" Brata berteriak keheranan. Mayor Darja hanya melihat seklias. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung pergi dari sana bersama anak-anak buahnya. Meninggalkan semua yang tidak berhenti terkejut, meninggalkan para 'Perusuh' yang sebelumnya hanya bisa diam dan pasrah, seolah membebaskan mereka tanpa
Semua nya seperti tersihir dengan ucapan Langit yang lantang dan menggelegar. Mereka seolah baru saja mendengar suara Petir yang begitu keras, hingga membuat semua orang terkejut dan diam ditempat. "Siapa orang ini? Tenaga dalamnya sungguh tidak wajar!" bisik Biden pada rekannya. Soca hanya bisa terdiam. Pikirannya mulai berkecamuk. Dia merasakan hal yang sama dengan Biden. Hatinya agak sedikit bergetar. Pemuda yang tiba-tiba muncul dengan teriakan kerasnya ini memiliki kekuatan aura tenaga dalam yang tidak sembarangan! "Sudahlah, tidak perlu takut, bos besar sedang menuju kemari. Sekuat apapun dia, kita masih punya Bos yang Super Hebat!" bisik Soca meredam suasana. "Ada apa dengan kalian sebenarnya? Apa kalian mau saling bunuh satu sama lain? Apa yang kalian perebutkan? Aku berada di sini sebenarnya karena ingin menolong adikku! Bukan untuk membuat onar, apa lagi sampai melakukan hal yang anarkis yang merugikan semua orang! Jika ada yang merasa di rugikan, baik itu dari pihak
"Aku tidak akan pernah takut denganmu! Soca, Biden hajar dia! Buat dia jadi makanan anjing, sekarang juga!" teriak Vendra berteriak keras. "Siap bos!" Soca dan Biden segera bergerak. Mereka menghampiri Langit yang nampak menunggu di depan sana. "Kenapa aku merasa, pemuda ini terlihat kuat sekali?" bisik Biden. "Kamu gak perlu khawatir, kita bukan anak kemarin sore! Dengan kerja sama kita berdua, aku yakin kita bisa mengalahkannya! Belum lagi anak buah kita pasti akan selalu mendukung kita! Yang harus kita lakukan sekarang adalah meringkusnya dengan cepat!" Soca memberi motivasi. "Baiklah, aku mengerti. Semoga saja kamu benar!" "Hei, tentu saja aku benar! Lihatlah, dia cuma bocah kemarin sore, kita gak perlu takut sama dia!" "Ya, baiklah. Kamu serang dari sebelah kanan, aku sebelah kiri!" Biden berbisik memberi instruksi. Semua orang menunggu dengan harap-harap cemas. Pertarungan pembukaan dua lawan satu sepertinya akan segera di mulai. "Apa kita akan diam saja m
"Ya Tuhan! Ada apa ini sebenarnya? Bagiamana bisa seorang Raja Bawah Tanah seperti Ares tunduk pada Pemuda dikenal itu?" Jendri Lau kembali terkaget-kaget melihatnya. Begitu juga dengan hampir seluruh manusia yang ada di sana. Mereka memandang takjub dan tidak percaya bahwa sekelas Ares Sang Raja Dunia Bawah Tanah bisa tunduk pada seorang pemuda macam Langit. "Aku tidak percaya, tapi ini kenyataan! Ares bahkan begitu menghormati Langit! Dia yang begitu ditakuti namanya, bahkan sampai ke Ibu Kota bisa seperti ini? Siapa Langit ini sebenarnya?" Rexsa bertanya keheranan. "Bukankah sudah kubilang dia adalah manusia hebat? Apa kalian tidak semua mendengar dari tadi aku bicara?" Odi kembali mengingatkan. "I.. Itu masih belum cukup. Kurasa ada hal yang kita tidak tahu tentang orang ini, aku merasakan familiar dengannya, aku merasakan pernah bertemu dengan orang ini, tapi dimana?" Herdian berusaha kembali mengingat. "Sialan! Sialan! Kenapa bisa seperti ini jadinya? Cukup sudah pembi
"Kenapa kamu tidak pernah sekalipun memanggilku, padahal aku yakin kamu punya banyak pertanyaan untukku Tuan?" Pria separuh baya itu dengan tenang. Sosoknya yang tegap dan gagah di usia senja menunjukkan kharismanya yang begitu kuat dan luar biasa. Raut wajah khas Eropa, dengan mata biru yang tajam, hidung yang mancung dan kokoh, rambut merah yang nampak selalu tersisir dengan rapi, dan kulit yang putih terawat, terlihat masih kencang, seolah mereduksi usianya yang sudah lebih dari setengah abad. Dialah Roman Archilles! Baru saja Langit selesai membereskan permasalahan keluarga angkatnya, menyelamatkan sang adik dari rencana busuk, akibat 'kebodohan dan sikap tamak' kakak-kakaknya. Dia ditunggu langsung oleh sang Taipan yang memang kebetulan sedang berada di Kota Banda. Lilian menyampaikan pesan bahwa Langit ditunggu oleh Roman Archilles di Mansion nya yang terletak di Pinggiran Kota, daerah Pegunungan Sejuk yang merupakan kawasan elit, tempat Raja-raja dan Tuan Tanah Ekspatri
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer
Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen
"Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda
Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras
"Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b
"Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi